Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM FARMAKOKINETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TUGAS PENDAHULUAN

“DISTRIBUSI OBAT”

OLEH

NAMA : IRSAD

NIM : N011201099

KELOMPOK : 6 (ENAM)

GOLONGAN : KAMIS SIANG C

ASISTEN PJ : AKRAM FAHMI SHAHAB SHAIN

MAKASSAR

2022
SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis protein plasma yang sering terlibat
dalam distribusi obat!
2. Sebutkan dan jelaskan distribusi cairan dalam tubuh manusia!
3. Jelaskan keterkaitan antara besaran nilai volume distribusi dengan
peredaran obat dalam tubuh!
4. Jelaskan karakteristik dari obat bebas dan obat terikat serta kaitkan pula
dengan efek farmakologi obat yang terjadi!
5. Jelaskan proses pembekuan darah serta peran Warfarin mencegah
pembekuan darah
6. Hitunglah jumlah volume distribusi jika seorang mengkonsumsi obat
dengan dosis tunggal = 5 mg/kg, memiliki berat badan = 50 kg dan
konsentrasi plasma = 16 mg/L (beserta cara kerja dilampirkan)
7. Tuliskan alur distribusi obat dalam tubuh (Gambarkan dalam bentuk
skema)
JAWABAN

1. Menurut Indijah (2016), ada beberapa jenis jenis protein plasma yaitu
sebagai berikut :
 Albumin: mengikat obat asam dan obat netral (misalnya, steroid) serta
bilirubin dan asam-asam lemak.
a. Site I mengikat warfarin, fenilbutazon, fenitoin, asam valproate,
tolbutamid, sulfonamide, dan bilirubin (warfarin site).
b. Site II mengikat diazepam dan benzodiazepine lainnya, asam-
asam karboksilat (kebanyakan AINS), penisilin, dan derivatnya
(disebut diazepam site). Asam-asam lemak mempunyai tempat
ikatan yang khusus pada albumin.
 α-glikoprotein: mengikat obat basa.
 CBG (corticosteroid binding globulin): khusus mengikat kortikosteroid.
 SSBG (sex steroid binding globulin): khusus mengikat hormon kelamin.
2. Menurut Asmadi (2009), distribusi cairan dalam tubuh yaitu sebagai berikut
:
 Cairan intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan
berfungsi sebagai tempat aktivitas kimia sel yang berlangsung. Cairan
ini merupakan 70% cairan tubuh total atau total body water. Cairan
intrasel membentuk 40% berat tubuh.
 Cairan ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat di luar sel dan
menyusun 30% dari Total Body Water (TBW). Selain itu, CES juga
merupakan sekitar 20% dari berat tubuh. Cairan ekstraseluler terbagi
menjadi 3 yaitu :
- Cairan interstitial yaitu cairan yang terdapat pada celah antar sel
atau disebut juga cairan dalam jaringan, berjumlah sekitar 15% dari
berat badan. Pada umumnya, cairan interstitial berfungsi sebagai
pelumas agar tidak terjadi gesekan pada saat dua jaringan bergerak.
Contoh dari jaringan ini yaitu cairan pleura, perikardial, dan cairan
peritoneal.
- Cairan intravascular yaitu cairan yang terdapat di dalam pembuluh
darah dan merupakan plasma, berjumlah sekitar 5% dari berat
badan
- Cairan transeluler yaitu air mata dan juga cairan spinal, synovial,
peritoneal, perikardial, dan pleural (2%).
3. Keterkaitan antara besaran nilai volume distribusi dengan peredaran obat
dalam tubuh yaitu, besaran nilai volume distribusi dalam tubuh memberikan
gambaran terkait dengan berapa besarnya volume obat tersebut terlarut
dalam tubuh. Volume distribusi mengaitkan antara jumlah obat dalam
plasma dengan konsentrasi obat dalam plasma. Volume distribusi obat
dalam dihitung dengan menggunakan jumlah obat yang masuk dalam
sirkulasi sistemik dibagi dengan konsentrasi obat awal dalam plasma.
Dosis yang sama apabila volume distribusi besar maka konsentrasi obat
dalam plasma menjadi kecil namun peredaran obat dalam tubuh semakin
besar dikarenakan volume distribusi obat besar. Sebaliknya apabila volume
distribusi kecil maka konsentrasi obat dalam plasma menjadi besar dan
peredaran obat mejadi kecil karena volume distribusi obat juga kecil
(Aslam, 2003).
4. Obat bebas dan obat terikat
 Obat bebas adalah obat yang mampu melewati membran sel secara
bebas dan aktif terapeutik. Selain itu obat bebas memiliki distribusi
yang luas dikarenakan mudah terdifusi ke dalam jaringan tubuh. Obat
bebas mampu memberikan efek farmakologi yang diinginkan karena
obat ini secara aktif mampu berdifusi menembus membran dan masuk
dalam jaringan (Shargel, 2016).
 Obat terikat adalah obat yang mempunyai ukuran molekul yang besar
sehingga sulit untuk melewati membran atau sulit berdifusi yang
menyebabkan obat tidak aktif secara farmakologik. Adanya kesulitan
obat melewati membran menyebabkan proses distribusi yang
berlangsung terbatas (Shargel 2016).
5. Proses pembekuan darah akan terjadi secara alami jika terdapat luka.
Proses pembekuan darah trombosit atau keeping darah akan bereaksi saat
terdapat pembuluh darah yang rusak. Trombosit akan menempel pada
dinding area yang luka dan membentuk sumbatan. Sumbatan ini bertujuan
untuk menutup jaringan kulit yang rusak sehingga akan membantu
menghambat keluarnya darah. Trombosit kemudian akan melepaskan sel
sel lain yang membantu proses koagulasi berlangsung. Trombin akan
mengubah fibrinogen menjadi helai helai fibrin. Fibrin akan bekerja dengan
dengan menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang dapat
menangkap lebih banyak trombosit dan sel. Sehingga gumpalan atau
bekuan menjadi lebih kuat dan tahan lama. Ketika jaringan yang rusak
telah sembuh, maka sumbatan tidak diperlukan lagi. Helai fibrin kemudian
akan hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel sel dari
berkuan darah (Adang, 2018).
Peran warfarin dalam mencegah pembekuan darah yaitu dengan cara
menghambat sintesis vitamin K di hati, sehingga mempengaruhi faktor
faktor pembekuan II, VII, IX dan X dengan mengubah residu asam glutamat
menjadi residu asam gama karboksi glutamat (Michael, 2017).
6. Diketahui :
Dosis tunggal : 5 mg/kg
Berat badan : 50 kg
Cp : 16 mg/L
Ditanyakan :
Vd =……..?
Penyelesaian :
Dosis yang diberikan = Dosis tunggal x Berat badan
= 5 mg/kg x 50 kg
= 250 mg

Vd =

= 16,62 mg/L
Jadi, volume distribusinya adalah 16,62 mg/L
7. Alur distribusi obat dalam tubuh (Shargel, 2005)
DAFTAR PUSTAKA
Adang, D. & Dewi, A. 2018. Hemostatis. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Aslam, M. 2003. Farmasi Klinik Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan
Pilihan Pasien. Yogyakarta: Alex Media Kompotindo.
Asmadi, 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
Hakim Lukman. Farmakokinetik Edisi 2. Penerbit Bursa Ilmu: Yogyakarta. 2017.
Indijah, S. W. & Fajri, P. 2016. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Michael & Zelika, M. 2017. Obat Penginduksi Pendarahan. Jurnal Farmaka.
18(4): 33-40.
Shargel, L. & Andrew B. C. 2016. Applied Biopharmaceutics And
Pharmacokinetics Seventh Edition. Mc Graw Hill Education Maryland.
Shargel, L., Yu, A., and Wu, S., 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga University Press.

.
RUBRIK PENILAIAN TUGAS PENDAHULUAN
FARMAKOKINETIK 2022
NAMA : IRSAD
NIM : N011201099
KELOMPOK : 6 (ENAM)
GOLONGAN : KAMIS SIANG C

No. Elemen Skor Penilaian


Maks.
I. Kelengkapan Format
1. Identitas tugas pendahuluan
5
(Judul praktikum, logo Unhas, identitas penulis, dan identitas
asisten PJ praktikum)
II. Kelengkapan Isi
1. Mengerjakan seluruh soal tugas pendahuluan yang 15
diberikan
2. Jawaban dijelaskan secara sistematis, singkat, padat dan 35
jelas serta berlandaskan pustaka valid
3. Jawaban tidak mengandung unsur plagiarisme 35
III. Daftar Pustaka
1. Memuat semua kutipan yang digunakan 5
2. Gaya penulisan daftar pustaka mengikuti format Harvard 5
style
Nilai TP

Anda mungkin juga menyukai