LONGSOR
Timur Pangestu
Pengertian dan Definisi Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah
pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Faktor-faktor penyebab longsor
3. menghambat proses aktivitas manusia dan merugikan baik masyarakat yang terdapat
di sekitar bencana maupun pemerintah
Upaya Mitigasi Bencana Longsor
Ada 3 tahap upaya mitigasi penanggulangan bencana longsor
1. Pra Bencana (sebelum bencana)
- Pemetaan suatu kondisi wilayah tentang tingkat kerawanan bencana
- Penyelidikan mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan
wilayah
- Penguatan ketahanan masyarakat peningkatan dan penyebarluasan informasi
kebencanaan untuk membentuk masyarakat siaga bencana.
- Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi
dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah tersebut
- Sosialisasi memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau
Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya
2. Saat Bencana
Tanggap darurat bencana dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana dilakukan. Hal ini untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana yang dilakukan oleh tim tanggap darurat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
• Kondisi medan
• Kondisi bencana
• Peralatan
• Informasi bencana
3. Pasca Bencana
Kegiatan pasca bencana dilakukan setelah terjadi bencana gerakan tanah untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan
• Pemulihan
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana
dan sarana pada keadaan semula, seperti memperbaiki jalan, listrik, dan air bersih.
• Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu memperbaiki
rumah tinggal, fasilitas umum, dan fasilitas sosial, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
• Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan infrastruktur, sosial, dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih dari sebelumnya
Contoh Lokasi Yang Pernah Terjadi Longsor
Desa Tieng, Kejajar Kabupaten Wonosobo. Desa tersebut terletak di lereng Gunung Pakuwojo
pada Januari 2010 terjadi bencana tanah longsor dan setahun kemudian terjadi kembali
bencana longsor pada Desember 2011. Bencana tersebut mengakibatkan korban sebanyak 11
orang meninggal dunia dan beberapa orang banyak yang ditemukan sebagian tubuhnya saja, 7
orang luka berat dan 5 orang luka ringan. Selain itu, banyak juga infrastruktur yang rusak
seperti 13 buah rumah hanyut karena banjir bandang dan 14 rumah rusak berat.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya longsor :
Kondisi lereng gunung Pakuwojo yang terjadi longsor yaitu sebagian besar hutannya sudah
gundul. Bagian tengah lereng gunung tersebut juga sudah dialihfungsikan oleh masyarakat
sekitar menjadi lahan kebun kentang. Sementara lereng gunung Pakuwojo bagian bawah dan
lereng yang agak datar dimanfaatkan warga sekitar menjadi pemukiman yang dinamakan
dusun Sidorejo. Berdasarkan hasil observasi, hampir semua bagian lereng gunung Pakuwojo
dari bagian atas hingga kaki lereng gunung ini tidak dijumpai pohon atau tanaman yang
memiliki akar kuat.
Upaya Mitigasi di Desa Tieng, Kejajar, Wonosobo
1. Mitigasi struktural itu dilakukan dengan mengurangi sudut kemiringan lereng dengan membuat sistem
terasering. Selain itu, pembangunan dinding penahan yang berasal dari batuan dan tanah juga dibangun
untuk mengurangi bencana tanah longsor dan efek yang ditimbulkannya.
2. mitigasi non-struktural, daerah rawan bencana tanah longsor ditandai dengan adanya rambu-rambu.
Mitigasi non-struktural ini juga dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat daerah rawan
tanah longsor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tanah longsor,
penyebabnya, cara mengurangi dan mengatasi bahaya tanah longsor.
3. Mitigasi bencana yang terakhir yaitu peminimalisasi resiko dengan melakukan penataan ulang dan
pengalihan pemanfaatan lahan berdasarkan bencana tanah longsor yang telah terjadi
Pasca Bencana
Mitigasi bencana yang dilakukan paasca bencana tanah longsor di lereng gunung Pakuwojo yang terletak
di desa Tieng, kecamatan Kejajar, Wonosobo adalah dengan meminta warga masyarakat di daerah tersebut
untuk mengungsi. Warga masyarakat yang rumahnya rusak parah atau ringan dihimbau oleh pemerintah
daerah Wonosobo untuk mengungsi di tempat yang lebih aman seperti di balai desa Tieng. Para warga
masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal ini mengungsi di balai desa tersebut sampai sekitar dua
bulan.
Pengenalan Peta Gerakan Tanah
Peta
Zonazona
Gerakan kerentanan
Tanah Menengah
gerakan tanah Propinsi Jateng
(Distamben, 2004)