PENDAHULUAN
dalam obat tradisional oleh mereka yang tidak mengenal ilmu pengobatan
tertentu.
Untuk menarik zat aktif yang berkhasiat sebagai obat yang terdapat
1. Maserasi
sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena
dalam dan di luar sel, maka larutan yang terpekat akan terdesak
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat dan akan
3. Perkolasi
gerakan ke bawah.
4. Infudasi
lainnya larut pada fase kedua, dimana fase kedua setelah dikocok
dan zat akan terpisah kedalam kedua fase tersebut sesuai dengan
tingkat kepolarannya.
lainnya larut pada fase kedua, dimana fase kedua setelah dikocok
pemisahan sempurna terbentuk dua lapisan fase cair, dan zat akan
kepolarannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Klasifikasi
(1) Merica
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzigium
(3) Kunyit
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
(4) Jintan
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Ranuncules
Familia : Ranunculaceae
Genus : Nigella
Spesies : Nigella sativa
(1) Merica
- Sulawesi : merica
- Kendari : merica
(3) Kunyit
- Sunda : Kunyit
- Jawa : Kunyit
(4) Jintan
sukan
(1) Merica
menjadi buah).
dan berair.
menyirip.
bulat telur.
(3) Kunyit
hijau pucat.
(4) Jintan
helaian daun 3,5-6 cm, lebar 2,5 sampai ujung timbul, pinggir
berwarna putih.
- Pada keaadaan kering helaian daun tipis dan sangat berkerut,
II.I.4 Kandungan
(1) Kunyit
mengandung zinger
(2) Jintan
(4) Merica
acid,I-undercylenyl-3,4-methyllenedioxy
benzene,piperidine,minyak atsiri,N-isobutyl-decatrans-2trans-4-
(2) Kunyit
(3) Merica
(4) Jintan
luka,obat batuk,sariawan.
1. Metode maserasi
dipekatkan.
1. DIGESTI
lemah, yaitu pada suhu 40° - 50° C. Cara maserasi ini hanya dapat
pemanasan.
pengadukan.
3. REMASERASI
4. MASERASI MELINGKAR
Pada proses ini tiap “batch” serbuk simplisia disari beberapa kali
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dan diluar sel maka larutan yang
terpekat didesak ke luar. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang hingga
dalam sel. Cairan penyari yang biasa digunakan untuk metode ini
adalah metanol.
tahan pemanasan
2. Metode Perkolasi
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampel
dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan
ke bawah.
Adapun kerugian dari cara perkolasi ini adalah serbuk kina yang
mengadung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila
zat aktif yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat,
sedangkan sisa setelah dilakukannya penyarian disebut ampas atau
sisa perkolasi.
jumlah bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari
2
/3 dari perkolator. Perkolator dibuat dari gelas, baja tahan karat atau
bahan lain yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau cairan
penyari.
3. Metode Infudasi
dikehendaki.
METODE KERJA
III.1.1 Alat
1. Aluminium foil
2. Batang pengaduk
3. Botol sirup
4. Cawan porselin
5. Corong pisah
6. Erlenmeyer
7. Gunting
8. Karet sumbat
9. Keranjang
10. Kompor
14. Toples
III.1.2 Bahan
1. Air suling
2. Kertas saring
3. Kertas timbang
4. Label
5. Metanol
retrofractum)
7. Tissue rol
kertas saring
botol
ml/ menit
corong pisah.
pemisahan.
jenuh air.
BAB IV
Jenis ekstraksi Jenis ekstrak Berat (gr) Pelarut Vol pelarut (l)
metanol
pelarut (l)
metanol
BAB IV
PEMBAHASAN
cairdibuat dengan menyari simplisia hewani atau nabati menurut cara yang
sesuai.
menarik komponen senyawa yang terdapat dalam suatu bahan alam baik
terdapat disimplisia terdapat dalam bentuk dengan kadar yang tinggi dan hal
dapat ditentukan metode ekstraksi yang sesuai sehingga diperoleh hasil yang
sifat fisik dan kimia dari suatu simplisia karena dapat mempengaruhi
kecepatan penyarian seperti kecepatan difusi zat terlarut, struktur kimia dan
konsistensi bahan.
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana. Cara ini dimaksudkan
untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut
karena metanol memiliki sifat semi polar sehingga dapat menarik komponen
agar larutannya tidak cepat menguap sebelum menarik secara total zat aktif
yang disertai dengan pengadukan yaitu agar diperoleh hasil ekstraksi yang
maksimal, dimana hampir semua zat aktif dalam simplisia tertarik keluar.
panas.
dan kerugian lainnya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi
sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Pada percobaan
ini ditambahkan cairan penyari metanol untuk menarik zat aktif yang terdapat
pada serbuk simplisia yang dibiarkan selama satu malam. Cairan yang
terdapat dalam botol perkolator disaring dengan kertas saring agar ampasnya
tidak ikut terbawa yang juga kemungkinan dapat menghambat aliran di dalam
yang betul-betul murni, karena kemungkinan jika kecepatan alir cairan cepat
berbentuk :
perkolator bentuk ini mempunyai lubang yang lebih kecil pada ujungnya
Ujung yang kecil menyebabkan aliran perkolasi lebih kecil sehingga serbuk-
sebuk simplisia yang dilarutkan tidak ikut dalam aliran tersebut. Sehingga
sederhana dan murah dan juga tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
rendah. Kerugian lainnya dari metode perkolasi adalah jika kita menggunakan
serbuk yang mengandung sejumlah besar zat aktif yang larut, tidak baik bila
diperkolasi dengan alat perkolasi yang sempit, sebab perkolat akan segera
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air. Karena cara ini sangat
Pada metode ini serbuk simplisia dilarutkan dalam air, akan tetapi
air pada metode ini hanya berperan sebagai pelarut sehingga dengan
Sedangkan suhu dibawah 90oC-98oC tidak efektif untuk metode ini karena
zat aktif pada simplisia tidak tersari secata total pada suhu tersebut sehingga
sehingga masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif kemudian
melarutkan zat aktif tersebut. Pada infudasi digunakan air karena pada
sehingga jika digunakan pelarut yang lain seperti metanol misalnya, akan
untuk memisahkan zat aktif dari suatu simplisia yang terekstraksi dari
tanaman asalnya.
Kerugian dari metode infudasi yaitu menghasilkan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Selain itu, diperlukan kehati-
pelarut dalam zat terlarut yang tidak saling bercampur. Keuntungan dari
metode ini yaitu hasil yang diperoleh sangat akurat karena dari proses
dengan sempurna.
Kerugian dari metode ini yaitu banyaknya sisa sampel yang tidak dapat
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
kesimpulan bahwa :
yaitu :
V.2. Saran
Agriwidjaya. Jakarta.
Depkes RI, 1978. “ Materi Medika Indonesi Jilid I- IV“. Dirjen POM.
Jakarta.