Anda di halaman 1dari 106

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Bumi memiliki lebih dari 350.000 jenis tumbuhan. Keberagaman jenis


tumbuhan tersebut dikelompokkan dalam sebuah sistem yang disebut sistem
klasifikasi tumbuhan. Tumbuhan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan ciri-ciri
yang dimiliki, salah satunya adalah ciri-ciri morfologi. Ciri-ciri morfologi tumbuhan
didapat dari sebuah pengamatan secara langsung pada tumbuhan tersebut. Para ahli
botani pada zaman dahulu membuat suatu spesimen tanaman kering yang digunakan
sebagai bukti otentik dari hasil identifikasi ciri-ciri morfologi suatu tumbuhan yang
telah mereka kemukakan dan sebagai koleksi pribadi. Spesimen tumbuhan tersebut
kemudian dikenal dengan nama herbarium.
Herbarium merupakan istilah dari pengawetan spesimen tumbuhan dengan
cara dikeringkan dan di-press (ditekan) untuk kepentingan koleksi dan ilmu
pengetahuan. Selain itu, herbarium merupakan salah satu acuan identifikasi untuk
mengetahui ciri-ciri morfologi tumbuhan. Dengan adanya herbarium, kita dapat
mengidentifikasi ciri-ciri suatu tumbuhan tanpa harus melihat tumbuhannya secara
langsung pada habitatnya. Tidak semua tumbuhan dapat dijumpai dengan mudah di
sekitar lingkungan. Banyak tumbuhan yang hidup pada daerah-daerah tertentu yang
sulit dijangkau. Oleh karenanya, dengan adanya herbarium akan memudahkan dalam
proses studi literatur tentang ciri-ciri morfologi suatu tumbuhan. Selain itu,
herbarium juga berfungsi sebagai koleksi. Para ahli botani biasanya menjadikan
herbarium sebagai koleksi pribadi dan menyimpannya dengan baik pada kondisi
penyimpanan yang seharusnya.

II. Tujuan
Menentukan taksonomi tumbuhan yang terdapat dalam herbarium.
Menentukan ciri-ciri morfologi tumbuhan berdasarkan herbarium yang telah
dibuat.
Menentukan manfaat tumbuhan yang dibuat herbarium dalam bidang farmasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Praktikum Shift Senin

Kelompok 1
Cymbopogon nardus L. Rendle

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L. Rendle
Nama sinonim : Andropogon nardus
Nama resmi : Serai wangi
Nama daerah : Sere magat (Aceh), sereh (Sunda), sere (Jawa), hisa-hisa (Ambon),
dan sare (Makasar)
Nama asing : Citronella grass (Inggris), su sa (Vietnam), ta khrai hom (Thailand),
ya xiang mao (Cina), dan kou suigaya (Jepang).

2. Morfologi
Habitus : Terna perennial.
Batang : Batang tumbuhan serai wangi tegak atau condong, berpelepah, dan
membentuk rumpun. Batang pendek, masif dengan bentuk batang bulat
(silindris), dan penampang lintang berwarna merah.
Daun : Daun serai wangi merupakan daun tunggal, tidak bertangkai,
pertulangan daun sejajar (rektinervis), tepi daun kasar dan tajam, ujung
daun runcing (akutus), permukaan daun bawah berambut pendek, kaku
dan jika diraba kasar (hispidus), dan jika daun diremas mengeluarkan
bau aromatik.
Bunga : Susunan bunga malai atau bulir majemuk, bunga bertangkai atau
duduk, dan berwarna hijau atau putih kekuningan.
Buah : Tidak ada.
Biji : Tidak ada.
Akar : Sistem perakaran serabut dan berimpang.

3. Kegunaan
Komponen-komponen dari tanaman serai wangi memiliki manfaatnya masing-
masing. Salah satu khasiatnya adalah sebagai antibakteri. Menurut penelitian yang
pernah dilakukan oleh mahasiswa FMIPA dari Universitas Negeri Yogyakarta, sifat

2
antibakteri dari serai wangi ini dapat digunakan untuk deodoran alami. Fungsi
antibakteri di deodoran adalah untuk menekan pertumbuhan bakteri yang dapat
membuat keringat bau. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembatan deodoran ini
adalah serai wangi, aqua destillata, propilen glikol, dan alkohol 95%.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan ekstraksi
pada serai wangi menggunakan metode distilasi uap. Dari hasil destilasi ini,
didapatkan minyak atsiri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan deodoran.
Kemudian diambil 65 mL alkohol 95%, 30 mL ekstrak serai wangi, 5 mL propilen
glikol lalu dimasukkan ke dalam botol. Semua larutan dikocok sampai homogen.

4. Daftar Pustaka
Dasuki, M., Ahmad, Undang, dan Sofi Andriani. 2002. Morfologi dan Sistematik
Tumbuhan. Bandung: Departemen Biologi, Instititut Teknologi Bandung.
Khasanah, Retno Atun, Budiyanto, Eko, dan Nenny Widiani. 2011. Pemanfaatan
Ekstrak Sereh (Chymbopogon nardus L.) Sebagai Alternatif Anti Bakteri
Staphylococcus Epidermidis pada Deodoran Parfume Spray. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

3
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

4
Kelompok 2
Pluchea indica L.

1 Taksonomi
Kingdom : Plantae

5
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea Indica (L.) Less.
Nama sinonim : Baccharis indica, Linn.
Nama umum : Beluntas
Nama Daerah : Beluntas, luntas (Jawa), lamutasa (Makassar), luntas (Dayak)
Nama Asing : Indian camphorweed (Inggris), cuc tan (Vietnam), luan yi (Cina).

2 Morfologi
Habitus : Beluntas merupakan tumbuhan semak atau perdu kecil dengan tinggi
sekitar 2-3 m.
Batang : Batang pohonnya berkayu dengan bentuk bulat dan berdiri tegak.
Batang pohon memiliki banyak cabang berwarna ungu saat dewasa dan
hijau saat muda.
Daun : Daun tunggal dengan ujung daun akutus (runcing), susunan daun
berselang-seling, permukaan daun terdapat bulu-bulu halus, panjang
daun sekitar 3,8-6,4 cm dengan lebar 2-4 cm, tulang daun menyirip
(peninervis), tepi bergerigi (krenatus), dan daun memiliki tangkai
pendek.
Bunga : Bunga majemuk dengan bentuk umbela, stamen berjumlah banyak
dan berwarna putih, stigma seperti jarum dengan warna hitam
kecokelatan.
Buah : Buah tumbuhan ini memiliki ukuran yang relatif kecil dengan tektur
keras dan berwarna cokelat.
Biji : Biji Beluntas berwarna cokelat keputihputihan.
Akar : Sistem perakaran tunggang.

3 Manfaat
Bagian tanaman yang dipakai adalah seluruh tanaman, baik dalam keadaan
segar ataupun dikeringkan. Beluntas mengandung amino (leusin, isoleusin, triptofan,
treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan C. Tanaman ini bermanfaat
menurunkan suhu tubuh sehingga banyak keringat yang keluar dan suhu tubuh
menjadi turun. Manfaat lain dari beluntas adalah, menurunkan demam dengan cara 15
helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring.
Diminum sekaligus 1x sehari. Menghilangkan bau badan dan bau mulut dengan cara
beberapa helai daun beluntas muda dikukus lalu dimakan sebagai lalap.
Menghilangkan pegal-linu dengan cara beberapa helai daun beluntas diseduh dengan

6
segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Menghilangkan
keputihan dengan cara 20 helai daun beluntas, 1 akar pohon tapak liman direbus
dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, satu kali
sehari.
Menghilangkan nyeri punggung dan pinggul dengan cara 1 akar beluntas, 1 ibu
jari kencur, 1 ibu jari temulawak, 1 ibu jari kunyit direbus dengan 1 gelas air sampai
airnya tinggal setengah. Diminum 1 kali sehari, sekaligus. Mengobati rematik dengan
cara akar beluntas direbus dengan segelas air. Saring, minum 1x sehari sekaligus.
Mengobati sakit perut dan menghilangkan nyeri haid dengan cara 20 helai
daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan segelas
air panas sambil diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih
hangat. Ramuan ini untuk diminum dua kali sehari. Mengobati gangguan pencernaan
dan menambah nafsu makan pada anak dengan cara 8 helai daun beluntas dicuci
bersih, lalu taruh di nasi yang akan ditim.
Kegunaan yang lain adalah untuk mengobati kencing darah (bijinya), gangguan
pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh
keringat (daunnya), mencret darah, TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous
lymphadenitis), nyeri pada rematik, nyeri haid, sakit perut, nyeri pinggang (lumbago)
dan pinggul, menghilangkan bau badan, pegal linu.

4 Daftar Pustaka
Dalimarta, Setiawan. 2004. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta: Puspa
Swara. Halaman 5.
Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya: Jakarta.
Halaman 57.

5 Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

7
Herbarium dari luar ITB

8
Kelompok 3
Quisqualis indica L.

1 Taksonomi

9
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Quisqualis
Spesies : Quisqualis indica L.
Nama resmi : melati belanda, ceguk, widani
Nama sinonim : Combretum indicum (L.) De Filipps, Quisqualis glabra
Nama daerah : Bidani (sunda), wedani (Jawa), wudani (Melayu)
Nama asing : Chinese honeysuckle (Inggris), rangoon creeper (Inggris), Akar dani
(Malaysia)

2 Morfologi
Habitus : Quisqualis indica merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi sekitar
2,5-8 m.
Batang : Batang berkayu, berwarna cokelat, dan memiliki rambut berwarna
kuning. Batang tumbuhan Quisqualis indica dapat merambat, kadang
berduri karena petiola di batang yang mengeras, batang tumbuh ke atas
(erektus), dan kulit batang mudah mengelupas.
Daun : Daun berwarna hijau kekuningan dengan bentuk lonjong (ovatus),
ujung daun runcing (akutus), pangkal daun bulat (kordatus), susunan
daun berhadapan (opposita), oblong, dan oblovatus.
Bunga : Bunga memiliki bau aromatik dengan bentuk bunga tabung (tubular)
dan aktinomorf . Bunga berwarna putih, merah, atau merah muda.dan
tumbuh di terminal dengan tipe perbungaan rasemosa, memiliki petal
sejumlah 4-5.
Buah : Buah berbentuk lonjong (elips atau oblong) dengan ujung yang
runcing, licin, berwarna merah saat muda, berwarna cokelat dan berupa
drupa bersayap 5 saat matang.
Biji : Biji berukuran kecil dengan 5 sisi dan berwarna hitam.
Akar : Sitem perakaran tunggang dengan akar yang berwarna cokelat.

3 Kegunaan
Quisqualis indica atau melati belanda sering digunakan sebagai tanaman hias
Sebagai obat cacing, Quisqualis indica direbus atau dipanggang, dan hasil rebusan
atau panggangan tersebut dikonsumsi secara oral sebanyak tiga kali sehari, untuk
anak-anak 4-7 biji, untuk orang dewasa 8-10 biji. Dikonsumsi 2 jam sebelum makan.
Obat diabetes, dengan cara mengonsumsi 4 mL sari dari bunga atau daun Melati
Belanda, diminum dua kali sehari, dapat dikonsumsi bersama sari pare pahit. Untuk

10
mengobati masalah pencernaan, bisa dikonsumsi sari daun melati belanda atau
mengunyah daunnya beberapa kali sehari.

4 Daftar Pustaka

Ahmad, Undang dkk. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung:


Departemen Biologi Institut Teknologi Bandung. Halaman 112

Traill, William. 1863. Transaction of the Botanical Society of Edinburgh. Skotlandia:


Taylor &Francis. Halaman 109.

5 Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

11
Herbarium dari luar ITB

12
13
Kelompok 4
Piper crocatum Ruiz & Pav.

1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Piparales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.
Nama sinonim : Piper ornatum
Nama resmi : Sirih merah
Nama daerah : Suruh, sedah (Jawa), ranub (Aceh), cambai (Lampung), dan derigi
(Sulawesi)
Nama asing : Ikmo (Philipina), guan shang hu jiao (Cina), ornamental pepper
(Inggris)

2 Morfologi
Habitus : Sirih termasuk jenis tumbuhan memanjat dan bersandar pada batang
pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai sekitar 5-10 m.
Batang : Batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak
kecokelatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut dengan
bentuk bulat, beruas dengan panjang ruas 3-8 cm, batangnya bersulur
dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Pada setiap buku tumbuh satu
daun.
Daun : Piper crocatum saat muda umumnya mempunyai bentuk kordatus-
ovatus dan pada fase dewasa (siap menghasilkan alat reproduksi)
terjadi perubahan bentuk daun dari membulat ovatus-oblongus.
Tangkainya agak panjang, tepi daun entire (rata), ujung daun
akuminatus (meruncing), pangkal daun berlekuk, daun tunggal, tulang
daun menyirip (peninervis), dan daging daun tipis. Filotaksis daun
alternate, panjang daun 6,1-14,6 cm, lebar daun 4-9,4 cm, warna dasar
daun hijau pada kedua permukaannya, bagian atas hijau dengan garis-
garis merah jambu kemerahan, permukaan bagian bawah hijau merah
tua keunguan. Tangkai daun hijau merah keunguan, panjang 2,1-6,2
cm, pangkal tangkai daun pada helaian daun agak ketengah sekitar 0,7-
1 cm dari tepi daun bagian bawah.

14
Bunga : Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri diujung cabang dan berhadapan
dengan daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bulat telur terbalik
atau lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 2,5-
3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,56
cm. Kepala putik berjumlah 3-5.
Buah : Buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu,
rapat, tebal 11,5 cm.
Biji : Biji berbentuk bulat.
Akar : Tanaman sirih mempunyai sistem perakaran serabut. Akar pada
tanaman sirih merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya
dari akar yang disebut akar pelekat yaitu akar-akar yang keluar pada
buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk melekatkan
diri pada penunjangnya.

3 Kegunaan
Sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak
dalam kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai penyakit
seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah
stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan,
maag, kelelahan, nyeri sendi, dan memperhalus kulit. Karena sirih merah mengandung
flavonoid, polivenol, alkoloid, tanin, minyak astsiri, saponin, hidroksikafikol, kavikol,
kavibetol, allylprokatekol, karvokrol, eugenol, P-cymene, cineole, coryofelen,
kadimen, ekstragol, terpenana, dan fenil propoda. Senyawa flavonoid dan polivenol
berfungsi sebagai antioksidan, antideabetik, antikanker, antiseptik dan antiflamasi.
senyawa alkoloid pada sirih merah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat
pertumbuhan sel-sel kanker.
Sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai diabetes melitus dengan cara, tiga
lembar daun sirih merah dipetik lebih baik daun keenam atau ketujuh dari pucuk.
Semua daun dicuci bersih, kemudian diiris kecil-kecil. Direbus dengan air sebanyak
tiga gelas (600 mL) sampai mendidih dan tersisa 1,5 gelas. Diminum sehari tiga kali
sebelum makan, sekali minum setengah gelas. Sedangkan untuk mengobati keputian,
daun sirih merah dapat dimanfaatkan dengan cara: sebanyak 8 daun sirih merah tua
dicuci bersih, kemudian diiris-iris selebar 1 cm, lalu direbus dengan air 800 mL
sampai mendidih. Setelah dingin, dipakai untuk membersihkan organ kewanitaan dua
kali sehari.

4 Daftar Pustaka

15
Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen
Biologi ITB. Halaman 67.
Arief, Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Halaman 73-74.
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta.

16
5 Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

17
Kelompok 5
Gardenia jasminoides J. Ellis.

18
1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub class : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Gardenia
Species : Gardenia jasminoides J. Ellis.
Nama sinonim : Gardenia augusta (L.) Merr.
Nama resmi : Kaca piring
Nama daerah : Jempiring (Bali), ceplokpiring (Jawa), dan cepiring (Sumatra)
Nama asing : Cape jasmine, gardenia, dan dahn-dahn (Inggris)

2 Morfologi
Habitus : Termasuk tanaman setengah semak dan setengah perdu.
Batang : Berkayu, berbentuk bulat, simpodial, tinggi 1-2 m, dan kulit batang
berwarna keabu-abuan.
Daun : Berbentuk bulat telur (ovatus), daun berdaging atau tebal, berwarna
hijau gelap hingga terang mengilap, memiliki stipula, tunggal, tulang
daun menyirip (peninervis), oposita, tepi rata (integer), dan ujung
meruncing (akuminatus).
Bunga : Tipe perbungaan aktinomorf, ovarium inferior, simosa, mahkota
bunga berwarna putih atau putih krem, aromatik, tunggal, terminal,
petal 4-5, kaliks 4-5, dan biseksual
Buah : Berbentuk kapsul bulat telur, berwarna kuning atau jingga, panjang
2,5-4,5 cm, dan diameter 1,5-2 cm.
Biji : Berbentuk bundar dan tipis pipih.
Akar : Perakaran tunggang.

3. Kegunaan

Sebagai obat diabetes melitus bahan yang digunakan adalah 12 lembar daun
kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas. Cara menggunakannya diminum sekaligus dan diulangi secara
rutin setiap hari.
Kegunaan lainnya yaitu obat sariawan, bahan yang digunakan adalah 7 lembar
daun kaca piring, 2 sendok makan madu dan 1 potong gula aren. Cara membuatnya
daun kaca piring diremas-remas dan ditambah dengan 1 cangkir air dan disaring.
Kemudian dicampur dengan madu dan gula aren tersebut dan diaduk sampai merata
lalu diminum dan diulangi setiap dua hari sekali.
Untuk menurunkan demam bahan yang digunakan adalah 7 lembar daun kaca
piring dan 1 potong gula batu. Cara membuatnya daun kaca piring diremas-remas

19
dengan 1 gelas air dan disaring. Kemudian dicampur dengan gula batu dan diaduk
sampai merata lalu diminum.
Kaca piring juga bisa untuk mengobati sembelit, bahan yang digunakan adalah
3 biji buah kaca piring. Cara membuatnya direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas lalu diminum.

4. Daftar Pustaka
Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta: IKAPI.
Gilman, Edward F. 1999. Gardenia jasminoides. Florida: Florida Cooperative
Extension Service, University of Florida. Hlm. 222.
Thomas A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

20
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

21
22
Kelompok 6
Barleria prionitis L.

1 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Barleria
Species : Barleria prionitis L.
Nama Sinonim: Prionitis hystrix Miq.
Nama Resmi : Landep
Nama Daerah : Kembang landep (Sunda), bunga landak (Sumatera), dan landep
(Jawa)
Nama Asing : Porcupine flower (Inggris), vajradanti (Hindi), dan pilikantashelio
(Gujarat)

2 Morfologi
Habitus : Termasuk tanaman semak dengan tinggi 1,5 m.
Batang : Berkayu, batang berbentuk segiempat (quadrangularis), monopodial,
dan berwarna hijau.
Daun : Tunggal, tulang daun menyirip (peninervis), oposita, bentuknya elips
sampai lanset, ujungnya akuminatus, panjang 2-18 cm, lebar 20-65 mm,
dan berwarna hijau.
Bunga : Tunggal, zigomorf, simosa, aksial, panjang 1-2 cm, sepal 1,5 cm,
stamen dua, stilus bentuk jarum, petal bertajuk lima, bentuk elips
memanjang, ovarium superior, dan mahkota berwarna kuning.
Buah : Buah bakka, bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, dan berwarna
hijau.
Biji : Kapsula bersayap, pipih, mengkilat seperti beludru, dan berwarna
cokelat.
Akar : Tunggang, bulat, dan berwarna cokelat kotor.
3 Kegunaan
Tanaman landep dapat digunakan untuk mengobati rasa sakit (efek analgetik).
Bahan yang digunakan adalah 7-10 lembar daun landep. Daun landep mengandung
saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat. Daun landep direbus dengan
empat gelas air dalam satu wadah. Diminum dua kali setengah gelas dalam sehari.
Selain itu, akar landep dapat menyembuhkan luka. Akar landep mengandung saponin,
flavonoid, dan polifenol. Pembuatan ramuan luka sebanyak 15 gram akar landep

23
dicuci bersih. Lalu ditambah kapur sirih sebnayak sendok teh. Ditumbuk sampai
lembut, kemudian ditempelkan pada luka.

4 Daftar Pustaka
Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen
Biologi ITB. Hlm. 154-157
Wahjeodi, Bambang, dkk. 2000. Penelitian Tanaman Obat dibeberapa Perguruan
Tinggi di Indonesia X. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Hlm. 102.

24
5 Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

25
Kelompok 7
Murraya paniculata L.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta

26
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Murraya
Species : Murraya paniculata L.
Nama Resmi : Kemuning
Nama Sinonim: Chalcas exotica (L.) Millsp, Chalcas paniculata L., dan Murraya
exotica
Nama Daerah : Kamuning (Sunda), kuning (Bali), dan kamoni (Ambon)
Nama Asing : Orange jessamine (Inggris), jiu li xiang (Cina), dan yueh chu (Cina)

2. Morfologi
Habitus : Termasuk tanaman perdu.
Batang : Tegak dan tajuk luas, beralur dan tidak berduri. Batang kemuning
berwarna kuning muda. Seiring bertambahnya usia, warna batang yang
tadinya berwarna kuning muda akan berubah menjadi cokelat. Serat
kayunya halus dan keras tapi mudah dibelah. Diameter batang
kemuning dapat mencapai 60 cm.
Daun : Warna daunnya hijau mengkilap, bentuk bulat telur (ovatus), daun
tersebar (alternate), ujung lancip (akutus), termasuk daun majemuk
dengan helaian anak daun bertangkai, dan tepi daunnya rata (integer).
Bunga : Kelopak bunganya berwarna putih, termasuk bunga majemuk yang
keluar dari ketiak daun atau ujung ranting (terminal). Berbentuk
terompet, jumlahnya sekitar 1-8, biseksual, aktinomorf, jumlah sepal 5,
jumlah petal 5, stamen 10 (dalam 2 lingkaran masing-masing 5) dan
ovarium superior.
Buah : Buah buni berdaging, bentuknya bulat telur atau bulat memanjang,
panjang 8-12 mm dan berwarna hijau jika masih muda dan berwarna
merah ketika masak.
Biji : Kecil, lanset, berwarna putih, dan berjumlah 2.
Akar : Perakaran tunggang dan berwarna kuning keputih-putihan.

3. Kegunaan
Daun kemuning dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, menurunkan demam,
obesitas, penyakit infeksi seperti bisul, eksema, ulkus, infeksi saluran kencing, infeksi
saluran pernafasan, diare dan disentri.
Dalam mengobati infeksi kandung kemih, daun kemuning memiliki daya
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Bahan untuk membuatnya adalah 30
gram daun kemuning yang masih segar dan 150 mL air matang. Cara membuatnya
adalah daun kemuning dihaluskan dengan blender, ditambahkan air matang. Ramuan
disaring dan diambil airnya.

27
4. Daftar Pustaka
Dwi, Kartika dan Gunardi. 2010. Profil Kromatogram Dan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya Paniculata (L) Jack.) terhadap
Bakteri Escherichia Coli Secara In Vitro. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Jabbar, Abdul, dkk. 1996. Cinnamates and Coumarins From the Leaves of Murraya
Paniculata. Pakistan: H. E. J. Research Institute of Chemistry, University of
Karachi.
Kumar, Bendre. 2007. A Text Book of Practical Botany II. India: Rastogi Publication

28
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

29
Praktikum Shift Selasa

30
Kelompok 1
Lavandula angustifolia Mill.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Lavandula
Spesies : Lavandula angustifolia Mill.
Nama sinonim : Lavandula officinalis, Lavandula spica L., dan Lavandula spica
Nama resmi : Lavender
Nama daerah : Lavender (Indonesia)
Nama asing : Common lavender, english lavender, dan true lavender (Inggris)

2. Morfologi
Habitus : Termasuk tanaman perdu.
Batang : Batang berkayu, berbentuk bulat, dan monopodial.
Daun : Tunggal, pertulangan daun sejajar (rektinervis), tepi daun bergerigi
(seratus), bentuknya lanset, ujungnya lancip (akutus), dan berhadapan
(oposita).
Bunga : Tipe perbungaan zigomorf, biseksual, simosa, majemuk, aromatik,
berada di ujung tangkai (terminal), dan bunga tandan.
Buah : Buahnya nutlet (kacang kecil), tekstur lembut, dan bentuk ovoid atau
oblong.
Biji : Berbentuk bulir, berkeping dua atau dikotil, dan berwarna hitam atau
cokelat tua.
Akar : Perakaran tunggang tetapi mempunyai akar serabut untuk memperluas
permukaan serap air, dan berwarna putih kotor hingga kecokelatan.

3. Kegunaan

Minyak esensial bunga lavender bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam


kondisi, seperti insomnia, alopecia (kerontokan rambut), kecemasan, stres, dan
mengurangi rasa sakit pascaoperasi. Minyak lavender juga seringkali digunakan untuk
pengobatan alternatif, seperti pijat dan akupunktur. Komponen kimia yang terdapat
pada tumbuhan lavender adalah minyak atsiri (1-3%), linalol asetat (> 20 50 %),
monoterpene hidrokarbon, camphene, alokasi-ocimene, limonene, geraniol,
lavandulol, nerol. Tumbuhan lavender dapat digunakan dalam berbagai rute
administrasi misalnya sebagai infus, ekstrak dan bahan aditif (tambahan) untuk mandi,
kombinasi dengan obat penenang lain atau herbal karminatif. Infus dibuat dengan

31
menambahkan 5 sampai 10 mL obat per cangkir air panas (150 mL), sedangkan bahan
aditif dibuat dengan 100 gram obat disiram air panas atau direbus dengan 2 liter air
dan ditambahkan saat mandi

Berikut merupakan berbagai cara memanfaatkan lavender dalam berbagai


masalah kesehatan. Lavender bisa untuk mengatasi susah tidur, caranya dengan 5-8
tetes ditambahkan untuk 1/4 cangkir kemudian ditambahkan ke bak air, berendam
selama 20 atau dioleskan di bagian belakang leher, pelipis, dan bagian atas telinga.
Ditambahkan 5-10 tetes untuk satu ons air dalam botol semprot, dikocok dengan baik
lalu disemprotkan ke bantal, seprei, atau hanya disemprotkan di sekitar kamar tidur.
Ini akan menenangkan emosi dan memungkinkan untuk bersantai dan tidur. Lavender
juga bisa digunakan untuk mengobati luka bakar, jika area yang terbakar adalah besar,
5-10 tetes minyak lavender untuk satu ons air murni dalam botol semprot, kocok
dengan baik (dan sering) lalu disemprotkan pada areal yang terbakar. Selain itu,
aromatik lavender dapat meringankan sakit kepala atau depresi, dengan cara 2 4
tetes minyak lavender untuk 2 atau 3 gelas air mendidih. Uapnya dihirup. Jika
memiliki masalah asma, sebaiknya atas persetujuan dokter.

4. Daftar Pustaka
Gruenwald, Joerg et.al. 2000. PDR for Herbal Medicine. Montvale: Medical
Economics Company. Hlm. 277-278.
Lis-Balchin, Maria. 2004. The Genus Lavandula. USA: Taylor & Francis e-Library.
Hlm. 12.

5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

32
Herbarium dari luar ITB

33
Kelompok 2
Catharanthus roseus (L.) G. Don.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae

34
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don.
Nama sinonim : Ammocallis rosea, Lochnera rosea, dan Vinca rosea
Nama resmi : Tapak dara
Nama daerah : Kembang tembaga beureum (Sunda), kembang sari cina (Jawa), tapak
lima (Bali), usia (Maluku), dan sindapor (Sulawesi)
Nama asing : Perwinkle (Inggris), chang chun hua (Cina), dan keminting cina atau
rumput jalang (Malaysia).

2. Morfologi
Habitus : Termasuk tumbuhan herba.
Batang : Berbentuk teres (bulat), tumbuh tegak lurus (erektus), dan pola cabang
simpodial.
Daun : Daun tunggal, pertulangan daun menyirip (peninervis), bentuk daun
oval, ujung daun ujung runcing (mukronatus), foliatus membentuk plus
atau salib (dekusatus) pangkal daun tumpul (obtusus), tepi daun rata
(integer), dan pangkal daun petiolatus dengan tangkai yang sangat
pendek.
Bunga : Majemuk, warnanya ada yang putih, merah muda, atau putih dengan
bercak merah di tengahnya, aktinomorf, kelamin bunga biseksual,
kuncup bunga berbentuk terputar ke satu arah (kontortus), mempunyai
5 sepal, 5 petal, 5 stamen dengan anthera basifik, dan ovarium yang
terletak di ketiak daun (akilaris).
Buah : Bumbung (folikulus), berbentuk silinder (gilig), dan berbulu.
Biji : Berbentuk persegi panjang, dikotil, berwarna hitam, dan endosperm
kecil.
Akar : Perakaran tunggang.

3. Kegunaan
Kandungan kimia dari tanaman ini mengandung alkaloid yang berefek
antikanker dan alkaloid yang berefek menurunkan kadar gula dalam darah. Alkaloid
antikanker seperti vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR),
vincadioline, leurosidine, catharanthine, lochnerine. Alkaloid yang berefek
hipoglikemia (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosine, catharanthine,
lochnerine, tetrahydroalstonine, indoline, dan vindolinine.
Efek farmakologis dari tanaman tapak dara bersifat sedikit pahit, sejuk, dan
toksin. Berkhasiat sebagai antikanker (antineoplastik), penenang (hipotensif),
sitostatika, menyejukan darah, menghilangkan racun tubuh, menghentikan

35
pendarahan, dan menurunkan gula darah. Bagian tanaman yang digunakan adalah
bunga, daun dan batang yang dikeringkan yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
diabetes mellitus; hipertensi; leukemia; asma dan bronkhitis; demam; radang perut dan
disentri; kurang darah; tangan gemetar; gondong, bengkak, bisul dan borok; luka bakar
dan luka baru ; serta pendarahan akibat penurunan jumlah trombosit.
Daun dari tapak dara dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus,
tangan gemetar, gondongan, bengkak, bisul, borok,dan demam. Cara pembuatan obat
resebut dengan merebus daun tersebut dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga
tinggal 1 gelas. Pada penggunaan untuk luka bakar daun direndam dalam air panas dan
ditumbuk sampai halus sehingga dapat ditempelkan pada luka bakar tersebut dan pada
luka baru daun dikunyah sampai lembut lalu ditempel pada luka baru tersebut. Selain
itu, daun tapak dara kering yang direbus dapat digunakan untuk mengobabati
hipertensi, redang perut, disentri dan leukimia. Bonggol akar tapak dara kering dapat
digunakan untuk mengobati asma dan bronkhitis dengan cara direbus dengan 5 gelas
air. Penyakit anemia juga dapat diobati dengan putik bunga tapak dara putih yang
direndam dengan 1 gelas air kemudian ditaruh diluar rumah semalaman.

4. Daftar Pustaka
A.N.S, Thomas. 2012. Tanaman Obat Tradisional Volume 1. Yogyakarta: Kanisius.
Suryo, Joko. 2009. Herbal penyembuh Kanker Pada Perempuan. Yogyakarta: B First.

36
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

37
Herbarium dari luar ITB

38
Kelompok 3
Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Gamopetalae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness
Nama sinonim : Justicia paniculata Burm. f.
Nama resmi : Sambiloto
Nama daerah : Ki oray (Jawa Barat), sambiloto (Jawa Tengah dan Jawa Timur),
bidara (Sumatera)
Nama asing : Hempedu bumi (Melayu), chuan xin lian (Cina), green chireta
(Inggris)

2. Morfologi
Habitus : Perdu.
Batang : Berwarna hijau tua, panjang 30-100 cm, diameter 2-6 mm, berbentuk
persegi empat (quadrangular), berkerut di sekitar sudut batang
muda, sedikit membesar di bagian tangkai.
Daun : Tunggal, berbentuk seperti pedang (lanset), panjang 2-12 cm, lebar 1-
3 cm, tepi daun rata (integer), permukaan halus, berwarna hijau,
persebaran daun dekustatus. Tekstur daun herbaseus. Pertulangan daun
menyirip. Permukaan daun bagian bawah berwarna hijau pucat dan
tangkai daunnya pendek (petiolus). Daun bagian atasnya selalu
bractiform dengan petiolus yang pendek.
Bunga : Berwarna putih dengan bercak merah-keunguan di bagian petal,
berukuran kecil dan tersebar, berbentuk jorong dengan pangkal bunga
lancip. Percabangan bunga rasemosa. Bentuk geometris bunga yakni
zigomorf dan bentuk khusus bilabiatus (perhiasan bunga membentuk
struktur bibir atas dan bibir bawah). Biseksual. Mempunyai 5 kaliks,
korolla berbentuk tabung sempit, stamen berjumlah 2. Jenis
ovariumnya yakni ovarium superior.
Buah : Kapsul berbentuk corong, panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm
pangkal, dan ujung berbentuk tajam.

39
Biji : Berbentuk kapsul, kedua sisinya berbentuk tajam, banyak dan
tersebar, berukuran kecil 1.9cm 0.3cm, berwarna kuning
kecokelatan, dan tanpa endosperm.
Akar : Akar tunggang, berwarna putih kecokelatan.

3. Kegunaan
Andrographis paniculata sering digunakan sebagai obat herbal tradisional di
Bangladesh, Cina, Hong Kong, Pakistan, Filipina, Malaysaia, Indonesia, dan Tailand.
Biasanya tanaman ini digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti bekas
gigitan ular dan serangga, diabetes, disentri, demam, dan malaria. Saat ini banyak
produk-produk komersial di beberapa negara yang juga menggunakan ekstrak dari
tanaman ini. Daun dan akar dari tanaman ini yang dimanfaatkan untuk berbagai
pengobatan untuk diambil ekstraknya. Tanaman ini juga diketahui memiliki efek
farmakologi sebagai antikanker, antidiare, antihepatitis, anti-HIV, antihyperglycemic,
anti-inflammatory, antimikroba, antimalaria, antioksidan, kardiovaskular, sitotoksik,
hepatoprotektif, immune stimulatory, dan sexual dysfunctions.
Daging dari batang dan seluruh bagian tanamannya digunakan untuk
mengobati penyakit Newcastle dan sakit pernapasan pada hewan unggas. Di India,
daun tanamanya biasa digunakan untuk mengobati keracunan datura, cacing hati,
cacing mata dan perut, konstipasi, glositis, tuberkulosis, pneumonia, tetanus dan
skabies. (Wynn, Susan; Halaman 471)

4. Daftar Pustaka
Hossain, Md. Sanower, et al. 2014. Andrographis Paniculata (Burm. f.) Wall. ex
Nees: A Review of Ethnobotany, Phytochemistry, and Pharmacology. The
Scientific World Journal.
https://www.hindawi.com/journals/tswj/2014/274905/ Diakses pada tanggal 12
Oktober 2016.
Jarukamjorn, Kanokwan, Nabuo Nemoto. 2008. Pharmacological Aspects of
Andrographis Paniculata on Health and Its Major Diterpenoid Constituent
Andrographolide. Journal of Health Science. Halaman 370-381.
Kataky, Ankita and Handique. 2010. A Brief Overview On Andrographis paniculata
(Burm. f) Nees., A High Valued Medicinal Plant: Boon Over Synthetic Drugs.
Asian Journal of Science and Technology.
http://journalajst.com/sites/default/files/1038%20Download.pdf diakses pada
tanggal 12 Oktober 2016, pukul 21.22 WIB.

40
Wynn, Susan G dan Barbara Fougere. 2007. Veterinary Herbal Medicine. New York:
Elsevier Health Sciences. Halaman 471.

41
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

42
Kelompok 4
Clerodendrum thomsoniae Balf. f.

1. Taksonomi

43
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Clerodendrum
Spesies : Clerodendrum thomsoniae Balf. f.
Nama sinonim : Clerodendrum thomsoniae var. balfounii B.D. Jacks
Nama resmi : Nona makan sirih
Nama daerah : Nyonya nginang, nona makan sirih, nyai nginang
Nama asing : Bleeding glory bower, bag flower, bleeding heart vine, glory tree,
southern bleeding heart, tropical bleeding heart

2. Morfologi
Habitus : Tahunan, perdu, merambat dan memanjat.
Batang : Penampang quadrangular, puberulent.
Daun : Tidak ada stipula, letak daun berhadapan (opposite), ujung
akuminatus, pangkal obtuse, tepi entire, permukaan atas dan bawah
puberulent, bagian atas berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna
hijau pekat, banyak bintil, urat daun terlihat jelas, bentuk lanset.
Bunga : Sepal lanset, pangkal connale (bertautan), ujung akuminatus, korola
merah, perbungaan majemuk.
Buah : Drupa, dilindungi kaliks, bulat, hitam mengkilat, bilobus.
Biji : Bentuk oblong berwarna putih.
Akar : Tunggang berwarna putih kotor.

3. Kegunaan
Dalam dunia kefarmasian, tanaman ini dapat digunakan untuk memperlancar
air seni. Tanaman Clerodendrum thomsoniae biasa digunakan untuk membuat pasta
dari bubuk daun spesies ini yang dicampur dengan kulit akar bubuk Sterculia villosa
untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan yang disebabkan oleh duri atau benda
logam yang terjadi antara ujung jari dan kuku.

4. Daftar Pustaka
Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jeeva, Solomon, et al. 2012. Intra-specipic variation of bioactive principles in select
members of the genus Clerodendrum L. Nagercoil. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research.

44
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

45
Herbarium dari dalam ITB

46
Kelompok 5

Sonchus arvensis L.

47
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Sonchus
Spesies : Sonchus arvensis L.
Nama sinonim : Hieracium arvense
Nama resmi : Tempuyung
Nama daerah : Galing, lampenas, rayana
Nama asing : Sowthistle, swine thistle, niu she tou

2. Morfologi
Habitus : Herba menahun dengan tinggi 0,65-2 m.
Batang : Bersegi, berlubang, bergetah putih, percabangan monopodial, berwarna
hijau keputih-putihan.
Daun : Tunggal, di bagian bawah membentuk roset akar, berbentuk lonjong dan
lanset, tepi daun dentatus, ujung daun akutus, pangkal daun aurikulatus,
panjang 5-50 cm dengan lebar 5-10 cm.
Bunga : Majemuk, berbentuk malai, kelopak bunga berbentuk lonceng berbulu
dengan panjang tangkai 8 cm, berwarna hijau keputih-putihan, panjang
mahkota bunga 2-2,5 cm berbentuk jarum dan berwarna putih atau kuning.
Buah : Buah berbentuk kotak, berusuk 5 dan berambut, berwarna hitam, panjang
4-4,5 mm.
Biji : Kecil, berbentuk jarum, berwarna hitam.
Akar : Tunggang, berwarna putih kotor.

3. Kegunaan
Tempuyung digunakan untuk mengobati batu empedu dan batu saluran kencing
(diuretik / prostat). Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi sehingga
dapat membuat batu ginjal yang berupa kalsium karbonat tercerai. Kalium akan
menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa oksalat, karbonat, atau urat
yang merupakan pembentuk batu ginjal hingga endapan batu ginjal larut dan keluar
bersama urin. Salah satu cara mengonsumsinya adalah dengan membuat serbuk dari
daun tempuyung kemudian ambil sekitar 10-20 g untuk direbus menggunakan panci
infus dalam air dengan suhu 90oC selama 15 menit hingga mengeluarkan banyak uap.
Kemudian saring dalam keadaan panas dan minum sehari dua kali tiap setengah
ramuan.

4. Daftar Pustaka

48
Napitupulu, Rumonda, dkk. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman
Obat Citeureup. Jakarta: BPOM RI. Halaman 86.
Winarto, W. P. 2004 Tempuyung: Tanaman Penghancur Batu Ginjal. Bandung:
Agromedia Pustaka. Halaman 44-45.

49
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

50
51
Kelompok 6

Acalypha hispida Burm. f.


1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Spesies : Acalypha hispida Burm. f.
Nama sinonim : Acalypha densiflora Blume.
Nama resmi : Ekor kucing
Nama daerah : Tali anjing (Sunda), ikut lutung (Bali), lofoti (Maluku)
Nama asing : Gou wei hong (Cina), chenile plant, redhot cattail (Inggris), ekor
kucing (Melayu)

2. Morfologi
Habitus : Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m.
Batang : Bulat, tipe percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna cokelat
kehijauan.
Daun : Tunggal, bertangkai panjang, letak berseling, helaian daun berbentuk
bulat telur atau lonjong, ujung runcing (akutus), pangkal tumpul, tepi
bergerigi (seratus), pertulangan menyirip, panjang 12-20 cm, lebar 6-16
cm, berwarna hijau muda.
Bunga : Berkelamin tunggal dalam satu pohon, bunga betina berkumpul dalam
satu karangan berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentuknya
bulat panjang menjuntai kebawah, berwarna merah, berdiameter 1-1,5 cm,
panjang 20-50 cm.
Buah : Bulat, kecil, berambut, berwarna hijau.
Biji : berbentuk bulat, kecil, berwarna putih kecokelatan.
Akar : Tunggang, berwarna putih kecokelatan.

3. Kegunaan
Ekor kucing atau Acalypha hispida memiliki rasa manis dan memiliki khasiat
pada bagian bunga, daun dan akarnya. Kandungan kimia dari tanaman ini diantaranya,
daunnya mengandung acalyphin, flavonoida, saponin, dan tanin. Bunga mengandung
saponin dan tanin. Bagian bunga digunakan untuk pengobatan sebagai penawar
muntah darah, radang usus, luka luka kecil, mimisan, dan cacingan. Pemakaiannya
dengan cara mengambil bunganya dan kunyah mentah bersama daun kari dan daun
pinang muda. Bagian akar digunakan untuk pengobatan penawar batuk berdarah.

52
Pemakainnya dengan cara mengambil akarnya lalu rebus, setelah itu minum air
rebusan tersebut. Bagian daun digunakan untuk pengobatan sakit kulit vitiligo, sakit
kusta, batuk darah, luka berdarah, dan sariawan. Untuk cara pemakain pada sakit kulit
(vitiligo) dengan cara cuci segenggam daun segar, dan kencur seukuran ibu jari
sampai bersih lalu tumbuk sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang terkena
sakit kulit (vitiligo) lalu balutkan. Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar
sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka, lalu balut dengan kain
perban.

4. Daftar Pustaka
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II. Jakarta: Trubus
Agriwidya. Halaman 62.
Mahendra, B & Fauzi Rahmat Kusuma, 2005. Kumis Kucing. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya.
Utami, Prapi. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: AgroMedia

5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

53
Herbarium dari luar ITB

54
Kelompok 7
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.

55
1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ortosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
Nama sinonim : Ortosiphon stamineus Benth.
Nama resmi : Kumis kucing
Nama daerah : Remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koneng (Madura), giri-giri
marah (Sumatera)
Nama asing : Java tea (USA), misai kucing (Melayu), yaa nuat maeo (Thailand),
kabling parang (Filipina), mao xu cao (Tiongkok), cat whiskers
(England)

2. Morfologi
Habitus : Herba atau terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 1-2 m.

Batang : Berkayu, bersudut segi empat (quadrangularis), permukaan batang


licin (laevis), percabangan simpodial.
Daun : Daun tunggal, filotaksis daun dekusatus, tulang daun menyirip
(peninervis), berbentuk bulat telur (ovatus), ujung daun meruncing
(akuminatus), tangkai petiolatus, tepi daun bergerigi (seratus), tidak
mempunyai stipula, permukaan daun licin (laevis).

Bunga : Perbungaan rasemosa, bunga biseksual, tumbuh di terminal batang,


bentuk geometris bunga zigomorf yang pistilum (putik) lebih panjang
dari stamen (benang sari), bunga dengan 4 stamen dan 1 pistilum,
bilabiatus, periginus (ovarium superus atau semi inferus), letak filamen
basifiks, letak ovarium superus.
Buah : Kotak berbentuk bulat telur, berwarna hijau, setelah tua berubah
menjadi cokelat gelap.
Biji : Kecil, saat muda berwarna hijau setelah tua menjadi hitam.
Akar : Tunggang.

3. Kegunaan
Tanaman kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06%. Minyak atsiri
tersebut terdiri dari 60 macam sesquiterpens dan senyawa fenolik. 0,2% flavonoid
lipofil dengan kandungan utama sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil eter,
salvigenin, rhamnazin, glikosida flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam
rosmarinat dan asam 2,3-dikaffeoil tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-

56
2,2-dimetil [2H,1-benzopiran]-il), saponin dan garam kalsium (3%), serta
myoinositol.4,9,13). Berikut akan dijelaskan beberapa contoh penggunaan tanaman
kumis kucing untuk pengobatan.
a Batu ginjal
Kalium pada tanaman obat kumis kucing berkhasiat diuretik (memperlancar
buang air kecil) sehingga dapat mencegah dan membantu melarutkan batu ginjal.
Bahan yang digunakan yaitu daun kumis kucing 11 lembar, kencur 5 biji, jahe
merah 1 jari tangan, dan beras direndam dulu selama 3 jam gelas. Sedangkan,
cara pembuatannya adalah semua bahan dicuci sampai bersih, lalu direbus
bersamaan dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Angkat dan saring. Ramuan
ini diminum 3 kali sehari masing-masing gelas sesudah makan.
b Hipertensi
Kandungan kalium dalam tanaman kumis kucing dapat merangsang
pengeluaran cairan dalam tubuh. Jika proses pengeluaran cairan dalam tubuh
lancar maka tekanan darah akan turun. Cara membuatnya, yaitu cuci 30 gram
herba segar kumis kucing, herba daun sendok dan rumput lidah ular. Rebus di
dalam 3 gelas air sampai hanya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring airnya lalu
diminum setengah gelas sebanyak dua kali sehari.

4. Daftar Pustaka

Anonim. 1980. Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan RI.
Arisandi, Yohana & Yovita Andriani. 2008. Khasiat Berbagai Tanaman Obat untuk
Pengobatan. Jakarta: Eska Media.
Dwiyanto. 2009. Ramuan Tradisional. Yogyakarta: Quills Publisher.
Hidayat, Syamsul dan Rodame M. Napitupulu. 2015. Kitab Tanaman Obat. Jakarta:
AgriFlo.
J. KloppenburghVersteegh. 2006. Tanaman Berkhasiat Indonesia volume I, Alih
Bahasa dan Saduran: drh. J. Soegiri, Prof.Dr.drh.Nawangsari. IPB Press.

Singh, Gucharan. 2010. Plant Systematics An Integrated Approach. New Delhi:


Science Publishers.

57
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

58
Herbarium dari luar ITB

59
60
Kelompok 8
Plantago major L.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Famili : Plantaginaceae
Genus : Plantago L.
Spesies : Plantago major L.
Nama sinonim : Plantago borysthenica Wissjul. , Plantago dregeana Decne.,
Plantago gigas H.Lev.
Nama resmi : Ki urat
Nama daerah : Daun sendok, ki urat, sangka buah
Nama asing : Common plantain, broad-leaved plantain, lanting

2. Morfologi
Habitus : Herba tahunan dengan tinggi 15-20 cm.
Batang : Pendek, bulat dan berwarna cokelat. Biasanya batang ini berada
dibawah permukaan tanah sehingga yang tampak dari luar seperti tidak
memiliki batang.
Daun : Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk
daun ovatus sampai lanset melebar, tepi rata, permukaan daun licin
(laevis), pertulangan melengkung, panjang sekitar 5-10 cm, lebar 4-9
cm, berwarna hijau. Ada stipula, ujung daun runcing (akutus).
Bunga : Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar
30 cm , kecil-kecil berwarna putih. Bunga biseksual, sepal berbentuk
elips sampai bulat, mahkota bunga 2-4 mm, ovarium superior, stamen
berada di dalam mahkota bunga.
Buah : Buah lonjong atau bulat terlur, berisi 2-4 biji berwarna hitam dan
keriput.
Biji : Panjang berbentuk elips berwarna kecokelatan sampai hitam.
Akar : Serabut berwarna putih.

3. Kegunaan
Dalam dunia kefarmasian, Plantago major sudah diuji aktivitas
farmakologinya seperti dapat menyembuhkan luka yang bengkak, antiinflamasi,
antioksidan, antibiotik. Selain itu Plantago major dapat menyembuhkan bisul. Siapkan
3 tanaman daun sendok dan gelas air lalu direbus hingga memperoleh 1 gelas,
diminum sehari satu kali satu gelas. Lalu daun sendok dapat digunakan untuk

61
mengobati rematik dengan dibentuk pasta dan dioleskan pada daerah yang sakit dan
diperbaharui setiap 3 jam sekali. Daun sendok dapat dijadikan obat wasir dengan 1
genggam daun sendok lalu 7 helai daun wungu segar serta 100 ml air, dibuat infus atau
diseduh dan diminum 1 kali sehari sebanyak 100 ml dalam kurun waktu 14 hari.

4. Daftar Pustaka

Prota. 2008. Plant Resources of Tropical Africa 11 Medical Plant 1. Wageningen:


Backhuys.
Ki Seger Waras. 2011. Pijat Refleksi dan Obat Herbal. Surabaya : Karya Ilmu.

62
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

Herbarium dari luar ITB

63
Praktikum Shift Jumat

Kelompok 1

64
Piper sarmentosum Roxb.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnolidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper sarmentosum Roxb.
Nama sinonim : Macropiper sarmentosa, Piper brevicaule
Nama resmi : Sirih tanah
Nama daerah : Karuk, cabean, kado-kado
Nama asing : Wild pepper, wild betel, chaa pluu, chabai, kadok batu

2. Morfologi
Habitus : Herba
Batang : Batang berbentuk bulat (silidris), berkayu, beruas, halus, hijau muda
hingga tua.
Daun : Tunggal, letak daun tersebar (alternate), tepi daun rata (integer),
bentuk daun kordatus, ujung daun meruncing (akuminatus), permukaan
daun mengkilap (nitidus), tulang daun menjari (peninervis).
Bunga : Majemuk, bentuk bulir (spika), di ketiak daun, tangkai silindris,
panjang 2 cm, stamen banyak, ruang sari dua, stigma putih,
berukuran kecil, bunga berwarna putih kehijauan.
Buah : Lonjong, panjang 4 cm, berwarna hijau pucat ketika masih muda
dan setelah tua berwarna hitam, permukaan buah tidak rata
(membentuk tonjolan- tonjolan).
Biji : Bulat, kecil, dan berwarna putih.
Akar : Tunggang dan berwarna putih pucat.

3. Kegunaan

Beberapa bagian dari tanaman Piper sarmentosum ini dapat digunakan


sebagai bahan obat tradisonal seperti akarnya dapat digunakan untuk mengobati sakit
gigi, peluruh air seni dan batu empedu. Sedangkan daunnya, dapat dimanfaatkan
untuk mengobati perut kembung, gangguan pencernaan, diare, disentri, gejala iritasi
usus, gastritis, asma, mengurangi flu, dan mengurangi demam. Buah dan daun karuk

65
mengandung saponin, polifenol, dan flavanoid. Kandungan daun dan buah karuk
diantaranya saponin, polifenol, dan flavoniod sedangkan kandungan dari karuk lainnya
diantaranya adalah kalsium, kalium, karoten, magnesium, niacin, vitamin B1, B2, dan
C yang dikenal sebagai antioksidan yang alami.

Cara penggunan Piper sarmentosum, yaitu sebagai berikut: untuk mengobati


asma, lumatkan 5 lembar daun karuk hingga menyerupai bubur, lalu campurkan
dengan setengah gelas air panas. Saring, lalu diminum sehari dua kali. Biasanya, sesak
nafas tersebut akan terhenti tak sampai seminggu. Sementara untuk mengobati batuk,
ambil daun karuk yang tua sebanyak 5 lembar. Masukkan ke dalam air panas sebanyak
3/4 gelas. Boleh juga ditambahkan madu. Lalu diamkan hingga airnya menjadi hangat
kuku, baru diminum. Lebih baik jika daunnya disuir atau ditumbuk hingga halus.
Minum tiap pagi dan sore. Selain itu, untuk mengobati sakit kepala, tumbuk daun
karuk lalu jadikan bahan lulur atau param kulit, lalu tempelkan pada kepala yang sakit
dan untuk mengobati sakit gigi, kunyah akar karuk bersamaan dengan pinang dan jahe
kecil.

4. Daftar Pustaka
Ahmad, Undang. 2002. Morfologi dan Sistematik Tumbuhan. Bandung: Departemen
Biologi Institut Teknologi Bandung. Halaman 68 dan 3-50.
Hoon, Chay Than, Hwe Ling Koh dan Chua Tung Kian. 2009. An Ilustrated, Scientific
and Medicinal Approach. Singapura: World Scientific. Halaman122-123.
Jacobsen, Nephyr dan C. Pierce Salguero. 2013. Thai Herbal Medicine Traditional
Receipes for Health & Harmony. United Kingdom: Findhorn Press. Halaman
151.
Permadi, Adi. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Bunda.
Halaman 29.

5. Herbarium

Herbarium dari dalam ITB

66
Herbarium dari luar ITB

67
68
Kelompok 2
Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Nama sinonim : Boussingaultia cordifolia, Boussingaultia basselloides, dan
Boussingaultia gracilis Miers
Nama resmi : Binahong
Nama daerah : Gendola, kandula, uci-uci, gendele, lembayung, rinutu, tatabue,
poiloo, garang-garang, dan duyumu
Nama asing : Heartleaf madeira vine, madeira vine, dan teng san chi
2. Morfologi
Habitus : Semak perennial, tanaman yang melilit atau memanjat
Batang : Tidak berambut (glabrus). Batang muda berwarna hijau atau
kemerahan, bentuk bulat, saat dewasa tampilan batang menjadi seperti
tali dan warnanya menjadi cokelat keabuan, batang terdapat umbi
warty berwarna cokelat keabuan atau kehijauan dengan panjang 1-10
cm, namun biasanya hanya mencapai 2-3 cm, umbi terbentuk pada
nodus sepanjang batang yang lebih tua.
Daun : Susunan daun tersebar (alternate), sedikit berdaging (semi-succulent),
tidak berambut (glabrus), kadang tampak mengkilat (nitidus), tangkai
daun (petioles) yang panjangnya 5-20 mm, bentuk daun hati (kordatus)
atau berbentuk bulat telur (ovate) dengan ujung yang sedikit berlekuk
(emarginatus). Panjang daun mencapai 2-15 cm dan lebarnya 1,5-10
cm. Ujung daunnya akutus atau obtuse apex.
Bunga : Bunga majemuk berbentuk rasemus atau malai panjang berukuran 6-
30 cm yang tumbuh dari axil daun paling ujung. Setiap tandan bunga
memiliki banyak bunga kecil berwarna putih atau krim yang harum
dengan ukuran sekitar 5 mm. Bentuk bunganya seperti bintang dan
memiliki 5 kelopak (mahkota atau segmen perhiasan bunga) dan
muncul di batang pendek (pedicles) yang panjangnya 2-3 mm.
Memiliki 5 stamen dan 1 stigma dengan ujung tangkai bercabang tiga
dan tiga stigma kecil. Panjang kelopak 2-3 mm, sedikit berdaging,

69
keras, dan akan berubah warna menjadi cokelat tua atau hitam seiring
waktu.
Buah : Tidak ada.
Biji : Tidak ada.
Akar : Akar tunggang, berdaging lunak, dan berwarna cokelat.

3. Kegunaan
Daun binahong (A. cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki kandungan senyawa
aktif berupa terpenoid, saponin, fenol, minyak atsiri, dan flavonoid. Oleh karenanya,
binahong dalam farmasi memiliki kegunaan untuk membantu pengobatan luka, tipus,
maag, radang usus, ambeien, pembengkakan, pembekuan darah, rematik, luka, memar,
asam urat, stroke, dan diabetes mellitus. Cara penggunaanya adalah dengan merebus
daun binahong. Kemudian rebusan akarnya juga dapat dimanfaatkan untuk
menegeringkan luka bekas operasi.
Penelitian Tshikalange (2004) menunjukkan bahwa ekstrak air dan kloroform
akar binahong (A. cordifolia (Ten.) Steenis) dapat menghambat pertumbuhan bakteri
S. aureus dan E. coli dengan konsentrasi hambat minimumnya sebesar 60 mg/ml.
Studi yang lainnya juga menunjukkan bahwa daun binahong memilki potensi dalam
mengatasi diabetes mellitus dan menurunkan kolestrol darah. Zat yang berperan dalam
menurunkan gula darah adalah flavonoid. Jadi flavonoid memiliki cincin benzena dan
gugus gula yang reaktif terhadap radikal bebas. Gugus gula inilah yang menangkap
radikal bebas penyebab diabetes.

4. Daftar Pustaka
Navie, Sheldon and Steve Adkins. 2016. "Factsheet - Anredera Cordifolia (Madeira
Vine)".

Rochani, Nita .2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Candida albicans Serta Skrining
Fitokimianya.

Utami, dr. Pratiwi dan Puspaningtyas, Desty Evira. 2013. The Miracle of Herbs.
Jakarta: AgroMedia Pustaka. Halaman 36-38.

70
5. Herbarium

Herbarium dari dalam ITB

71
Herbarium dari luar ITB

72
Kelompok 3
Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson
Nama sinonim : Canangium odoratum
Nama resmi : Kenanga
Nama daerah : Kananga, sandat, selanga
Nama asing : Siang sui su, ylang-ylang

2. Morfologi

Habitus : Habitus kenanga bisa berupa pohon atau perdu.


Batang : Berkayu, berbatang besar dengan diameter 0,1-0,7 meter berwarna
kecokelatan kehijauan, pada waktu muda mempunyai batang yang
getas (mudah patah), penampang bulat (silindris), bercabang dengan
percabangan simpodial.
Daun : Merupakan daun tunggal, susunan daun alternate, distikha, permukaan
mengkilap (nitidus), ujung meruncing (akuminatus), berwarna hijau,
pangkal runcing (akutus), tepi rata (integer), urat daun menyirip
(peninervis) dan berbentuk lonjong.
Bunga : Merupakan bunga majemuk, perhiasan bunga dapat dibagi dalam
banyak bidang simetri (aktinomorf), aromatis, sistem pebungaan
rosemosa, bunga hipogenus, ovarium superus, kaliks terdiri dari 3
sepal, korola terdiri dari 6 petal, dan terdapat banyak stamen.
Buah : Buah buni, berbentuk bulat telur terbalik, berwarna hijau ketika muda
dan hitam ketika tua.
Biji : Biji berbentuk bulat, pipih, berkulit keras, berwarna cokelat.
Akar : Akarnya merupakan sistem perakaran tunggang.

3. Kegunaan

Dalam dunia kefarmasian, tanaman kenanga dapat dimanfaatkan untuk


pengobatan sesak nafas, malaria, dan bronkhitis. Bunga kenanga mengandung asam

73
benzoat, farnesol, 0,88 % geraniol, 5,97 % linalool, bensin asetat, eugenol, safrol,
kadinen, dan pipen. Untuk pengobatan penyakit malaria, bahan yang dibutuhkan
adalah tiga kuntum bunga kenanga yang sudah dikeringkan. Bunga yang sudah kering
tersebut diseduh dengan satu gelas air panas dan ditutup rapat. Setelah dingin, airnya
disaring dan diminum secara teratur. Untuk pengobatan sesak nafas, segenggam bunga

1
kenanga dan 1 2 sendok gula putih direbus dengan air panas hingga airnya tersisa

setengah gelas. Airnya disaring kemudian diminum teratur tiap pagi dan sore hari.
Untuk pengobatan penyakit bronkhitis, dua kuntum bunga kenanga direbus dengan
satu gelas air panas hingga mendidih dan airnya tersisa setengah gelas. Air hasil
rebusan diminum secara rutin setiap pagi dan sore hari.

4. Daftar Pustaka

A.N.S, Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius.


Hariana, Arief. 2013. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hidayat, Syamsul. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo.
Yuliani, Sri. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta: Penebar Swadaya.

74
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

75
Herbarium dari luar ITB

Kelompok 4

76
Piper betle L.

1. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnolidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Nama sinonim: Chavicaauriculata Miq., C. betle Miq., Artanthehixagona
Nama resmi : Sirih
Nama daerah : Seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura)
Nama asing : Ju jiang (Cina), betel, betel nut (India), ikmo, itmo, buyo-anis
(Filipina)

2. Morfologi
Habitus : Habitus merupakan perdu.
Batang : Batang bulat memanjang, tinggi mencapai 5-15 m, tumbuh menjalar
atau merambat, beruas, berbuku dengan jarak 5-10 cm, memiliki
pertunasan, berwarna kecokelatan hingga kehijauan.
Daun : Daun berbentuk bulat oval atau telur (obovatus), pangkal daun
kordatus, pertulangan menyirip (peninervis), tepi rata (integer), lebar
2-10 cm, panjang 5-15 cm, berwarna kehijauan muda hingga tua,
merupakan daun tunggal.
Bunga : Bunga majemuk, perbungaannya bulir (spika), terletak pada cabang
daun yang berhadapan. Bulir lengkap yaitu bulir jantan dan betina,
bulir jantan panjang 1-3 cm, benang sari pendek, sedangkan bulir
betina panjang 2-6 cm dan panjang kepala putik 3-5 cm, umumnya
bunga berwarna merah muda hingga kemerahan tua serta keputihan.
Buah : Buah berbentuk bulat telur kecil, bagian ujung gundul, berwarna
abuabu hingga kehitaman, dan terdapat bulu banyak.
Biji : Memiliki biji berbentuk bulat, pipih, dan berwarna kehitaman yang
mencapai sekitar 10-20 biji per buahnya.
Akar : Akar tunggang, berbentuk bulat memanjang.

3. Kegunaan
Daun sirih telah digunakan selama berabad-abad. Pada mitologi pengobatan
Cina, daun sirih dikatakan untuk detoksifikasi, antioksida, dan antimutasi. Ada
beberapa penelitian pada daun sirih yaitu ektstrak daun, fraksi, dan senyawa murni
yang ditemukan pada daun sirih berperan dalam kebersihan mulut (oral). Selain itu

77
dapat juga berperan sebagai antidiabetik, kardiovaskular, anti inflamasi, anti ulkus,
melindungi hati, anti infeksi, dan lain sebagainya.
Daun sirih telah dijelaskan dari zaman kuno merupakan daun yang memiliki
sifat stimulo-karminatif aromatik, astringent, dan afrodisiak. Daun sirih
memproduksi minyak atsiri aromatik yang mengandung gugus fenol yang disebut
chavicol. Chavicol mempunyai kandungan antiseptik. Efek farmakologi dari
mengunyah daun sirih adalah meningkatkan stimulasi otot dan mental, meningkatkan
laju air liur (saliva).
Daun dari Piper betle umumnya digunakan sebagain penyegar mulut setelah
makan. Pada pengobatan tradisional, daun sirih umum digunakan sebagai antiseptik
dan untuk penyembuhan luka. Minyak atsiri dari daun sirih dapat digunakan sebagai
bahan baku industri untuk pembuatan obat-obatan, parfum, penyegar mulut, tonik,
bahan tambahan makanan (aditif), dan lain lain. Ekstrak daun sirih menunjukkan
efek positif dalam menurunkan tingkat pertumbuhan beberapa tumor pada hewan.
Ektrak daun sirih menghambat awal munculnya DMBA yang menginduksi
karsinogenesis payudara pada tikus. Namun, tidak menghambat pertumbuhan tumor
yang telah muncul pada payudara tikus.

4. Daftar Pustaka
Baldwin, Roger. 1979. Hawaiis Poisonous Plants. United States: Petroglyph Press.
hal 88
S.Sripradha. 2013. Betel Leaf The Green Gold. Saveetha Dental College: Chennai.
(online).
http://www.jpsr.pharmainfo.in/Documents/Volumes/vol6issue01/jpsr060114
09.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2016 pukul 10.15.
Toprani, Rajendra, dan Daxesh Patel. 2013. Betel Leaf: Revisiting The Benefits Of
An Ancient Indian Herb. (online).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC3892533/. Diakses pada
tanggal 14 November 2016 pukul 10.15.

78
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

79
Herbarium dari luar ITB

80
Kelompok 5

Strobilanthes crispa Blume.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispa Blume.
Nama sinonim : Sericocalyx crispus (L) Bremex
Nama resmi : Keji beling
Nama daerah : Daun picah beling (Jakarta), daun keji beling, enyoh kelo (Jawa
Tengah), sambang geteh (Jawa), remek daging, reundeu beureum
(Sunda), dan lire (Ternate).
Nama asing : Fenugreek

2. Morfologi

Habitus : Semak dengan tinggi sekitar 0,5 1 m.


Batang : Batang dengan percabangan monopodial, berbentuk bulat (silindris),
berambut kasar, dan berwarna hijau.
Daun : Daun tunggal, tangkai pendek, filotaksis opposita, helaian daun lanset
atau hampir jorong (eliptikus), tepi bergerigi (seratus) atau beringgit
(krenatus), ujung daun meruncing (akuminatus), pangkal daun runcing
(akutus), permukaan berambut pendek (hispidus), tulang daun menyirip
(peninervis). Daun dengan panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, berwarna
hijau.
Bunga : Perbungaan majemuk, bentuk spika, korola berbentuk corong, terbagi
menjadi 5 petal, panjang 1,5-2 cm, berambut, dan berwarna kuning.
Buah : Buah berbentuk gelendong, berisi 2-4 biji
Biji : Biji bulat, pipih, berukuran kecil, berwarna cokelat.
Akar : Akar merupakan sistem perakaran tunggang.

3. Kegunaan

81
Salah satu manfaat dari Strobilanthes crispus (Acanthaceae) atau biasa
disebut keji beling adalah sebagai antikanker. Sebuah penelitian membuktikan bahwa
ekstrak kasar tanaman ini bersifat sitotoksik untuk lini sel kanker manusia terutama
ada kanker payudara dan kanker prostat. Ekstraknya sendiri dibuat dengan cara daun
segar dari S. crispus (6 kg) dipotong dengan penggiling pabrik, lalu dipotong halus
dan dimaserasi dengan heksan (20 L) selama tiga hari pada suhu kamar (25-27C).
Setelah mengeluarkan ekstrak heksana, residu kemudian dimaserasi dengan DCM (20
L) selama tiga hari. Ekstrak disaring dan pelarut diuapkan di bawah tekanan rendah
pada suhu kurang dari 35 C.

4. Daftar Pustaka

BMC Complementary and Alternative Medicine. Anticancer activity of a sub-fraction


of dichloromethane extract of Strobilanthes crispus on human breast and
prostate cancer cells in vitro. (16 Oktober 2016). http://bmccomple
mentalternmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/1472-6882-10-42.
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa
Swara. Halaman 38-39.
Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swdaya.
Halaman 155.
NCBI. Effects of Strobilanthes crispus Tea Aqueous Extracts on Glucose and Lipid
Profile in Normal and Streptozotocin-induced Hyperglycemic rats. (12 Oktober 2016)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16688478.
Rudiyanto, Arif. 2015. Katalog Strobilanthes crispus Bl. (15 Oktober 2016)
http://biodiversitywarriors.org/isi-katalog.php?idk=3817&judul=
Kejibeling.

82
5. Herbarium

Herbarium dari dalam ITB

83
Herbarium dari luar ITB

84
Kelompok 6
Abrus precatorius L.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Abrus
Spesies : Abrus precatorius L.
Nama sinonim : Abrus frutex
Nama resmi : Saga manis
Nama daerah : Saga, saga rambat, safa areuy
Nama asing : Kenderi (Malaysia), rosary pea (Inggris), black-eyed susan (Inggris)

2. Morfologi

Habitus : Perdu merambat.


Batang : Batang bersifat harbaseus, bentuk batang bulat (silinder), dan
percabangan simpodial.
Daun : Daun merupakan daun majemuk menyirip ganda (bipinatus), letak
daun berhadapan (opposita), tidak memiliki daun penumpu (stipula),
urat daun menyirip (peninervis), bentuk daun jorong (eliptikus), ujung
daun membulat (rotundatus), pangkal daun rotundus, tepi daun rata
(integer), permukaan daun tidak berambut (glabrus), tekstur
membranous.
Bunga : Perbungaan rasemosa, bunga majemuk, korola terdiri dari 5 petal,
memiliki 9 stamen dan 1 pistilum, merupakan bunga biseksual, bentuk
bunga aktinomorf dan hipoginus, bunga berwarna putih-ungu.
Buah : Buah siliqua berupa legum.
Biji : Biji kecil, bulat, keras, berwarna merah mengkilap dengan sedikit
warna hitam.
Akar : Akar tunggang yang bercabang dan berwarna cokelat muda.

3. Kegunaan

Tumbuhan Saga manis atau Abrus precatorius mengandung beberapa zat


kimia seperti abrine, abraline, L(+) hypaphorine, precatorine, chline, trigonelline,

85
squalene, abrussic acid, glycyrrhisic acid. Dalam bidang farmasi tumbuhan saga
memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk obat infeksi cendawan, skabies, radang kulit
bernanah, dan eksim dengan cara pemakaian, yaitu ambil biji saga secukupnya, lalu
cuci bersih, dan tumbuk halus. Setelah itu, tambahkan minyak kelapa ke dalam
ramuan dan aduk hingga rata. Oleskan campuran itu ke bagian tubuh yang sakit.
Selain itu, dapat juga digunakan sebagai obat Hepatitis dan sakit tenggorokan dengan
cara mengambil sekitar 17 gram akar dan batang dipotong-potong menjadi bagian
yang lebih kecil kemudian direbus 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, hasil rebusan disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing
gelas. Serak dan amandel juga dapat diobati dengan tumbuhan saga dengan
mengambil sekitar 7 gram daun segar atau 4 gram daun kering dicuci bersih. Daun
diseduh dengan cangkir air mendidih dan diamkan beberapa saat. Ketika dingin,
saring seduhan itu dan minum sekaligus.

4. Daftar Pustaka

Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta: Swadaya.


Kapoor, L. D. 2000. Handbook of Ayurvedic Medicinal Plants: Herbal Reference
Library. Boca Raton: CRC Press.
Maurice, M. Iwu. 1993. Handbook of African Medicinal Plants, Second Edition. Boca
Raton: CRC Press.
Singh, G. 2010. Plant Systematics-An Integrated Approach (Third Edition). USA:
Science Publisher.

5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

86
Herbarium dari luar ITB

87
Kelompok 7
Excoecaria cochinchinensis Lour.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

88
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub class : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Excoecaria
Species : Excoecaria cochinchinensis Lour.
Nama sinonim : Excoecaria bicolor
Nama resmi : Sambang darah
Nama daerah : Sambang darah, daun lamban, daun remek daging, ki sambang
Nama asing : Ji wei mu (Cina), buta-buta (Malaysia), kamlang krabue (Thailand)

2. Morfologi

Habitus : Perdu.
Batang : Percabangan simpodial, berkayu, warna cokelat kehitaman, berbuku-
buku, berbentuk bulat.
Daun : Daun tunggal, letak daun berhadapan (opposita), ujung kuspidatus,
tepi daun rata (integer), permukaan daun bagian atas berwarna hijau
hingga hijau pucat, permukaan daun bagian bawah berwarna merah
keunguan, ujung daun obtusus, dasar daun petiolatus, urat daun
menyirip (peninervis), tekstur daun tidak begitu tebl ataupun tipis
(herbaseous), mengkilap (nitidus), tidak berambut (glabrus).
Bunga : Berwarna hijau, dalam rasemat terminal, bentuk kapsul, uniseksual,
perhiasan bunga dapat dibagi dengan banyak bidang simetri
(aktinomorf), kaliks dengan 3 sepal, korola dengan petal 3 sampai 5.
Buah : Buah berbentuk kapsul.
Biji : Biji berbentuk bundar.
Akar : Perakaran tunggang.

3. Kegunaan

Dalam dunia kefarmasian, sambang darah dapat digunakan untuk mengobati


disentri, batuk darah, haid tidak teratur, dan pendarahan yang berlebihan pasca
melahirkan. Tumbuhan ini mengandung zat aktif daphnane dan tigliane (diterpene
esters) yang berperan dalam aktivitas uterotonik. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
adalah akar, batang, dan daun. Getah daunnya dapat diekstrak menjadi acetone extract
atau ethyl acetate fraction. Selain itu, air rebusan daunnya dapat digunakan untuk
mengobati disentri dan batuk darah. Untuk mengobati batuk darah, daun perlu
ditumbuk terlebih dahulu sebelum kemudian direbus dalam campuran air dan garam.
Pendarahan berlebihan saat melahirkan dapat diatasi dengan meminum air rebusan

89
batangnya yang telah dipotong kecil-kecil sebanyak tiga kali sehari. Sedangkan untuk
mengobati luka, daun dapat ditumbuk dan diletakkan pada bagian tubuh yang terluka.

4. Daftar Pustaka

Gruber, Christian W. dan Margaret OBrien. 2010. Uterotonic Plants and Their
Bioactive Constituents. New York: Planta Med.
Quattrocchi, Umberto. 2012. CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous
Plants: Common Names, Scientific Names, Eponyms, Synonyms, and
Etymology. Florida: CRC Press. Halaman 1709.
Singh, Gurcharan. 2010. Plant Systematics an Integrated Approach Third Edition.
New Delhi: Science Publisher. Halaman 554.
Williams, Cheryll. 2012. Medicinal Plants in Australia Volume 3: Plants, Potions, and
Poisons. Kenthurst: Rosenberg Publishing Pty Ltd. Halaman 29.

5. Herbarium

Herbarium dari dalam ITB

90
91
Herbarium dari luar ITB

92
Kelompok 8

Graptophyllum pictum (L.) Griff

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliphyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Achantaceae
Genus : Graptophyllum
Species : Graptophyllum pictum (L.) Griff (Cronquist, 1981).
Nama Sinonim : Justicia picta Linn.
Nama Resmi : Daun ungu
Nama Daerah : Handeuleum, daun wungu, demung
Nama Asing : Kalpueng, balasbas (Filippina), carmantine (Inggris)

2. Morfologi

Habitus : Perdu perrenial tinggi 1,5-3 m.


Batang : Berkayu, aerial, cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan
beruas rapat, kulit dan daun berlendir, bagian dalam solid,
percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas.
Daun : Helaian daun tipis tegar, bentuk bulat telur sampai lanset, ujung
runcing (akutus), pangkal meruncing (akuminatus), tepi rata (integer),
pertulangan peninervis, permukaan mengkilat (nitidus), tunggal,
bertangkai pendek, letaknya folia opposita, disthika, panjang 820 cm,
lebar 313 cm, permukaan bawah warnanya ungu.
Bunga : Bunga majemuk, muncul dari ujung batang (terminalis), tersusun
dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya 312 cm, warnanya
merah keunguan.
Buah : Buah kotak sejati (kapsula), lonjong, warna ungu kecokelatan.
Biji : Berbentuk bulat, warnanya putih, kadang-kadang pipih berkulit
tebal, putih.
Akar : Tunggang

3. Kegunaan

Daun wungu dapat digunakan untuk mengobati sembelit. Bahan yang


digunakan adalah 7 helai daun wungu . Daun wungu mengandung saponin, tanin,
flavonoid, sitosterol, pektin alkaloid, glikosida dan asam format (Ozaki dkk., 1989).

93
Cara membuatnya yaitu dengan merebus 7 helai daun wungu dan 2 gelas air sampai
airnya tinggal setengah. Cara penggunaannya minum sekaligus pada pagi hari.

4. Daftar Pustaka

Simpson, Michael G. 2005. Plant Systematic. Elsivier. Canada: Academic Press


Publication.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan 13. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

94
5. Herbarium
Herbarium dari dalam ITB

95
Herbarium dari luar ITB

96
Group 9

Cinnamomum burmannii (Nees) Bl.

1. Taxonomy

Kingdom : Plantae
Division : Angiospermae
Class : Magnoliophyta
Subclass : Magnoliodae
Order : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Species : Cinnamomum burmannii (Nees) Bl.
Synonym name : Cinnamomum burmannii (Nees & T.Nees) Blume,
K. Cinnamomum burmani, Cinnamomum cylanicura
Scientific name : Kayu manis
Local name : Kayu manis, padang cassia
Common name : Cassia, cinnamon

2. Morphology

Habitus : Tree.
Stems : Aromatic, 5 to 15 m in height, dark greyish color of skin of stem,
red-brownish color of stems.

Leaves : Single leaves, pink-purplish to pale red color in early stages of


growth, turn green color as it matures, alternate, ellipse shape with
entire margin, reticulate apex, smooth surface, bottom surface mealy
grayish color.
Flowers : Bisexual, small, very pale yellow to yellowish color, grow on
panicles, 6 petals, 12 stamens.
Fruits : Black color, taper shape, about 1.5cm in length, have fleshes in
fruits, circular shape, dark green for young fruits and turn dark purple
as it matures.
Root : Tap root.
Seeds : Short viability, ripe in a shaded nursery bed.

3. Usage

Cinnamomum burmannii can be used in traditional usage, the


pharmaceuticals, biological activities, and phytochemical constituents. It is
traditionally used as a spice. The chemical constituents are mostly cinnamyl alcohol,

97
coumarin, cinnamic acid, cinnamaldehyde, anthocynin, and essential oils together with
constituents of sugar, protein, crude fats, pectin, and others. Cinnamomum burmannii
is also a tonic, carminative and stimulant. The dried inner bark of the plant is used as
flavoring agent in foods, beverages or chewing gums. The distilled bark oil and the
oleoresin of the bark of the plant are used in soap and perfume manufacturing. The
powdered bark is used to treat nausea, coughs, dyspepsia, gripe, malaria, chest
complaints, or flatulence. It is also used alone or in combination to treat diarrhea. The
oil of the plant is demonstrated to exhibit analgesic, antibacterial, carminative, and
anti-fungal properties.

4. Reference

Singh, G. 2010. Plant Sytematics-An Integrated Approach. Third Edition. United State
of America: Science Publishers. Chapter 13, page 431.

98
5. Herbarium

Herbarium from ITB

Herbarium from outside ITB

99
100
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa kedudukan masing-masing tanaman dalam makalah ini ditentukan
berdasarkan sistem klasifikasi Conqruist. Setiap tanaman yang tertera dalam makalah ini
memiliki klasifikasi yang berbeda satu sama lain, mulai dari divisi, kelas, subkelas, ordo,
famili, genus, dan spesies.

Setiap tanaman yang tertera dalam makalah ini memiliki ciri morfologi yang berbeda
satu sama lain, mulai dari habitus, batang, daun, bunga, buah, biji, dan juga akarnya. Ada
tanaman yang memiliki akar tunggang; batang berkayu, bulat dan tegak; susunan daun distika,
tepi daun krenatus, ujung daun akutus; bunga majemuk membentuk umbela dengan banyak
stamen berwarna putih; buah berukuran kecil, keras, dan berwarna cokelat; dan biji yang
berwarna cokelat keputih-putihan; seperti pada tanaman Pluchea indica L., dan lain
sebagainya.

Setiap tanaman dalam makalah ini memiliki kegunaannya masing-masing dalam dunia
kefarmasian, yang dapat berasal dari bagian-bagian tanaman tertentu, seperti akar, bunga,
daun, batang, buah, maupun bijinya. Kegunaan tersebut dapat bervariasi, mulai dari
mengobati diabetes, sakit gigi, luka luar, dan lain sebagainya.

101
LAMPIRAN

Shift Senin

Kelompok Nama Anggota Kelompok Nama Asisten Kelompok

Siti Haura (11615001)


Jesslyn Aryanti (11615016)
Cut Raisa Farathilla
1 Zhafira Ajrina (11615028)
(10714032)
Indri Yuliani (11615036)
Dimas Adiyuga Negara (11615043)

Dhea Savira Prananingrum (11615003)


Zahra Shofia (11615009)
Acep Hendra Punja Unggara (11615012) Dian Arista
2
Ria Ade Rahmawati (11615017) (11614024)
Anastasya Calista Handoko (11615029)
Maisha Yushmi Afina (11615037)

Farah Ayu Indriana (11615004)


Naura Sufina (11615010)
Intan Sabrina (11615018)
Annisa Fathadina
3 Anandito Akbar Nugroho (11615019) (11614013)
Auliyanisa Pramasynta (11615030)
Theresia Kirana (11615038)

Nandy Daud Elghifari (11615005)


Ayu Trinita Sihombing (11615011)
Indah Sugesti (11615021) Arnold Nathaniel
4
Teguh Abrian S.Waruwu (11615022) (11614003)
Cut Yasinta Dewi Nurhasanah (11615031)
Desyana Yuharsiwi (11615039)

Ariel Arya Mahendra (11615023)


Ivon Triani (11615040)
Jessica Nathania (11615024) Yelian Ansari
5
Mariana Irwan (11615032) (10714041)
Stephanie (11615006)
Tasya Oesricha Pakki (11615013)

102
Meita Nurgraini Fauziyyah (11615007)
Safira Mutia A. (11615014) Revania
Drajat Ramdani Dipraja (11615025) (11614018)
6
Oki Marsela (11615026)
Neng Rima L. R. (11615034)
Vania Putri Asysyifa (11615041)

Zafirah Nadya Rahman (11615008)


Nd. St. Tamara Chrysanthy (11615015)
Ivana Yulianti (11615027) Utami Hardianti
7
M. Gifari S. (11615033) (11614028)
Teresa Avilla (11615035)
Merrdiana Christi (11615042)

Shift Selasa

Kelompok Nama Anggota Kelompok Nama Asisten Kelompok

Raden Haekal N.F.R. (10715017)


Aisyah Amalia Darusman (10715029)
Fikri (10715092) Daniel Semmy
1
Maria Christina (10715045) (10714006)
Siti Romlah Jahja (10715058)
Aghnia Nadhira Aliya Putri (10715098)

Billgerd Tjengal (10715022)


Gertrud Aknadya (10715030)
Haninda Amalia (10715046) Feny Yus Septiani
2
Angelica Ariadne (10715061) (10714025)
Gladys Pinkan L. (10715081)
Frenky Prasetya (10715082)

Davin Adriel (10715027)


Antonia Gustiasari (10715001)
Yossy Maretha (10715032) Agung Joyo Gumelar A.
3
Rizka Apriliana K. (10715047) (11614030)
Finni Handayani (10715064 )
Desi Puspaningrum (10715087)

103
Shelly Vermilion (10715004)
Nane Nurhayati (10715036)
Faiz Muhammad Hanief Arsyad (10715042) Rima Yunita
4
Sandra Fidelia (10715051) (10714014)
Nujaimah (10715066)
Sausan Sakinah (10715088)

Sri Rejeki Tarigan (10715005)


Ayu Vania Tobing (10715039)
Nadiyah Athifah Salim Martak (10715053) Dzakiya Z.
5
Erick Rene (10715060) (10714001)
Puspa Raksi Nurhananti Mulya (10715067)
Resti Saryani (10715093)

M Tsani Jamil (10715063)


Syifa Dina Azzahra (10715039)
Mauddy Pusfyta (10715053) Watini
6
Carissa Lesley (10715060) (11614023)
Nabilla Rizkia Fabelle (10715067)
Irna Safitri (10715093)

Yasmin Lathifa (10715016)


Yobella Priskila (10715043)
Riana Cundasari (10715056) Trivia Clarisa
7
Sulis Setianingrum (10715072) (10714088)
Samuel Gunadi T. (10715074)
Siti Riqqah Hassan (10715097)

Sofira Novarina Zahra (10715018)


Jesslyn Chandra (10715044)
Sherinda Rizky Sabilla (10715057) Ferica
8
Neng Ernawati (10715073) (10714076)
Tommi Fernandez Nababan (10715080)
Mega Ainun Nisa (10715100)

Shift Jumat

Kelompok Nama Anggota Kelompok Nama Asisten Kelompok

104
Tasya Maraya Ulfah (10715002)
Muhammad Afchohi Burhan (10715003) Mentari
Helbert Hoesada (10715023)
1 (10713030)
Meyliana Taslim (10715033)
Syahnas Shifanurani Nusantaraji (10715055)
Khusnul Khotimah (10715084)

Melisa Lidya Situmorang (10715006)


Muhammad Sayyid Naufal (10715008)
Putu Chandra Maheswari (10715025) Vaniarta
2
Angel Gracella (10715034) (10714026)
Mefani Prasvika (10715062)
Talitha Ulrica (10715086)

Hanifah (10715007)
Azkia Khairunnisa (10715019)
Timothy (10715026) Nur Ulfa Anisah
3
Silvinia (10715037) (10713066)
Nadila Yuliza W. (10715065)
Ditta Auliya M. (10715089)

Jessica Seanjaya (10715009))


Nayla Rabila Firly (10715020)
Panca Mustikasari (10715038) Shelvy Happyniar T.
4
Reihan Rivai Putra (10715050) (10713052)
Adhani Praderika Nafila W (10715070)
Cornelia (10715090)

Aldi Budiman (10715059)


Dita Pratama (10715010)
Margareth Putri Damai R. M. (10715021) Siti Winarsih
5
Jessica Benita Nathania P. (10715040) (10713022)
Rahmatul Fajri (10715076)
Silmi Kaafah (10715096)

Irsya Ayu Lianingrum (10715011)


Sheila Gloriana Ardianti (10715024)
Cindy Devina (10715048) Sri Ngenana
6
Mutiara Hasanah (10715068) (10714010)
Andrian Hartanto (10715077)
Faqihatul Mahmudah (10715091)

105
Nita Sapitri (10715015)
Andaru Bima Sakti (10715085)
Ghina Rafiasti (10715075) Eva Maulina Putri
7
Almira Fathadina (10715031) (10713023)
Fitri Siti Dzurriyyah A (10715098)
Vina Nurhaliza (10715052)

Faranadya Hade (10715013)


Zahra Jehan Rizanna (10715028)
Deandra Imarizani Firadita (10715049) Annisa Nurjanah
8 Friniva Atika (10715071)
Lukman Solihin (10715079) (10713048)
Jovita Aileen Ramadhani (10715095)
Saffana Haniyya (10715099)

Evelyn Ngu Jin Tin (11615701) Raudhatul Hassanah


Teo Kar En (11615702)
9 Azahar
Izzah Hamizah Tada (11615703)
Uma Shangkari Pattu (11616761) (1614762)

106

Anda mungkin juga menyukai