Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN INFILTRASI

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air

dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas

bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke

dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya

merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi

(Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh

kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya

infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa)

adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh

intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.

Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah

melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah

infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan

Horton, 2004). Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi

dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap

ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah

air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan

kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam

tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman, 1991). Laju infiltrasi

tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun

dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004).
Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan

kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang,

maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah

(ground water) (Jury dan Horton, 2004).

Dengan mempelajari proses terjadinya dan faktor yang

mempengaruhi dalam proses infiltrasi terutama pada infiltrasi dibawah

tegakan hutan, mahasiswa memahami berbagi fungsi penting dari hutan

sebagai salah satu media untuk meningkatkan proses masuknya air dalam

tanah sehingga peran hutan dalam mengendalikan aliran permukaan

nampak lebih jelas. Dengan memahami proses dan cara pengukurannya,

mahasiswa dapat melakukan analisis dan medesain pembangunan atau

pengelolaan suatu kawasan hutan dengan memperhatikan peran proses

infiltrasi didalamnya. Setelah mempelajari kita akan mengerti dan

memahami proses infiltrasi, faktor – faktor yang mempengaruhi, mampu

melakukan pengukuran dan perhitung untuk analisis hidrologi suatu

kawasan.Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah

yang lebih dalam.Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air

tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi

bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Penentuan laju perkolasi dapat

dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik tanah


(permeabilitas,porositas dan tekstrur tanah), kedalaman air tanah dan

topografi daerah tinjauan serta sifat geomorfologi secara umum

(Sudaryono,2001). Paling sering digunakan pengukuran infiltrasi

dilapangan yaitu dengan menggunakan doble ring inflometer.double ring

infiltometer merupakan cara yang termudah dilakukan dimana selain

pengukuran yang mudah dilakukan juga bahan untuk membuat alatnya

mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering

dilakukan. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah.

Tanah-tanah tekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil

daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam

pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah

bertekstur lempung atau liat. (Syukur, 2009) Air dapat meresap ke dalam

tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lapisan tanah

juga berpengaruh terhadap jumlah air tersedia dan pergerakan air dalam

tanah. Lapisan keras tidak tembus air akan memperlambat pergerakan air

dan mempengaruhi daya tembus dan perkembangan akar, yang secara

efektif mengurangi kedalaman tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan

agar

3
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kecepatan infiltrasi dalam

tanah yang diamati dan dapat mengetahui cepat lambatnya air meresap

(daya serap air) ke dalam pori-pori tanah.

Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :

a. Proses Limpasan

Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam

tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan

kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat.

Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan

daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya

makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.

b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah

Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian.

Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang

diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian

kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika

ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang
berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula

diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi Adalah:

1. Karakteristik –karakteristik hujan

2. Kondisi-kondisi permukaan tanah

• Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan


tanah dan mengurangi infiltrasi.

• Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada


permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.

• Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.

• Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.

• Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi


selama tahapan awal hujan berikutnya.

• Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat


meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan
permukaan.

3. Kondisi-kondisi penutup permukaan

• Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan

melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju

infiltrasi yang tinggi


• Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang

dilakukan seresah.

• Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan)

mengurangi infiltrasi.

4. Transmibilitas tanah

• Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur

tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air

yang turun melalui tanah.

• Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.

5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

• Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya

belum pasti.

• Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Infiltrasi Antara

Lain :

a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan

tebal lapisan jenuh


b. Kadar air dalam tanah

c. Pemampatan oleh curah hujan

d. Tumbuh-tumbuhan

e. Karakteristik hujan

f Kondisi-kondisi permukaan tanah

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :

a. Jenis permukaan tanah

b Cara pengolahan lahan

c. Kepadatan tanah

d. Sifat dan jenis tanaman.


Gambar.1

Proses infiltrasi

Proses Terjadinya Infiltrasi


Secara garis besar, proses terjadinya peristiwa infiltrasi air ke dalam
permukaan tanah dapat dibagi menjadi beberapa poin-poin penting. Poin
penting tersebut antara lain adalah

1. Terjadinya hujan atau presipitasi lainnya


2. Masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah,
3. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah
4. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain

Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, air tersebut akan terbagi dua
menjadi air yang mengalir di permukaan (runoff) dan air yang masuk ke
dalam tanah.

Jumlah air yang masuk kedalam tanah ini sangat bergantung pada
karakteristik tanah dan kondisi fisik tanah di wilayah tersebut. Air tersebut
masuk lewat pori-pori yang ada di dalam tanah.

Oleh karena itu, laju masuknya air ini dibatasi oleh diameter pori-pori
tanah. Semakin besar dan banyak pori-pori, maka semakin tinggi laju dan
kapasitas infiltrasinya.

Masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh gaya gravitasi dan
gaya kapiler tanah.

Gaya gravitasi menarik air masuk kedalam permukaan tanah. Sedangkan,


gaya kapiler mendistribusikan air tersebut ke sekelilingnya, secara vertikal
dan secara horizontal.
Umumnya, gaya gravitasi cukup dominan pada permukaan tanah yang
memiliki pori-pori berukuran besar. Sedangkan, gaya kapiler mendominasi
pada permukaan tanah yang memiliki pori-pori berukuran kecil dan rapat.

Cara Mengukur Infiltrasi


Secara umum, terdapat setidaknya 3 metode untuk mengukur besarnya
infiltrasi tanah. Ketiga metode tersebut antara lain adalah

1. Menentukan beda volume air hujan dengan volume air permukaan


(runoff) pada percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan
buatan
2. Menggunakan alat infiltrometer yang dapat langsung mengukur laju
infiltrasi
3. Menggunakan teknik pemisahan hidrograf aliran dari data air hujan
sehingga didapatkan berapa air yang menyerap dan berapa yang
menjadi air permukaan

Metode pertama dan metode ketiga sebenarnya relatif mirip, yaitu dengan
melihat selisih antara volume air hujan dengan volume air limpasannya
yang bermuara di sungai ataupun danau. Perbedaannya terletak pada
metode pengukurannya.

Metode pertama menggunakan pengujian laboratorium untuk menentukan


perbedaan volume air limpasan dengan volume air hujan. Selisih antara
kedua itu adalah air yang dianggap sudah meresap kedalam tanah.
Disini, digunakan hujan buatan dan kondisi pengujian yang sudah
terstandarisasi.

Metode ketiga menggunakan pengujian langsung di lapangan dengan


membandingkan antara hidrograf sungai dan volume air hujan. Seharusnya,
jumlah peningkatan volume air pada hidrograf sungai setara dengan volume
air hujan.

Jika ada selisih, berarti air tersebut dianggap meresap kedalam tanah. Data
inilah yang digunakan untuk mengestimasikan laju infiltrasi di suatu
permukaan tanah.

Namun, metode ini memiliki beberapa kelemahan yang antara lain adalah
data yang kurang akurat dan adanya faktor-faktor eksternal yang sulit untuk
diprediksi.
Mengukur Laju Infiltrasi dengan Infiltrometer
Metode menggunakan infiltrometer umumnya dilaksanakan dengan
memanfaatkan alat berupa infiltrometer ganda. Sistem ini terdiri dari
suatu infiltrometer yang ditempatkan di dalam infiltrometer silinder yang
lebih besar.

Infiltrometer silinder yang lebih kecil umumnya memiliki diameter sekitar


30 cm sedangkan yang besar umumnya memiliki diameter 46-50 cm.
Silinder yang besar ini berfungsi seperti penyangga dari silinder yang lebih
kecil.

Untuk menjalankan eksperimen, kita hanya perlu untuk membenamkan


silinder tersebut kedalam tanah pada kedalaman 5-50 cm. Kemudian, air
dimasukkan ke dalam silinder tersebut dengan kedalaman 1-2 cm dan
dipertahankan dengan mengalirkan air ke dalam silinder tersebut secara
berkala.

Laju air yang masuk kedalam silinder itulah yang diukur, karena,
seharusnya laju masuknya air setara dengan laju keluarnya air tersebut.
Disini, laju keluar air dimaknai sebagai laju infiltrasi dari air masuk
kedalam tanah.

Namun, perlu diketahui bahwa ketika menggunakan metode ini, laju


infiltrasi yang didapatkan umumnya jauh lebih besar dari laju infiltrasi di
alam bebas. Hal ini bisa saja terjadi karena tidak ada faktor kemiringan dan
faktor permukaan tanah yang menghambat masuknya air kedalam tanah.

Bahkan, menurut penelitian oleh Dunne dan Leopold, ditemukan bahwa


laju masuknya air bisa 2 hingga 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
laju di alam bebas. Oleh karena itu, faktor ketidakakuratan ini harus
diperhatikan dan dipertimbangkan juga.

 
Manfaat Infiltrasi

Kita sudah belajar banyak sekali mengenai infiltrasi diatas, namun,


sebenarnya apa manfaat memahami konsep ini? Ternyata, konsep
permeabilitas dan infiltrasi sangat berguna ketika mempelajari geografi
lingkungan dan tata air.

Studi Konservasi Air dan Daerah Aliran Sungai


Pemahaman mengenai limpasan dan infiltrasi di suatu wilayah sangat
krusial bagi penelitian mengenai konservasi air. Selain itu, studi apapun
yang ingin membahas manajemen daerah aliran sungai (DAS) secara
komprehensif juga harus membahas aspek ini hingga tuntas.

Pemahaman mengenai permeabilitas tanah dan kemampuan infiltrasinya


sangat penting untuk menentukan daerah mana yang sebaiknya dijadikan
daerah resapan dan daerah mana yang sebaiknya dijadikan daerha
terbangun.

Penelitian Air Tanah dan Air Akifer


Seperti yang sudah kita bahas diatas, infiltrasi merupakan salah satu metode
pengisian kembali air tanah dan air akifer yang ada di dalam permukaan
bumi.

Jika seorang peneliti air tanah tidak memahami bagaimana cara air masuk
kedalam permukaan tanah dan bergerak didalamnya, maka sulit untuk
menghasilkan penelitian yang akurat.

Oleh karena itu, pemahaman mengenai hal ini sangat penting bagi siapapun
yang ingin membahas mengenai dinamika air tanah di suatu wilayah.

Selain itu, infiltrasi juga satu-satunya cara bagi akifer untuk mengisi dirinya
sendiri. Oleh karena itu, jika ada peneliti akifer yang tidak memahami
proses ini, maka kredibilitas penelitiannya pun akan sangat menurun.

 
Pencegahan Banjir Limpasan
Seperti yang sudah kita bahas diatas, pemahaman mengenai infiltrasi dapat
diaplikasikan ketika merencanakan daerah resapan air dan daerah
terbangun.

Pemahaman ini penting karena semakin banyak daerah resapan air, maka
semakin rendah potensi terjadinya banjir yang disebabkan limpasan hujan.
Selain itu, semakin efisien daerah resapan air, semakin rendah pula potensi
terjadinya banjir ini.

Hal ini terjadi karena air hujan yang menjadi limpasan akan diserap terlebih
dahulu oleh tanah-tanah di daerah resapan sebelum akhirnya masuk
kedalam sungai dan membanjiri kota-kota besar.

Oleh karena itu, infiltrasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
dipertimbangkan dalam perencanaan mitigasi bencana banjir dan aksi
tanggap bencananya.
 
Kestabilan Ekosistem
Pemahaman mengenai infiltrasi juga penting agar pembangunan yang ada
tetap memperhatikan kestabilan ekosistem disekitarnya. Jika kestabilan ini
tidak diperhatikan, maka keanekaragaman hayati wilayah tersebut dapat
berkurang.

Hal ini terjadi karena infiltrasi berperan besar dalam siklus air dan daur
biogeokimia. Sedangkan, kita tahu bahwa siklus air berperan besar dalam
rantai hidup hampir semua makhluk hidup karena menjadi kebutuhan dasar.

Tujuan Praktikum Infiltrasi


 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum Infiltrasi yaitu:

1. Untuk mengetahui laju masuknya air kepermukaan dengan satuan


cm/jam dan mengetahui laju masuknya air kedalam tanah (rembesan air
kedalam tanah) dengan satuan cm/jam.
2. Mampu menentukan nilai parameter inflitrasi yaitu fo, fc, dan K.
3. Mampu menetapkan persamaan penduga dan membuat kurva inflitrasi
model Horton.
4. Dapat menghitung volume inflitrasi total selamawaktu (t) tertentu

Anda mungkin juga menyukai