Anda di halaman 1dari 8

BAB VIII

HEPATOPROTEKTOR

1. Pendahuluan
Hati merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan yang penting diantaranya,
tempat pembentukan asam empedu, menjaga ketersediaan gula darah, tempat
metabolisme senyawa yang masuk dalam tubuh, pembentukan lemak. Organ hati sendiri
dapat mengalami gangguan atau kerusakan, yang disebabkan antara lain seperti kebiasaan
mengkonsumsi obat, merokok, pola makan yang tidak berimbang. Akibatnya proses
metabolisme menjadi terganggu sehingga senyawa toksik tidak dapat diekskresi dengan
sempurna.
Hati masih dapat berfungsi meskipun hanya ⅓ bagian yang berfungsi normal,
karena hati dapat melakukan regenerasi dalam sel hepatosit, epitel biliari dan endotel.
Infeksi, terlalu sering terpapar senyawa obat dan racun, proses autoimun atau penyakit
herediter merupakan penyebab dari perlemahan hati, sirosis bahkan hepatitis yang dapat
menjadi kanker hati. Obat golongan anestetik, antibiotik, anabolik steroid dan obat
antiepilepsi dimetabolisme di hati, sehingga penggunaan golongan obat ini terlalu sering
dapat menyebabkan kerusakan hati.
Obat herbal yang diketahui toksik terhadap hati antara lain kava (Piper
methysticum), komfrey (Symphytum officinale), germander (Teucium chamaedrys),
karena diketahui mengandung alkaloid pirrolizidin yang dapat menyebabkan kerusakan
hati.
Hepatoprotektor adalah obat atau obat herbal yang dapat melindungi hati dan atau
memulihkan hati. Belum ada obat yang disetujui sebagai hepatoprotektor, tetapi beberapa
jenis obat herbal dan campurannya sudah banyak digunakan di Indonesia. Tujuan antara
lain memperbaiki simptom subjektif pasien, mempersingkat waktu sakit, mengurangi
jumlah kejadian yang lebih berat.
2. Tanaman yang Termasuk Hepatoprotektor

a. Andrographidis herba (herba sambiloto)


Simplisia herba sambiloto berupa herba yang dikeringkan. Tanaman asal :
Andrographidis paniculata (Burm. F.) Nees., dari familia Acanthaceae.

1) Deskripsi Tanaman

Gambar herba sambiloto basah (kiri) dan kering (kanan)


- Pohon : berupa herba dengan tinggi mencapai 1 meter, memiliki batang bersegi
empat
- Daun tunggal berbentuk lanset dengan pangkal runcing – agak meruncing.
- Bunga : berbentuk malai dengan cabang tandan, kelopak 5 lembar berlekatan.
- Rasa : sangat pahit.

2) Kandungan Kimia
Kandungan utamanya adalah senyawa diterpenoid lakton, seperti

3) Farmakologi
- Efek : Ekstrak dan senyawa andrografolida dari herbanya mampu melindungi
kerusakan hati akibat pemberian senyawa hepatotoksik seperti karbontetraklorida,
paracetamol dan galaktosamin.
- Mekanisme kerja : diduga melalui peningkatan produksi senyawa antioksidan
endogen dan glutation sehingga dapat menurunkan peradangan hati.
Andrografolida dan protein arabinogalaktan adalah senyawa aktif yang
bertanggung jawab sebagai hepatoprotektor.
- Pembuktian : pemberian ekstrak metanolik 1 g/kgbb, ditunggu selama 14 hari
kemudian diinduksi dengan CCl4, dapat menjaga aktivitas antoksidan dalam
eritrosit.

4) Keamanan
Kandungan senyawa aktif sambiloto aman, terbukti melalui uji toksisitas.
- Toksisitas akut : LD50 sambiloto mencapai 27,5 g/kg bb
- Pemberian ekstrak kering hingga 100 mg/kg selama 60 hari : aman bagi organ
reproduksi.

5) Dosis
Ekstrak sambiloto dapat diberikan dalam bentuk kering 1,5 – 3,0 g 3 kali sehari
atau sediaan lain yang setara.

b. Curcuma domesticae rhizoma (rimpang kunyit, tumeric)


Simplisia rimpang kunyit berupa potongan rimpang yang dikeringkan. Tanaman asal :
Curcuma domestica Valenton, C. longa L., dari familia Zingiberaceae

1) Deskripsi Tanaman

Gambar : tanaman kunyit dan simplisia kunyit


- Pohon : berupa semak tinggi ± 70 cm, batang semu, tegak, bulat, membentuk
rimpang, berwarna hijau kekuningan.
- Daun : memanjang berbentuk lancet berwarna hijau pucat, berjumlah 3-8, ujung
dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm, tulang menyirip.
- Bunga : majemuk berambut, bersisik, memiliki tangkai 16-40 cm, panjang
mahkota 3cm, lebar 1 cm, berwarna kuning, kelopak silindris, bercangap 3, tipis
dan berwarna ungu.
- Akar : serabut berwarna coklat muda.
2) Kandungan Kimia
- Kurkuminoida (campuran dari kurkumin, desmetoksikurkumin dan
bidesmetoksikurkumin)
- Minyak atsiri (3-5%) : seskuiterpen keton (sekitar 60%)
- Polisakarida : glikan, ukonan A-D

3) Farmakologi
- Kurkumin pada dosis 30 mg/kg/hari selama 10 hari → hepatoprotektor.
- Kurkumin pd dosis rendah : melindungi kerusakan hepatosit tikus dengan
menghambat peroksida lipid, tetapi tidak terhadap dehidrogenase laktat dan
glutation.
- Fraksi lipid ekstrak etanolik : menaikkan aliran cairan empedu 25-46% dan
menstimulasi produksi asam empedu 12% dan pada dosis 15-45 mg dapat
menaikkan aliran empedu 50-80%, tetapi tidak mengubah produksi empedu.
- TAP (hasil isolasi dari ekstrak air rimpang kunyit) : dapat melindungi terjadinya
kerusakan jaringan dengan menghambat 40-70% pembentukan peroksida lipida.

4) Keamanan
Kontraindikasi : kerusakan saluran empedu, hipersensitif, masa hamil dan
menyusui dan anak-anak yang belum diketahui secara pasti. Toksisitas pada penggunaan
oral belum diketahui. Pada tikus menyebabkan perubahan pada hati dan berat paru-paru,
dan menurunkan jumlah sel darah dan sel darah putih.

5) Dosis

c. Curcuma rhizoma (rimpang temulawak)


Simplisia rimpang temulawak berupa irisan rimpang yang telah dikeringkan. Tanaman
asal : Curcuma xanthorrhiza Roxb., dari familia Zingiberaceae

1) Deskripsi Tanaman

Gambar pohon temulawak dan simplisia temulawak


- Tanaman : terna, berbatang semu, tinggi hingga 2 meter.
- Daun : bulat memanjang, warna hijau, sisi ibu tulang daun merah keunguan.
- Bunga : majemuk, keluar dari rimpang, kelopak berwarna putih, mahkota
berbentuk tabung, helaian bunga berwarna putih bagian ujung merah tua.
2) Kandungan Kimia
- Kurkuminoid (1-2%) : kurkumin dan monodesmetoksikurkumin (≥ 1% sebagai
kurkumin), bisdesmetoksikurkumin (sangat kecil)
- Golongan seskuiterpen (3-12%) : ar-kukumen, xanthorhizol, β-kurkumen dan
germakron

3) Farmakologi
- Ekstrak etanolik : hepatoprotektif dilihat dari pengamatan fungsi hati (kadar ALT,
AST dan kandungan protein) dan hispatologi
- Xanthorhizol : menghambat kerusakan hati
- Mekanisme : diduga melalui regulasi faktor transkripsi aktivitas DNA-dinding,
NF-kB dan AP-1

4) Keamanan
Ekstrak etanolik terstandar temulawak mengandung xanthorhizol 0,1238 mg/kg
diberikan secara per oral tidak memberikan tanda-tanda toksik pada mencit pada dosis
5 g/kgbb.

5) Dosis
- Ekstrak etanolik terstandart dari rimpang temulawak : 500 mg/kg selama 7 hari

d. Phyllanthi herba (herba meniran)


Simplisia herna meniran berupa seluruh bagian tanaman di atas tanah yang dikeringkan.
Tanaman asal : Phyllanthus niruri L., dar familia Euphorbiaceae.

1) Deskripsi Tanaman

Gambar herba meniran dan simplisia herba meniran


- Pohon : semak dengan tinggi mencapai 50 cm, berbatang basah, berbentuk bulat.
- Daun : bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk,
berukuran kecil, benbentuk lonjong.
- Bunga : terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah.
2) Kandungan Kimia
Filantin, hipofilantin, filantenol, nirantin, niruri, kuersetin, rutin, asam galat,
isokuersetin, dan asam lemak. Zat aktif filantin dijadikan marker pada sediaan
mengandung meniran karena senyawanya yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor.

3) Farmakologi
- Senyawa protein dalam herba meniran memiliki efek antioksidan dengan
menghambat peroksidasi lipid sehingga dapat bekerja sebagai hepatoprotektor.
- Efek antioksidan dan penghambatan kerusakan hati akibat toksin seperti CCl4,
tertier butil hidroksi peroksida (t-BHP), nimesulid, paracetamol, tioasetamid.
- Perbaikan fungsi hati pada penderita hepatitis, bahkan dilaporkan hampir 60%
menjadi negatif

4) Keamanan
- Nilai LD50 : 1588 mg/kg (oral pada mencit), 2254 mg/kgbb (ip)
- Uji toksisitas subkronik : hingga 4800 mg/kgbb tikus (peroral selama 3 bulan)
tidak menimbulkan kelainan pada organ vital.
- Pada kehamilan : diuji pada tikus hamil 7 bulan dg dosis 96, 960 dan 4800 mg/kg
bb selama 16 hari tidak menimbulkan teratogenik.

5) Dosis
600-900 mg sehari terbagi menjadi beberapa kali

e. Silybi marie fructus


Simplisia silybi marie fructus berupa buah masak yang dikeringkan. Tanaman asal :
Silybium marianum (L) Gaertn., dari familia Asteraceae.

1) Deskripsi Tanaman

Gambar tanaman milk thistle dan bijinya


- Pohon : berupa tanaman tinggi sampai 5 m, berbatang tegak, bercabang dan
beralur, tidak berduri dan berakar besar.
- Daun : berwarna hijau, melekat pada batang tanpa tangkai,, daun atas memiliki
basis memeluk.
- Bunga : berwarna merah ungu dengan biji kecil berwarna hitam berkilap
berbeludru.

2) Kandungan Kimia
- Minyak 15-30%
- Protein 20-30%
- Flavonoid : silimarin (senyawa utama) terdiri dari silibin, isosilibin, silidianin,
silikristin.

3) Farmakologi
- Antitoksik melalui stabilitas membran dan aktivitas antioksidan
- Regenerasi jaringan hati melalui stimulasi biosintesis protein
- Proteksi dan kuratif dengan meregenerasi sel-sel yang telah rusak
- Pembuktian : uji klinik dengan kontrol, tersamar ganda, pada 60 pasien yang
meenggunakan obat-obat psikotropika diberi silimarin dengan dosis 800 mg/hari
selama 90 hari. Terjadi perbaikan fungsi hati dan penurunan kerusakan hati
terhadap penerima silimarin yang dilihat dengan penurunan kadar malondialdehid
(MDA) sebagai parameter oksidasi asam lemak tak jenuh.
- Absorpsi : secara oral 20-50%
- Ekskresi : 80% melalui empedu, 10% masuk siklus enterohepatik

4) Keamanan
- Tidak dianjurkan pemberian pada masa hamil dan menyusui karena belum ada uji
klinis yang memadai
- Hipersensitif terhadap tanaman dari familia Asteraceae.

5) Dosis
- 12-15 gram dalam bentuk simplisia
- 200-400 mg dihitung sebagai silibin pada sediaan silimarin

Anda mungkin juga menyukai