OLEH KELOMPOK 1:
Alhamdulillah segala Puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam berkat
limpahan rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan tugas ini.shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.
Kelompok I
ii
PENDAHULUAN
1
Paper ini di buat bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui beberapa
point mengenai tentang rehabilitasi dalam penanggulangan bencana di antaranya
adalah:
2
PEMBAHASAN
A. Tanah Longsor
a) Definisi Tanah. Longsor
Tanah longsor yakni berpindahnya material berbentuk tanah yang
curam atau lereng, biasanya berupa batuan, puing-puing, tanah serta
material serupa, yang bergerak menuruni dan menjauhi lereng. Secara
geologis, tanah longsor yaitu suatu kejadian geologis di mana, misalnya,
bumi bergerak. sebuah batu besar atau tanah jatuh.
b) Penyebab Tanah Longsor
Gejala tanah longsor yang paling umum adalah retakan yang biasanya
muncul setelah hujan yang mengarah ke batu di lereng, timbulnya mata
air. baru secara mendadak, dan pembentukan batu mudah rapuh dan
kerikil. Faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu :
1. Hujan,
Bahaya keruntuhan biasanya berawal dari bulan November
diakibatkan curah hujan yang meningkat. Musim kemarau panjang
memungkinkan sejumlah besar air menguap ke tanah. Hal ini
menyebabkan terbentuknya pori-pori atau rongga-rongga di dalam
tanah sehingga menimbulkan retakan dan retakan pada tanah.
Di masa musim penghujan banyak turun hujan yang
mengakibatkan kandungan air tanah menjadi jenuh di waktu yang
reatif cepat. Hujan deras di awal musim dapat menyebabkan tanah
longsor dimana air merembes melalui retakan tanah dan genangan di
dasar lereng, menyebabkan gerakan ke samping. Tanah longsor
dapat dicegah jika di atas tanah terdapat pepohonan, karena
tumbuhan menyerap air. Akar tanaman juga berperan sebagai
mengikat tanah.
3
2. Lereng, Terjal
Tanjakan atau bebatuan yang curam menambah beban tanah
sehingga lereng yang curam terbentuklah erosi sungai, mata air, air
laut serta angin. Sebagian besar sudut kemiringan mengakibatkan
kelongsoran adalah 180. derajat ketika ujung lereng curam serta bidang
longsoran datar.
Tanah tidak padat adalah tanah lempung yang memiliki tanah yang
tebal. Dan jenis tanah inilah yang dapat menyebabkan tanah longsor,
contohnya hujan. Selain itu, lantai hal tersebut sensitif
terhadap,pergerakan tanah, melunak saat terkena air sehingga retak
saat cuaca terlalu terik.
4
kerikil, pasir, dan tanah liat. Sepanjang proses pelapukan dan
umumnya, batuan ini mudah diubah menjadi tanah. perbukitan terjal
yang rawan longsor.
6. Getaran
Ledakan, getaran mesin, dan guncangan lalu lintas mobil adalah
beberapa getaran yang sering terjadi setelah gempa bumi. Akibatnya,
dinding, lantai, dan jalan rumah semuanya retak.
5
7. Susut. Muka Air Danau atau Bendungan
8. Pengikisan/Erosi
Air sungai yang mengalir ke arah bebatuan merupakan sumber
utama erosi. Bebatuan di dekat lekukan sungai juga tumbuh lebih
curam akibat penggundulan hutan.
6
10. Longsoran/erosi. lama
Erosi jangka panjang biasanya terjadi selama atau setelah material
vulkanik diendapkan pada lereng yang relatif tinggi, atau selama atau
setelah kerak bumi pecah. Ciri-ciri berikut berlaku untuk tanah longsor
yang lebih tua: Ada batu-batu besar seperti tebing. panjangnya
melengkung Pepohonan relatif lebat karena tanahnya gembur dan
subur, tubuh bagian atas longsoran biasanya relatif sedang, bebatuan
kecil paling banyak terdapat di tebing lembah, dan terdapat tebing
yang relatif curam. terjal, longsoran-longsoran tua terdapat bekas-
bekas longsoran kecil, terdapat alur-alur lembah, dan terdapat retakan-
retakan kecil dan longsoran pada batuan cukup luas.
7
12. Penggundulan Hutan
Longsor biasanya terjadi di daerah yang relatif tandus dengan
kapasitas penyimpanan air tanah yang tidak mencukupi.
Dua variabel pemicu longsoran yaitu adanya sesuatu yang tetap (statis) dan
tidak stabil (dinamis). Karena kenyataan bahwa perubahan gaya sering
menyebabkan tanah longsor, faktor pemicu dinamis ini memiliki konsekuensi
penting. atau energi karena variabel dinamis telah berubah.
Kategori pemicu dinamis ini mencakup curah. hujan dan tutupan lahan. Grup
pemicu dinamis sebenarnya berisi faktor seismik. Namun, karena wilayah kajian
tidak terlalu luas, semua wilayah studi dapat dianggap sebagai wilayah dengan
tingkat faktor seismik yang sama. Selain itu, faktor pemicu terjadinya longsoran
8
stasioner dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor batuan (litologi dan
komponen struktur geologi) dan faktor tanah (sifat fisik).
9
Dalam keadaan darurat, korban harus segera diselamatkan dan ditolong agar
jumlah tidak ada peningkatan korban jiwa. Sejumlah faktor perlu diperhatikan,
antara lain medan, kondisi bencana, alat, dan informasi bencana.
b. Rehabilitasi bencana
c. Rekonstruksi
C. Rehabilitasi Infrastruktur
Rehabilitasi infrastruktur meliputi lalu lintas bangunan, persil, sanitasi dan air
bersih. Dalam memulihkan lalu lintas, menutup sementara jalan, menggunakan alat
berat, mengubah jalur dengan jalur alternatif, memasang baja di tebing dan
mengatur transportasi darurat.
10
tanah, seperti Lamtoro Gung, Turi, Kaliandra, dan Gamal. Terakhir, pulihkan air
bersih dengan lebih meningkatkan jaringan air minum untuk memulihkan aliran air
bersih dan menciptakan lingkungan air yang bersih dan tidak tercemar.
D. Rehabilitasi Psikologis
11
Setelah bencana, individu cenderung menjadi rentan dan tidak berdaya dalam
menghadapi efek traumatis dari bencana.
Bencana ini merupakan peristiwa di luar batas kekuatan luar dan kemampuan
manusia yang terjadi secara tidak terduga dan dapat menimbulkan kerusakan baik
fisik maupun mental. Bencana merupakan masalah yang dialami manusia baik
secara individu maupun kelompok. Pendekatan yang berbeda untuk memecahkan
masalah bencana harus dilaksanakan secara holistik. Selain itu, juga dilakukan
secara elektronik, artinya orang diperhatikan secara detail (halaman demi halaman),
yang sangat penting untuk gambaran keseluruhan. Kedua pendekatan ini harus
terintegrasi satu sama lain. Konsekuensi bencana sangat berbeda. Ini termasuk
pengaruh genetik, persepsi penderitaan masa kanak-kanak, pengalaman rasa sakit
dan penderitaan, keadaan hidup saat ini, dan harapan dan keinginan masa depan.
Terapi psikiatri memerlukan pendekatan fisik yang disebut terapi somatik, yang
dapat meliputi pembedahan, terapi obat (obat-obatan) dan terapi fisik.
Psikoterapi dikenal sebagai psikoterapi, yang dapat berupa terapi gen suportif
atau dinamis, sedangkan pendekatan lingkungan (sosiokultural) dilakukan melalui
manipulasi lingkungan dan sosioterapi. Beberapa orang yang pernah mengalami
trauma mengalami stres. Tingkat stresnya juga berbeda. Misalnya, tekanan
psikologis ditandai dengan kekecewaan dan kehilangan. Stres sosial, seperti bencana
gempa bumi.
Korban longsor juga bisa mengalami trauma yang mendalam. Dan trauma
kehilangan keluarga, rumah, pekerjaan dan harta benda, serta trauma tanah longsor
yang berulang. Trauma itu menyisakan kesedihan yang akhirnya merenggut
sebagian warga, terutama anak-anak, dari kedamaian, kebahagiaan dan keceriaan.
Karena hal-hal tersebut maka rasa trauma tersebut harus dihilangkan atau
dipulihkan, terutama pada anak-anak, agar keceriaannya dapat dipulihkan. Hal yang
bisa digunakan dalam mengatasinya yakni dengan pencegahan dini, promosi dan
rehabilitasi. Salah satu pendekatan psikologis yang digunakan adalah pemberian
psikoterapi, yaitu cara mengatasi masalah emosional melalui individu yang terlatih,
12
profesional dan sukarela. Teknik yang digunakan adalah terapi suportif yang dapat
digunakan pada pasien yang menderita psikosis, neurosis dan reaksi situasional
sementara baik secara individu maupun kelompok melalui komunikasi verbal dan
non verbal. Terapi suportif bertujuan untuk mengurangi gejala pasca longsor dan
mencegah gangguan kesehatan mental dan emosional. Terapi suportif diberikan
kepada korban longsor dengan ego yang sangat labil, menyadarkan korban dari
konflik mental yang terkunci yang mengancam integritas kepribadian korban atau
dapat menyebabkan distres berat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Maruti, E. S., Samsiyah, N., & Hadi, F. R. (2021). Upaya Penyembuhan Trauma
Pascabencana pada Anak-anak Desa Banaran Ponorogo dengan Permainan
Tradisional dan Tembang Dolanan. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat), 2(1), 88-97.
Muzani, (2021) buku referensi bencana tanah longsor penyebab dan potensi longsor:
Yogyakarta, DEEPUBLISH
14
Turnitin Kelompok 1 REHABILITAS BENCANA
ORIGINALITY REPORT
17 %
SIMILARITY INDEX
16%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
ejournal.mandalanursa.org
Internet Source 3%
www.slideshare.net
2 Internet Source 2%
www.scribd.com
3 Internet Source 2%
docplayer.info
4 Internet Source 1%
eprints.uny.ac.id
5 Internet Source 1%
repository.unj.ac.id
6 Internet Source 1%
Submitted to Universitas Jember
7 Student Paper 1%
8 Submitted to Universitas Pendidikan
Indonesia 1%
Student Paper
www.repository.uinjkt.ac.id
9 Internet Source 1%
10
pdfcoffee.com
Internet Source 1%
11
Submitted to State Islamic University of
Alauddin Makassar
1%
Student Paper
12
ant0ny.blog.binusian.org
Internet Source <1 %
13
www.jurnal.stmik-mi.ac.id
Internet Source <1 %
14
journal.unnes.ac.id
Internet Source <1 %
15
kuninganmass.com
Internet Source <1 %
16
lutfidian12.blogspot.com
Internet Source <1 %
17
kitatafsi.blogspot.com
Internet Source <1 %
18
pt.scribd.com
Internet Source <1 %