Disusun oleh:
UNIVERSITAS TIDAR
2019
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan masalah ini dengan judul “Pelestarian Lingkungan
dan Tanah Longsor di Banjarnegara.”
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelestarian Lingkungan
B. Tanah Longsor
C. Jenis Tanah Longsor
D. Faktor Penyebab
E. Pencegahan Tanah Longsor
BAB III PEMBAHASAN
A. Kronologi terjadinya Tanah Longsor di Banjarnegara
B. Analisis Tanah Longsor di Banjarnegara
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
1. Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang selalu bergerak dan saling
menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan tersebut adalah terbentuknya jalur
gunungapi di Indonesia. Keberadaan jalur gunung api ini menyebabkan pada
beberapa wilayah Indonesia terbentuk pegunungan dan perbukitan dengan
kemiringan lereng landai hingga terjal. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia
memiliki potensi bencana tanah longsor yang dapat menimbulkan korban jiwa,
kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.
Indonesia merupakan salah satu negara rawan terhadap bencana alam, hal ini
dapat dilihat dari kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak gugusan
kepulauan mempunyai potensi bencana dan memiliki tingkatan yang bervariasi.
Selain kondisi geografis Indonesia berupa gugusan kepulauan, iklim di Indonesia
yang merupakan daerah beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim
kemarau dan musim penghujan. Dapat mengakibatkan perubahan cuaca yang
ekstrim sehingga dapat menimbulkan beberapa akibat buruk seperti terjadinya
bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor .
Bencana tanah longsor bersifat lokal, namun banyak tersebar di seluruh daerah di
Indonesia. Dalam jangka waktu lama, bencana tanah longsor menyebabkan lebih
banyak kerugian dibandingkan bencana lain. Jumlah kejadian tanah longsor
semakin meningkat memasuki musim penghujan terutama di daerah-daerah
perbukitan terjal.
Salah satu daerah yang mengalami kejadian bencana tersebut yaitu wilayah
Kabupaten Banjarnegara. Wilayah Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah
yang rawan terhadap bencana, hal ini dikarenakan kondisi geografisnya yang
berada pada dataran tinggi serta dikelilingi oleh pegunungan serta perbukitan yang
masuk kedalam daerah rawan bencana yang sangat berpengaruh terhadap
fenomena alam yaitu tanah longsor. Bencana alam yang mengintai Kabupaten
Banjarnegara antara lain tanah longsor, banjir, gempa, angin kencang hingga
erupsi Gunung Dieng. Tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara
salah satunya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar pada
Desember 2014.
2. Rumusan Masalah
A. Pelestarian Lingkungan
B. Tanah Longsor
Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, tanah longsor
adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau
keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor yaitu sebagai berikut: air
yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Kemudian air
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir sehingga tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
C. Jenis Tanah Longsor
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau
menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
Longsoran ini disebut juga longsoran translasi
blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara
jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang
terjal hingga meng- gantung terutama di daerah
pantai.
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran
kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak
dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama
longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-
tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah
bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan
tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah mampu mencapai
ratusan meter jauh. Di beberapa tempat seperti di
daerah aliran sungai di sekitar gunungapi bisa
sampai ribuan meter. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
D. Faktor Penyebab
1. Hujan
Ancaman tanah longsor yang pertama yaitu meningkatnya intensitas curah hujan.
Pada awalnya musim kemarau dapat menyebabkan terjadinya penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar dan membentuk rongga tanah hingga terjadi
retakan dan merekahnya tanah permukaan. Hal ini dapat menyebabkan longsor
melalui tanah yang merekah dan air hujan akan masuk sehingga terakumulasi di
bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
2. Lereng terjal
Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan
angin secara terus – menerus. Sudut 180o pada lereng dapat menyebabkan longsor
apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan oleh air sungai ke arah tebing dan penggundulan hutan dapat membuat
tebing menjadi terjal sehingga mudah longsor.
PEMBAHASAN
B. SARAN
1. Semua pihak ikut menjaga kelestarian lingkungan guna meminimalisir
terjadinya tanah longsor terutama di daerah rawan longsor seperti
perbukitan, pegunungan, dan lembah – lembah yang curam.
2. Pemerintah sebaiknya menjalakan fungsinya dengan baik dan benar
sebagai aparat yang mengawasi dan menegakkan hukum yang berlaku,
jangan sampai malah menjadi pelanggar (pelaku) dari aturan yang
telah dibuat tentang pelestarian lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Naryanto, Heru Sri. 2017. Analisis Kejadian Bencana Tanah Longsor Tanggal 12
Desember 2014 di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karang Kobar,
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.Tangerang Selatan. Vol 1, No 1
Setiadi, Tedy. 2013. Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan
Tanah Longsor, Mitigasi dan Manajemen Bencana di Kabupaten Banjarnegara. Vo 7 no 1