Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

Dosen pengampu : apt. Eko Sri Wahyuningsih S.Farm

(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan)

Oleh :

Tati kholisoh 20416248201038

FM20C

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSKITAS BUANA PERJUANGAN

KARAWANG

2021
MODUL V

MIKROSKOPIK (SIMPLISIA)

A. TUJUAN
 Mahasiswa mampu melakukan uji mikroskopik beberapa simplisia
menggunakan mikroskop dan dengan ukuran pembesaran yang berbeda-
beda.
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengamati ciri-ciri, bentuk-bentuk
jaringan khas pada (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen,
Flos) pada tumbuhan tertentu yang disesuaikan dengan literatur agar
memenuhi persyaratan parameter standar mutu simplisia.
 Mahasiswa mampu membuat dan memilih reagen pereaksi untuk
pengamatan mikroskopik untuk jenis-jenis jaringan simplisia yang
berbeda-beda.
 Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan manfaat dari jaringan pada
beberapa jenis simplisia (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus,
Semen, Flos) pada tumbuhan tertentu.

B. DASAR TEORI
Mikroskopik pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Kandungan sel dapat langsung dilihat
dibawah mikroskop atau dilakukan pewarnaan. Sedangkan untuk pemeriksaan
anatomi jaringan dapat dilakukan setelah penetesan pelarut tertentu, seperti
kloralhidrat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum
dan protein sehingga aka dapat terlihat jelas dibawah mikroskop (Djauhari,2021).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan
yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen, atau kotoran hewan, tidak
boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir dan
cendawan ataumenunjukan tanda tanda pengotoran lain, tidak boleh mengandung
bahan lain yang beracun dan berbahaya.
Pada umumnya proses pembuatan simplisia terdiri dari sartasi atau pemilihan,
pencucian, perajangan, atau pengirisan dan pengeringan. Penyortiran dilakukan
untuk memperoleh simplisia yang sesuai yang dikehendaki baik kemurnian
maupun kebersihannya. Tahap sortasi memerlukan ketelitian yang tinggi.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran kotoran yang melekat pada
tanaman yang akan digunakan. Pencucian harus dilakukan dengan cepat untukn
menghindari terlarutnya zat aktif.
Perajangan pada simplisia bertujuan untuk mempermudah proses berikutnya.
Proses pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama (Tilaar,2009).
1. Simplisia rhizoma
Curcuma xanthorhizae rhizoma
Tanaman temulawak (Curcuma zanthorrihiza L.) merupakan tanaman asli
Indonesia yang tumbuh liar di hutan-hutan jati di Jawa dan Madura.
Tumbuhan semak berumur tahunan, batang semunya terdiri dari pelepah-
pelepah daun yang menyatu, mempunyai umbi batang. Tinggi tanaman antara
50-200 cm, bunganya berwarna putih kemerah-merahan atau kuning
bertangkai 1,5-3 cm berkelompok 3 sampai 4 buah. Tumbuhan ini tumbuh
subur pada tanah gembur, dan termasuk jenis temu-temuan yang sering
berbunga. Panen dapat dilakukan pada umur 7-12 bulan setelah tanam atau
daun telah menguning dan gugur. Sebagai bahan tanaman untuk bibit
digunakan tanaman sehat berumur 12 bulan (Hayani, 2006). Temulawak
termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun dengan habitus mencapai
ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas beberapa anakan
dan tiap anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun temulawak bentuknya panjang
dan agak lebar. Panjang daunnya sekitar 50-55 cm dan lebar ± 18 cm. Warna
bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua dan pangkal
bunganya berwarna ungu. Rimpang temulawak bentuknya bulat seperti telur
dengan warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning
kotor. Warna daging rimpang adalah kuning dengan cita rasa pahit, berbau
tajam dan keharumannya sedang. Untuk sistem perakaran tanaman temulawak
termasuk tanaman yang berakar serabut dengan panjang akar sekitar 25 cm
dan letaknya tidak beraturan (Anonymous, 2013).
Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran
besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang
bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3-4
buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang induk.
Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning kotor,
atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning atau orange tua,
dengan cita rasa yang pahit, atau coklat kemerahan berbau tajam, serta
keharumannya sedang. Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman ±16
cm. Tiap rumpun tanaman temulawak umumnya memiliki enam buah rimpang
tua dan lima buah rimpang muda.

Curcuma domestica rhizoma


Rimpang kunyit adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak di
gunakan sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan. Kunyit memiliki nama
latin Curcuma domestica Val. Kunyit termasuk salah satu suku tanaman temu-
temuan (Zingiberaceae). Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi
40-100 cm. Batang kunyit merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk
rimpang dengan warna kekuningan dan tersusun dari pelapah daun (agak
lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm,
lebar 8-1,25 cm dan bertulangan menyirip dengan warna hijau pucat.
Rimpang kunyit juga memiliki senyawa kimia seperti demetoksik kurkumin,
siklokurkumin, dihidrokurkumin, α curcumene, β curcumene, asam sinamat,
eugenol, limonene, zingiberene, α-turmerone, β-turmerone, vanillic acid.
Selain itu, rimpang kunyit mengandung 80-82,5 % kadar air, 28 % glukosa,
12 % Fruktosa, 8 % protein dan 1,3-5,5 % minyak atsiri (Margareta, 2016).

Galanga rhizoma
Tanaman lengkuas memiliki batang semu yang tingginya dapat mencapai 2
meter dengan daun yang cukup rimbun dan panjang. Biasanya tumbuh dengan
merumput dan juga sangat rapat, selain itu batang tumbuh dengan tegak yang
tersusun dari beberapa pelepah – pelepah daun yang membentuk batang semu,
berwarna hijau muda hingga tua. Batang muda ini akan keluar dengan bentuk
tunas baru dari pangkal bawah hingga pangkal atas. Daun tanaman ini
berwarna hijau bertangkai pendek yang tersusun dengan selang seling serta
buah berbentuk bulat dan keras, selagi masih muda berwarna hijau dan setelah
tua berwarna merah kehitaman (Fauzi, 2009).
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna
kuning kehijauan yang terdiri atas metil sinamat 48%, sineol 20-30%,
eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, d-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu,
rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna
kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen
hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain (Azwar,
2010).
Kaepferiae rhizoma
Rimpang kencur terdapat di dalam tanah bergerombol dan bercabang cabang
dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam
putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna
putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang
lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan
(Rukmana, 1994).
Dalam literatur lain disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol,
paraeumarin, asam anisic, gum, pati (4,14%) dan mineral (13,73%) (Barus,
2009).

Zingiberis rhizoma
Jahe secara umum terdiri atas struktur rimpang, batang, daun, bunga dan
buah. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30-100 cm. Akarnya
berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan
dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15-23 mm dan
panjang 8-15 mm. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya ada
tiga jenis jahe yang dikenal, yaitu: jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
atau jahe putih, jahe putih kecil atau jahe emprit (Zingiber officinale var.
Amarum), dan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) atau jahe sunti
(Wardana dkk, 2002).

2. Simplisia flos
Caryophylli flos
Cengkeh (Eugenia Caryophyllus) adalah tanaman perkebunan yang dapat
mencapai ketinggian hingga 20 meter. Daun mudanya berwarna merah muda
terang, lalu berubah menjadi hijau kekuningan setelah tua, dan menjadi keras.
Yang diambil dari tanaman cengkeh adalah bunganya, dan bunga cengkeh
berkelompok mulai tiga hingga sepuluh tangkai, di mana setiap tangkai berisi
tiga kuntum bunga.

Hibiscus sabdariffa L
Tanaman rosella merupakan tanaman semak tegak tinggi berakar
tunggang yang mampu tumbuh mencapai 3-5 m baik di daerah tropis maupun
subtropis. Rosella memiliki batang berkayu bulat dan tegak dengan
percabangan simpodial dan berwarna kemerahan. Daunnya tunggal berseling
berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing, tepi beringgit, pangkal
berlekuk dengan pertulangan daun menjari. Daun rosella memiliki lebar 5-8
cm, panjang 5-15 cm dengan tangkai berukuran 4-7 cm, penampang bulat dan
berwarna hijau (Bakti Husada, 2001).
Bagian dari tanaman rosella yang paling sering dimanfaatkan adalah
bunganya. Tanaman rosella menghasilkan bunga sepanjang tahun (Bakti
Husada, 2001). Bunganya berwarna merah terletak di ketiak daun dan
tunggal, dengan kelopak terdiri dari 8-11 daun kelopak berukuran 1 cm,
berbulu, dan pangkal berlekatan (Devi, 2009).

Jasminum sambac L
Melati dapat digolongkan sebagai semak, bisa juga agak
merambat. Melati merambat dengan "berantakan" (terjurai), atau "longgar"
ketika masih muda. Batangnya bulat berkayu dengan tinggi 0,3-3 meter.
Tanaman melati memiliki batang yang bercabang, dan berwarna coklat. Daun
melati putih berjenis tunggal, tangkai daun pendek, dengan ukuran sekitar 5
mm, dengan letak yang berhadapan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur,
hingga menjorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata,
tulang daunnya menyirip, dengan ukuran 5-10 cm × 4–6 cm. Perbungaannya
termasuk majemuk, tumbuh di ketiak daun, terbatas dengan jumlah 3 bunga
atau sebuah tandan padat dengan banyak bunga. Bunganya tunggal atau
berpasangan (di varietas kultivasi), dengan 7-10 ruas kelopak, panjang 2,5–7
mm, berbulu halus, panjang tabung mahkota 7–15 mm, sebanyak 5 cuping,
bundar telur atau lonjong, panjang 8–15 mm, kebanyakan putih, beraroma
kuat. Mahkota bunganya berbentuk lembaran mengerut, seperti terompet,
yang berwarna putih, dan berbau wangi. Buahnya termasuk buah buni,
mengkilap, dan berwarna hitam, dan dikelilingi kelopak. Beberapa varietas
melati berbunga ganda dikenal tidak menghasilkan buah. Akarnya termasuk
tunggang, sulit untuk dipatahkan, kalaupun dipatahkan, bekasnya tidak rata,
dan juga tidak berserat. Akarnya berbuku-buku/membesar (Dalimartha,
2009).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan :
- Mikroskop - Rimpang jahe
- Kaca objek - Rimpang temulawak
- Kaca penutup - Rimpang kunyit
- Spatula - Rimpang kencur
- Pipet tetes - Lengkuas
- Tissu - Rosella
- Melati
- Cengkeh
- Aquadest

D. CARA KERJA
1. Siapkan bahan yang akan diamati
2. Ambil sedikit simplisia yang akan diamati
3. Letakan pada kaca objek
4. Tetesi dengan aquadest
5. Tutup dengan kaca penutup
6. Letakan pada meja mikroskop
7. Amati lalu ambil hasil nya degan menggunakan kamera hp
8. Lalukan cara yang sama dengan simplisia yang berbeda

E. HASIL PENGAMATAN
Nama Klasifikasi Gambar Hasil
simplisia
Rimpang Kingdom : Plantae Pada pembesaran
temulawak Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili: Zingiberaceae Butir pati
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma zanthorrhiz

Rimpang Kingdom : Plantae Pada pembesaran


jahe Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae Parenkim
Ordo : Zingiberales Jaringan gabus
Genus : Zingiber
Famili : Zingiberaceae
Spesies : Zingiber officinale
Rosc Pada pembesaran
40/0,65 terdapat

Butir pati
Rimpang Kingdom : Plantae Pada pembesaran
kencur Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempreria Periderm
Spesies : Kaempferia galanga
L
Rimpang Kingdom : Plantae Pada pembesaran
kunyit Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales Rambut penutup
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiberaceae
Spesies : Curcuma longa L

Pada pembesaran
40/0,65 terdapat

Butir pati
Lengkuas Kingdom : Plantae Pada pembesaran
Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae Parenkim dengan
Genus : Alpinia sel idioblas
Spesies : A galanga

Pada pembesaran
10/0,25 terdapat

Butir pati

Fragmen serabut
dengan dinding sel
tebal

Pada pembesaran
10/0,25 terdapat

Jaringan berkas
pembuluh
Bunga Kingdom : Plantae Pada pembesaran
rosella Divisi : Magnoliophyta 40/0,65 terdapat
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae Serabut parenkim
Genus : Hibicus
Spesies : Hibiscus sabdariffa Butir pati
L

Bunga Kerajaan : Plantae pada pembesaran


cengkeh Divisi : Angiospermae 10/0,25 terdapat
Ordo : Myrtaceae
Famili : Myrtacceae Fragmen
Genus : Syzygium epidermis
Spesies : S. aromaticum

Bunga Kingdom : Plantae Pada pembesaran


melati Divisi : Magnoliophyta 10/0,25 terdapat
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum Fragmen
Spesies : Jasminum sambac epidermis

F. PEMBAHASAN
Pada pengamatan rimpang kunyit seharusnya ditemukan butir pati, parenkim
berisi butir pati, pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan jala, serta parenkim
dengan sel sekresi seperti pada buku literatur namun pada praktikumn kali ini
hanya ditemukan rambut penutup saja, karena terlalu sedikitnya simplisia yang
diambil dan terlalu banyaknya tetesan aquadest yang diberi sehingga pada
pengamatan di mikroskop hanya terlihat rambut penutup saja. Sedangkan setelah
dicoba dengan menggunakan pembesaran 40/0,65 terdapat butir pati pada
simplisia kunyit tersebut.
Hasil pengamatan pada simplisia lengkuas menunjukan adanya parenkim dengan
sel idioblas, fragmen serabut dengan dinding sel tebal, dan jaringan berkas
pembuluh. Ciri-ciri tersebut sudah bisa kita lihat pada pembesaran 10/0,25.
Dalam pengamatan simplisia bunga melati hanya terdapat fragmen epidermis saja
karena terlalu banyaknya simplisia yang diambil sehingga menghambat
pengamatan pada mikroskop.

G. KESIMPULAN
Dengan uji mikroskopik pada simplisia yang berbeda-beda dan dengan
pembesaran yang berbeda beda pula kita dapat mengamati ciri ciri, bentuk-bentuk
jaringan yang khas pada (Folium, Cortex, Radhix, Rhizoma, Fructus, Semen,
Flos).
DAFTAR PUSTAKA
Lia fikayuniar, S.Farm, M.Si modul praktikum anatomi fisiologi tumbuhan
Adhytama, 1995. Materia medika indonesia. Jilid IV. Departemen kesehatan
Republik indonesia
Perkembangan tumbuhan (Anatomi tumbuhan), Malang. UIN press
Savitri, Sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk praktikum struktur

Anda mungkin juga menyukai