Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GEOMORFOLOGI

BENTUK LAHAN ASAL PROSES ANTROPOGENIK

DOSEN PENGAMPUH:
DR. Dwi Wahyuni Nurwihastuti
Mulhady Putra, S.Pd.,M.Sc.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
1. Kerin Sisca Octaviani Luamboho
2. Khairunisa
3. Novitta Annisa Hasibuan
4. Risbue Siregar
5. Rosa Delima Lumban Tungkup

KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah yang
berjudul Bentuklahan Asal Proses Antropogenik . Penulis telah berhasil menyelesaikan
Makalah mata kuliah Geomorfologi ini, telah melalui proses analisis untuk membentuk
makalah ini. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Geomorfologi ini, juga untuk membantu para pembaca khususnya
remaja agar lebih mengetahui tentang bentuklahan asal proses denudasional.
Dalam kesempatan ini, kami mahasiswa Universitas Negeri Medan dari Fakultas Ilmu
Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi, mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Dr.
Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si., M.Sc. dan bapak Mulhady Putra, S.Pd.,M.Sc. selaku dosen
mata kuliah Geomorfologi kami yang telah mengarahkan kami untuk belajar Pelajaran
Geomorfologi untuk penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan.

Medan, 22 November 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1.Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
2.1. Bentuk Lahan Antropogenik..................................................................................................... 6
2.2. Aktivitas yang menyebabkan bentuk lahan Antropogenik .................................................... 7
2.3. Contoh bentuk lahan Antropogenik ......................................................................................... 8
2.4. Dampak Antropogenik ................................................................................................................ 12
BAB III................................................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
3.2. Saran ......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Geomorfologi (geomorphology) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-
aspek yang mempengaruhinya, Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu bagian dani
geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari
tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan
sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk Jahan
(landform),

Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya


pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut. Dan juga
dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan
sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia
untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi.
Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan
identifikasi bentuk lahan (2012).

Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau
landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung
dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld,
1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM,1996. Untuk mengadakan analisis bentanglahan
diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan
tersebut, maka dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh
karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentang lahan selalu mendasarkan pada
kerangkakerja bentuklahan,

Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada
delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air,
batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia (2012). Bentuk lahan adalah bagian dari
permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam
dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk
lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai
Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan

4
bumi. Pada makalah ini akan dijelaskan dengan secara khusus bentuklahan Antropogenik yang
ada dipermukaan bumi kita.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Bentuk lahan Antropogenik?
2. Bagaimana aktivitas yang menyebabkan bentuk lahan Antropogenik?
3. Sebutkan contoh bentuk lahan Antropogenik?
4. Apa saja dampak dari antropogenik?

1.3. Tujuan
1. Agar dapat memahami bentuk lahan Antropogenik
2. Agar dapat mengetahui dan memahami aktivitas apa saja yang menyebabkan bentuk
lahan antropogenik
3. Agar dapat mengetahui contoh bentuk lahan antropogenik yang ada di bumi ini
4. Agar kita dapat mengetahui dampak sapa saja yang diberikan oleh Antropogenik ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bentuk Lahan Antropogenik


Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan
merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses
fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang
mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses
alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan
dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi
dan material penyusun (Zmit. 2013).

Verstappen (1983), mengemukakan bahwa ada beberapa faktor geomorfologi mayor


yang berpengaruh dalam pengembangan lahan yaitu bentuk lahan, proses geomorfologis, dan
kondisi tanah. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa bentuklahan mencakup kemiringan lahan, proses
geomorfologi: mencakup banjir, tanah longsor, dan bahaya dari proses alam yang merugikan,
sedangkan mengenai kondisi tanah, antara lain mencakup kedalaman batuan dari pelapukan
material. Karakteristik geomorfologis dalam hal ini bentuk lahan/medan memberikan
informasi yang dapat menentukan dalam penggunaan lahan suatu daerah tertentu.

Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan aktivitas
manusia. Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai bentuk lahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang telah disengaja dan
direncanakan untuk membuat bentuk lahan yang baru dari bentuk lahan yang telah ada maupun
aktivitas oleh manusia yang secara tidak sengaja telah merubah bentuk lahan yang telah ada.

Bentuk lahan antropogenik dapat dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada.
Misalnya bentuk lahan marine yang dapat berubah menjadi pelabuhan dan pantai reklamasi
seperti yang terdapat pada pantai Marina Semarang, dan bentuk lahan struktural dan fluvial
dapat berubah menjadi waduk serta bentuk lahan struktural dan denudasional dari bukit yang
telah mengalami perubahan bentuk akibat aktivitas manusia seperti yang terjadi di bukit Ngoro
Mojokerto.Contoh dari bentuk lahan antropogenik berbeda dengan contoh dari penggunaan
lahan. Misalnya sawah dan permukiman, kedua contoh ini bukan merupakan bentuk lahan

6
antropogenik melainkan termasuk pada bentuk penggunaan lahan atau landuse karena sawah
dan permukiman tidak merubah bentuk lahan yang telah ada, sawah dan permukiman hanya
termasuk upaya pemanfaatan dari permukaaan bentuk lahan. Bisa saja sawah ada di dataran
bentuk lahan aluvial, di lereng gunung, atau bahkan di gumuk pasir. Begitu juga dengan
permukiman juga bisa terdapat di dataran rendah. dataran tinggi, lembah, maupun kaki lereng,
namun keberadaan sawah dan permukiman tersebut tidak bisa digolongkan dalam bentuk lahan
antropogenik.

2.2. Aktivitas yang menyebabkan bentuk lahan Antropogenik


Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan aktivitas
manusia (Retno Sriwayanti, 2009). Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai
bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas manusia Bentuk lahan antropogenik merupakan salah
satu bentuk lahan mikro.

Manusia dan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari baik secara sadar maupun tidak
sadar dapat menyebabkan perubahan pada bentuk lahan yang telah ada menjadi bentuk lahan
antropogenik. Aktivitas tersebut antara lain:

• Aktivitas reklamasi misalnya pada pantai.


• Aktivitas pembangunan pemanfaatan lahan yang menyebabkan perubahan yang
mencolok pada bentuk lahan.
• Aktivitas penambangan atau pengambilan material yang dapat menyebabkan
perubahan pada bentuk lahan.

Aktivitas antropogenik di Indonesia banyak jumlahnya, namun tidak semuanya


menghasilkan bentuk lahan yang potensial. Misalnya aktivitas reklamasi pada pantai dapat
menyebabkan erosi dan abrasi pada pantai tersebut. Aktivitas pembangunan waduk yang
kurang tepat juga menyebabkan kerusakan pada daerah tangkapan hujan sekitar waduk
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan tanah berupa rekahan dan retakan tanah.
Oleh karena itu, aktivitas antropogenik dalam merubah lahan hendaknya memperhatikan
dampak terhadap lahan disekitarnya.

7
2.3. Contoh bentuk lahan Antropogenik
1. Reklamasi

Reklamasi merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan dengan cara pengurangan atau dengan pengeringan lahan. Misalnya
Pantai Marina Semarang, pantai ini merupakan pantai yang terbentuk karena aktivitas
reklamasi. Kawasan yang direklamasi tersebut memanjang sesuai dengan bibir atau garis
pantai. Daerah yang direklamasi cukup luas yaitu sekitar 200 hektar. Material yang digunakan
berupa batuan vulkanik dan breksi. Pada bagian bawah diisi dengan breksi. Kemudian
diatasnya diisi dengan batuan vulkanik.

Perubahan garis pantai mengakibatkan perubahan arus mengarah ke pantai. Arus yang
sedianya dapat tertahan di Pantai Marina kemudian berubah arah masing-masing ke arah barat
dan timur. Arus yang ke arah timur memiliki arus yang relatif besar dengan tidak membawa
sedimen laut. Pada arus ini akan mengakibatkan abrasi terhadap pantai. Akibat abrasi pantai
sekitar lima hektare lahan yang telah diuruk hilang.

Abrasi diduga di antaranya disebabkan perubahan pola arus yang diakibatkan


anjungan/pemecah ombak yang dibangun sebuah industri di sebelah barat desa. Petambak
pemilik dan penggarap) yang hidupnya bergantung pada sumber daya pesisir mengalami
kerugian akibat berkurangnya lahan tambak dan penurunan pendapatan akibat menurunnya
produksi tambak dan tangkapan yang dipicu oleh abrasi dan pencemaran.

8
Selain abrasi, reklamasi Pantai Marina secara umum berpengaruh pada terjadinya erosi
pantai di Sayung, Demak. Padahal, daerah tersebut dahulunya merupakan kawasan
sedimentasi. Namun sekarang kondisinya sudah berbeda jauh, di kawasan pantai itu banyak
yang mengalami erosi. Reklamasi atau pengurukan kawasan pantai akan mengubah sifat arus
yang kemudian berdampak pada erosi pantai di daerah lain. Karena itu, setiap adapengurukan
kawasan pantai harus diwaspadai sifat arus pantai. Sifat arus air di Pantai Semarang berputar
ke timur karena pada sisi timur Semarang terdapat tanjung. Arus air yang berputar seperti itu
menyebabkan rawan erosi, perubahan fisik pantai, dan sedimentasi pantai dapat berubah.
Selain mengakibatkan dampak tersebut, reklamasi pantai juga akan menambah jarak tempuh
air sungai. Hal ini berpengaruh pada keterbentukan sedimentasi di muara yang lama sehingga
terjadi pendangkalan di sana.

2. Waduk

Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan.
Waduk dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut
penuh. Waduk dapat terbentuk dari bentuk lahan lain yang telah ada. Misalnya berasal dari
bentuk lahan struktural dan fluvial. Waduk merupakan bentuk lahan antropogenik karena
terbentuk oleh aktivitas manusia yang merubah lahan menjadi berbentuk cekungan.

Dalam pembuatan waduk selain harus memperhatikan teknik-teknik dalam pembuatan


waduk juga harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak sampai merusak daerah

9
tangkapan hujan yang dapat menyebabkan rusaknya lahan biasanya ditandai dengan rekahan
dan retakan pada tanah.

3. Pelabuhan

Menurut peraturan pemerintah RI no. 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan, yang


dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang
yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pelabuhan termasuk lahan
antropogenik karena bentuknya telah merubah bentuk lahan pesisir sebelumnya.

Pembangunan pelabuhan hendaknya memperhatikan aspek lokasi agar pelabuhan dapat


berfungsi secara efektif dan tidak mengancam lahan sekitar. Misalnya pembangunan pelabuhan
Indonesia cabang Pontianak yang dibangun di tepi sungai yang dapat menyebabkan
pendangkalan yang disebabkan oleh erosi daerah hulu dan juga pelabuhan Tanjung Api-api
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan mengakibatkan rusaknya hutan bakau (mangrove) dan
hutan nipah, ancaman kepunahan sejumlah satwa langka, serta merusak perkebunan kelapa
milik penduduk.

4. Penambangan Pasir

Penambangan pasir termasuk ke dalam lahan antropogenik karena aktivitas tersebut


merubah bentuk lahan yang berbukit. Selain itu penambangan pasir juga dapat mengakibatkan
erosi dan sedimentasi serta menurunkan keanekaragaman flora dan fauna.

10
Misalnya Bukit Ngoro yang terletak di sekitar daerah perbukitan dan patahan Watukosek
Mojokerto. Bukit ini merupakan bukit dari bentuk lahan asal struktural yang kemudian telah
mengalami degradasi akibat aktivitas masyarakat sekitar yaitu adanya penambangan pasir dan
pengambilan material yang dimanfaatkan sebagai tanggul lumpur Lapindo sidoarjo.

11
2.4. Dampak Antropogenik
1. Dampak terhadap lingkungan

Masalah lingkungan yang terjadi akibat reklamasi yang tidak memperhitungkan aspek daya
dukung lingkungan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah diantaranya
yaitu:

✓ Kerusakan Lingkungan akibat pengambilan bahan urugan;


Pelaksanaan reklamasi membutuhkan bahan material yang diambil dari perbukitan
(daerah Mangunharjo, Ngaliyan), Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya vegetasi
dan struktur tanah di bukit tersebut. Selain itu proses pengangkutannya ke kawasan
pantai menimbulkan polusi debu yang diakibatkan oleh tanah yang beterbangan saat
diangkut oleh kendaraan.
✓ Perluasan potensi pencemaran laut karena bertambahnya luas daratan:
Dengan dilakukannya reklamasi, maka daratan akan lebih dekat ke arah laut sehingga
potensi pencemaran laut sangat besar. Dengan demikian limbah-limbah baik pabrik
maupun rumah tangga, akan semakin jauh mencapai laut dan tentu saja ini berpengaruh
bagi kelangsungan hidup ekosistem di dalamnya. Berbagai aktivitas di darat baik yang
terjadi saat kegiatan reklamasi maupun saat pemanfaatan lahan hasil reklamasi
dipastikan akan memperluas potensi pencemaran, dan memperparah sedimentasi di
hilir sungai yang mengakibatkan aliran air sungai terhambat masuk laut.
✓ Terjadinya abrasi pantai:
Kerusakan ekosistem yang mengakibatkan penurunan jumlah biota laut: Material yang
digunakan untuk reklamasi pantai menyebabkam kekeruhan di perairan yang
berdampak pada menurunnya sumberdaya Perikanan serta rusaknya biota yang ada.

2. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi


✓ Berkurangnya tempat untuk public. Kawasan reklamasi pantai umumnya dikuasai oleh
pengelola dan digunakan untuk kegiatan bisnis dan industri. Padahal, seharusnya
tempat tersebut adalah kawasan umum yang dapat di manfaatkan oleh semua pihak
terutama masyarakat disekitarnya.
✓ Keuntungan hanya dirasakan oleh pihak pengelola. Pemberian hak sepenuhnya kepada
pengelola (PT IPU) untuk mengelola pantai hasil reklamasi, memberikan dampak
negative terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan reklamasi yang menutup alur sungai

12
yang digunakan nelayan untuk pendaratan perahu mengakibatkan banyak nelayan yang
tidak lagi dapat menekuni profesinya.
✓ Relokasi pemukiman masyarakat pantai mengakibatkan perubahan kehidupan sosial
ekonomi. Dampak negatif baik langsung atau tak langsung dari reklamasi seperti
terjadinya relokasi pemukiman khususnya masyarakat pantai, sebagai akibat penataan
kota, akan mengakibat perubahan kehidupan sosial dan ekonomi.
✓ Terjadi kesenjangan antar masyarakat kelas bawah dan kelas atas. Reklamasi juga
mempengaruhi interaksi sosial di antara masyarakat. Masyarakat yang berpenghasilan
rendah akan tersisih, karena dengan penataan ruang, maka akan berimplikasi pada nilai
lahan maupun gaya hidup di wilayah tersebut. Timbulnya kawasan yang yang eksklusif
tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat lama.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan aktivitas
manusia. Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai bentuk lahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Contoh lahan antropogenik di Indonesia diantaranya Pantai Marina
Semarang. Pelabuhan, Waduk, Bukit Nogoro Mojokerto.

Reklamasi pantai adalah salah satu contoh bentuk lahan antropogenik yang dihasilkan
oleh aktivitas manusia. Reklamasi pantai di Semarang merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dihindari karena kebutuhan untuk berbagai keperluan seperti pemekaran kota, pengembangan
wisata, permukiman dan sebagainya sudah sangat mendesak.

Reklamasi pantai ini tentunya mengahasilkan dampak positif dan negatif. Namun bila
dilihat dari sudut pandang keruangan secara signifikan membawa dampak yang merugikan
seperti kerusakan terhadap lingkungan karena dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan.
Selain itu dampak dapat juga berpengaruhi pada kondisi sosial ekonomi masyarakat semarang.

3.2. Saran
Dalam menghadapi perubahan bentuk lahan yang disebabkan oleh proses antropogenik,
penting bagi pembaca untuk memahami dampak lingkungan yang terkait dan mengambil
langkah-langkah mitigasi yang tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/geomorfologi-
dasar/bentuk-lahan-antropogenik/45573863
https://id.scribd.com/document/509837247/MAKALAH-ANTROPOGENIK

15

Anda mungkin juga menyukai