Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIODIVERSITAS

“Biodiversitas Kingdom Plantae Angiospermae-Dikotil”


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Biodiversitas
Dosen Pengampu: Sekar Jati Pamungkas, M.Pd

Disusun oleh:
Deti Intan Febrianti (1810303020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2020
A. Tujuan
1. Dapat memberikan contoh spesies anggota kingdom plantae kelompok angiospermae-dikotil
2. Dapat mengenali karakteristik khas secara morfologi anggota kingdom plantae kelompok
angiospermae-dikotil
3. Dapat menentukan klasifikasi ilmiah contoh spesies kingdom plantae kelompok
angiospermae-dikotil

B. Dasar Teori
Salah satu anggota dari angiospermae adalah tumbuhan dikotil. Tumbuhan dikotil disebut
demikian karena memiliki ciri utama yaitu, kotiledon bijinya terbelah menjadi dua bagian.
Pembelahan kotiledon semakin terlihat saat tumbuhan mengalami proses perkecambahan.
Daun tumbuhan dikotil memiliki pertulangan menyirip atau menjari. Jaringan
pengangkutnya tersusun dalam suatu lingkaran yang teratur. Sistem perakaran tumbuhan
dikotil adalah akar tunggang, yang memiliki akar pokok dengan ukuran yang lebih besar.
Butiran benang sarinya yang merupakan sel perkembangbiakan jantan memiliki 3
lubang/pori. Adapun bagian-bagian bunganya berjumlah kelipatan dari empat atau lima

c. Setting Kegiatan
Bentuk Kegiatan :
Mahasiswa secara berkelompok menyiapkan objek pengamatan yang akan digunakan.
Pengamatan struktur tubuh dan identifikasinya dilakukan di laboratorium.
Alat dan bahan :
- Lup
- Alat gambar (pensil, penghapus, penggaris)
- Sampel tumbuhan bunga pukul empat
- Sampel tumbuhan bunga tapak dara
- Sampel tumbuhan pletesan
- Sampel tumbuhan singkong

D. Langkah kerja :

Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum

Identifikasilah secara detail bahan pengamatan yang disediakan!

Gambarlah bahan pengamatan secara skematis dan beri keterangan bagian secara lengkap!

Tentukan tingkatan klasifikasi ilmiah dari masing-masing bahan pengamatan berdasarkan


hasil identifikasi yang telah dilakukan.

Berilah keterangan lain yang mendukung


E. Hasil pengamatan dan analisis data

1. Tumbuha Bunga Pukul Empat


2. Tumbuhan Singkong
3. Tanaman Bunga Tapak Dara
4. Tanama Pletesan
F. Pembahasan

1. Tumbuhan Bunga Pukul Empat

Tanaman ini merupakan herba menahun, tinggi tanaman 50-100 cm. Akar kuat,
mengandung air, permukaan berwarna coklat gelap, bagian dalam berwarna putih. Batang
tegak, bercabang banyak dan rapat. Batang atas berwarna hijau kemerahan. Daun daun
tumbuh bertolak belakang, peduncle bagian bawah melewati setengah lembaran daun.
Lembaran daun bagian atas tidak bertangkai. Lembaran daun tebal seperti kulit berbentuk
ovate-bulat telur atau ovate triangul. Panjang 3-10 cm dengan lebar 3-5 cm. ujung runcong.
Pinggiran daun merata. Bunga yang tumbuh banyak, setiap bunga memiliki satu epicalyx,
daun kelopak tambahan berwarna hijau. Bunga biseksual (putik dan benangsari dalam satu
bunga) dengan perianth-tenda bunga-sederhana. Warna bunga merah, merah muda, putih,
dan kuning. Buah kurung (achenium) yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buah
tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan. Bentuk hampir sperikal
membulat dengan panjang 5 mm. Berwarna hitam ketika masak. Dibungkus seludang yang
keras. Biji bulat berkerut, ketika muda biji berwarna hijau muda, setelah tua menjadi
hitam. Biji dipecah berisi tepung berwarna putih yang dibalut oleh selaput berwarna
kekuningan

2. Tumbuhan Bunga Pletesan

Ruellia tuberosa L. / Daun Pletesan berasal dari Hindia Barat . Karena Ruellia


tuberosa L dapat survive di berbagai kondisi lingkungan maka tanaman ini kini telah
menyebar ke berbagai Negara. Tanaman pletesan atau kencana ungu tergolong tanaman
herba karena tidak berkayu, memiliki ketingian rentang 18 cm – 57 cm. Tanaman tumbuh
didaerah semak, dipinggir selokkan atau dilahan yang tidak terawatt secara berkelompok.
Batangnya Berbentuk segiempat tumpul, berwarna hijau keunguan. permukaannya tertutup
rambut-rambut yang halus dan pendek. Daunya Tunggal, bersilang berhadapan, bentuk
solet, ujung membulat, pangkal runcing, tepi bergigi, panjang 6-18 cm, lebar 3-9 cm, licin,
pertulangan menyirip, hijau Daun berwarna hijau dan berbulu halus jika diraba, tersusun
simple secara opposite dengan ukuran daun tinggi 17 cm hingga 4 cm dan lebar 8 cm
hingga 3.5 cm. Sisi daun denticulate dan berada dalam bentuk obovate, ovale atau ovate
tergantung usia tanaman.

Bunga memiliki Ø ± 4- 5 cm, dengan tabung bunga yang panjangnya ± 5 – 6 cm. Mahkota
bunga yang sudah layu akan terlepas dari dasar bunga Akar tanaman ini merupakan akar
tnggal yang telah menebal sehingga terlihat seperti modifikasi akar umbi Bunga setelah
dewasa akan mengalami pemecahan karpel membentuk buah capsule. Buah : Berbentuk
tabung dengan ujung meruncing, ketika muda berwarna hijau dan akan berubah coklat
ketika tua. Berukuran 2cm – 3 cm. Hal uniknya adalah tua akan pecah meletus dan terlepas
serta terlempar dari tangkainya ketika didalam genangan air yang akan memperlihatkan biji
tanaman dalam jumlah banyak (dalam bentuk agregat). Biji : Berbentuk bulat, pipih,
berwarna coklat.

3. Tumbuhan Bunga Tapak Dara

Habitus tapak dara berupa tumbuhan semak, termasuk tumbuhan tahunan, tingginya sekitar
1-2 m, memiliki batang berkayu, bulat, bercabang, beruas-ruas dan berwarna hijau. Daun
tapak dara tergolong daun tunggal dengan letaknya silang berhadapan, mempunyai
morfologi bulat telur dengan ujungnya terdapat getah dan pangkal tumpul, tepi rata,
mengkilat, memiliki tangkai dengan panjang 2-6 cm, lebar daun 1-3 cm, pertulangan
menyirip, serta berwarna hijau. Bunga tapak dara ialah jenis bunga tunggal, terletak di
ketiak daun, memiliki mahkota berbentuk terompet, panjang tangkai 2,5-3 cm, memiliki
kelopak bertajuk lima, berbentuk runcing, benang sari berjumlah lima, kepala sari berwarna
kuning,dan tangkai putik putih. Buahnya kotak dengan bentuk pipih, ketika masih muda
berwarna hijau setelah tua maka akan berwarna coklat. Biji kecil, keras dan berwarna
coklat. Akar berupa akar tunggang dan berwarna putih.

4. Tumbuhan Singkong Kayu


Daun singkong atau daun umbi kayu berasal dari tanaman singkong. Tanaman ini memiliki
nama latin Manihot utilisima. Tanaman singkong merupakan tanaman tropis yang potensial
digunakan untuk ternak, karena menghasilkan biomassa sebagai sumber energi dalam
bentuk umbi dan protein tinggi yang terdapat dalam daun. Produksi utama dan ikutan
tanaman singkong terdiri dari umbi, daun, dan kulit umbi serta hasil sampingan dari
industri singkong yaitu, onggok. Berdasarkan umur panen 12 bulan dengan luas 1 hektar
dapat menghasilkan umbi segar sebanyak 17,5 ton, kulit umbi sebanyak 2,79 ton, dan daun
sebanyak 2,30 ton bahan kering (Sukria dan Rantan, 2009). Hampir 10-40% dari tanaman
singkong terdiri atas daun. Tanaman

Akar merupakan organ penyimpanan utama pada umbi singkong. Secara anatomi, akar
singkong bukan akar umbi, tetapi akar sejati yang tidak bisa digunakan untuk perbanyakan
vegetatif. Akar penyimpanan pada singkong memiliki tiga jaringan berbeda yaitu periderm,
korteks, dan parenkim. Ukuran dan bentuk akar tergantung kondisi genotif dan lingkungan
Umbi yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi sebagai tempat
penampungan makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas
kulit luar tipis (ari) berwarna kecoklatan (kering), kulit dalam agak tebal berwarna keputih-
putihan (basah), dan daging berwarna putih atau kuning (tergantung varietasnya) yang
mengandung sianida dengan kadar berbeda.

BSecara umum batang singkong berbentuk silinder dan dibentuk oleh buku dan ruas.
Singkong yang tumbuh dari stek batang dapat dihasilkan batang primer sebanyak tunas
yang terdapat pada batang yang distek (Alves, 2002). Batang singkong memiliki
percabangan simpodial. Daun singkong termasuk daun yang tidak lengkap (incompletes)
karena hanya terdiri atas helai daun dan tangkai daun. Daunnya memiliki pertulangan daun
menjari dan jumlah belahan helai atau sirip daun pada satu tangkai terdiri dari 3-9 helai.
Letak daun yang dekat dengan perbungaan biasanya berukuran lebih kecil dan belahan
daunnya hanya terdiri atas 3 helai. Permukaan atas daun dilapisi kutikula yang mengkilap.
Tanaman singkong memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Ukuran
bunga jantan setengah dari ukuran bunga betina. Tangkai bunga jantan tipis, lurus, dan
pendek, sedangkan tangkai bunga betina tebal, melengkung, dan panjang. Bunga singkong
mengalami protogini dimana bunga betina pada perbungaan yang sama dengan bunga
jantan membuka 1-2 minggu lebih cepat .

G. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Tumbuhan dikotil mempunyai ciri dan morfologinya seperti memiliki 2 keping biji,
memiliki akar tunggang, memiliki batang umumnya bercabang serta memiliki kambium
pada perbatasan antara jaringan xilem dan floem, berbunga 5 kelopak.

2. Tumbuh- umbuhan yang kita amati adalah Tumbuhan Bunga Tapak Dara (Catharatus
roseus), Tumbuhan Singkong (Manihot utilissima), Tumbuhan Bunga Pukul Empat
(Mirabilis jalapa), Tanaman Pletesan (Ruellia tuberosa).

Saran

Diharapkan mahasiswa mengetahui cara klasifikasi tumbuhan angiospermae setelah


mempelajari melalu pengamatan dalam percobaan ini.

H. Soal diskusi

1. Sebutkan dan jelaskan nama lain dari tumbuhan dikotil!


Jawab : Tumbuhan berbiji belah (atau tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil) adalah
segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama: memiliki sepasang
daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga ini terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji
sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Magnoliopsida adalah nama yang
dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas
Dicotyledoneae (kelas "tumbuhan berdaun lembaga dua" atau "tumbuhan dikotil")
2. Sebutkan bahan pengamatan yang memiliki pertulangan daun menjari dan pertulangan
daun menyirip!
Jawab :
1. Daun menjari : Tanaman Singkong
2. Daun menyirip : Tumbuhan pukul empat, pletesan, dan tapak dara.

3. Apa yang membedakan antara tumbuhan dikotil dengan monokotil pada organ
bunganya, selain rumus kelipatan jumlah bagian-bagiannya?
Jawab :

 Perbedaan dikotil dan monokotil yang utama ada pada jumlah keping bijinya.
Sesuai namanya, tumbuhan monkoitl memiliki 1 keping biji, sedangkan tumbuhan
dikotil memiliki 2 keping biji. Tumbuhan monokotil tidak akan mengalami
pembelahan saat berkecambah, sementara tumbuhan dikotil akan membelah
menjadi 2 saat perkecambahan.

 Perbedaan dikotil dan monokotil berikutnya ada pada bentuk akarnya. Akar pada
tumbuhan monokotil adalah akar serabut yang tipis dan kecil serta umumnya
memiliki tudung akar. Sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang yang
bercabang dan kuat serta umumnya tidak memiliki tudung akar.

 Bentuk daun juga bisa jadi perbedaan dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan
monokotil, bentuk daunnya umumnya memanjang dengan tulang daun yang sejajar.
Adapun pada tumbuhan dikotil, bentuk daunnya umumnya melebar dengan tulang
daun yang menjari atau menyirip.

 Bagian batang dapat digunakan untuk membedakan tumbuhan dikotil dan


monokotil. Tumbuhan monokotil umumnya batangnya tidak bercabang, tidak
memiliki kambium serta terus tumbuh meninggi. Sedangkan batang tumbuhan
dikotil umumnya bercabang serta memiliki kambium pada perbatasan antara
jaringan xilem dan floem.
4. Adakah diantara keempat bahan pengamatan yang memiliki hubungan kekerabatan
paling dekat? Jelaskan!
Jawab : mempunyai kekerabatan yang dekat karena mempunyai klasifikasi phylum yang
sama yaitu magnoliophyte atau dicotyledoneae sehinngga mempunya kemiripan morfologi
tumbuhannya.

5. Sebutkan nama lokal dan ilmiah 5 contoh tumbuhan dikotil yang sering dimanfaatkan
oleh manusia sebagai bahan pangan!
Jawab : .
a. Cabe (Capsicum Frutescens)
b. Kacang Kedelai (Glycine Soja)
c. Kakao (Theobroma Cacao L.)
d. Kentang (Solanum Tuberosum L.)
e. Cengkeh (Syzygium aromaticum)

I. Daftar Pustaka

Alves, A.A.C. 2002. Cassava Botany and Physicology. In Cassava: Biology, Production
and Utilization, eds Hillocks, R.J., Thresh, J.M. and Belloti, A.C., CAB International, pp.
67—89.

BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Sukria, H. A. dan K. Rantan. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di
Indonesia. IPB Press, Bogor. 53; 58-61

Tim Trubus, (2013). 100 Plus Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan Vol.11, Penerbit
PT. Trubus Swadaya, Depok.
J. Lampiran

1. Tanaman Singkong

2. Tanman bunga pukul empat


3. Tanaman Tapak Dara

4. Tanaman Pletesan

Anda mungkin juga menyukai