Anda di halaman 1dari 23

DISPERSI

GEOKIMIA
Elian Mukti Prabowo 111.170.090
Wurianindya 111.170.
Dhandy 111.170.096
Mason Harry Roy Sinaga 111.170.097
Muh. Adi Naufal 111.170.
DEFE
NISI
PENGERTIAN TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material


pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan,tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses
terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah
akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin
dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
JENIS TANAH LONGSOR

• Longsoran Translasi • Pergerakan Blok

Pergerakan blok adalah perpindahan


Longsoran translasi adalah ber-geraknya batuan
massa tanah dan batuan pada bidang yang bergerak pada bidang gelincir
gelincir berbentuk rata atau menggelom berbentu
- bang landai. k rata. Longsoran ini disebut juga
• Longsoran Rotasi • longsoran
Runtuhantra Batu
nslasi blok batu.

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan


Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara
tanah dan batuan pada bidang gelincir
jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal
berbentuk cekung.
hingga menggantung terutama di daerah pantai.
Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan
kerusakan yang parah.
• Rayapan Tanah • Aliran Bahan Rombakan

Terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.


Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng,
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran
volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu
dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama
mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat
longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-
bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran
tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
sungai di sekitar gunungapi..
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI TANAH LONGSOR

• Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri.


• Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:

• Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang
menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam.

• Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat.

• Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada
massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut.

• Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu.

• Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir.

• Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
PENGOLA
HAN PETA
DATA
 Data Analog

- Peta RBI
- Peta jenis tanah
- Peta curah hujan
- Peta geologi
 Data Digital

- Citra landsat TM
- Peta kontur
BAGAN
PETA ADMINISTRASI DAERAH PENELITIAN
PETA CURAH HUJAN
PETA CURAH HUJAN DAERAH PENELITIAN
JENIS BATUAN
PETA JENIS BATUAN DAERAH PENELITIAN
KEMIRINGAN LAHAN
PETA KEMIRINGAN DAERAH PENELITIAN
PENUTUPAN LAHAN
PETA PENUTUPAN LAHAN DAERAH PENELITIAN
PETA TINGKAT KERAWANAN
BENCANA TANAH LONGSOR

Berdasarkan model tersebut parameter yang digunakan untuk menduga


kawasan rawan longsor meliputi parameter Jenis Tanah, Penutupan Lahan, Jenis
Batuan, Curah Hujan, serta Kemiringan Lahan. Semua parameter tersebut
diklasifikasikan berdasarkan skor kemudian diberi bobot sesuai kontribusinya
masing-masing dan kemudian ditumpangsusunkan (overlay).
SKOR TOTAL = 0,3FCH+0,2FBD+0,2FKL+0,2FPL+0,1FJT

Keterangan: FCH = Faktor Curah Hujan


FBD = Faktor Jenis Batuan
FKL = Faktor Kemiringan Lereng
FPL = Faktor Penutupan Lahan
FJT = Faktor Jenis Tanah
0,3;0,2;0,1 = Bobot nilai
Berdasarkan hasil analisis skor total hasil tumpang susun
(overlay) parameter yang ada di lokasi penelitian diperoleh
klasifikasi kelas kerawanan dengan interval skor masing-masing
kelas
PETA BENCANA TANAH LONGSOR DAERAH PENELITIAN
DAFTAR
PUSTAKA
Alhasanah. F. 2006. Pemetaan dan Analisis Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor
serta Upaya Mitigasinya Menggunakan Sistem Informasi Geografis. [Tesis].
Pascasarjana. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Arini, D. I. D. 2005. Aplikasi SIG dan Penginderaan Jauh Untuk Model Hidrologi
Answer dalam Prediksi Erosi dan Sedimentasi. [Skripsi]. Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Febriana, Indra. 2004. Identifikasi dan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tanah
Longsor Dengan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis. [Skripsi]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai