Anda di halaman 1dari 18

PAPER

REHABILITASI PENANGGULANGAN BENCANA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Aspek Kesling
Dalam Penanganan Bencana Yang Di Ampuh Oleh
Bapak Moh. Rivai Nakoe S.KM., M.KL

OLEH KELOMPOK 1:

1. ARIEF PURNAMA ISMAIL 811420164


2. ADRIAWAN SAIDI 811420120
3. ARLIN LAKORO 811420128
4. CITRAWATI BOTUTIHE 811420087
5. TRY LAVENIA LAKORO 811420127
6. SRI DEVI BAY 811420164

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam berkat
limpahan rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan tugas ini.shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuh Moh. Rivai


Nakoe S.KM., M.KL selaku Dosen Mata Kuliah “Aspek Kesehatan Lingkungan
Dalam Pengangan Bencana”. Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang
sudah berkontribusi dalam tugas ini. Kami memahami bahwa misi ini jauh dari
sempurna. Oleh karena saran serta kritik yang membangun sangat kami nantikan
untuk tugas ini.

Gorontalo, Februari 2023

Kelompok I

ii
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami bencana


hidrometeorologi yaitu tanah longsor yang disebabkan oleh perubahan iklim dan
cuaca salah satunya tanah longsor. Longsor adalah gejala alam disebabkan karena
suatu keadaan geologi, intensitas hujan serta budidaya di sekitar lereng. Dimana
tahun-tahun sebelumnya intensitas bencana pertanian di Indonesia sangat naik dan
persebaran daerah terkena bencana meningkat. Ini dikarenakan naiknya
penggunaan kawasan secara ekologis lebih lemah di daerah rawan longsor, serta
hujan lebat yang terus menerus dan meningkatnya gempa bumi.

Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan negara kepulauan


terbesar di dunia dengan resiko dan potensi bencana alam relatif tinggi dan
menjadi negeri kepulauan dimana terletak di antara tiga lempeng utama yaitu
lempeng Eurasia, Pasifik, Indonesia dan Australia. Dengan demikian, menjadi
rawan bencana gempa, bumi dan letusan, gunung berapi serta tsunami. Selain itu,
berada di kawasan dengan iklim tropis 2 (dua) musim juga membuat Indonesia
rawan terhadap longsor, banjir, banjir bandang dan erosi saat hujan lebat,
kekeringan dan kebakaran hutan. selama musim kemarau panjang.

Bencana yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang bersifat


mengancam yang dikarenakan oleh manusia, alam, dan hal tidak wajar yang dapat
menimbulkan kematian, dampak mental, kerugian harta benda, dan kerusakan
lingkungan (UU Bencana No. 2 Tahun 2007, 1) . ). Bencana alam yakni bencana
yang disebabkan oleh berbagai gejala alam, antara lain angin topan, gempa bumi,
tsunami, tanah longsor, banjir, gunung meletus, dan kekeringan. Bencana alam di
Indonesia hampir selalu terjadi setiap musim hujan yaitu, banjir. Bencana banjir
selalu dipengaruhi dua faktor, dimana faktor alam yang pertama dan faktor curah
hujan kedua yang di atas rata-rata. Ini termasuk misalnya. penggunaan
pemukiman yang tidak tepat, penggundulan hutan, kurangnya wilayah resapan air,
serta penyumbatan dampak membuang limbah ke badan air.

1
Paper ini di buat bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui beberapa
point mengenai tentang rehabilitasi dalam penanggulangan bencana di antaranya
adalah:

1. Apa yang di maksud dengan tanah longsor secara umum


2. Apa yang di maksud dengan rehabilitasi bencana tanah longsor
3. Apa yang di maksud dengan rehabiltasi infrastruktur
4. Apa yang di maksud dengan rehabilitasi psikologi

2
PEMBAHASAN

A. Tanah Longsor
a) Definisi Tanah. Longsor
Tanah longsor yakni berpindahnya material berbentuk tanah yang
curam atau lereng, biasanya berupa batuan, puing-puing, tanah serta
material serupa, yang bergerak menuruni dan menjauhi lereng. Secara
geologis, tanah longsor yaitu suatu kejadian geologis di mana, misalnya,
bumi bergerak. sebuah batu besar atau tanah jatuh.
b) Penyebab Tanah Longsor
Gejala tanah longsor yang paling umum adalah retakan yang biasanya
muncul setelah hujan yang mengarah ke batu di lereng, timbulnya mata
air. baru secara mendadak, dan pembentukan batu mudah rapuh dan
kerikil. Faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu :
1. Hujan,
Bahaya keruntuhan biasanya berawal dari bulan November
diakibatkan curah hujan yang meningkat. Musim kemarau panjang
memungkinkan sejumlah besar air menguap ke tanah. Hal ini
menyebabkan terbentuknya pori-pori atau rongga-rongga di dalam
tanah sehingga menimbulkan retakan dan retakan pada tanah.
Di masa musim penghujan banyak turun hujan yang
mengakibatkan kandungan air tanah menjadi jenuh di waktu yang
reatif cepat. Hujan deras di awal musim dapat menyebabkan tanah
longsor dimana air merembes melalui retakan tanah dan genangan di
dasar lereng, menyebabkan gerakan ke samping. Tanah longsor
dapat dicegah jika di atas tanah terdapat pepohonan, karena
tumbuhan menyerap air. Akar tanaman juga berperan sebagai
mengikat tanah.

3
2. Lereng, Terjal
Tanjakan atau bebatuan yang curam menambah beban tanah
sehingga lereng yang curam terbentuklah erosi sungai, mata air, air
laut serta angin. Sebagian besar sudut kemiringan mengakibatkan
kelongsoran adalah 180. derajat ketika ujung lereng curam serta bidang
longsoran datar.

3. Tanah Tidak Padat dan Tebal

Tanah tidak padat adalah tanah lempung yang memiliki tanah yang
tebal. Dan jenis tanah inilah yang dapat menyebabkan tanah longsor,
contohnya hujan. Selain itu, lantai hal tersebut sensitif
terhadap,pergerakan tanah, melunak saat terkena air sehingga retak
saat cuaca terlalu terik.

4. Bebatuan yang Kurang Kuat

Bebatuan tanah vulkanik lapisan dan ukuran seperti pasir,


sehingga fondasinya lebih lemah bila terbuat dari pasir dan kombinasi

4
kerikil, pasir, dan tanah liat. Sepanjang proses pelapukan dan
umumnya, batuan ini mudah diubah menjadi tanah. perbukitan terjal
yang rawan longsor.

5. Jenis tanah lahan


Area persawahan, ladang, dan lereng yang terjal merupakan tempat
yang sering terjadi longsor. Sawah memiliki akar yang lemah sehingga
tidak dapat mengikat partikel tanah dan menyebabkan tanah menjadi
tergenang air dan lunak sehingga mudah terjadi tanah longsor. Karena
akar pohon tidak dapat menjangkau jauh ke dalam kawasan longsor,
masalah ini lebih banyak menimpa kawasan longsor lama di kawasan
pertanian.

6. Getaran
Ledakan, getaran mesin, dan guncangan lalu lintas mobil adalah
beberapa getaran yang sering terjadi setelah gempa bumi. Akibatnya,
dinding, lantai, dan jalan rumah semuanya retak.

5
7. Susut. Muka Air Danau atau Bendungan

Biasanya, gempa bumi, ledakan, getaran motor, dan guncangan


lalu lintas mobil adalah sumber getaran tersebut. tanah, jalan, lantai,
dan dinding sebagai konsekuensinya.

8. Pengikisan/Erosi
Air sungai yang mengalir ke arah bebatuan merupakan sumber
utama erosi. Bebatuan di dekat lekukan sungai juga tumbuh lebih
curam akibat penggundulan hutan.

9. Gunung-gunung ditutupi tumpukan puing-puing.

Untuk membuka dan memperluas daerah pemukiman, batu-batuan


biasanya dipotong dan lembah-lembah diisi. Lantai gundukan di
lembah tidak terbentuk sempurna seperti lantai asli di bawahnya.
Sehingga saat hujan turun, tanah tenggelam, disusul retakan-retakan
tanah.

6
10. Longsoran/erosi. lama
Erosi jangka panjang biasanya terjadi selama atau setelah material
vulkanik diendapkan pada lereng yang relatif tinggi, atau selama atau
setelah kerak bumi pecah. Ciri-ciri berikut berlaku untuk tanah longsor
yang lebih tua: Ada batu-batu besar seperti tebing. panjangnya
melengkung Pepohonan relatif lebat karena tanahnya gembur dan
subur, tubuh bagian atas longsoran biasanya relatif sedang, bebatuan
kecil paling banyak terdapat di tebing lembah, dan terdapat tebing
yang relatif curam. terjal, longsoran-longsoran tua terdapat bekas-
bekas longsoran kecil, terdapat alur-alur lembah, dan terdapat retakan-
retakan kecil dan longsoran pada batuan cukup luas.

11. Adanya. Bidang Diskontinuitas (Bidang Tidak Sinambung)

Bidang terputus-putus ini memiliki karakteristik sebagai berikut:


batuan dasar, pertemuan antara overburden dan batuan dasar,
pertemuan antara batuan retak dan batuan padat, pertemuan antara
batuan permeabel dan impermeabel, pertemuan antara padatan tanah
lunak dan lepas Daerah ini merupakan titik lemah dan dapat bertindak
sebagai medan longsor.

7
12. Penggundulan Hutan
Longsor biasanya terjadi di daerah yang relatif tandus dengan
kapasitas penyimpanan air tanah yang tidak mencukupi.

13. Daerah Pembuangan Sampah


Longsor dapat terjadi saat mengolah sampah dalam jumlah besar di
lapisan tanah yang rendah, terutama jika turun hujan, seperti yang
terjadi di TPAS Leuwigajah di Cimahi beberapa waktu lalu. Bencana
merenggut nyawa 120 orang lagi.

c. Faktor Penyebab Longsor

Dua variabel pemicu longsoran yaitu adanya sesuatu yang tetap (statis) dan
tidak stabil (dinamis). Karena kenyataan bahwa perubahan gaya sering
menyebabkan tanah longsor, faktor pemicu dinamis ini memiliki konsekuensi
penting. atau energi karena variabel dinamis telah berubah.

Kategori pemicu dinamis ini mencakup curah. hujan dan tutupan lahan. Grup
pemicu dinamis sebenarnya berisi faktor seismik. Namun, karena wilayah kajian
tidak terlalu luas, semua wilayah studi dapat dianggap sebagai wilayah dengan
tingkat faktor seismik yang sama. Selain itu, faktor pemicu terjadinya longsoran

8
stasioner dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu faktor batuan (litologi dan
komponen struktur geologi) dan faktor tanah (sifat fisik).

d. Dampak Bencana Longsor Bagi Kehidupan dan Lingkungan

Terjadinya bencana tanah longsor menimbulkan banyak. dampak, baik


untuk kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, serta
keseimbangan lingkungan secara keseluruhan.
1. Dampak pada kehidupan
Terjadinya erosi tanah lonsor sangat mempengaruhi kehidupan,
khususnya bagi manusia. Jika tanah longsor terjadi di daerah padat
penduduk, jumlah korban jiwa sangat tinggi, terutama ketika tanah longsor
terjadi secara tiba-tiba tanpa ada peringatan akan terjadinya tanah longsor..
Dampak tanah longsor bagi kehidupan adalah sebagai berikut:
 Bencana tanah longsor merenggut banyak nyawa,
 Rusaknya fasilitas umum seperti jalan raya dan jembatan, dll.
 Rusaknya bangunan misalnya gedung perkantoran dan pemukiman dan
tempat ibadah.
 Menghambat pekerjaan manusia serta merugikan baik masyarakat. sekitar
bencana ataupun pemerintah.
Dampak. lingkungan dari tanah longsor. adalah sebagai berikut:
 Kerusakan lahan; kejadian.
 Vegetasi tanah menghilang.
 Gangguan keseimbangan ekosistem.
 Situasi di negara ini semakin memburuk, dan hanya ada sedikit sumber
air bawah tanah yang tersedia.
 Keberadaan properti. Daerah lain, termasuk sawah, kebun, dan daerah
produktif, dapat tertutupi oleh erosi. lainnya.

B. Rehabilitasi Bencana. Tanah Longsor

a. Kondisi darurat bencana (tanggap darurat bencana)

9
Dalam keadaan darurat, korban harus segera diselamatkan dan ditolong agar
jumlah tidak ada peningkatan korban jiwa. Sejumlah faktor perlu diperhatikan,
antara lain medan, kondisi bencana, alat, dan informasi bencana.

b. Rehabilitasi bencana

Upaya pemulihan infrastruktur korban, termasuk keadaan sosial, ekonomi,


dan transit. Mempelajari perkembangan erosi, strategi pencegahan erosi, dan
deformasi pemukiman kembali tanah longsor ketika tanah longsor sulit untuk
diatur juga penting.

c. Rekonstruksi

Karena bangunan yang dibangun di sepanjang jalur longsor hampir 100%


rentan, penguatan infrastruktur bangunan di daerah rawan longsor bukanlah
bagian penting dalam pengendalian longsor. Gerakan sederhana, pertahanan, dan
pemeliharaan dapat ditambahkan pada perisai, antara lain: memperbaiki drainase
tanah (menambahkan bahan penyerap), mengubah kemiringan (mengurangi
sudut kemiringan sebelum konstruksi), penanaman kembali lereng dan dinding
penahan beton dapat menstabilkan tempat tinggal. .

C. Rehabilitasi Infrastruktur

Rehabilitasi infrastruktur meliputi lalu lintas bangunan, persil, sanitasi dan air
bersih. Dalam memulihkan lalu lintas, menutup sementara jalan, menggunakan alat
berat, mengubah jalur dengan jalur alternatif, memasang baja di tebing dan
mengatur transportasi darurat.

Dalam hal rehabilitasi bangunan, dilakukan penataan ruang dan wilayah


berdasarkan analisis risiko bencana, dan masyarakat pascabencana disarankan untuk
tidak membangun kembali bangunan di daerah rawan bencana serta membangun
dan memperbaiki rumah masyarakat. Pembebasan lahan meliputi konversi petak
menjadi terasering dan pembuatan bronjong. Rehabilitasi drainase dengan membuat
saluran drainase yang lebih efisien dan menanam tanaman yang efektif menyerap air

10
tanah, seperti Lamtoro Gung, Turi, Kaliandra, dan Gamal. Terakhir, pulihkan air
bersih dengan lebih meningkatkan jaringan air minum untuk memulihkan aliran air
bersih dan menciptakan lingkungan air yang bersih dan tidak tercemar.

D. Rehabilitasi Psikologis

Rehabilitasi psikologis bencana alam seringkali terabaikan karena kita sering


berhadapan dengan rekonstruksi fisik bangunan, kesehatan dan perekonomian di
daerah bencana. Padahal, trauma healing pascabencana bisa membantu
mempercepat pemulihan psikologis dan sosial-emosional korban bencana agar bisa
kembali merasa nyaman tanpa rasa takut.

Tujuan rehabilitasi psikologis adalah untuk menghilangkan rasa takut dan


trauma, mengembalikan fungsi sosial dan menanamkan rasa percaya diri dan harga
diri. Rehabilitasi psikologis dapat dilakukan melalui pengobatan, trauma healing
pascabencana dan terapi psikologis, rehabilitasi ini juga lebih efektif melalui
pendekatan rakyat, P3K psikologis dan pendekatan piramida.

Sebuah pengalaman yang menunjukkan bahwa bencana alam berdampak


langsung pada masyarakat di wilayah tersebut. Bukan hanya kerusakan fisik, tetapi
banyak keluarga kehilangan orang yang dicintai akibat bencana tersebut. Kehilangan
rumah dekat dan jangka panjang merupakan beban psikologis bagi penghuninya,
yang dapat berujung pada berkembangnya PSTD (Post Traumatic Stress Disorder
atau Stres Pasca Bencana). seperti depresi, keluhan psikosomatis dan kecemasan.
Setelah bencana, individu cenderung menjadi rentan dan tidak berdaya dalam
menghadapi efek traumatis dari bencana.

sebuah pengalaman yang menunjukkan bahwa bencana alam berdampak


langsung pada masyarakat di wilayah tersebut. Bukan hanya kerusakan fisik, tetapi
banyak keluarga kehilangan orang yang dicintai akibat bencana tersebut. Kehilangan
rumah dekat dan jangka panjang merupakan beban psikologis bagi penghuninya,
yang dapat berujung pada berkembangnya PSTD (Post Traumatic Stress Disorder
atau Stres Pasca Bencana). seperti depresi, keluhan psikosomatis dan kecemasan.

11
Setelah bencana, individu cenderung menjadi rentan dan tidak berdaya dalam
menghadapi efek traumatis dari bencana.

Bencana ini merupakan peristiwa di luar batas kekuatan luar dan kemampuan
manusia yang terjadi secara tidak terduga dan dapat menimbulkan kerusakan baik
fisik maupun mental. Bencana merupakan masalah yang dialami manusia baik
secara individu maupun kelompok. Pendekatan yang berbeda untuk memecahkan
masalah bencana harus dilaksanakan secara holistik. Selain itu, juga dilakukan
secara elektronik, artinya orang diperhatikan secara detail (halaman demi halaman),
yang sangat penting untuk gambaran keseluruhan. Kedua pendekatan ini harus
terintegrasi satu sama lain. Konsekuensi bencana sangat berbeda. Ini termasuk
pengaruh genetik, persepsi penderitaan masa kanak-kanak, pengalaman rasa sakit
dan penderitaan, keadaan hidup saat ini, dan harapan dan keinginan masa depan.
Terapi psikiatri memerlukan pendekatan fisik yang disebut terapi somatik, yang
dapat meliputi pembedahan, terapi obat (obat-obatan) dan terapi fisik.

Psikoterapi dikenal sebagai psikoterapi, yang dapat berupa terapi gen suportif
atau dinamis, sedangkan pendekatan lingkungan (sosiokultural) dilakukan melalui
manipulasi lingkungan dan sosioterapi. Beberapa orang yang pernah mengalami
trauma mengalami stres. Tingkat stresnya juga berbeda. Misalnya, tekanan
psikologis ditandai dengan kekecewaan dan kehilangan. Stres sosial, seperti bencana
gempa bumi.

Korban longsor juga bisa mengalami trauma yang mendalam. Dan trauma
kehilangan keluarga, rumah, pekerjaan dan harta benda, serta trauma tanah longsor
yang berulang. Trauma itu menyisakan kesedihan yang akhirnya merenggut
sebagian warga, terutama anak-anak, dari kedamaian, kebahagiaan dan keceriaan.
Karena hal-hal tersebut maka rasa trauma tersebut harus dihilangkan atau
dipulihkan, terutama pada anak-anak, agar keceriaannya dapat dipulihkan. Hal yang
bisa digunakan dalam mengatasinya yakni dengan pencegahan dini, promosi dan
rehabilitasi. Salah satu pendekatan psikologis yang digunakan adalah pemberian
psikoterapi, yaitu cara mengatasi masalah emosional melalui individu yang terlatih,

12
profesional dan sukarela. Teknik yang digunakan adalah terapi suportif yang dapat
digunakan pada pasien yang menderita psikosis, neurosis dan reaksi situasional
sementara baik secara individu maupun kelompok melalui komunikasi verbal dan
non verbal. Terapi suportif bertujuan untuk mengurangi gejala pasca longsor dan
mencegah gangguan kesehatan mental dan emosional. Terapi suportif diberikan
kepada korban longsor dengan ego yang sangat labil, menyadarkan korban dari
konflik mental yang terkunci yang mengancam integritas kepribadian korban atau
dapat menyebabkan distres berat.

1. Memberi kesempatan. untuk beradaptasi.


Masa ini cukup sulit dalam kehidupan seseorang yang pernah mengalami
bencana. Lebih baik beri mereka kesempatan untuk gagal dan lulus. Tunggu
sampai keadaan emosi orang yang selamat berubah.
2. Mintalah bantuan kepada orang yang memahami situasi
Salah satu faktor terpenting dalam pemulihan emosional seseorang dari bencana
adalah dukungan sosial. Teman dan keluarga dapat menjadi sumber dukungan
yang berharga. Anda juga bisa mendapatkan dukungan dari mereka yang pernah
mengalami bencana sebelumnya.
3. Menerima konseling psikologis dari orang yang terlatih
Ada banyak organisasi atau konselng psikologis pendukung. Sehingga kelompok
diskusi dapat membantu individu dalam menyadari bahwa mereka tidak sendirian
dalam emosi mereka. Pertemuan kelompok pendukung juga bisa menjadi sumber
bantuan bagi mereka yang tidak memiliki jaringan pribadi yang kuat.
4. Membuat atau mengatur ulang rutinitas..
Mengatur kembali rutinitas segari-hari termasuk makan tepat waktu, tidur teratur
atau berolahraga teratur. Ciptakan rutinitas positif agar semangat menerimanya
di saat-saat sulit, seperti hobi, membaca buku, dll.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maruti, E. S., Samsiyah, N., & Hadi, F. R. (2021). Upaya Penyembuhan Trauma
Pascabencana pada Anak-anak Desa Banaran Ponorogo dengan Permainan
Tradisional dan Tembang Dolanan. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat), 2(1), 88-97.

Muzani, (2021) buku referensi bencana tanah longsor penyebab dan potensi longsor:
Yogyakarta, DEEPUBLISH

Nandi, (2007),Longsor, bandung: pendidikan geografi

Prihatin, R. B. (2018). Masyarakat sadar bencana: pembelajaran dari Karo,


Banjarnegara, dan Jepang. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 9(2),
221-239.

14
Turnitin Kelompok 1 REHABILITAS BENCANA
ORIGINALITY REPORT

17 %
SIMILARITY INDEX
16%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
ejournal.mandalanursa.org
Internet Source 3%
www.slideshare.net
2 Internet Source 2%
www.scribd.com
3 Internet Source 2%
docplayer.info
4 Internet Source 1%
eprints.uny.ac.id
5 Internet Source 1%
repository.unj.ac.id
6 Internet Source 1%
Submitted to Universitas Jember
7 Student Paper 1%
8 Submitted to Universitas Pendidikan
Indonesia 1%
Student Paper

www.repository.uinjkt.ac.id
9 Internet Source 1%
10
pdfcoffee.com
Internet Source 1%
11
Submitted to State Islamic University of
Alauddin Makassar
1%
Student Paper

12
ant0ny.blog.binusian.org
Internet Source <1 %
13
www.jurnal.stmik-mi.ac.id
Internet Source <1 %
14
journal.unnes.ac.id
Internet Source <1 %
15
kuninganmass.com
Internet Source <1 %
16
lutfidian12.blogspot.com
Internet Source <1 %
17
kitatafsi.blogspot.com
Internet Source <1 %
18
pt.scribd.com
Internet Source <1 %

Exclude quotes Off Exclude matches Off


Exclude bibliography Off

Anda mungkin juga menyukai