Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Parameter Farmakokinetik pada obat intravena"


Dosen pengampu :

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


dalam mata kuliah farmakokinetik

Disusun oleh :
Kelompok 2

Marwa anggraeni radwa 20080600


Repliana 20080600
Surya hadi 2008060041
Saadatul hatmi 20080600
Wulan aulia utami 20080600

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat allah swt, tuhan yang maha esa, berkat
rahmat dan hidayahnyalah kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
yang kami beri judul “Parameter Farmakokinetik pada obat intravena” dengan
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa sallam yang syafaatnya kita nantikan kelak.
Makalah ini kami susun untuk menambah ilmu farmasi fisika serta memenuhi
salah satu tugas dalam mata kuliah “Farmakokinetik”, kami menyadari
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terimakasih
apabila ada kurang dan lebihnya kami meminta maaf sebesar besarnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.

Mataram, 13 oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................3
C. Tujuan .........................................................................................................4
D. Manfaat........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Definisi.........................................................................................................5
B. Parameter farmakokinetik pada obat............................................................7
C. Pemberian obat secara intravena..................................................................8
D. Kelebihan dan kekurangan pemberian secara intravena............................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. saran ...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmakokinetik atau dapat juga disebut kinetika obat merupakansalah satu
cabang ilmu dalam bidang farmasi yang mempelajari nasibsuatu obat dalam
tubuh atau efek tubuh terhadap obat. Dimana Farmakokinetik mencakup 4
proses, yaitu proses absorpsi (A), distribusi(D), metabolisme (M), dan
ekskresi (E) dan setiap obat yang masuk kedalam tubuh dalam rute pemberian
apapun selalu berkaitan dengan farmakokinetik.
Obat merupakan sebagai suatu substansi atau bahan yang digunakan untuk
mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan atau mencegah
penyakit. Dimana obat sendiri telah di gunakan sejaklama oleh manusia yaitu
sejak dari peradapan kuno. Misalnya itu orang orang Mesir pada zaman
dahulu telah menggunakan magnesium, soda, garam besi dan sulfur sebagai
bahan obat.Pada umumnya pemberian obat di bagi menjadi rute
pemberianyaitu oral, parenteral dan subkutan namun pada makalah ini kita
akan membahas pemberian obat melalui rute intravena. Dimana jalur
intravenaobat akan langsung ke sistem sirkulasi sistemik dan tidak mengalami
proses absorbsi didalam tubuh dan dimana pada pemberian obat
secaraintravena dilakukan dengan dua cara yaitu dengan infus
dengankecepatan atau dosis tetap dan secara intermiten (berkala) yaitu obat
diberikan dengan dosis tetap dengan cara intravena bolus dengan pemberian
berulang dengan interval tertentu. Lamanya interval pemberian obat pada
setiap individu berbeda karena hal itu bergantung pada seberapa cepat obat
tersebut dieliminasi oleh setiap individu tersebut. Karena perbedaan inilah
maka terdapat beberapa parameter-parameter yang membedakan antara
pemberianobat secara oral dan pemberian obat secara intravena
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah parameter farmakokinetik dalam pemberian obat secara
intravena ?

3
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami dan
menentukan parameter-parameter yang mencakup dalam pemberian obat
secara intravena
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui parameter farmakokinetik pada obat
intravena
2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan parameter farmakokinetik pada
obat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Ilmu biofarmasetik dan farmakokinetik obat dan produk obat bermanfaat
untuk memahami hubungan antara sifat-sifat fisiko kimia dari produk obat
dan efek farmakologik atau efek klinik (Shargel, 2012).
Farmakokinetik didefinisikan sebagai perubahan-perubahan kuantitatif dan
tergantung kepada waktu dari konsentrasi obat dalam plasma dan jumlah total
obat di dalam tubuh yang terjadi setelah pemberian obat dengan cara yang
bermacam-macam (dua cara pemberian yang paling biasa adalah
infusintravena dan regimen oral dengan dosis interval yang tetap, misalnya
suatu tablet setiap 4 jam.. Kemaknaan identifikasi farmakokinetik suatu obat
tidak hanya terletak dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar dan keberadaannya dalam tubuh, tetapi juga dalam menentukan
kegunaan terapeuti obat-obat yang mempunyai potensi toksik yang tinggi
(Mycek, 2001).
Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua
jenis (Neal, 2006):
1. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh, dan
2. Farmakokinetik, yaitu bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan
berlalunya waktu (yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi).
Jika obat diberikan secara suntikan intravena, maka obat masuk ke dalam
darah dan secara cepat terdistribusi kejaringan.Penurunan konsentrasi obat
dalam plasma dari waktu kewaktu (yaitu kecepatan. eliminasi obat) dapat
diukur (kanan atas) dengan mengambil sampel darah secara berulang. Pada
awalnya serigkali konsentrasi menurun dengan cepat, namun kemudian
kecepatan penurunan berkurang secara progresif Kurva tersebut disebut
eksponensial, dan hal ini berarti pada waktu tertentu terjadi eliminasi fraksi

5
konstan pada obat dalam satu satuan waktu. Banyak obat menunjukkan suatu
penurunan eksponensial dalam konsentrasi plasma karena kecepatan kerja
proses eliminasi obat biasanya proporsional terhadap konsentrasi obat dalam
plasma (Neal, 2006).
Proses yang terlihat adalah(Neal, 2006):
1. Eliminais urin oleh filtrasi glomerulus
2. Metabolisme, biasanya oleh hati
3. Ambilan oleh hati dan selanjutnya eliminasi melalui empedu
Suntikan intravena.Obat langsung masuk kedalam sirkulasi dan tidak
melewati sawar absorpsi (Neal, 2006).
Keuntungan bentuk sediaan ini adalah terhindar dari perusakan obat atau
inaktivasi dalam saluran ganstrointestinal; dapat digunakan bila obat sedikit
diabsorpsi dalam saluran gastrointestinal sehingga obat tidak cukup untuk
menimbulkan respons; bila dikehendaki dapat menghasilkan efek obat yang
cepat (pada keadaan gawat); kadar obat yang diperoleh sesuai yang
diharapkan karena tidak ada atau sedikit sekali dosis obat yang berkurang;
dan dapt diberikan kepada penderita yang kesulitan menelan, misalnya karena
muntah atau koma (Syamsuni, 2006).

B. Parameter farmakokinetik pada obat


Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengetahui
bioavabilitas suatu obat adalah (Ganiswarna :2005).
1. Daerah dibawah kurva (Area Under Curva) adalah integritasi batas obat
di dalam darah dari waktu to hingga t, dimana besar AUC berbanding
lurus dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan
salahsatu parameter untuk menentukan bioavabilitas. Cara yang paling
sederhana untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid.
2. Volume distribusi adalah suatu parameter farmakokinetik yang
menggambarkan luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume
distribusi bukan merupakan vilume yang sesungguhnya dari ruang yang
ditempati obat dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh. Besarnya

6
volume distribusi dapat digunakan sebagai gambaran, tingkat distribusi
obat dalam darah.
3. Konsentrasi Tinggi Puncak (Cpmax) adalah konsentrasi dari obat
maksimum yang diamati dalam plasma darah dan serum pemberian dosis
obat. Jumlah obat biasanya dinyatakan dalam batasan konsentrasinya
sehubungan dengan volume spesifik dari darah, serum dan plasma.
4. Waktu Puncak (max) adalah waktu yang dibutuhkan unsure untuk
mencapai level obat maksimum dalam darah (tax). serta parameter ini
menunjukan laju absorsi obat dari formulasi. Laju absorbsi obat,
menentukan waktu diperlukan untuk dicapai konsentrasi efektif
minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek farmakologis yang
dikendaki.
5. Waktu paruh obat (t½) adah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk
suatu level aktivitas obat dan emnjadi separuh dari leval asli atau level
yang dikendaki
6. Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang mengambarkan laju
absorbsi suatu obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat
harus larut dalam cairan.
7. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi
suatu obat tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat, aktivitas
dan keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir.
A. Parameter farmakokinetik pada obat intravena
Adapun parameter farmakokinetik untuk obat yang diberikan secara
intravena antara lain
nilai k, t½, Vd, dan nilai AUC. Dimana K adalah tetapan laju eliminasi
yang merupakan nilai atau konsentrasi dari suatu obat untuk tereliminasi
setelah masuk ke dalam system sirkulasi, t ½ adalah waktu paruh yaitu waktu
yang diperlukan agar jumlah obat dalam plasma darah atau tubuh melarut
atau menyelirih setengah dari dosis. Sedangkan Vd adalah volume distribusi
yaitu volume cairan tubuh yang dibutuhkan obat untuk terdistribusi
keseluruh tubuh dan AUC (Area Under Curva) merupakan nilai yang

7
menggambarkan biovailabilitas obat dari jumlah dosis yang ada, dimana
bioavailabilitas obat mencakup absorbsi, ekskresi dan kadar puncak.

C. Pemberian obat secara intravena


1. Volume distribusi (V)
Pendekatan sederhana tentang pemahaman volume distribusi dapat
dijelaskan setelah obat dengan dosis tertentu diberikan secara intravena
(iv). Obat akan didistribusikan oleh sirkulasi darah ke dalam organ-organ
tubuh.
Setelah distribusi sempurna (kesetimbangan atau equilibrium dicapai),
maka jumlah obat (A) di dalam tubuh berhubungan dengan konsentrasi
obat di dalam plasma (C) seperti dituliskan dalam persamaan (1) dan (2):

A = V.C ................…………….…………………..(1)
V = A/C …………………………………………....(2)

Berdasarkan persamaan (2), maka mudah dipahami bahwa volume


distribusi:
 merupakan perbandingan antara jumlah obat di dalam tubuh
dengan konsentrasi di dalam plasma atau darah
 merupakan volume plasma atau darah yang dibutuhkan untuk
memberi gambaran distribusi obat di dalam tubuh setelah
kesetimbangan dicapai
 merupakan indikator besarnya distribusi obat ke dalam cairan
tubuh dan jaringan serta gambaran/indikasi obat di dalam tubuh
 jarang berhubungan dengan ukuran tubuh
 berhubungan dengan ikatan protein
Obat yang bersifat polar cenderung memiliki volume distribusi
yang kecil. Sebaliknya, obat yang bersifat non-polar cenderung
mempunyai volume distribusi yang besar. Semakin besar volume

8
distribusi obat, semakin sedikit jumlah obat yang berada di dalam
plasma.
2. Kostanta kecepatan eliminasi (K)
Konstanta kecepatan eliminasi merupakan salah satu parameter
metabolisme dan eliminasi obat. Konstanta kecepatan eliminasi
ditentukan dengan mengaplikasikan konsep persamaan order reaksi.
Dalam hal ini tubuh dianggap mengikuti model satu kompartemen
terbuka dengan asumsi bahwa:
 tubuh merupakan suatu system yang homogen
 obat masuk ke dalam sirkulasi darah, tanpa proses absorpsi
 distribusi obat berlangsung dengan cepat dan homogen
 eliminasi obat merupakan proses reaksi order pertama 12 Dengan
demikian kecepatan eliminasi obat berbanding lurus dengan
jumlah obat di dalam tubuh sebagaimana dijelaskan berikut ini:

Ao ( = Dosis ) k
Fungsi
t=0 A, t
Setelah kesetimbangan dicapai, kecepatan eliminasi adalah sebagai
berikut:
dA
= k.A
dt
dA /dt
k=
A
A = Jumlah obat di dalam tubuh.

Perubahan jumlah obat di dalam tubuh dapat dituliskan dengan


persamaan (3).
dA
= - kA ……………….…………. (3)
dt

Bila persamaan (3) diintegralkan, maka akan diperoleh persamaan (4)


dan (5):

9
A = Ao e –kt …………………………...(4)
V. C = V. Co e –kt …………………………...(5)
Setelah obat diberikan secara intravena, jumlah obat di dalam tubuh saat t
= 0 (Ao) adalah sama dengan dosis obat. Persamaan (5) dapat
disederhanakan menjadi persamaan (6).

C = Co e-kt …………………………...(6)

Persamaan (6) menunjukkan konsentrasi obat di dalam tubuh menurun


secara eksponensial setelah diberikan secara intravena bolus seperti
tertera pada Gambar 1.

Gambar 1
Umumnya analisis parameter-parameter farmakokinetika dan konsentrasi
obat dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan persamaan
garis lurus. Persamaan (6) dapat ditulis menjadi persamaan (7):

In C = In Co – kt ………………………...…(7)

Persamaan (7) merupakan persamaan garis lurus yang mana apabila


diplot ln C versus waktu (t), maka akan diperoleh garis lurus seperti
tertera pada Gambar

10
Gambar 2

Cara lain untuk menganalisis data adalah dengan memplot konsentrasi


versus waktu di atas kertas grafik semilog. Contoh kertas grafik semilog
adalah seperti dicantumkan pada Gambar 3.
Kertas grafik semilog merupakan kertas grafik yang mana pembagian
skala sumbu y sudah disesuaikan dengan nilai logaritma. Pembagian
skala sumbu x adalah merata. Jadi istilah semilog bermakna bahwa hanya
satu sumbu yang sudah disesuaikan dengan nilai logaritma. Bila diplot
nilai konsentrasi aktual versus waktu di atas kertas grafik ini, maka akan
diperoleh garis lurus. Keunggulan pemanfaatan kertas grafik semilog
dibandingkan dengan kertas grafik biasa adalah lebih efisien waktu
karena tidak diperlukan lagi untuk menghitung nilai logaritma dari
masing-masing konsentrasi sebelum diplot terhadap masing-masing
waktu yang bersangkutan.

Gamabar 3

11
Contoh kertas grafik semilog pada Gambar 3 adalah kertas grafik 3
siklus. Nilai sumbu y adalah fleksibel, tergantung kepada rentang
konsentrasi obat yang akan diplot. Bila nilai y terendah adalah 1
(perpotongan antara sumbu y dan sumbu x), maka nilai paling tinggi
pada siklus petama adalah 10. Selanjutnya angka 2 pada siklus kedua
adalah 20 dan angka paling tinggi pada siklus ini adalah 100. Dari
persamaan (7) dapat dipahami bahwa:
 konstanta kecepatan eliminasi merupakan slope dari persamaan
linier tersebut dan dapat dibaca dari grafik.
 konstanta kecepatan eliminasi merupakan fraksi obat yang
dieliminasi dari dalam tubuh setiap unit waktu. Contoh: Suatu
obat mempunyai nilai k sebesar 0,3 jam-1 . Nilai ini bermakna
bahwa 30 persen dari jumlah obat yang berada di dalam tubuh
dieliminasi setiap jam. Satuan k untuk reaksi order pertama
adalah waktu-1 .
 Bila k diketahui, maka jumlah obat yang tinggal di dalam tubuh
untuk waktu tertentu setelah diberikan secara intravena (iv) dapat
diketahui.
3. Waktu Paruh (t1/2)
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi obat
tinggal setengah dari konsentrasi sebelumnya. Berdasarkan persamaan (7)
yaitu:
In C = In Co – kt
CO
maka waktu paruh (t1/2) dicapai pada konsentrasi (C) = , bila
2
disubtitusikan ke dalam persamaan (7), maka:
CO
In = In Co – k t1/2
2
k t1/2 = In 2, maka waktu paruh dapat dituliskan dengan persamaan (8).
t1/2 = k o,693 ………………………………...…(8)
Waktu paruh:

12
 merupakan ukuran bagaimana obat dieliminasi dari dalam tubuh
 tidak tergantung kepada dosis
 tidak tergantung kepada cara pemberian obat
 spesifik untuk setiap obat
 merupakan faktor penentuan dalam perhitungan dosis obat
4. Proporsi Obat Tereliminasi
Proporsi obat tereliminasi dapat dihubungkan dengan waktu paruh obat.
Dari persamaan (4):
A = Ao e –kt
Proporsi yang tinggal (P) di dalam tubuh adalah:
P = Ao A = e –k
Misalkan n = jumlah t1/2 yang dilalui setelah obat diberikan secara
intravena.
t 0,693
n= ; t = n t1/2; k =
t 1/2 t 1/2
P = e –kt
P = e – 0,693/t ½ x n t ½ = e - 0,693 n = (1/2) n
P = (1/2)n ……………..…………………….(9)

Dengan demikian, apabila diketahui waktu paruh obat, maka proporsi


yang tinggal di dalam tubuh dan proporsi tereliminasi dapat dihitung

5. Clearance Total (Cl)


Clearance total merupakan volume obat per satuan waktu (misalnya
ml/menit) yang dikeluarkan oleh tubuh. Ada 2 cara yang dapat digunakan
untuk menghitung nilai clearance obat, yaitu:
a. Menghubungkan kecepatan eliminasi obat dengan konsentrasi obat di
dalam plasma yang dapat dituliskan sebagai berikut:
Kecepatan = Cl x konsentrasi obat di dalam plasma............(10)
Eliminasi
Dari persamaan (3)

13
dA
= kA = k V C …………………………….(11)
dt
Persamaan (10) = persamaan (11) Cl . C = k V C
Jadi: Cl = kV ………………………………….(12)

b. Menghubungkan dosis dengan Luas Daerah Dibawah Kurva (LDDK)


atau Area Under the concentration-time Curve (AUC) Dari persamaan
(11):
dA
=kVC
dt
dA
= Cl. C
dt
Ao t

∫ dA = Cl ∫ Cdt
o o

Maka akan diperoleh persamaan (13):


Ao = Dosis = Cl x A U C ………………….(13)
Nilai clearance dapat dihitung dengan mengaplikasikan persamaan (13)
karena dosis yang diberikan diketahui dan AUC dari Gambar 4 dapat
dihitung dengan menggunakan Trapezoidal Rule (rumus trapezium).

Gambar 4

6. Clearance Renal dan Clearance Ekstrarenal


Ginjal (renal) merupakan organ utama pengeliminasi obat. Peranan renal
dalam proses eliminasi dapat dipisahkan dari proses-proses ekstrarenal
(hepatic metabolisme, biliary excretion) dengan menganalisis jumlah obat
yang muncul di dalam urin pada interval waktu tertentu. Konstanta

14
kecepatan eliminasi adalah jumlah dari konstanta kecepatan eliminasi
renal dan konstanta kecepatan eliminasi ekstrarenal seperti dituliskan
pada persamaan (14).

K = kR + kER ………………………………….(14)
KR = Konstanta kecepatan eliminasi renal.
KER = konstantan kecepatan eliminasi ekstrarenal.
Untuk obat yang dieliminasi berdasarkan reaksi order pertama, kecepatan
munculnya obat di dalam urin:
dAu
= kR. A ………………………………….(15)
dt
A = jumlah obat di dalam tubuh.
Karena A = Ao e –kt
Maka akan diperoleh prsamaan (16):
dAu
= kR. Ao.e –kt…………………………….(16)
dt
Persamaan (16) dapat dirubah menjadi persamaan linier sebagaimana
dituliskan pada persamaan (17) berikut:
dAu
In = (InkR Ao ) – kt ..…………………….(17)
dt
Bila diplot ln dAu/dt versus waktu, maka akan diperoleh garis lurus
seperti tertera pada Gambar 5.

Gambar 5.
Berdasarkan persamaan (17) maka:
Intercept = kR . Dosis ………………….(18)

15
Karena dosis yang diberikan diketahui dan nilai intercept dapat dibaca dari
grafik, maka nilai konstanta renal dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (18). Selanjutnya, konstanta ektrarenal dapat dihitung dengan
persamaan (14).

k = kR + kER
kER = k – kR
Clearance renal: ClR = kR . V
Clearance ekstrarenal: ClER = kER . V
Fraksi obat yang diekskresikan dalam bentuk tidak berubah (fu) adalah:

CIR .C ClR KR
fu = = = .............................(19)
Cl . C Cl K

Parameter fu ini dibutuhkan untuk menghitung fungsi ginjal dalam


perhitungan dosis untuk pasien dengan gangguan ginjal.

D. Keuntungan dan Kerugian penggunaan intravena


Jalur pemberian obat secara secara intravena dimana obat akan langsung
ke sistem sirkulasi sistemik dan tidak mengalami proses absorbsi didalam
tubuh. Kerugian dari pemberian obat melalui intravena yaitu mudah tercapai
efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan
dan obat tidak dapat ditarik kembali.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi
menjadi dua jenis
2. Adapun parameter farmakokinetik untuk obat yang diberikan secara
intravena akan ditentukan nilai k, t½, Vd, dan nilai AUC. Dimana K
adalah tetapan laju eliminasi yang merupakan nilai atau konsentrasi
dari suatu obat untuk tereliminasi setelah masuk ke dalam system
sirkulasi, t ½ adalah waktu paruh.
B. Saran
Dikarenakan Kerugian dari pemberian obat melalui intravena yaitu mudah
tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan
jaringan dan obat tidak dapat ditarik kembali, ,aka sudah sepatutnya
pemberian obat ini harus diperhitungkan dengan sangat teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian dosis obat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018. Penuntun Praktikum Farmakokinetik. UMI: Makassar.


Ansel, Howard, C.Kalkulasi Farmasetik Panduan Untuk Apoteker. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC: Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III Departemen Kesehatan RI,
Jakarta,
Ganiswarna, Sulistia G. 2005. Farmakologi Dan Terapi Edisi V, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Malole, J.C. 2002. Logam dalam Kedokteran. Wiley: Inggris.
Mycek, mary J, 2001. Farmakologi Ulasan bergambar edisi 2. widya medika:
Jakarta.
Neal, Michael J. 2006. At Glance Farmakologi Medis edisi Lima.Penerbit
Erlangga:Jakarta.
Ningsih, Rahmawati., 2011, "Metode farmakologi". Universitas Muslim
Indonesia: Makassar.
Shargel, L. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi V,
Airlangga University Press, Surabaya.
Syamsuni, H, 2006. Farmasetika dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta

18
SOAL

PILIHAN GANDA
1. Ilmu yang mempelajari perubahan jumlah obat di dalam tubuh dengan
pertambahan waktu disebut:
a. Farmakokinetika
b. Farmakodinamika
c. Bioavailabilitas
d. Farmakogenetik
2. Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang:
a. Apa yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat
b. Apa yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh
c. Menghubungkan antara dosis dengan konsentrasi obat didalam plasma
d. Tidak ada jawaban yang benar
3. Farmakokinetika berbeda dengan biofarmasi yaitu:
a. Kajian farmkokinetika lebih bersifat kuantitatif dibandingkan dengan
kajian biofarmasi
b. Kajian biofarmasi lebih bersifat kuantitatif dibandingkan dengan kajian
farmakokinetika
c. Hanya kajian farmakokinetika yang dapat diaplikasikan dalam
pengembangan obat baru
d. Tidak ada jawaban yang benar
4. Strategi pengaturan efek terapi dapat dilakukan dengan:
a. Menentukan kadar obat pada reseptor
b. Mnghitung jumlah obat di dalam plasma
c. Mengatur konsentrasi obat di dalam plasma
d. Tidak ada jawaban yang benar
5. Obat yang diberikan secara intravena mempunyai nilai bioavailabilitas:
a. > 100%
b. < 100%
c. 1
d. Tidak ada jawaban yang benar

19
6. Obat yang diberikan per oral mempunyai nilai bioavailabilitas:
a. > 100%
b. < 100%
c. 1
d. Tidak ada jawaban yang benar
7. Setelah memasuki sirkulasi sistemik, obat yang bersifat asam:
a. Berikatan secara reversibel dengan protein plasma
b. Berikatan secara irreversibel dengan protein plasma
c. Berikatan dengan protein plasma dan akan didistribusikan ke dalam
organ-organ lain
d. Tidak ada jawaban yang benar
8. Di dalam plasma, obat yang bersifat basa berikatan dengan:
a. Albumin
b. AAG
c. Globulin
d. Tidak ada jawaban yang benar
9. Respons yang dihasilkan oleh suatu obat akan menurun sebagai akibat
dari:
a. Distribusi obat ke dalam jaringan
b. Metabolisme
c. Metabolisme dan eksresi
d. Tidak ada jawaban yang benar
10. Yang dimaksud dengan rentang terapi suatu obat adalah:
a. Konsentrasi obat yang menghasilkan efek maksimal dan meniadakan
efek samping
b. Konsentrasi obat yang meniadakan efek toksik
c. Konsentrasi obat yang menghasilkan efek terapi optimal
d. b dan c benar

20
Jawaban:
Jawaban yang benar untuk soal nomor 1 sampai dengan 10
adalah sebagai berikut:
1. a
2. b
3. a
4. c
5. c
6. b
7. a
8. b
9. c
10. d

URAIAN
(pernyataan untuk menjawab soal no. 1- 4) : Suatu obat dieliminasi dari tubuh
melalui proses metabolisme (km = 0.2 jam-1 ) dan ekskresi renal (kR = 0.15 jam-1 ).
Hitunglah :
1. t1/2
2. Fraksi obat tidak berubah di dalam urin (fu)
3. t1/2 pada pasien gagal ginjal
4. t1/2 bila terjadi induksi enzim (dalam hal ini km menjadi dua kali lipat)
5. Suatu obat diberikan secara intravena bolus sebanyak 100 mg kepada
pasien dengan t1/2 = 8 jam; Cl = 2 1iter/ jam. Hitunglah konsentrasi obat
pada saat t = 0 (Co) dan konstanta kecepatan eliminasi (k).
Jawaban :
1. Perhitungan waktu paruh obat
Konstanta kecepatan eliminasi:
k = km + kR = 0,2 jam -1 + 0,15 jam-1 = 0,35 jam-1
Maka:

21
0,693 0,693
t1/2 = = = 1,9 jam
K 0,35 jam
2. Fraksi obat tidak berubah di dalam urin
kR 0,15
fu = = = 0,43
K 0,35
3. Pada pasien gagal ginjal kR = 0, maka eliminasi obat hanya melalui proses
metabolisme, maka:
0,693
t1/2 = = 3,5 jam-1
0,2 jam
4. Bila terjadi induksi enzim (km dua kali lipat), maka:
Km = 2 x 0,2 jam-1 = 0,4 jam-1
Dengan demikian, maka konstanta kecepatan eliminasi obat adalah sebagai
berikut:
k = km + kR = 0,4 + 0,15 = 0,55
sehingga:
0,693
t1/2 = = 1,26 jam
0,55 jam
5. Diketahui Dosis (D) = 100 mg; t1/2 = 8 jam; Cl = 2 1iter/jam, maka :
0,693 0,693
k= t=  0,0866 Jam-1
t 1/2 8 jam
Cl 21/ jam
Cl = k V V=   23,1 liter
k 0,0866 jam
D D 100 mg
V= Co = = = 4,33mg / liter
C V 23,1liter

22

Anda mungkin juga menyukai