Anda di halaman 1dari 9

GERAKAN MASSA

Apakah yang dimaksud dengan gerakan massa tanah?


apa penyebabnya?
bagaimana cara menanggulanginya?
Dan bagaimana pula cara menghindarinya agar tidak terjadi korban ?

Gerakan Massa Tanah/Batuan


Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau
miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai perpindahan
material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi. Perpindahan ini
dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu yang lama. Satu ciri yang dapat
digunakan sebagai acuan bahwa bentuk lahan yang ada akibat adanya pergerakan masa
batuan adalah tidak adanya sortasi/pemilahan material. Seluruh material baik kasar maupun
halus akan tercampur aduk menjadi satu.
Perpindahan Masa Batuan ini sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :
1. Creeping, (rayapan tanah) yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang batas
dengan batuan induknya. Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat,
sehingga proses rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe
Creep ini hanya bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik
atau dengan melihat ketidak teraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya
maka tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.

2. Mudflow, (aliran lumpur) yaitu gerakan massa yang relatif cair, dan gerakannya
relatif cepat. Sebagai contoh yaitu aliran lahar dingin.
Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear
plan). Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan
material yang terpindahkan. Menurut Vames (1978) alirm masa batuan dapat
dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris
avelanche. Dari kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan
tipe aliran yang paling lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah
memiliki kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung
pada medan dengan kemiringan hanya 1 dan dapat pula terjadi pada lingkungan
periglasial.

3. Debris Flow, (aliran bahan rombakan) yaitu gerakan massa bahan rombakan yang
kering dan bersifat lepas, dan gerakannya relatif cepat.
4. Rock Fall, (jatuhan batuan) yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang
jatuh bebas karen adanya tebing terjal yang menggantung (hanging cliff) dan
gerakannya relatif cepat.Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan
melalui udara. Pada umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm
kenyataannya sangat sulit menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini.
Suatupengecualian pada tebing sungai yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank
calving.

5. Debris Slide and Rock Slide, (geseran bahan rombakan dan geseran batuan)
yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang menggeser sepanjang bidang
rata yang miring. Misalnya sepanjang permukaan bidang lapisan batuan.
Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor. Gerakan masa
batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum luncuran batuan dapat
diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni lereng dengan cepat. Berdasar
bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan ini dapat dibedakan menjadi transisional
dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide,
sedangkan luncuran yang memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide
contoh: Slump.
6. Slump, gerakan melalui bidang lengkung. Slump (nendatan), yaitu gerakan massa
biasanya berupa tanah yang relatif tebal yang bergerak melalui bidang lengkung,
gerakannya realtif cepat.

7. Subsidence, (amblesan) gerakan massa tanah atau batuan yang relatif vertikal,
secara perlahan-lahan tetapi kadang kala terjadi dengan sangat cepat.
Satu ciri utama dri pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang batuan
yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa batuan
diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.

Dari kesemua jenis gerak massa dapat diketahui tingkat resiko terhadap jenis material
yang dipengaruhi... pada gambar dibawah...
Gerakan massa dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Kekompakkan tanah atau batuan
2. Vegetasi
3. Kemiringan lereng
4. Berat massa tanah atau batuan serta massa benda diatasnya
5. Kandungan air
6. Adanya bidang pelincinr yang miring
7. Getaran bumi baik oleh genpa bumi maupun oleh sebab lain seperti lewatnya kendaraan berat

Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah dibedakan menjadi gangguan
luar dan gangguan dalam.

Gangguan luar :
(1) Getaran yang ditimbulkan oleh: gempa bumi, peledakan, keretaapi, dapat mengakibatkan
gerakan tanah, sebagai contoh : gempa bumi Tes di Sumatera Selatan pada tahun 1952 dan
getaran yang ditimbulkan oleh kereta api Jakarta - Yogyakarta di dekat Purwokerto tahun
1947.
(2) Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya adanya
bangunan atau timbunan di atas tebing.
(3) Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain pengikisan (erosi sungai, pantai),
aktivitas manusia (penggalian). Sebagai contoh : penggalian tras di tepi jalan Bandung -
Lembang (Pasirjati), erosi sungai pada jalan Pacitan - Ponorogo, erosi pantai Bengkulu.
(4) Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada beberapa daerah
tertentu. Erosi makin meningkat dan akhimya tejadi gerakan tanah.

Gangguan dalam :
(1) Hilangnya rentangan permukaan : selaput air yang terdapat diantara butir tanah memberikan
tegangan tarik yang tidak kecil. Sebaliknya jika air merupakan lapisan tebal, maka akibatnya
akan berlawanan. Karena itu makin banyak air masuk ke dalam tanah, parameter kuat
gesemya makin berkurang.
(2) Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah menye- babkan terisinya
rongga antarbutir sehingga massa tanah bertambah.
(3) Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang membentuk batuan
sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang dilarutkan air sehingga ikatannya hilang.
(4) Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang masuk pada pori antar
butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga kekuatan gesernya turun.
(5) Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah mengembang terutama untuk
tanah lempung tertentu,jika lempung semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.
(6) Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat, maka muka air tanah
tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka air.
(7) Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air, seperti pasir halus
lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi, kereta api dan sebagainya).

Beberapa penyebab Gerakan

erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-
sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang
diakibatkan hujan lebat
gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan
bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-
lereng tersebut
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran
debu-debu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

Penanggulangan Gerakan Massa

Menghindari untuk mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
Pembuatan metode terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
Antisipasi jika terjadi retakan tanah dengan menutup dan dipadatkan agar air tidak
masuk ke dalam tanah melalui retakan.
Tidak melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
Tidak menebang pohon di lereng.
Tidak membangun rumah di bawah tebing.
Memperhatikan geometri pemotongan tebing jalan.
Menghindari rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
Menghindari korban manusia
Pembuatan Peta Zona Kerentanan Tanah menginformasikan paling tidak 4 kondisi
kerentanan tanah di setiap wilayah:

Pertama, kerentanan gerakan tanah sangat rendah berisi informasi tentang wilayah yang
jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah;
Kedua, kerentanan gerakan tanah rendah pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika
tidak mengalami gangguan pada lereng namun gerakan tanah berdemensi kecil masih dapat
terjadi, terutama pada tebing lembah (alur sungai)
Ketiga, kerentanan gerakan tanah menengah di mana zona ini dapat terjadi gerakan tanah,
terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika
lereng mengalami gangguan, dan;
Keempat, kerentanan gerakan tanah tinggi yaitu zona yang sering terjadi gerakan tanah,
sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih aktif bergerak, akibat curah
hujan tinggi dan erosi kuat.

Dari peta tersebut Pemerintah Daerah dapat merekomendasikan berbagai hal diantaranya
mana daerah yang bisa dikembangkan untuk wilayah pemukiman, perkebunan dan budi daya
lainnya serta mana daerah yang harus direlokasi.

Perkiraan kecepatan gerak (alir) material yang bergerak:


Ekstrim cepat > 10 ft/s
Sangat cepat 1 ft/menit- 10 ft/menit
Cepat 10 ft/menit- 5 ft/hari
Moderate 5 ft/hari- 5 ft/bulan
Lambat 1 ft/5 bulan- 5 ft/tahun
Sangat lambat 5 ft/tahun- 1 ft/5 tahun
Ekstrim lambat <1 ft/5 tahun

Penanggulangan lonsor (gerakan tanah) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Cara vegetatif
Cara vegetatif dilakukan apabila faktor penyebab gerakan tanah adalah kandungan air dalam
tanah akibat curah hujan. Fungsi vegetasi adalah:
Mengurangi energi butir hujan
Mengurangi energi aliran permukaan
Mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke permukaan tanah
Akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat tanah
Dalam metoda ini harus dipilih vegetasi yang cocok karena vegetasi yang besar justru dapat
memperbesar pembebanan.
2) Cara mekanis
Dalam metoda ini ada dua prinsip:
a) Pengurangan tekanan, dilakukan dengan cara:
Melandaikan lereng, terasering
Mengalirkan air permukaan (drain surface)
Mengalirkan air bawah permukaan(drai sub surface)
Mengurangi beban
b) Memperbesar kekuatan, dilakukan dengan cara:
Menggunakan buttress
Pemasangan anchor dan bolt
Grounting
3) Cara gebungan metoda vegetatif dan mekanis

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)


Terdapat tiga jenis gerakan massa, antara lain:
1. Gerakan Massa Progresif merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner orang yang bersikap untung-untungan lebih lunak/fleksibel, tidak
tegas yang penting golongannya tidak dirugikan

Proses Dinamika Gerakan Massa


Dibawah ini merupakan proses-proses dalam dinamika gerakan massa, diantaranya:
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju
DAFTAR PUSTAKA

sumber:http://deviworo-psikelompok.blogspot.com/2010/10/d-jenis-penyebab-dan-dinamika-
gerakan.html

Anda mungkin juga menyukai