Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI

SEDIAAN BAHAN ALAM


”SERUM WAJAH DARI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT”

DOSEN : ANGGUN HARI KUSUMAWATI M,Si,.Apt

DISUSUN OLEH :
YOGI FRAYOGA
(18416248201050)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2020
1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Umum Senyawa Aktif

Senyawa aktif Ekstrak daun jeruk purut dengan sinonim C.paeda Miq memiliki nama
kimia C6H8O6 atau CH2(COOH).COH(COOH).CH2(COOH) dengan struktur molekul
sebagai berikut:

Sturktur molekul daun jeruk purut

Daun jeruk purut mengandung tidak kurang dari 2% dan tidak lebih dari 5% daun jeruk
purut mempunyai ciri organoleptik berwarna hijau , non-mikroskopik, kristal powdar tidak
berbau atau kristal tidak berwarna dengan 8 Deskripsi tajam,rasa asam.Secara bertahap dan
kens berwarna setelah terpapar Lampu.

Data kelarutan daun jeruk purut antara lain: Kondisi Stabilitas dan Penyimpanan Dalam
Bentuk bubuk, relatif stabil di udara. Dengan tidak adanya oksigen dan zat pengoksidasi
lainnya, ia juga stabil terhadap panas. Daun jeruk purut tidak stabil dalam larutan, terutama
larutan alkali, siap mengalami oksidasi saat terpapat udara. Proses oksidasi dipercepat oleh
cahaya dan panas dan dikatalisis oleh jejak tembaga, dan besi. Solusi dapat disterilkan
dengan penyaringan. Bahan curah harus disimpan dalam wadah non-logam yang tertutup
rapat,terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan kering.(Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Ed 2009)
1.2 Definisi Bentuk Sediaan Terkait

Serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas rendah, yang
menghantarkan film tipis dari bahan aktif pada permukaan kulit. Serum diformulasikan
dengan viskositas yang rendah dan kurang jernih (semi transparan), yang mengandung kadar
bahan aktif yang lebih tinggi dari sediaan 21iscome pada umumnya (Draelos, 2010).
Serum memiliki konsentrasi tinggi bahan aktif seperti antioksidan, vitamin, pencerah
kulit, peptida, hidrator, atau exfoliator. Karena formulanya ini, serum umumnya menembus
dan diserap kulit lebih baik dari pelembab. Serum dapat digunakan untuk mengatasi masalah
kulit tertentu seperti bintik hitam, garis-garis halus, atau kulit kering. Biasanya didalam nya
tentu akan terdapat berbagai macam formula pendukung sehinga serum dapat meresap
kedalam lapisan terdalam kulit,molekul dari formula zat tersebut merupakan partikel kecil
dan cara kerja nya akan jauh lebi tinggi 10x lipat dari krim wajah biasa. tentu hal ini akan
tampak wajar bahwa serum biasanya didapat dalam harga yang relatif lebi tinggi
serum merupakan sediaan dengan viskositas rendah, karena viskositasnya yang rendah
serum dikategorikan sebagai sediaan emulsi. Serum memiliki kelebihan yaitu memiliki
konsentrasi bahan aktif tinggi sehingga efeknya lebih cepat diserap kulit, dapat memberikan
efek yang lebih nyaman dan lebih mudah menyebar dipermukaan kulit karena viskositasnya
yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan ketertarikan masyarakat tentang perawatan kulit 3
untuk mencegah penuaan dini, dibutuhkan kosmetik dari bahan alam yang mengandung zat
aktif antioksidan karena antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal
bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi kulit
dari efek bahaya radikal bebas (Nova, 2012)
1.3 Penandaan pada wadah/leafet/brosur

Serum ekstrak daun jeruk purut disimpat dalam wadah ukuran 30ml diberi brosur dan di
simpan dalam dus. Disimpan ditempat yang kering.

1.4 Tujuan

1. Mahasiswa mampu membuat formula sediaan serum wajah dan mampu mengevaluasi
sediaan.

2. Mengetahui apakah sediaan serum wajah yang dibuat memenuhi persyaratan uji evaluasi
sediaan.
1.5 Nomor Registrasi & Nomor Batch

Nomor Registrasi Sediaan Body cream NA2017000706AI Keterangan :


NA : Kosmetik dalam negeri
20 : Tahun pendaftaran obat jadi

170 : Nomor urut pabrik di Indonesia

007 : Nomor urut obat yang sudah di setujui oleh pabrik


06 : Nomor urut sediaan jadi
A : Kekuatan obat jadi

I : Kemasan utama untuk nama

Nomor Batch Sediaan serum 09200706 Keterangan :


0920 : Bulan dan tahun produksi
07 : Kode bentuk sediaan
06 : Nomor urut pembuatan
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1 Efek Farmakologi

Daun jeruk lemon mempunyai nama latin yaitu citrushytrix, kandungan utama
pada daun jeruk purut yaitu tannin 1,8 % ,steroid,tripenoid,dan minyak atsiri 1 – 1,5 %.
Kulit jeruk purut mengandung saponin, tannin, dan minyak atsiri 2– 2,5 % Daun jeruk
purut juga digunakan sebagai bahan utama dalam obat-obatan tradisional. Daun jeruk
purut mengandung alkaloid, polifenol, minyak atsiri, tanin, dan flavonoid.Jeruk purut
memiliki efek farmakologis sebagai antiseptik dan antioksidan (Miftahendrawati et al
2015).
Daun jeruk purut merupakan tanaman berduri,tinggi pohon tanaman yang kecil mencapai
10-2- kaki. Daun jeruk purut berbentuk oval dan berwarna hijau gelap. Daun jeruk purut
tumbuh tersusun pada batangnya. Jeruk memiliki arglikosida.
Aroma pada bunganya yang berwarna putih dan tersusun atas 5 kelopak. Jeruk memiliki
warna kuning kehijauan hingga kuning cerah dengan bentuk membundar (panjang 8-9
cm). daun jeruk purut sangat mirip dengan jeruk nipis. Antioksidan alami dihasilkan oleh
tubuh manusia,baik berupa enzim-enzim antioksidan maupun senyawa-senyawa yang
juga bersifat antioksidan (Muchtadi,2013).
Antioksidan yang dihasilkan tidak cukup untuk melawan radikal bebas didalam
tubuh yang berlebih,untuk itu diperlukan masukan antioksidan dari luar tubuh
(Winarsi,2007).

2.2 Dosis

Dioleskan secukupnya
2.3 Aturan Pakai

1. Bersihkan wajah terlebih dahulu

2. Ambil beberapa tetes serum

3. Gosokan pada kedua telapak tangan

4. Oleskan pada wajah secara merata sampai meresap

2.4 Praformulasi

Daun jeruk purut mengandung tanin 1,8 %, steroid, triterpenoid, dan minyakatsiri
1 – 1,5 %. Kulit jeruk purut mengandung saponin, tannin, dan minyak atsiri 2– 2,5 %
(Miftahendrawati, 2014). Daun jeruk purut juga digunakan sebagai bahan utama dalam
obat-obatan tradisional. Daun jeruk purut mengandung alkaloid,polifenol, minyak atsiri,
tanin, dan flavonoid.Jeruk purut memiliki efek farmakologis sebagai antiseptik dan
antioksidan (Miftahendrawati, 2015).
Menurut permenkes RI no. 445/Menkes/Permenkes/1998, kosmetik adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Larifah,. 2007).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Formula

1. Ekstrak daun jeruk purut

2. HPMC

3. NaEDTA

4. Natrium Benzoat

5. Glycerin

6. Sorbitol

7. Propilenglikol

8. Aquadest ad 30ml

3.2 Perhitungan Peninmbangan

1. Ekstrak 1000Ul = 1000Ul /1000 = 1 ml

2. HPMC 0,8% = 0,8/100 X 30ml = 0,24 + 2% = 0,2448 ml

3. NaEDTA 0,05% = 0,0015/100 X 3ml = 0,0015+ 2% = 0,00153 ml

4. Na Benzoat 0,1% = 0,1/100 X 30ml = 0,03 + 2% = 0,0306 mg

5. Gliserin 8% = 8/100 X 30ml = 2,4 + 2% = 2, 448 ml

6. Propilenglikol 8% = 8/100 X 30ml = 2,4 + 2% = 2, 448 ml

7. Sorbitol 8% = 8/100 X 30ml = 2,4 + 2% = 2, 448 ml

8. Aquadest ad 30ml
3.3 Prosedur Pembuatan

1. Tara timbangan, siapkan alat dan bahan

2. Timbang semua bahan

3. Panaskan aquadest

4. Panaskan mortir dan stamper


5. M asukan HPMC dan aquadest 20ml kedalam mortir aduk hingga kental

6. Setelah kental masukan NaEDTA aduk ad homogen

7. Fase air ( Na benzoate, gliserin, propilenglikol ) dicampur dalam becaker glass


lalu tambahkan Ekstrak daun jeruk purut aduk ad homogen
8. Masukan kedalam beaker glass tambahkan aquadest ad 30 ml kemudian lakukan
evaluasi
9. Kemas masukan kedalam botol serem

3.4 Evaluasi Sediaan

1. Evaluasi Homogenitas (FI III hal 20)

Tujuan : Untuk mengetahui distribusi partikel ∕ granul sediaan


Prinsip : Sebagai sampel diamati pada gelas objek secara visual
Penafsiran Hasil : Sediaan Serum Wajah yang dihasilkan memperlihatkan jumlah atau
distribusi ukuran partikel yang sama dibagian manapun.
Alat : Objek Gelas

2. Evaluasi Organoleptis

Tujuan : Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan


Prinsip : Diamati apakah sediaan sesuai standar
Penafsiran Hasil : Sediaan Krim yang dihasilkan akan memiliki bentuk semi solid dan
konsentrasinya lembut.
Alat : Panca Indra

3. Evaluasi PH (FI IV hal 1039)

Tujuan : Untuk mengetahui pH sediaan


Prinsip : Pengukuran pH dengan mengoprasikan potensiometer

Penafsiran Hasil : Sediaan serum wajah yang dihasilkan akan memiliki pH 6,0 - 7,0
Syarat : 4,5 – 6,5
Alat : pH meter

4. Viskositas (FI IV)

Tujuan : meningkatkan kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan


Prinsip : mengukur kecepatan bola jatuh dalam cairan didalam pada suhu tetap dengan
cara menghitung waktu yang di butuhkan oelh bolauntuk jatuh kedalam dasar cairan
Alat : Viskometer lamy.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

NO Uji Evaluasi Sediaan Hasil

1. Uji Organoleptis

Warna Putih

Bau Daun jeruk purut

Tekstur kental

2. Uji Homogenitas Homogen ( tidak ada partikel )

3. Uji Ph 5

4. Uji Viskositas 100,8c poises


4.2 Hasil Gambar

Gambar 1. Sediaan Jadi Gambar 2. Homogenitas

Gambar 3. Uji Viskositas Gambar 4. Uji pH


4.3 Pembahasan

Serum adalah produk berupa gel atau cairan berbasis air yang terasa ringan pada
kulit. Serum berbeda dari pelembab tidak hanya dalam konsistensi dan sensasi pada kulit
tetapi juga dari bahan yang dikandungnya. Sebagai contoh, pelembab lazim memiliki
bahan oklusif di dalamnya sehingga air tidak akan menguap dari kulit, sedangkan serum
tidak memiliki bahan seperti itu.
Terdapat 2 fase yaitu fase air dan fase minyak. Fase air terdiri dari Narium
Benzoat, gliserin dan propilenglikol. Untuk fase minyak terdiri dari HPMC, NaEDTA
dan aquadest yang telah di panaskan. Fase minyak di campurkan dalam mortar panas,
setelah mortar panas lalu masukan HPMC dan aquadest aduk hingga kental, setelah
kental tambahkan NaEDTA aduk homogen. Fase air di campur dalam beaker glass lalu
tambahakan ekstrak daun jeruk purut aduk ad homogen, lalu masukan sedikit demi
sedikit ke dalam fase minyak aduk homogen dan tambahkan sisa aquadest ad batas
kalibrasi. Lalu dilakukan uji evaluasi sediaan. Setelah di uji sediaan dimasukan ke dalam
botol serum dan di beri label.
Dari hasil praktikum terdapat beberapa pengujian, yaitu homogenitas, uji
organoleptis, uji pH dan uji viskositas.
1. Uji Viskositas

merupakan salah satu parameter penting dalam produk-produk emulsi khususnya


lotion. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya
berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi. Menurut Schmitt (1996), semakin tinggi
viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena pergerakan
partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan, pada hasil pengamatan
diperoleh viskositas 100,8cpoises.
2. Uji pH

pH menentukan kualitas serum wajah saat diaplikasikan pada kulit wajah. pH


serum wajah disesuaikan dengan range pH kulit luar yaitu 4-6 sebagaimana dinyatakan
oleh Jellineck (1970) sehingga tidak menyebabkan iritasi atau rasa panas bila digunakan
pada kulit. Berdasarkan data pengamatan diperoleh pH sebesar 5 sehingga serum wajah
tidak menimbulkan iritasi atau rasa panas ketika digunakan pada kulit.
3. Uji homogenitas

Berdasarkam hasil pengamatan tidak terdapat partikel pada sediaan serum.

4. Uji Organoleptis

- warna : putih

- bau : daun jeruk purut

- tekstur : kental
BAB V
KESIMPULAN

Serum wajah yang baik yaitu mempunyai nilai stabilitas emulsi pH 4,5 – 6,5. Viskositas
berkaitan dengan stabilitas emulsi. Semakin tinggi nilai viskositas maka emulsinya semakin
stabil. Hal ini terbukti nilai viskositas dan stabilitas emulsi pada data hasil pengamatan tidak
jauh berbeda. pH body cream 5 sehingga aman digunakan, tidak menimbulkan iritasi dan
panas dikulit.
DAFTAR PUSTAKA

- Rowe. C.W et al. Handbook of pharmaceutical exipients. The pharmaceutical


press. Washington, USA. 6th ed 2009. Halaman 676

- Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia 3th ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal 8.
- Departemen Kesehatan RI, 1962 Farmakope Indonesia 4th ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
- Miftah,alfariq dkk, Bioaktivitas Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix DC) terhadap
rayap Tanah,2015,vol 3(2) 272-278

- Formularium Nasional Edisi III. (1978).

- The Pharmaceutical Codex 1994. Hal 134

- British Pharmacopeia. Volume III. London: The Stationery Office; 2007.

- Miftahendrawati, dkk. 2015. Pengertian dan Kandungan Daun Jeruk Purut

- Permenkes RI, 1998. Pengertian Kosmetik. No 445

- Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia 3th ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal 20.
- Departemen Kesehatan RI, 1962 Farmakope Indonesia 4th ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal 1039.

Anda mungkin juga menyukai