dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas
bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke
infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan
dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap
ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah
tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun
dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004).
Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan
kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang,
maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah
sebagai salah satu media untuk meningkatkan proses masuknya air dalam
yang lebih dalam.Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air
tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi
bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Penentuan laju perkolasi dapat
mudah dicari,inilah yang menjadi alasan mengapa cara ini paling sering
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam
bertekstur lempung atau liat. (Syukur, 2009) Air dapat meresap ke dalam
tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lapisan tanah
juga berpengaruh terhadap jumlah air tersedia dan pergerakan air dalam
tanah. Lapisan keras tidak tembus air akan memperlambat pergerakan air
efektif mengurangi kedalaman tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan
agar
3
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana kecepatan infiltrasi dalam
tanah yang diamati dan dapat mengetahui cepat lambatnya air meresap
a. Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam
tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan
kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat.
Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian.
Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang
kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika
ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang
berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula
dilakukan seresah.
mengurangi infiltrasi.
4. Transmibilitas tanah
tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air
belum pasti.
Lain :
d. Tumbuh-tumbuhan
e. Karakteristik hujan
c. Kepadatan tanah
Proses infiltrasi
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, air tersebut akan terbagi dua
menjadi air yang mengalir di permukaan (runoff) dan air yang masuk ke
dalam tanah.
Jumlah air yang masuk kedalam tanah ini sangat bergantung pada
karakteristik tanah dan kondisi fisik tanah di wilayah tersebut. Air tersebut
masuk lewat pori-pori yang ada di dalam tanah.
Oleh karena itu, laju masuknya air ini dibatasi oleh diameter pori-pori
tanah. Semakin besar dan banyak pori-pori, maka semakin tinggi laju dan
kapasitas infiltrasinya.
Masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh gaya gravitasi dan
gaya kapiler tanah.
Metode pertama dan metode ketiga sebenarnya relatif mirip, yaitu dengan
melihat selisih antara volume air hujan dengan volume air limpasannya
yang bermuara di sungai ataupun danau. Perbedaannya terletak pada
metode pengukurannya.
Jika ada selisih, berarti air tersebut dianggap meresap kedalam tanah. Data
inilah yang digunakan untuk mengestimasikan laju infiltrasi di suatu
permukaan tanah.
Namun, metode ini memiliki beberapa kelemahan yang antara lain adalah
data yang kurang akurat dan adanya faktor-faktor eksternal yang sulit untuk
diprediksi.
Mengukur Laju Infiltrasi dengan Infiltrometer
Metode menggunakan infiltrometer umumnya dilaksanakan dengan
memanfaatkan alat berupa infiltrometer ganda. Sistem ini terdiri dari
suatu infiltrometer yang ditempatkan di dalam infiltrometer silinder yang
lebih besar.
Laju air yang masuk kedalam silinder itulah yang diukur, karena,
seharusnya laju masuknya air setara dengan laju keluarnya air tersebut.
Disini, laju keluar air dimaknai sebagai laju infiltrasi dari air masuk
kedalam tanah.
Manfaat Infiltrasi
Jika seorang peneliti air tanah tidak memahami bagaimana cara air masuk
kedalam permukaan tanah dan bergerak didalamnya, maka sulit untuk
menghasilkan penelitian yang akurat.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai hal ini sangat penting bagi siapapun
yang ingin membahas mengenai dinamika air tanah di suatu wilayah.
Selain itu, infiltrasi juga satu-satunya cara bagi akifer untuk mengisi dirinya
sendiri. Oleh karena itu, jika ada peneliti akifer yang tidak memahami
proses ini, maka kredibilitas penelitiannya pun akan sangat menurun.
Pencegahan Banjir Limpasan
Seperti yang sudah kita bahas diatas, pemahaman mengenai infiltrasi dapat
diaplikasikan ketika merencanakan daerah resapan air dan daerah
terbangun.
Pemahaman ini penting karena semakin banyak daerah resapan air, maka
semakin rendah potensi terjadinya banjir yang disebabkan limpasan hujan.
Selain itu, semakin efisien daerah resapan air, semakin rendah pula potensi
terjadinya banjir ini.
Hal ini terjadi karena air hujan yang menjadi limpasan akan diserap terlebih
dahulu oleh tanah-tanah di daerah resapan sebelum akhirnya masuk
kedalam sungai dan membanjiri kota-kota besar.
Oleh karena itu, infiltrasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
dipertimbangkan dalam perencanaan mitigasi bencana banjir dan aksi
tanggap bencananya.
Kestabilan Ekosistem
Pemahaman mengenai infiltrasi juga penting agar pembangunan yang ada
tetap memperhatikan kestabilan ekosistem disekitarnya. Jika kestabilan ini
tidak diperhatikan, maka keanekaragaman hayati wilayah tersebut dapat
berkurang.
Hal ini terjadi karena infiltrasi berperan besar dalam siklus air dan daur
biogeokimia. Sedangkan, kita tahu bahwa siklus air berperan besar dalam
rantai hidup hampir semua makhluk hidup karena menjadi kebutuhan dasar.