Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hani Verdiant Nilai

NIM : 21/476974/GE/09561
Asisten : 1. Ahmad Harisul Haq
2. Atina Salsabila
Hari Praktikum : Senin jam : 11.15

Acara I
Pengenalan Jenis dan Simbol Peta Geomorfologi

Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi adalah sebagai berikut.
1. Mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang simbol-simbol yang digunakan
dalam kegiatan Survei Pemetaan Geomorfologi
2. Mengenalkan berbagai sistem pemetaan geomorfologi
3. Mengenalkan bentuk peta geomorfologi

Cara Kerja
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi adalah
sebagai berikut.
1. Software Canva
2. Software ArcGIS

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi adalah
sebagai berikut.
1. Textbook Sistem Pemetaan Geomorfologi ITC
Langkah Kerja
Langkah kerja pada praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi terangkum dalam
diagram alir sebagai berikut.

Gambar 1.0 Diagram Alir Langkah Kerja Praktikum Pengenalan Jenis dan Simbol Geomorfologi

Hasil dan Pembahasan


Hasil praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi adalah sebagai berikut.
1. Catalog data simbol (terlampir).
2. Screenshot hasil load custom simbol pada ArcGIS (terlampir)

Pembahasan
Geomorfologi merupakan studi yang mempelajari bentuklahan, proses yang
mempengaruhinya, dan menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses-
prosesnya dalam susunan keruangan (Verstappen,1983). Pemahaman mengenai kondisi
geomorfologis suatu wilayah berimplikasi dalam analisis peran geomorfologi terhadap berbagai
fenomena, seperti bencana geomorfologi, kerentanan lahan, dan pemanfaatan sumberdaya lahan
serta pemanfaatan sumberdaya lahan serta tata ruang wilayah. Hal tersebut dikarenakan aspek
kajian geomorfologi yang lengkap, mencakup morfologi, morfogenesa, morfokronologi, dan
morfoaransement (Van Zuidam, 1983).
Obyek kajian geomorfologi adalah bentuklahan yang tersusun pada permukaan bumi
maupun penyusun muka bumi. Bentuklahan merupakan kenampakan medan yang dibentuk oleh
proses-proses alam dengan komposisi serangkai terhadap karakteristik fisik dan visual tertentu
(Thornbury, 1970). Verstappen (1983) mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya
menjadi 10 macam bentuklahan, yaitu bentuklahan asal proses vulkanik (V), struktural (S),
fluvial (F), solusional (S), denudasional (D), eolin (E), marine (M), glasial (G), organik (O),
antropogenik (A). Pendeskripsian genetis bentuklahan dan proses-proses yang terjadi serta
korelasi terhadap susunan keruangan dapat diperoleh melalui survei dan pemetaan geomorfologi
(Van Zuidam, 1979). Survei geomorfologi membutuhkan peta geomorfologi dalam
menggambarkan suatu bentuklahan, genesa, dan proses pada suatu lokasi kajian.
Peta geomorfologi adalah peta yang menggambarkan suatu bentuklahan, genesa dari
suatu bentuklahan, dan proses yang mempengaruhi terbentuknya bentuklahan dalam berbagai
skala (Demek, 1978). Selain itu, peta geomorfologi juga mencakup aspek-aspek utama lahan
yang disajikan dalam bentuk simbologi, mencakup skala peta sebagai perbandingan jarak peta
dengan jarak sebenarnya, memuat aspek-aspek geomorfologi (morfologi, morfogenesa,
morfokronologi, dan morfoaransemen), dan memuat bentuklahan sebagai unit utama
geomorfologi yang didasarkan atas bentuk asalnya. Peta geomorfologi berbeda dengan peta
geologi dan peta tanah. Peta geologi mencakup aspek-aspek geologi, yaitu litologi, genesis, dan
umur batuan. Peta tanah mencakup litologi, air tanah, dan profil tanah.
Peta geomorfologi terdiri dari dua jenis, yaitu peta basic dan peta derivative. Peta basic
sebagai peta dasar merupakan peta yang diperoleh melalui transfer grafik sederhana yang berasal
dari data hasil survei lapangan atau interpretasi citra maupun foto udara. Peta derivative sebagai
peta turunan merupakan peta hasil proses seleksi, generalisasi, dan penggunaan kembali data
dari peta dasar dengan tujuan zonasi distribusi spasial atau temporal dari proses geomorfologi
yang signifikan (Verstappen, 1968). Proses implementasi peta geomorfologi perlu memenuhi
sistem pemetaan yang disesuaikan dengan tujuan pembuatan peta (Van Zuidam, 1979). Terdapat
berbagai jenis sistem pemetaan, seperti IGU Unified Key, GMK, ITC, ARAG, IGUL, dan British
Geomorphological Maps yang memiliki simbol berbeda-beda.
Sistem International Training Centre atau ITC merupakan salah satu sistem pemetaan
geomorfologi yang sering digunakan. Sistem Pemetaan ITC terdiri atas aurvei analitik, sintetik,
dan pragmatik yang menyajikan data morfometri, morfografi, proses dan genesa, umur, dan
litologi (Verstappen & Van Zuidam, 1968). Aturan simbologi pada sistem ITC meliputi simbol
area berwarna sebagai pemisah unit bentuklahan yang menggambarkan proses dominan dan
simbol garis hitam putih menggambarkan proses hingga genesis pada elemen bentuklahan.
Setiap elemen dari bentuklahan memiliki tampilan warna yang berbeda. Tujuan dibedakannya
warna dari setiap bentuklahan adalah untuk mempermudah dalam pembacaan. Perbedaan warna
setiap bentuklahan mencakup aeolin berwarna kuning, denudasional berwarna coklat, fluvial
berwarna biru tua, glasial berwarna biru muda, marine berwarna hijau,solusional berwarna
orange, struktural berwarna ungu, dan vulkanik berwarna merah.
Sistem pemetaan ITC terdiri dari tiga jenis simbologi, yaitu titik, garis, dan area (Boyer,
1981). Simbol titik digunakan untuk menyatakan lokasi secara posisional, seperti fasilitas
umum. Simbol garis digunakan untuk mewakili unsur garis, seperti jalan dan sungai. Simbol
area digunakan untuk mewakili unsur area, seperti wilayah administrasi dan penggunaan lahan
(Lovianisa dan Noorhadi, 2017). Lampiran 1 merupakan catalog hasil identifikasi simbol dan
hasil input simbol digital. Identifikasi simbol titik berupa simbol Blow-out hollow (eolin), Pass
(denudasi), Dead black (marine), Karst spring (solusional), Dip and strike vertical (struktural),
dan Active strato (vulkanik). Identifikasi simbol garis berupa Abandoned (fluvial), Median
(glasial), Cuesta scrap distinct (struktural), dan Dike (vulkanik). Identifikasi simbol area berupa
Nebka (aeolin), On slope (denudasi), Frashwater swamp (fluvial), Carvenous zone (glasial),
Coral reef (marine), Karst border plain (solusional). Hasil identifikasi tersebut disusun dan
dimuat pada ArcGIS menjadi suatu informasi simbologi yang dilengkapi legenda (Lampiran
2).
Proses pembuatan simbol digital hingga pemuatan dilakukan dengan beberapa tahapan,
baik dari pembuatan simbol melalui Canva hingga input simbol melalui ArcGIS (Lampiran 3).
Proses pemuatan simbol menjadi simbol digital bermanfaat dalam implementasi penggunaan
peta geomorfologi dalam berbagai informasi keruangan yang lebih mudah. Kekurangan yang
menjadi probabilitas adanya kendala pada pemuatan simbol digital berupa adanya file simbol
yang terhapus atau hilang dari penyimpanan sehingga mengakibatkan adanya pengulangan
pemuatan simbol.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum pengenalan jenis dan simbol geomorfologi adalah
sebagai berikut.
1. Simbol yang digunakan pada peta geomorfologi, yaitu titik, garis, dan area. Aturan
simbologi yang digunakan berupa Sistem Pemetaan ITC. Identifikasi simbol titik berupa
simbol Blow-out hollow (eolin), Pass (denudasi), Dead black (marine), Karst spring
(solusional), Dip and strike vertical (struktural), dan Active strato (vulkanik).
Identifikasi simbol garis berupa Abandoned (fluvial), Median (glasial), Cuesta scrap
distinct (struktural), dan Dike (vulkanik). Identifikasi simbol area berupa Nebka
(aeolin), On slope (denudasi), Frashwater swamp (fluvial), Carvenous zone (glasial),
Coral reef (marine), Karst border plain (solusional).
2. Jenis sistem pemetaan geomorfologi bermacam-macam, yaitu IGU Unified Key, GMK,
ITC, ARAG, IGUL, dan British Geomorphological Maps yang memiliki simbol
berbeda-beda. Sistem pemetaan geomorfologi yang sering digunakan, yaitu Sistem
Pemetaan ITC. Sistem pemetaan ITC menekankan pada proses geomorfo yang
menentukan unit landscape pada peta.
3. Bentuk Peta geomorfologi berbeda dengan peta geologi dan peta tanah. Peta
geomorfologi mencakup umur, genesis, morfologi, dan morfometri. Peta geomorfologi
terdiri dari dua jenis yaitu peta basic dan peta derivative.

Daftar Pustaka
Boyer, L. (1981). Generalization in Semi–Detailed Geomorphological Mapping, ITC Journal,
1981 1-1, The Netherland.
Demek, H. and C. Embelton. (1978). Guide to medium-scale geomorphological mapping. IGU
Comision on Geomorphological Survey and Mapping, E. Schweizerbart, Stuggart, 348 pp.
(+90 pp. Anex and 5 coloured maps).
Lovianisa, Lia dan Noorhadi Rahardjo. (2017). Visualisasi Data Titik, Garis, dan Luasan dalam
Bentuk Peta dengan Simbol Tipografi. Diakses pada 28 Februari 2022 melalui laman
https://media.neliti.com/media/publications/228762-visualisasi-data-titik-garis-
danluasan-cb0650e9.pdf
Thornbury. (1970). Principle Of Geomorfoogi. New York : John Willey and Sons, INC.
Van Zuidam. (1979). Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photograph. Netherland:
ITC.
Verstappen, H., & Van Zuidam, R. (1968). ITC textbook of Photo-Interpretation, VII:2 –ITC
System of Geomorphological Survey. Netherlands: ITC.
Verstappen, H. (1970). Introduction to the ITC system of geomorphological survey. Koninlijk
Nederlands Aardijkkundig Genootschap, Geografisch Niewe Reeks, 4.1. 85-91.
Verstapen, H. (1983). Applaid Geomorphology : Geomorphological Surveys For Inveromental
Development. Amsterdam : Elvisier.

Anda mungkin juga menyukai