FITOKIMIA LANJUTAN
ISOLASI SENYAWA PEKTIN PADA EKSTRAK KULIT PISANG RAJA
(Musa paradisiaca L. Var sapientum)
OLEH:
KELOMOK VII
TRANSFER 2014
CICILIA NINDY KRISWANTY
(14.01.238)
JAMES BUDHIANTO MUNTU
(14.01.250)
NENI A. MAU
(14.01.256)
MULIANI
(14.01.262)
AYU ANDHIKA
(14.01.268)
FRANSISKUS OKTAVIANUS
(14.01.283)
DEBBY N. GIRI
(14.01.288)
RIZA ROSYITA Y.
(14.01.293)
EVI YULIASTRI
(14.01.322)
SRI RESKI ANANDA
(14.01.332)
ASISTEN : ASRIL BURHAN, S.Farm., Apt.
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2015
I.
Latar Belakang
Pisang adalah buah-buahan tropis yang paling banyak dihasilkan
dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Sudah lama buah pisang
menjadi komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia. Hal ini
dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi, dan harganya relatif murah
(Mendro, 1999). Produksi buah pisang menduduki peringkat pertama hasil
pertanian di Indonesia. Pemanfaatan buah pisang yang besar untuk
berbagai jenis makanan, akan menghasilkan limbah berupa kulit pisang.
Bobot kulit pisang mencapai 40% dari buahnya, dengan demikian kulit
pisang menghasilkan limbah dengan volume yang besar (Irwan, Sofia,
2008). Santoso (1995) berpendapat bahwa kulit pisang mengandung gizi
yang cukup, sehingga sangat potensial untuk diolah menjadi bahan
makanan
utama
karbohidrat.
Salah satu jenis buah pisang yang sering dikonsumsi adalah pisang
raja
(Musa
paradisiaca
L.).
Masyarakat
kurang
berminat
untuk
V. Tinjauan Pustaka
A. Pisang
Pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk
Indonesia, nama latinnya adalah Musa paradisiaca. Nama ini diberikan
sejak sebelum Masehi, diambil dari nama dokter kaisar Romawi
Octavianus Augustus (63 SM14 M) yang bernama Antonius Musa
(Munadjim, 1988 dalam Dewati, 2008). Tanaman pisang ini oleh
masyarakat dapat dimanfaatkan mulai dari bunga, buah, daun, batang
sampai bonggolpun dapat dibuat sayur. Pisang merupakan tanaman
hortikultura yang penting karena potensi produksinya yang cukup besar
dan produksi pisang berlangsung tanpa mengenal musim (Dewati, 2008).
Dalam proses pengolahan buah pisang tentunya terdapat limbah
kulit pisang. Masyarakat pedesaan memanfaatkan kulit pisang sebagai
pakan ternak. Padahal kulit pisang mengandung 18,90 g karbohidrat pada
setiap 100 g bahan (Susanto dan Saneto,1994 dalam Dewati, 2008).
Secara umum pisang mempunyai kandungan gizi yang baik. Buah
ini kaya karbohidrat, mineral, dan vitamin. Mengacu dari Wikipedia, 100 gr
pisang memasok 136 kalori. Ini berarti kandungannya 2 kali lipat
Hasil Tes
Kimiawi
Laboratorium
Air
Protein
Lemak
Gula
Pereduksi
Pati
Serat Kasar
Abu
Vitamin
Vitamin C
mg/100 g
Mineral
Ca, mg/100 g
Fe, mg/100 g
P, mg/100 g
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
: Zingiberales
: Musaceae
: Musa
Kadar
73,60 %
2,15 %
1,34 %
7,62 %
11,48 %
1,52 %
1,03 %
36
31
26
63
Spesies
: Musa paradisiaca L.
(Steenis, 2003).
Pisang termasuk dalam famili Musaceae. Tanaman ini berasal
dari Malaysia kemudian disebarkan ke India, Filipina, dan New
Guinea. Pisang terdiri dari berbagai varietas sehingga warna, bentuk,
dan ukurannya pun berlainan (Fang dan Jun, 2002).
b. Morfologi
Morfologi dari buah pisang raja adalah buahnya berbentuk
silinder agak bengkok dan memiliki tiga garis menuju kebawah yang
membentuk sudut. Ujung bawah yang bengkok agak keras. Panjang
buah sekitar 140-200 mm dan diameternya 30-40 mm. Permukaan
luarnya halus dan berwarna hijau atau hijau kekuningan. Warnanya
berubah menjadi kuning bila buah ini matang dan masak pada musim
panas dan gugur. Bagian yang masak pada buah ini memperlihatkan
noda warna coklat gelap. Warna kematangan tergantung pada jenis
varietasnya tetapi secara umum pisang yang matang buahnya akan
menjadi empuk. Pisang yang kulitnya telah menghitam hanya tahan 35 hari. Pisang yang belum matang dapat diperam dalam suhu kamar
(Fang dan Jun, 2002).
c. Kandungan Pisang Raja
Kandungan mineral yang menonjol pada pisang adalah kalium.
Sebuah pisang kira-kira dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg.
Kalium berfungsi antara lain untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuh, kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, dan membantu
pengiriman oksigen ke dalam otak. Pisang kaya akan glukosa,
fruktosa, sukrosa, kanji dan protein, lemak, minyak volatil, vitamin A,
B, C, E, kalsium, fosfor dan besi maupun berbagai enzim, dan
sebagainya (Ahda dan Berry, 2008).
d. Khasiat
Khasiat dari buah pisang raja (Musa paradisiaca L.) adalah
dapat mendinginkan demam, melancarkan kencing, bersifat laksatif,
membantu menurunkan hipertensi, dan bisa menenangkan janin
(Fang dan Jun, 2002).
e. Kulit Pisang Raja
triosa
Monosakarida yang mengandung 4 atom karbon disebut
tetrosa
Monosakarida yang mengandung 5 atom karbon disebut
pentose
Monosakarida yang mengandung 6 atom karbon disebut
heksosa
aldose
Monosakarida yang mengandung gugus keton disebut
ketosa
b) Laktosa.
Laktosa (gula susu) terdapat dalam air susu hewan mamalia.
Pada proses hidrolisis menggunakan asam atau enzim lactase,
dihasilkan glukosa dan galaktosa (galaktosa+glukosa= laktosa).
c) Maltosa.
Maltose termasuk gula pereduksi yang dapat diperoleh dari
amilum, glikogen, dan biji gandum yang sedang berkecambah.
Hidrolisis
maltose
menghasilkan
dua
molekul
glukosa
dan
lebih
kompleks
daripada
monosakarida
dan
Polisakarida
yang
terdiri
atas
satu
macam
sempurna
glukosa.
menggunakan
asam
sehingga
Hidrolisis
dapat
dilakukan
juga
khususnya
di
sela-sela
antara
selulosa
dan
pektat,
asam
pektinat
(pektin),
dan
protopektin.
jenis
tanamannya
maupun
bagian-bagian
Kandungan
Min 150 grade
Kandungan Metoksil
Pektin metoksil tinggi
Pektin metoksil rendah
Kadar Asam Galakturonat
Susut Pengeingan (Kadar air)
Kadar Abu
Kadar Air
Derajat Esterifikasi untuk::
Pektin ester tinggi
Pektin ester rendah
Bilangan Asetil
Berat Ekivalen
>7,12%
2,5 7,12%
Min 35 %
Maks 12 %
Maks 10 %
Maks 12 %
Min 50 %
Maks 50 %
0,15 - 0,45 %
600 800 mg
membentuk
asam
poligalakturonat.
Gugus
karboksil
cincin
merupakan
suatu
molekul
dari
asam
dan
sodium,
potasium,
kalsium
dan
garam
mengekstraknya
dari
bahan-bahan
nabati
sumber
karbohidrat
(Winarno, 1995).
Ekstraksi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat-cair adalah suatu metode
pemisahan campuran terlarut yang terdapat dalam sampel padat
(misalnya bahan alam, daunrimpang, kayu, dan sebagainya) dengan
menggunakan pelarut organik (Winarni, 2007).
Tahapan-tahapan dalam pembuatan pektin yaitu persiapan
bahan, ekstraksi, penggumpalan, pencucian, dan pengeringan.
Metode yang digunakan untuk mengekstrak pektin dari jaringan
tanaman sangat beragam. Akan tetapi pada umumnya ekstraksi pektin
dilakukan dengan menggunakan ekstraksi asam, seperti asam
natrium heksametafosfat (Ranggana, 1977 dalam Fitriani, 2003),
asam sulfat (Cruess, 1958 dalam Fitriani, 2003), asam khlorida
(Suradi, 1984 dalam Fitriani, 2003), asam nitrat (Rouse dan Crandall,
1978, dalam Fitriani, 2003).
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi pektin telah dilakukan. Ahda dan Berry
(2008) menyatakan penggunaan pelarut asam klorida 0,05 N pada
proses ekstraksi kulit pisang kepok lebih banyak menghasilkan
rendemen
pektin
sebesar
11,93%
dibandingkan
dengan
menyatakan
bahwa
pemanasan
dapat
menyebabkan
kekuatan
jeli
yang
dihasilkan
sehingga
akan
Referensi
Towle dan Cgristensen, 1973
McCready, 1965; Suradi 1984
Cruess, 1958
Kirk dan Othmer, 1952
Kertesz, 1951
Baker, 1948
timbangan
2) Ekstraksi Pektin
Sebanyak 200 gram sampel yang telah diblender kemudian
ditambahkan dengan HCl 2 N sebanyak 800 ml. Kemudian
dipanaskan pada suhu 80-95oC selama 120 menit. Selanjutnya
dilakukan penyaringan dan diambil filtratnya.
3) Pengendapan Pektin
Filtrat hasil penyaringan dituang ke dalam gelas beker dan
ditambahkan alkohol 96% dengan perbandingan volume 1 : 2 dan
diendapkan selama satu malam. Endapan dipisahkan dari larutan
dengan penyaringan yang menggunakan kertas saring. Endapan
lalu dicuci dengan alkohol 70% sebanyak 3 kali.
4) Pemurnian Pektin
Endapan dilarutkan
dalam
larutan
kaporit,
kemudian
Hasil Percobaan
a. Berat simplisia basah
: 200 gram
b. Berat ekstrak
: 2, 0094 gram
c. Jumlah pelarut yang digunakan : 800 ml HCl 2 N
NO
.
1.
2.
3.
Perlakuan
Uji Karbohidrat
a. Penambahan Benedict
b. penambahan larutan I2
Uji Pektin
a. Penambahan etanol 96 %
b. Penambahan NaOH 2 N
KLT
a. eluen kloroform - etil asetat (3 :1)
sebanyak 10 ml
b. eluen BAA sebanyak 10 m
VIII.
Hasil
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Pembahasan
Pektin merupakan senyawa polisakarida dengan bobot
molekul tinggi yang banyak terdapat pada tumbuhan. Pektin
digunakan sebagai pembentuk gel dan pengental dalam pembuatan
jelly, marmalade, makanan rendah kalori dan dalam bidang farmasi
asam
dalam
ekstraksi
pektin
adalah
untuk
eluen
kloroform-etil
asetat
(3:1)
serta
eluen
BAA
IX.
Kesimpulan
Saran
Kepada praktikan agar mencari referensi yang jelas mengenai cara
Daftar Pustaka
Ahda Yusuf dan Berry Satria H. 2008, Pengolahan Limbah Kulit Pisang
Menjadi Pektin Dengan Metode Ekstraksi. Jurnal. Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Dewati, Retno. 2008, Limbah Kulit Pisang Kepok Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Etanol, Surabaya, UPN Press.
Firiani, Vina. 2003, Ekstraksi dan Karakteristik Pektin dari Kulit Jeruk
Lemon (Citrus medica var Lemon). Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN GAMBAR
4. Uji
dengan
penambahan
GbrGbr
6. KLT
dengan
eluen
kloroform:
larutan
iodium
etil asetat (3:1)
5. Uji
dengan
penambahan
GbrGbr
7. KLT
dengan
eluen
BAA (4:1:5)
pereaksi benedict