Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI KANDUNGAN GLIKOSIDA PADA BIJI NANGKA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS


A. Nurpati Panaungi
Dosen tetap Program Studi DIII Farmasi STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian identifikasi senyawa glikosida pada ekstrak Kulit Buah Nangka (Artocarpus
heterophyllus) yang bearasal dariTanete Rilau Kabupaten Barru dengan tujuan untuk mengidentifikasi senyawa
glikosida. Penelitian ini dilakukan dengan cara Eksperimen Laboratorium.Kulit Buah Nangka diekstraksi secara
Refluks dengan pelarut metanol, ekstrak metanol diekstraksi lagi dengan Eter dan n-Butanol. Ekstrak n-Butanol
diidentifikasi Glikosidanya dengan reaksi kimia dan Kromatografi Lapis Tipis.Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa didalam ekstrak Biji Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) mengandung senyawa
glikosida dengan cara mengidentifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis.
Kata kunci : Nangka (Artocarpus heterophyllus), Refluks, Ekstrak, Identifikasi Glikosida.

PENDAHULUAN Penanganan buah nangka baik dalam bentuk


Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat segar maupun produk olahan akan
penyebaran berbagai tumbuhan tropis di dunia menghasilkan limbah padat yang cukup
dan diperkirakan diseluruh kepulauan banyak, baik beru pakulit, biji maupun jerami
Nusantara terdapat lebih dari 30.000 spesies nangka. Limbah-limbah padat tersebut apabila
tumbuhan tinggi dari lebih 250.000 spesis tidak dikelolah dengan baik akan
yang terdapat di dunia. Penelitian terhadap mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
kandungan kimia tumbuhan tinggi mengganggu kesehatan (sukandar 2011).
menghasilkan penemuan-penemuan Kulit merupakan pelindung terluar dari
baru.Tumbuhan memegang peranan penting semua makhluk hidup yang hidup di bumi
dalam kelangsungan hidup mahluk di atas ini.Ada beberapa kulit dari buah–buahan yang
bumi.Disamping itu tumbuhan sesungguhnya juga sebagai tempat penyimpnan cadangan
merupakan potensi kimia dari sebagian besar makanan.Cadangan makanan itu utamanya
sumber daya hayati yang ada di atas bumi, adalah karbohidrat yang merupakan penyusun
yang setiap saat dapat memproduksikan utama cadangan makanan pada tumbuhan.
senyawa kimia secara teratur dan seimbang Untuk pengolahan lebih lanjut dari karbohidrat
baik berupa produk metabolit primer dan di lakukan dengan cara hidrolisa.
metabolit sekunder. Senyawa kimia tersebut Salah satu buah yang mempunyai limbah
berfungsi untuk mendukung kelangsungan kulit yang biasa dikatakan besar adalah
hidup tumbuhan itu sendiri baik itu untuk nangka.Nangka mempunyai struktur kulit yang
pertumbuhan maupun sebagai alat interaktif keras pada bagian luar tetapi lunak pada kulit
terhadap ekosisitem.(sukandar 2011) yang dalam yang biasa disebut daging
Studi bahan alam dalam bidang farmasi kulit.Nangka dengan komposisi yang terdiri
dapat beras pekluas antara lain penelitian dari Kulit, daging buah, serta biji buah yang
terhadap struktur kimia, biosintesa, isolasi dan selama ini banyak di konsumsi hanyalah
identifikasi senyawa-senyawa baru. Penelitian daging buahnya saja, sedangkan kulit serta
hendaknya ditujukan pada salah satu senyawa bijinya dibuang begitu saja dan belum ada
bahan alam misalnya kelompok minyak atsiri, yang sempat untuk
glikosida, alkaloid dan lain-lainnya. memanfaatkannya.Semakin banyaknya
Senyawa-senyawa tersebut tersebar luas produk dari nangka maka semakin besar pula
pada berbagai spesies tumbuhan dan intensitas dari limbah kulit nangka
terakumulasi pada beberapa bagian dari tersebut.Maka dari pada itu dilakukan
tumbuhan tersebut, sehingga dalam pengolahan lebih lanjut sehingga mempunyai
penelitiannya perlu menyangkut berbagai kualitas serta tidak mencemarkan
disiplin ilmu seperti pitokimia, kimia organic, lingkungan.Di mana terdapat kandungan
farmakologi, farmasetika, teknologi dan lain- senyawa kimia salah satunya senyawa
lain (Media farmasi 2010). glikosida sehingga dapat memberikan manfaat
Nangka (Artocarpus heterophyllus) klinis.
merupakan salah satu hasil tanaman Selama ini pada umumnya Kulit Buah
hortikultura yang baik dikonsumsi dalam Nangka merupakan salah satu hasil limbah
bentuk segar maupun untuk produk olahan. dari pengolahan buah nangka yang

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 5
selanjutnya hanya menjadi pencemaran Butanol, ditampung dan selanjutnya
lingkungan, terkhusus bagi masyarakat yang diamati dengan kromatograpi lapis tipis.
berada di Tanete Rilau Kabupaten Barru. a. Kromatografi lapis tipis
Maka berdasarkan hal tersebut pada Ekstrak eter dan eluen n-Butanol,
penelitian ini akan diteliti Kulit Buah Nangka masing-masing ditotolkan pada lempeng
(Artocarpus heterophyllus) yang kemungkinan KLT, kemudian dimasukkan kedalam
mengandung senyawa kimia salah satunya chamber yang terdiri dari :
senyawa glikosida sehingga dapat 1) Eluen ( 15 : 5 :
memberikan manfaat klinis. 1)
2) Eluen eluen EtOAc - EtOH - (
BAHAN DAN METODE 10 : 5 : 1 )
Jenis Penelitian ini adalah penelitian 3) Hexana - EtOAc ( 8 : 2 )
eksperimen untuk meneliti kandungan 4) Benzen – EtOAc ( 8 : 2 )
senyawa glikosida pada Biji Buah Nangka Hasil elusi selanjutnya diidentifikasi
(Artocarpus heterophyllus). Penelitian ini noda-noda dengan menggunakan
dilakukan pada tanggal 27 Juli 2013 di penampak sinar UV dan 10%.
laboratorium Farmakognosi Program Studi DIII b. Identifikasi Glikosida dengan cara uji
Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar. busa
1. Pengambilan Sampel Ekstrak metanol dan ekstrak n-
Sampel Biji Buah Nangka yang diambil Butanol masing-masing dimasukkan ke
adalah Biji Nangka yang telah matang salam tabung reaksi, ditambahkan air 2
dalam hal ini telah mengalami perubahan ml lalu dikocok hingga berbusa, jika ada
kekerasan, berbau harum dengan warna busa maka positif mengandung
kulit kuning terang. Glukosida, sedangkan jika tidak ada
2. Pengelolaan Sampel dengan Pembuatan busa menandakan tidak terdapat
Simplisia kandungan Glikosida.
Biji Nangka yang telah diambil dibuat
simplisia dengan cara Biji Nangka di HASIL PENELITIAN
pisahkan dari buahnya, kemudian di cuci Hasil identifikasi dengan menggunakan
bersih lalu dipotong kecil-kecil atau dibuat KLT terhadap ekstrak metanol menggunakan
serbuk kasar sebanyak 100 gr, dan eluen Benzen – EtOAc (8 : 2) terdapat 1
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan nodapada lampu UV dan 3 noda pada
(tidak terkena matahari langsung). . Pada eluen Hexana – EtOAc (8
3. EkstraksiBahan dengan Cara Refluks : 2) terdapat 1 noda pada lampu UV dan 4
a. Bji Buah Nangka (Artocarpus noda pada . Jumlah noda ekstrak
heterophyllus) yang telah kering eter menggunakan eluen Benzen – EtOAc (8 :
ditimbang sebanyak 100 g, dimasukkan 2) terdapat 4 noda pada lampu UV dan 6 noda
ke dalam labu alas bulat, kemudian pada . Pada eluen Eluen Hexana –
ditambahkan pelarut methanol 300 ml, EtOAc (8 : 2) terdapat 4 noda pada lampu UV
kemudian ditempatkan di atas bunzen dan 6 noda pada Jumlah noda
dan diklem kuat. ekstrak metanol dengan menggunakan eluen
b. Kondensor dipasang tegak lurus dan (15 : 5 : 1) terdapat 1
disambungkan dengan labu alas bulat noda pada lampu UV dan 8 noda pada
yang berisi simplisia Biji Buah Nangka . Pada eluen EtOAc – EtOH -
(Artocarpus heterophyllus). (10 : 5 : 1) terdapat 1 noda pada lampu UV
c. Bunzen dinyalakan dan aliran air dan 6 noda pada .
dijalankan, direfluks selama 4 jam, Pada ekstrak n-Butanol dengan
dengan mengganti pelarut sebanyak 3 menggunakan eluen
kali, hingga terekstraksikan secara (15 : 5 : 1) terdapat 4 noda pada lampu UV
sempurna. dan 9 noda pada . Pada eluen
d. Setelah 4 jam, ekstrak didinginkan EtOAc – EtOH - (10 : 5 : 1) terdapat 6
kemudian disaring dan filtratnya noda pada lampu UV dan 10 noda pada
dimasukkan kedalam alat rotavapor . Noda yang berwarna unggu
sampai terbentuk ekstrak kering. menandakan adanya senyawa glikosida.
4. Ekstraksi dengan Pelarut Eter dan n-
Butanol PEMBAHASAN
Ekstrak kering disuspensikan Sampel berupa Kulit Buah Nangka yang
dengan selanjutnya dimasukkan ke diperoleh dari daerah Kecamatan Tanete Rilau
dalam corong pisah dan diekstraksi dengan Kabupaten Barru dibersihkan (sortasi basah)
eter, sisa air di ekstraksi lagi dengan n- tujuan untuk menghilangkan kotoran berupa

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 6
debu yang menempel pada sampel dan kemudian menggunakan penyemprotan
selanjutnya sampel dipotong kecil-kecil. v/v.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah Metode pengembangan kromatografi
metode refluks karena sesuai untuk menyari dilakukan dengan cara elusi di dalam chamber
bahan yang keras dan bahan aktif yang tidak yang telah dijenuhkan cairan pengelusinya
mudah menguap atau terurai atau rusak oleh Penjenuhan chamber ini dimaksudkan agar
pemanasan. Pelarut yang digunakan adalah proses elusi hanya berasal dari eluen dan
metanol karena merupakan pelarut yang dapat tidak diganggu oleh uap air sehingga diperoleh
menarik kmponen-komponen kimia baik yang hasil pemisahan yang baik dan memuaskan.
bersifat polar maupun non polar secara Pada proses elusi, pori-pori penyerap akan
sempurnah. dilalui oleh cairan pengelusi yang bergerak ke
Ekstrak metanol yang diperoleh dari hasil atas membawa komponen-komponen kimia
ekstraksi kemudian diuapkan dengan dan pemisahan akan terjadi oleh adanya
menggunakan rotavapor hingga kering. perbedaan kelarutan dari masing-masing
Sebagian ekstrak metanol kental dimasukkan komponen kimia terhadap cairan pengelusi.
ke dalam vial untuk diidentifikasi, sisa ekstrak Noda-noda yang diperoleh pada proses elusi
metanol kental disuspensikan dengan air dan selanjutnya diamati dibawah lampu 366 nm,
diekstraksi dengan dietil eter, lapisan sisa air dan senyawa-senyawa yang berfluoresensi
selanjutnya diekstraksi dengan n-butanol pada panjang gelombang tersebut akan
jenuh air. Ekstraksi metanol, dietil eter dan n- nampak sebagai noda atau zona yang
Butanol selanjutnya diidentifikasi secara bercahaya. Sedangkan penyemprotan dengan
Kromatografi Lapis Tipis. Ekstrak dietil eter menggunakan 10 % dilakukan dengan
mewakili komponen kimia ekstrak Kulit Buah tujuan agar noda-noda yang tidak tampak
Nangka yang bersifat polar dan non polar, pada lampu UV dapat tampak setelah
sedangkan ekstrak n-Butanol mewakili dilakukan penyemprotan.
komponen kimia yang bersifat polar.
Senyawa glikosida adalah senyawa yang KESIMPULAN DAN SARAN
bersifat polar, sehingga larutan dapat Kesimpulan
teridentifikasi pada pelarut n-Butanol. Sifat Hasil penelitian terhadap Identifikiasi
kepolarannnya diengaruhi oleh ikatan-ikatan Glikosida pada Biji Buah Nangka (Artocarpus
gula dengan aglikon, yang disebut ikatan heterophyllus) yang diidentifikasi dengan
glikosidik. Walaupun sesungguhnya aglikon- menggunakan pereaksi kimia dan identifikasi
aglikon itu adalah bersifat non polar. Sehingga KLT, dapat disimpulkan bahwa terdapat
bila senyawa glikosida dihidrolisa maka akan senyawa Glikosida pada Biji Buah Nangka.
putus ikatan glikosidik tersebut. Saran
Identifikasi dengan KLT menggunakan Hasil yang diperoleh setelah melakukan
lempeng silica gel F254 sebagai fase diamnya. penelitian ini, disarankan agar dilakukan
Sedangkan untuk fase geraknya digunakan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa
bermacam-macam eluen baik yang bersifat kimia murni yang terkandung dalam Biji Buah
polar maupun non polar. Hasil kromatografi Nangka(Artocarpus heterophyllus).
noda diamati di bawah sinar lampu UV 254 nm

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,http://jurnalilmiahfarmasi.blogspot.com/2010/10/identifikasialkaloid.html diakses,2 juli 2012.

Anonim,http://fitokimiaumi.wordpress.com/2009/03/metode-ekstraksi.pdfdiakses 2 Juli 2012.

Aprianoandry, http://ml.scribd.com/doc/34804729/MORFOLOGI-NANGKA, diakses tanggal 15 juni 2012.

Departemen Kesehatan RI., 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid I-IV. Jakarta.

Ersam, T., 2001, http://www.scribd.com/doc/88522285/nangka, diakses tanggal 15 juni 2012


.
Gunawan, Didik., 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.Penebar Swadaya. Jakarta.

Harbone, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Bandung.

Heyne, 1987, Tumbuhan berguna Indonesia II, Jakarta.diakses 2 Juli 2012.

Ibrahim Ismai.l., 2011 Teori dan Praktek Farmakognosi II, Makassar, hal.7.

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 7
Ibrahim IsmailI.., 2011, Media farmasi Makassar, Vol. VIII.No. 14.

Robinson Trevor., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Bandung, Hal 281-284.

Sanker, S.D., Nahar, L., 2009, KimiaUntuk Mahasiswa Farmasi, Pustaka Pelajar., Yogyakarta.

Tavipiono, 2010.,http://en.wikipedia.org/wiki/Jackfruit, diakses tanggal 30 juni 2012.

Widyastuti,1993.,http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/contohpendahuluan-skripsi.html, diakses tanggal 15


juni 2012.

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 8

Anda mungkin juga menyukai