Anda di halaman 1dari 32

AGENSIA HAYATI –

PESTISIDA NABATI
Kelompok 5 :
1. Cindy Aulia Dewi / 01311840000047
2. Sobrian Cahya P / 01311840000046
3. Wahyuning Tyas / 01311840000050
4. Muhammad Ariffudhin / 01311840000058
5. Stevanus Rivaldi / 01311840000059
6. Anas Nafian / 01311840000087
Agensia Hayati
• Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
411/Kpts/TP.120/6/1995 Tentang Pemasukan Agens Hayati
Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
• Pengertian Agens hayati adalah setiap organisme yang
meliputi spesies, sub spesies, varietas, semua jenis
serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri,
virus, mikoplasma, tumbuhan serta organisme lainnya
dalam semua tahap perkembangannya yang dapat
digunakan untuk keperluan pengendalian hama dan
penyakit atau organisme pengganggu, proses produksi,
pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluan lainnya.
• Pestisida nabati merupakan agensia hayati yang
bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan,
mengendalikan serangan hama pada tanaman.
• Pestisida organik tidak meninggalkan residu yang
berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta
dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan
yang murah dan peralatan yang sederhana
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis
Asmaliah dkk., 2010
Insektisida Nabati
• Pada dasarnya, bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu
1. bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat anti-fitopatogenik (antibiotik
pertanian),
2. bersifat fitotoksik atau mengatur pertumbuhan tanaman (fitotoksin, hormon
tanaman dan sejenisnya), dan
3. bahan alami dengan kandungan senyawa yang bersifat aktif terhadap serangga
(hormon serangga, feromon, antifeedant, repelen, atraktan, dan insektisida)
(Saenong , 2016)
Keuntungan Penggunaan
Pestisida Nabati
1. Mempunyai sifat cara kerja yang
unik, yaitu tidak meracuni (non toksik).
2. Mudah terurai di alam sehingga
tidak mencemari lingkungan
3. Penggunaannya dalam jumlah
(dosis) yang kecil atau rendah.

4. Mudah diperoleh di alam

5. Cara pembuatannya relatif mudah

Asmaliah dkk., 2010


TUMBUHAN YANG
BERPOTENSI SEBAGAI
AGENSIA HAYATI
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Citrus aurantiifolia
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Eudicots
Klad : Eurosids II
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantiifolia
(Sistem APG II, 2004)
MORFOLOGI JERUK NIPIS(Citrus aurantiifolia)
• Morfologi Akar
Akar tanaman jeruk nipis adalah akar tunggang
• Morfologi Batang
Batang tanamn jeruk nipis termasuk ke dalam golongan batang
berkayu yang keras dan kuat. Batangnya berbentuk bulat, mempunyai duri-duri
pendek yang kaku dan tajam.
• Morfologi Daun
Bagian daun jeruk nipis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu helaian daun,
tangkai daun, dan tangkai anak daun. Bentuk helaian daun jeruk nipis yaitu oval
dan ujung daun tumpul. Tepi daun bergerigi, permukaan atasnya berwarna hijau
tua mengkilap, dan bagian bawah berwarna hijau muda. Daging daun jeruk nipis
seperti kertas, tulang daun menyirip.
• Morfologi Bunga
Bunga dari jeruk nipis termasuk dalam golongan bunga majemuk,
dan tangkai putik berbentuk silindris. Daun mahkota berbentuk lanset dan
berwarna putih.
• Morfologi Buah dan Biji
Buah jeruk nipis berbentuk bulat, permukaan licin dan berkulit tipis. Biji jeruk
nipis berjumlah banyak dan berukuran kecil, berbentuk oval, mempunyai lapisan
kulit luar dan lapisan kulit dalam.
• Kulit jeruk nipis menghasilkan minyak
Atsiri yang sebagian besar
mengandung terpen, siskuiterpen
alifatik, dan hidrokarbon aromatik yang
JERUK NIPIS
berperan dalam mengganggu
pertumbuhan hama.
Citrus aurantiifolia
• Selain itu, jeruk nipis juga mengandung
senyawa saponin, flavonoid dan
terpen yang dapat berfungsi sebagai
penghambat makan hama dan racun
bagi hama tanaman.
(Situmorang, 2018).
Pepaya
Carica papaya
Habitus. Deskripsi pohon pepaya berupa tumbuhan
berbatang tunggal tegak dan basah dengan payungan daun
di ujungnya, dapat tumbuh setinggi 270 – 900 cm serta
mengandung getah putih di seluruh bagian pohonnya. Ciri-
ciri tumbuhan pepaya tersebut juga dipengaruhi varietas.
Akar. Akar pepaya merupakan sistem akar tunggang
Daun. Bentuk daun pepaya yakni tunggal, menjari 5-9
bagian. Tangkai daun panjang berongga 50-100 cm
(tergantung umur).
Batang pepaya berbentuk silinder dengan diameter 30 –
40 cm, semi berkayu, berongga dan bergabus dengan kulit
yang lembut berwarna abu-abu. Permukaan batang
dipenuhi dengan bekas tangkai daun. Arah pertumbuhan
batang tegak lurus ke atas
Buah pepaya berbentuk oval hingga hampir bundar,
dengan diameter 15 – 30 cm
Bunga. Bunga pepaya termasuk bunga majemuk. Ada 3
jenis bunga, yaitu bunga jantan, bunga betina, bunga
sempurna
• Berdasarkan tipe bunganya,
bagian-bagian bunga pepaya
dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu pepaya jantan, pepaya
betina dan pepaya
hermafrodit.
• Bunga jantan (masculus)
hanya terdapat benang sari
• Bunga betina (femineus)
hanya terdapat putik
• Bunga hermafrodit memiliki
benang sari dan putik
• Getah pepaya diketahui banyak mengandung
jenis kelompok enzim proteinase sistein
(cysteine-proteinases), yaitu papain,
chymopapain, glycyl endopeptidase dan caricain
• Ekstrak getah yang berasal dari batang papaya
digunakan dan dicampur dengan beberapa
bahan pendukung seperti minyak tanah, sabun
cair pencuci piring (sunlight) dan detergen untuk
mengetahui mortalitas larva S (Madusari, 2017).
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Carica papaya
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Eudicots
Klad : Eurosids II
Ordo : Brassicales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya
(Sistem APG II, 2004)
Bawang Putih
Allium sativum
• Ciri – cirinya herba, semusim, tinggi
50-60 cm. Berakar serabut kecil
berjumlah banyak
• Berumbi lapis yang merupakan
modifikasi dari daun beserta
batangnya yang memperlihatkan
susunan yang berlapis-lapis yaitu
terdiri atas daun-daun yang
menebal dan berdaging serta
mengandung zat cadangan
makanan.
• Batangnya berbentuk cakram
(Tjitrosoepomo, 2011).
• Bawang putih terutama pada bagian
umbinya mengandung zat toksik bagi
hama serangga, zat-zat tersebut antara
lain allicin, aliin, minyak atsiri, dan
saltivine.
• Ekstrak bawang putih ini sangat
bermanfaat untuk menangkal dan
mengendalikan hama pada horikultura
dan tanaman pangan seperti pada jenis
gastropoda dengan cara repellent
• Selain itu, kandungan alisin, minyak
atsiri, dan saltivine pada bawang putih
dapat menghambat pertumbuhan C.
pavonana atau ngengat (Abubakar,
2007).
Klasifikasi Tumbuhan
Allium sativum
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Monocots
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Species : Allium sativum
(Sistem APG II, 2004)
Morfologi Serai
(Cymbopogon citratus)

Daun, tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai.


Daunnya kesat, panjang, dan runcing. Daun serai memiliki
bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan
berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga
memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman
sereh tersusun sejajar. Letak daun pada batang tersebar.
Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah
daunnya berbulu halus.
Batang Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi,
serta lunak dan berongga. Isi batangnya merupakan pelepah
umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan.
Tanaman sereh memiliki batang yang berwarna putih.
Batang tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.
Akar, Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya
merupakan jenis akar serabut yang berimpang pendek
Serai
(Cymbopogon citratus)
• Tanaman serai termasuk golongan rumput-
rumputan yang menghasilkan minyak atsiri. Minyak
atsiri serai terdiri atas sitral, sitronela, geraniol,
mirsena, nerol,farnesol, metil heptenol, dan
dipentena.
• Senyawa sitronela mempunyai sifat racun dehidrasi
dan racun kontak. Yang efektif membunuh kutu
sisik Serangga yang terkena racun ini akan mati
karena kekurangan cairan (Saenong , 2016).
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Monocots
Klad : Coomelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon citratus
Morfologi Bawang Merah
(Allium cepa)

Bunga, Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman, di ujungnya


terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar
(bulat) seolah berbentuk payung
Daun, Berbentuk silindris kecil memanjang, berlubang dan
bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua,
dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif
pendek.
Batang Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang
berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat
melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus
terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah
daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah
bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Akar, Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan
bercabang terpencar.
Bawang Merah
(Allium cepa)
• Daun bawang merah mengandung minyak atsiri,
sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida,
saponin, peptida, fitohormon, kuersetin, dan
asetogenin dengan konsentrasi tinggi.
• Dalam konsentrasi rendah, senyawa ini bersifat racun
perut yang bisa mengakibatkan serangga hama mati.
Senyawa asetogenin mengganggu proses pencernaan
dan merusak organ pencernaan, yang berakibat pada
kematian serangga (Saenong , 2016).
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Monocots
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Species : Allium cepa
(Sistem APG II, 2004)
Morfologi Cabai Merah
(Capsicum annuum L. )

• Buah, memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang bulat, dan bulat
memanjang dengan ujung runcing. Selain itu, bentuk dalamnya
berpolong dengan rongga diantara plasenta dan dinding buah. Pada
buah yang masih muda memiliki warna putih kekuningan. Sedangkan
buah yang sudah tua memiliki warna yang mencolok yaitu kuning atau
merah yang licin dan mengkilap.
• Batang, cabai merah besar dapat tumbuh mencapai 2 meter lebih.
Batang cabai memililki warna bervariasi, mulai dari hijau, hijau muda,
sampai hijau tua.
• Daun, Bentuk daun cabai ada yang lonjong, bulat, maupun lanset.
Pada permukaan bagian atas daun, ada yang berwarna hijau muda,
hijau tua, hijau kebiru-biruan, bahkan hijau hampir kehitam-hitaman.
• Bunga, Bunga cabai merupakan bunga sempurna yang dapat
menyerbuk sendiri. Pada umumnya bunga cabai terdiri dari 5-6 helai
daun mahkota (petal) berwarna putih atau unggu.
• Akar, serabut berwarna coklat
Cabai Merah
(Capsicum annuum L. ).
• Cabai mengandung senyawa kimia capsaicin (8-
methyl-Nvanillyl-6-nonenamide) serta senyawa
yang mirip dengan
capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids.
• Senyawa – senyawa tersebut capat menyebabkan
kematian pada hama kumbang bubuk (Saenong ,
2016).

Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Core : Eudicots
Klad : Euasterids I
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
(Sistem APG II, 2004)
GULMA SEBAGAI
BAHAN PESTISIDA
BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.)
Memiliki kandungan bahan aktif terutama di bagian daun adalah
alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, sulfur dan tannin. Bagian
daun mempunyai sifat bioaktivitas sebagai insektisida,
antinematoda, antibakteri dan alelopati (Grainge dan Ahmed,
1988)

Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Eudicots
Klad : Euasterids II
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides L.
(Sistem APG II, 2004)
Morfologi Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

 Daun berwarna hijau, bertangkai, letaknya


saling berhadapan dan ada pula yang
bersilang, bentuk daun bulat telur dengan
pangkal membulat dan ujung meruncing,
tepi daun bergerigi.
 Bunga pada tumbuhan bandotan tergolong
ke dalam bunga majemuk berkumpul 3 atau
lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari
ujung tangkai, berwarna putih, panjang
bonggol bunga kurang lebih 6-8 mm, tangkai
bunga terdapat rambut-rambut pendek.
 Batang bulat, berambut. panjang dan
bercabang
 Akar berupa akar tunggang
Ajeran
(Bidens pilosa L.)
• Ajeran (Bidens pilosa L.)memiliki senyawa
metabolit sekunder yang dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida nabati
dalam mengendalikan P. xylostella.
• Kandungan senyawa metabolit sekunder
seperti flavonoid, terpenoid dan
fenilpropanoid yang dapat mengakibatkan
mortalitas P. xylostella (Hadi, 2015)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Eudicots
Klad : Euasterids II
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Bidens
Species : Bidens pilosa L.
(Sistem APG II, 2004)
Morfologi Ajeran (Bidens pilosa L.)

Batang dan tangkai berkayu, lunak,


mengandung air, berbentuk
quadrangular, berambut atau
sebagian berambut.
Daun mejemuk menyirip, memiliki anak
daun 3-5 lembar dengan pinggiran
daun bergerigi, tangkai daun terlihat
bersayap.
Bunga memiliki kelopak bunga berwarna
putih dengan benangsari kuning.
Biji memanjang ramping berwarna hitam
KIPAIT / KEMBANG BULAN
( Tithonia diversifolia )
• mengandung bahan insektisida dan
nematisida, yaiatu saponin,
polifenol dan flavonoida.
• Dengan dosis 100 gram dan 1.000 gram
daun Ki Pahit, 100 persen keong mas
mati dalam satu hari.
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Core : Eudicots
Klad : Euasterids II
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Tithonia
Species : Tithonia diversifolia
(Sistem APG II, 2004)
Morfologi Kipait (Tithonia diversifolia L.)

Akar serabut, akar dari bunga kipait ini terdapat jutaan cendawan
dan bakteri hidup menempel pada akar yang berfungsi sebagai
pelarut kalium dan fospat.

Batang berbentuk bulat dan berkayu, ditumbuhi ranting-rantai yang


dapat mengeluarkan tangkai bunga, batang dari bunga kipait ini
sendiri mudah untuk dipatahkan dan mudah untuk tumbuh
kembali.

Daun berbentuk menggarpu dengan pinggiran daun bergerigi rata-


rara panjang daun sekitar 5-8 cm. warna daun dari tumbuhan kipait
ini berwarna hijau, dibagian bawah bunga ini sedikit berwarna abu-
abu.

Bunga mempunyai kelopak berwarna hijau dengan mahkota


bungan berwarna kuning dan oranye tergantung jenis dari
tumbuhan ini, bunga kipait ini mempunyai jenis kelamin ganda jadi
dalam satu bunga sudah terdapat benang sari dan putik. lebar dari
bunga ini sekitar 10-15 cm.

Biji bunga kipat terletak ditengah-tengan bunga, warna dari biji


tumbuhan ini berwarna coklat dan berbentuk bulat dan keras.
Daftar Pustaka
• Abubakar, I. 2007. Efektivitas Ekstrak Umbi Bawang Putih terhadap Pengendalian Hama Sawi. Jurnal
Pestisida Nasional. Vol. 11 No. 2.
• Julita Situmorang.2018.PENGARUH PEMBERIAN VARIASI KADAR AIR KULIT JERUK NIPIS (Citrus
aurantifolia) SEBAGAI PESTISIDA NABATI PENGENDALIAN HAMA Plutella xylostella PADA
TANAMAN SAWI (Brassica juncea). Jurnal Prodi Biologi Vol 7. No. 1.
• Nurhudiman. 2017. Uji potensi daun babandotan sebagai insektisida botani terhadap hama.
Fakultas pertanian univ bandar lampung : Lampung.
• Asikin, syaiful. 2016. Dua jenis gulma sebagai pestisida nabati terhadap ulat krop kubis. Jurnal
nasional inovasi teknologi pertanian.
• Hadi, D.R.W. 2015. Toksisitas ekstrak gulma ajeran sebagai insektisida nabati. Jurnal agricultur dan
teknologi.
• Tjitrosoepomo, G. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
• Madusari, S. 2017. UJI PENDAHULUAN PENGARUH EKSTRAK CARICA PAPAYA (CARICACEAE) TERHADAP
MORTALITAS LARVA SETOTHOSEA ASIGNA VAN EECKE. Jurnal Teknologi. Vol. 10 No. 1
• Saenong, M. S. 2016. TUMBUHAN INDONESIA POTENSIAL SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI UNTUK
MENGENDALIKAN HAMA KUMBANG BUBUK JAGUNG (Sitophilus spp.). Jurnal Litbang Pertanian
Vol. 35 No. 3.
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan agensia hayati?
2. Sebutkan minimal 2 keuntungan penggunaan pestisida
nabati?
3. Sebutkan minimal 2 kandungan yang dapat menjadikan
Jeruk nipis menjadi pembunuh hama?
4. Sebutkan satu contoh spesies gulma yang dapat
dijadikan sebagai pestisida, dan sebutkan salah satu
kandungan yang membuatnya dapat menjadi pestisida?

Anda mungkin juga menyukai