Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN BENCANA LONGSOR

A.PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya makalah yang berjudul ‘’Makalah tentang
Longsor". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Bapak Ngimron Rosadi , M.Pd., selaku kepala sekolah SMA N 1
Bandar Lampung yang telah memberikan kesempatan untuk
menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang pembuatan
makalah.
Ibu Mertha Panca Diana Kesuma, S.Pd., selaku guru pembimbing
kami, yang memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
Ibu Diah Eko Ermi Wanti, S.Pd., selaku wali kelas kami, yang
banyak memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan
kepada penulis.
Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik
moral maupun materi.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 21 November 2022


B.LATAR BELAKANG
Bila kita mengamati kejadian di bumi pertiwi, maka kita akan
mengetahui berapa banyak peristiwa alam, khususnya bencana
alam yang menimpa Indonesia. Mulai dari banjir, tanah longsor,
gempa bumi, gunung meletus, dan lainnya, Indonesia sangat
berpotensi mengalami itu semua. Dan dari beberapa jenis
bencana alam yang telah disebutkan, tanah longsor merupakan
salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Tanah
longsor sering terjadi ketika musim penghujan tiba, dimana
wilayah Indonesia sedang gencar dilanda hujan. Tanah longsor
juga sering disebut sebagai gerakan tanah. Tanah longsor
merupakan salah satu peristiwa geologi yang terjadi akibat
adanya pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai
macam tipe dan jenis tanah, misalnya jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah.

C. RUMUS MASALAH
Rumus Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dapat
kita ambil adalah
1. Mengapa longsor itu berbahaya?
2. Bagaimana mengatasi bencana longsor?
3. Apakah kita dapat mencegah longsor?

D.FAKTOR PENYEBAB TANAH LONGSOR


Tanah longsor adalah gerakan batu, tanah, atau puing-puing
yang menuruni lereng dan dapat berbahaya jika terjadi di dekat
wilayah berpenduduk.
Secara umum, terdapat dua faktor penyebab tanah longsor,
yakni faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan material tersebut bergerak.
Dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI
Yogyakarta, selain faktor pendorong dan pemicu, terdapat faktor
penyebab tanah longsor lainnya, yakni:
- Erosi
Erosi adalah salah satu faktor penyebab tanah longsor. Erosi
disebabkan oleh aliran air permukaan atau air hujan, sungai-
sungai atau gelombang laut, yang menggerus kaki lereng hingga
bertambah curam.
-Lereng dari bebatuan yang lemah
Faktor penyebab tanah longsor yang berikutnya adalah lereng
dari bebatuan dan tanah yang semakin lemah karena saturasi
yang diakibatkan oleh hujan lebat
- Gempa bumi
Gempa bumi menimbulkan getaran, tekanan pada partikel-
partikel, dan bidang lemah pada massa batuan serta tanah. Oleh
sebab itu, gempa bumi dapat menjadi faktor penyebab tanah
longsor.

E.PROSES TERJADINYA TANAH LONGSOR


Proses terjadinya tanah longsor adalah sebuah peristiwa
perpindahan material pembentuk lereng yang berupa batuan atau
tanah yang bergeser atau bergerak turun ke bawah yang terjadi
karena kondisi lahan yang tidak seimbang atau terkena tekanan
dari atas seperti hujan deras. Berikut adalah proses terjadinya
longsor yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia :
1. Proses Meresapnya Air ke Tanah – Proses pertama terjadinya
tanah longsor adalah proses resapan air hujan ke dalam tanah.
Dimana peristiwa meresapnya air ini nantinya akan
mempengaruhi beban dalam tanah yang nantinya tanah akan
berada diambang batas maksimal dalam menampung air.

2. Perubahan Tekstur Tanah – Yang dimaksud disini adalah


apabila air yang secara terus menerus menerjang tanah sampai
suatu ketika dapat menembus ke bagian tanah yang kedap air
serta berperan sebagai bidang penggelincir maka tanah akan
menjadi licin. Tanah yang licin inilah nantinya akan akan
mengalami pergerakan yang amat cepat menuju ke bawah apabila
hujan deras terjadi.

3. Tanah Mengalami Pelapukan – Tanah yang berada di


permukaan akan mengalami pelapukan, begitu juga struktur
lapisan tanah yang berada di bawahnya begitu sampai dasar dari
tanah. Pada peristiwa pelapukan inilah yang nantinya akan
menyebakan tanah bergerak mengikuti lereng dan kemudian
keluar lereng sehingga terjadilah tanah longsor.

F.DAERAH RAWAN LONGSOR

Daerah yang sering terjadi Longsor yang ada di Lampung berada


di daerah Panjang (Panjang Selatan, Pidada), Kedaton
(Sukamenanti Surabaya), Tanjungkarang Pusat (Pasirgintung),
Langkapura, Telukbetung Barat (Bakung).
Sedangkan daerah di luar Lampung terletak di daerah Jawa
Tengah, Jawa Barat Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera
Barat, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Aceh dan

G.UPAYA PENCEGAHAN LONGSOR

1. Pembuangan serta Penggantian Materials


Tanah serta batuan yang mempunyai struktur rapuh serta rawan
longsor dapat dipindahkan serta diganti dengan materials yang
lebih kuat, seperti tanah berlumpur atau berpasir. Pelapukan
serpih dapat membentuk tanah yang rawan longsor, prosedur
pemindahan serta penggantian harus mencakup langkah-langkah
untuk menghindari pelapukan lanjutan dari batuan yang tersisa.
Materials longsor tidak boleh didorong kembali ke atas lereng. Ini
hanya akan menyebabkan gerakan tanah longsor yang
berkelanjutan.

2. Memperbaiki Drainase Permukaan serta Bawah Permukaan


Tanah
Karena air merupakan faktor utama terjadinya tanah longsor,
perbaikan drainase di permukaan serta bawah permukaan di
lokasi dapat meningkatkan stabilitas lereng yang rawan longsor.
Air permukaan harus dialihkan jauh dari wilayah rawan longsor
dengan mengalirkan air di saluran drainase berjajar atau pipa
saluran pembuangan ke dasar lereng.
Air harus dialihkan sedemikian rupa untuk menghindari memicu
tanah longsor yang berdekatan dengan lokasi. Air permukaan
tidak boleh dibiarkan menggenang di lereng yang rawan longsor.
Apabila dibiarkan, maka tanah akan melembek yang pada
akhirnya akan terbawa oleh aliran air menuruni lereng mengarah
ke bawah. Hal itu akan mengakibatkan longsor.

3. Merawat Quantity Air Di Atas Lereng


Air dapat diminimalisir dari tanah di atas lereng dengan
menggunakan parit yang diisi dengan kerikil serta pipa berlubang
atau sumur air yang dipompa. Penampungan air seperti kolam
renang, saluran air, serta saluran pembuangan harus dipelihara
untuk menghindari kebocoran.
Penyiraman rumput serta tumbuh-tumbuhan pada tanah di atas
lereng harus dijaga seminimal mungkin. Tanah liat mempunyai
konduktivitas hidrolik yang rendah serta sulit untuk dikeringkan.
Dengan keringnya tanah, maka meringankan berat beban tanah
pada atas lereng sehingga kemungkinan terjadinya tanah longsor
dapat dicegah.

4. Melestarikan Vegetasi
Pepohonan, rerumputan, serta vegetasi dapat meminimalkan
jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Selain itu, dengan
adanya tanaman sanggup memperlambat erosi yang diakibatkan
oleh aliran air permukaan. Air tanah pun diserap oleh akar
tumbuhan sehingga dapat menghilangkan air dari permukaan
tanah.
Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin pada
portal Warta Institut Pertanian Bogor, menanam berbagai jenis
tanaman vetiver seperti akar wangi pada kawasan lereng dapat
menghindari serta mengurangi risiko terjadinya longsor.
Tanaman vetiver mempunyai akar yang dapat tumbuh panjang
sampai 2 meter ke dalam tanah yang sangat baik untuk menopang
tanah supaya konturnya tidak mengalami perubahan serta
mengakibatkan longsor.
Buat jangka panjangnya, Kamu dapat menanam pohon trembesi
pada kawasan lereng sebagai salah satu bentuk pencegahan
longsor. Selain menghindari longsor, manfaat kayu trembesi
lainnya adalah dapat menyerap sekaligus menyaring air hujan
dengan baik.

5. Menggali Bagian Atas Lereng


Memindahkan tanah serta batu di bagian atas tanah longsor
mengurangi tekanan penggerak serta dapat memperlambat atau
bahkan menghentikan tanah longsor. Tanah serta batuan
tambahan di atas tanah longsor perlu disingkirkan untuk
menghindari tanah longsor baru terbentuk di lereng atas.
Meratakan sudut kemiringan di puncak bukit dapat membantu
menstabilkan lereng yang rawan longsor.

6. Menopang Permukaan Lereng


Apabila kaki tanah longsor berada di dasar lereng, timbunan
dapat ditempatkan di atas kaki serta di sepanjang dasar lereng.
Timbunan tersebut sanggup meningkatkan gaya penahan di
sepanjang permukaan runtuh di wilayah kaki. Timbunan tersebut
akan menghindari bagian tanah atau batuan di atas lereng turun
ke dasar lereng. Namun, kalau kaki lebih tinggi pada lereng,
penambahan timbunan akan membebani tanah serta batuan di
bawah kaki sehingga menyebabkan tanah longsor membentuk
lereng bawah timbunan.

7. Membangun Tiang Pancang


Tiang pancang menyerupai balok logam yang didorong ke dalam
tanah atau ditempatkan di lubang bor. Tiang pancang yang
ditempatkan dengan benar harus meluas ke lapisan batuan yang
kompeten di bawah tanah longsor. Selain tiang pancang, juga
diperlukan balok penopang. Balok penopang ditempatkan pada
kemiringan lereng tiang untuk menghindari tiang agar tidak jatuh
atau miring. Balok kayu serta tiang telepon tidak disarankan
untuk digunakan sebagai tiang pancang karena kurang kuat serta
dapat membusuk.
Saat membangun rumah di tepi lereng, perhatikan kekuatan
struktural dari tiang pancang supaya bangunan Kamu tidak
mudah bergeser serta mengakibatkan tanah menjadi longsor.

8. Membangun Tembok Penahan


Karena tanah longsor dapat merembes melalui celah di antara
tumpukan, dinding penahan tanah kerap kali dibangun. Tembok
penahan dapat dibangun dengan menambahkan balok logam,
beton, atau kayu secara horizontal di antara tiang penahan.
Tembok tersebut dapat diperkuat lebih lanjut dengan
menambahkan pengikat serta balok penopang.
Tembok penahan tanah juga dibikin dari beton, balok kayu, batu,
rel kereta api, atau kayu gelondongan, tetapi ini mungkin tidak
cukup kuat untuk menahan gerakan tanah longsor serta dapat
roboh. Setelah dibangun, maka dinding penahan harus dipelihara
serta dirawat. Kurangnya perawatan dapat menyebabkan
gerakan tanah longsor yang baru.

9. Memasang Sambungan atau Jembatan


Pencegahan longsor, terutama pada jalur jalan raya, dapat
dilakukan dengan membangun jembatan untuk menyambung
space satu dengan lainnya. Dengan adanya jembatan ini, maka
beban yang ditanggung oleh tanah yang dilalui oleh kendaraan
akan berkurang. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya longsor
dapat diminimalisir.
10. Membatasi Jumlah Bangunan Pada Lahan Rawan Longsor
Buat menghindari terjadinya peningkatan beban tanah pada atas
lereng, yang dapat memicu ketidakstabilan tanah, maka jumlah
bangunan yang boleh dibangun di atas lereng harus dicermati.
Apabila perlu, untuk sebuah kawasan miring dengan tanah serta
batuan yang kurang kuat, sebaiknya pembangunan di atasnya
tidak diijinkan.

H.MITIGASI LONGSOR
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mitigasi adalah
upaya yang bertujuan untuk menurunkan risiko dan dampak dari
bencana.
Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
1. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman.
2. Mengurangi tingkat keterjalanan lereng.
3. Terasering dengan sistem drainase yang tepat.
4. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam.
5. Mendirikan bangunan berpondasi kuat.
6. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat
masuk.
7. Relokasi (pemindahan tempat rencana industri pada suatu
daerah segera diwujudkan.)

KESIMPULAN
Longsoran atau tanah longsor adalah suatu
peristiwa geologi yang merupakan salah satu jenis gerakan massa
tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni
atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau
batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena
ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah
faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan
bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng
yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh :
• Erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang
menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam.
• Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi
yang diakibatkan hujan lebat.
• Gempa Bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng yang lemah.
• Gunung Berapi menciptakan simpanan debu yang lengang,
hujan lebat dan aliran debu-debu.
• Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan
peledak, dan bahkan petir.
• Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya
hujan atau salju.

SARAN
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita
harus mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang
menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Saran-saran, saya sampaikan kepada semua pihak untuk
mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal
dan kerugian harta benda yang besar.
1. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam
penyelamatan dan pelestarian lingkungan, karena sebagian
bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.
2. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan
bencana, agar tidak terjadi  korban dan kerugian yang besar.
3. Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui
Media Elektronik      ( radio, TV dan Internet ) maupun Media
Cetak ( buku literature, surat kabar, majalah ) tentang bencana-
bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi  atau
menyelamatkan diri.

Anda mungkin juga menyukai