Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI (GEL0102)
ACARA 7-8
BENTUK LAHAN ASAL PROSES DENUDASIONAL DAN SOLUSIONAL

Disusun Oleh
Nama : Hani Verdiant
NIM : 21/476974/GE/09561
Waktu : Rabu, 20 April 2022
Asisten Praktikum : 1. Eunike Olivia
2. Fatih Akmal Al

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
Nama : Hani Verdiant Nilai
NIM : 21/476974/GE/09561
Asisten : 1. Eunike Olivia
2. Fatih Akmal Al
Hari Praktikum : Rabu Waktu: 11.15 WIB

Acara 7-8
Bentuk Lahan Asal Proses Denudasional dan Solusional

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mampu mengenali dan menganalisis berbagai macam mekanisme proses denudasional.
2. Mampu membuktikan keberadaan bentukan-bentukan asal proses denudasional yang
dihasikan melalui pengamatan hasil proses, baik melalui pengamatan pada peta topografi,
foto udara, citra satelit, maupun pengamatan di lapangan.
3. Mampu mengenali dan menganalisis berbagai macam mekanisme proses solusional.
4. Mampu membuktikan keberadaan bentukan-bentukan asal proses solusional yang dihasikan
melalui pengamatan hasil proses, baik melalui pengamatan pada peta topografi, foto udara,
citra satelit, maupun pengamatan di lapangan.

Cara Kerja
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Komputer atau laptop
2. Perangkat lunak untuk mendeliniasi citra
3. Kertas gambar
4. Alat tulis (pensil, penghapus, drawing pen, dan pensil warna )
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Citra SRTM kenampakan bentang lahan denudasional di India
2. Potongan citra SRTM kenampakan bentang lahan solusional
3. Bahan bacaan mengenai bentuk lahan denudasional dan solusional
Cara kerja pada praktikum ini adalah seperti tergambar dalam skema berikut ini.

Gambar 7.0 Skema Langkah Kerja


Hasil dan Pembahasan
Hasil dari praktikum ini adalah :
1. Peta tentatif bentuk lahan asal proses denudasional (Terlampir).
2. Tabel hasil pengamatan bentuk lahan asal proses denudasional (Terlampir).
3. Peta tentatif bentuk lahan asal proses solusional (Terlampir).
4. Tabel hasil pengamatan bentuk lahan asal proses solusional dari citra (Terlampir).
5. Tabel bentuk lahan asal proses eksokarst dan endokarst (Terlampir).
Pembahasan
Bentuklahan asal proses denudasional merupakan bentuk lahan yang terbentuk akibat
proses yang menyebabkan hilangnya relief permukaan bumi yang telah terbentuk sebelumnya,
dimana proses tersebut dapat terjadi baik secara mekanik maupun kimia (Goudie, 2006). Proses
denudasional merupakan kombinasi dari kejadian pelapukan, erosi, serta gerak massa batuan,
yang terjadi secara terus-menerus (Huggett, 2011). Pelapukan merupakan proses perubahan
pada batuan atau mineral oleh adanya mekanisme kimia, fisik, maupun biologis, sehingga
menyebabkan pecahnya batuan atau mineral tersebut. Material hasil pecahnya batuan tersebut
kemudian tererosi, dan ketika massa material yang terangkut sangat masif akan menjadi gerak
massa batuan (Gregory, 2010). Pengendapan juga memiliki peranan didalam bentuklahan asal
proses denudasional ini (Suharini dan Palangan, 2014). Gerakan massa merupakan gerakan
material pembentuk lereng ke arah bawah, yang dapat terdiri dari tanah, batu, timbunan buatan
atau campuran dari material lain (Arisanty, et al, 2009). Gerakan massa tersebut disebabkan
oleh gaya-gaya gravitasi dan getaran atau gempa.
Dalam menganalisis bentuklahan dapat dilihat dari aspek geomorfologi setiap bentukan
lahan yang ada. Beberapa aspek yaitu aspek morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan
morfoaransemen. Aspek morfologi merupakan aspek yang menjelaskan mengenai bentuk
kenampakan. Aspek morfologi dibagi menjadi dua yaitu aspek morfografi yang menjelaskan
secara deskriptif kenampakan yang ada dan aspek morfometri yang menjelaskan secara
kuantitafif. Aspek morfogenesa merupakan aspek mengenai asal usul terbentuknya suatu
bentuklahan. Aspek morfogenesa dibagi menjadi tiga yaitu aspek morfostruktur aktif yang
mengenai proses dinamik secara endogen dan tektonisme , aspek morfostruktur pasif yang
terkait dengan pelapukan maupun erosi, dan aspek morfodinamik yang mengenai proses
dinamik eksogen. Aspek morfokronologi yang terkait dengan umur suatu bentuklahan. Aspek
morfokronologi yang menjelaskan umur batuan. aspek morfoaransemen yang mengenai tatanan
keruangan suatu bentuklahan.
Pada bentuklahan asal proses denudasional pada citra foto udara India (Gambar 7.1),
terdapat beberapa bentuklahan asal proses denudasional yang diidentifikasi melalui interpretasi
citra diantaranya adalah perbukitan denudasional, kipas kolovial, gawir, inselberg atau
perbukitan terisolasi dan paneplain. Perbukitan denudasional tampak berbukit dengan relief
sangat kasar karena proses pelapukan, erosi, dan gerakan masa yang terjadi terus menerus.
Kipas kolovial berbentuk seperti kipas dengan yang berasosiasi dengan kaki bukit, terbentuk
karena proses erosi di bagian atas bukit dan sedimentasi di bagian kakinya dan kemiringannya
landai. Gawir merupakan terbing terjal yang memiliki lereng curam dan memanjang karena
hasil proses pelapukan dan erosi. Inselberg atau bukit terisolasi merupakan hasil pelapukan dan
erosi dari bentuk lahan sebelumnya yang menyisakan bentuk lahan bukit membulat yang jauh
dari bukit-bukit lainnya. Paneplain merupakan dataran landai yang hampir datar karena proses
erosi sudah terjadi terus menerus.
Bentuk lahan asal proses solusional merupakan bentuk lahan yang terbentuk pada
daerah berbatuan karbonat sebagai hasil dari proses pelarutan batuan tersebut. Lahan tempat
terjadinya proses tersebut dinamakan karst (Haryono dan Adji, 2017). Semakin tinggi
kandungan karbonat, semakin mudah bentuk lahan tersebut untuk berkembang. Selain itu curah
hujan yang tinggi juga mempercepat terbentuknya bentuk-bentuk lahan asal proses solusional
karena pelarutan pada batuan karbonat terjadi lebih cepat.
Bentuk lahan asal proses soluasional yang dapat diamati dari citra strm adalah dolina,
polje, bukit karst, danmulut goa. Bentuklahan karst yang sangat mudah dikenali pada citra
adalah kubah/bukit karst. Bentuklahan tersebut merupakan hasil dari sisa proses pelarutan atau
dapat disebut juga sebagai proses residual from. Kubah/bukit karst merupakan bentuklahan
yang menjadi ciri dari bentanglahan karst. Bentuklahan kubah/bukit karst memiliki ketinggian
yang seragam dan dipisahkan oleh cockpit. Perkembangan bukit-bukit karst berawal dari proses
pelarutan yang terkonsentrasi pada satu titik atau di sepanjang kekar/sesar kemudian
membentuk cekungan cekungan tertutup serta lembah-lembah kering (Haryono, 2000).
Terdapat doline dan polje sebagai bentuklahan cekungan yang terbentuk akibat proses
solusional atau pelarutan (Gambar 8.1). Doline dan polje terbentuk akibat proses pelarutan
hingga menjadi cekungan sebagai proses lanjut dari solusional, begitu pula dengan mulut gua
sebagai proses lanjut solusional dan menjadi penghubung antara eksokarst dan endokarst pada
pengamatan citra (Tabel 8.2). Bentuklahan solusional terbentuk pada zaman karbon bawah atau
sekitar 300 – 400 juta tahun yang lalu. Identifikasi morfokronologi tersebut ditentukan
berdasarkan kenampakan krst yang disusun oleh batuan tua. Selain itu, bentuklahan yang
terdapat dalam kenampakan tersebut merupakan hasil sisa dari proses pelarutan yang
membutuhkan jangkauan waktu sangat panjang.
Klasifikasi bentukan lahan solusional secara morfologi dibedakan menjadi dua yaitu
endokarst dan eksokarst. Endokarst merupakan bentuklahan solusional yang terdapat di bawah
permukaan tanah atau lorong dimana didalamnya sering terbentuk ornamen gua pada atap
maupun dinding gua. Contohnya adalah stalaktit, stalakmit, dan sungai bawah tanah. Stalakmit
merupakan endapan pada dasar lantai gua yang terbentuk dari tetesan larutan yang mengandung
karbonat kemudian terakumulasi secara vertikal dari bawah keatas. Stalaktit merupakan
bentukan runcing vertikal yang ada diatas langit-langit gua yang berasal dari tetesan air yang
mengandung karbonal kemudian menjadi mengeras. Sungai bawah tanah merupakan sungai
yang mengalir di bawah tanah yang terbentuk karena adanya akumulasi air pada dasar lapisan
karst yang masuk melalui rekahan batuan karbonat. Polje merupakan cekungan atau lembah
tertutup luas dan memanjang di daerah topografi karst yang mempunyai dasar mendatar,
dinding sekelilingnya terjal. Sedangkan eksokarst merupakan bentukan yang berada diatas
permukaan bumi. contohnya, doline, polje, dan menara karst. Polje merupakan cekungan atau
lembah tertutup luas dan memanjang di daerah topografi karst yang mempunyai dasar
mendatar, dinding sekelilingnya terjal. Menara karst merupakan bukit sisa pelarutan dan erosi
yang berbentuk menara dengan lereng yang terjal dan tegak atau menggantung, dan terpisah
satu sama lain. Doline adalah depresi alami permukaan yang muncul akibat terjadi akibat aliran
air di bawah tanah di daerah karst sebagai hasil proses pelarutan batu kapur sehingga membuat
cekungan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Bentuk lahan asal proses denudasional terbentuk karena hilangnya bentuk permukaan bumi
sebelumnya karena proses pelapukan, erosi, dan gerak masa.
2. Keberadaan bentukan-bentukan asal proses denudasional diamati berdasarkan betuk dan
teksturnya. Perbukitan denudasional berelief, kipas kolovial berbentuk seperti kipas, gawir
merupakan terbing terjal memanjang, inselberg atau bukit terisolasi berbentuk bukit
membulat dan paneplain berupa dataran landai.
3. Bentuk lahan asal proses solusional terbentuk pada batuan karbonat yang mudah terlarut
dengan air.
4. Keberadaan bentukan-bentukan asal proses solusional diamati berdasarkan betuk dan
teksturnya. Dolina membentuk cekungan, polje merupakan cekungan yang luas, perbukitan
karst bertekstur kasar, dan kubah karst berbentuk seperti kubah.

Daftar Pustaka

Goudie, A. S. (Ed.). (2006). Encyclopedia of geomorphology. New York: Routledge (Taylor &
Francis Group).
Gregory, K. J. (2010) The earth’s land surface: Landforms and processes in geomorphology.
London: SAGE Publications.
Haryono, E., & Adji, T. N. (2017). Bahan ajar geomorfologi dan hidrologi karst. Yogyakarta:
Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi.
Huggett, R. J. (2011). Fundamentals of geomorphology. 3rd edition. Abingdon: Routledge
(Taylor & Francis Group).
Suharini, E. dan Palangan, A. (2014). Geomorfologi : Gaya, proses, dan bentuk lahan.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Lampiran 1

PETA TENTATIF BENTUK LAHAN


ASAL PROSES DENUDASIONAL

U
Skala 1 : 70.000*
0 0,7 1,4 2,1 km

*Skala dari citra yang dikecilkan

Keterangan
Perbukitan Denudasional
Kipas Kolovial
Gawir
Inselberg
Paneplain

Dibuat Oleh
Hani Verdiant- 21/476974/GE/09561

Sumber : Citra SRTM Kenampakan


Bentang Lahan Denudasional di India

Laboratorium Geomorfologi
Lingkungan dan
Mitigasi Bencana
Fakultas Geografi, UGM

Gambar 7.1 Peta Tentatif Bentuklahan Asal Proses Denudasional


Lampiran 2

Tabel 7.2 Hasil Pengamatan Bentuk Lahan Asal Proses Denudasional

No Kenampakan Gambar Keteranagan

Morfografi : Berbukit dan


bergelombang.
Morfometri : Kemirigan lereng

(Sketsa perbukitan antara 15-55%


Perbukitan danudasional) Morfstruktur pasif : tektonisme
1.
Denudasional Morfostruktur aktif : Pelapukan
Morfodinamik : Erosi,
sedimentasi, mass wasting
Morfoaransemen : Bentang lahan
usia dewasa

(Kenampakan pada citra)

Morfografi : Endapan yang


membentuk seperti kipas, lereng
(Sketsa kipas kolovial)
landai
2. Kipas Kolovial
Morfostruktur aktif : Erosi
Morfodinamik : Sedimentasi
Morfoaransemen : Kaki lereng

(Kenampakan pada citra)


Morfografi : Dinding terjal
memanjang dan berkelok
Morfostruktur aktif : Pelapukan
3. Gawir (Sketsa gawir)
Morfodinamik : Erosi
Morfoaransemen : Jajaran
perbukitan

(Kenampakan pada citra)

Morfografi : Bukit
membulat/dome
Morfostruktur aktif : Pelapukan
4. Inselberg (Sketsa Inselberg) Morfodinamik : Erosi
Morfoaransemen : Di daerah
perbukitan denudasional usia
dewasa, hampir datar.

(Kenampakan pada citra)


Morfografi : Membentuk dataran
landai hingga datar
Morfostruktur aktif : Pelapukan
5. Paneplain Morfodinamik : Erosi dan
sedimentasi
Morfoaransemen : Bentang lahan
(Sketsa Paneplain) usia tua
(Kenampakan pada citra)
Lampiran 3

PETA TENTATIF BENTUK


LAHAN ASAL PROSES
SOLUSIONAL

Keterangan :
Doline
Polje
Mulut Gua
Bukit Karst

Dibuat Oleh
Hani Verdiant-
21/476974/GE/09561

Sumber : Citra Kenampakan


Bentang Lahan Solusional 2

Laboratorium Geomorfologi
Lingkungan dan Mitigasi Bencana
Fakultas Geografi, UGM

Gambar 8.1 Peta Tentatif Bentuklahan Asal Proses Solusional


Lampiran 4

Tabel 8.2. Hasil Pengamatan Bentuklahan Asal Proses Solusional.

No. Kenampakan Gambar Keterangan


1. Doline Morfologi: cekung

Morfogenesis:
morfostruktur
pasif-
pengendapan,
morfodinamik-
erosi

Morfoaransemen: pada
dataran karst
(Kenampakan pada citra)
Morfokronologi: kuarter

(Sketsa doline)
2. Bukit Karst Morfologi: landai sampai
curam
Morfogenesis:
morfostruktur aktif-
retakan & patahan,
morfostruktur pasif-
pelarutan
Morfoaransemen:
bentang alam karst,
terdapat cockpit
Morfokronologi: karbon
(Kenampakan pada citra) bawah

(Sketsa bukit karst)


3. Polje Morfologi: cekung
Morfogenesis:
morfostruktur pasif-
pengendapan,
morfodinamik-erosi
Morfoaransemen: pada
dataran karst
Morfokronologi: kuarter

(Kenampakan pada citra)

(Sketsa polje)
4. Mulut Gua Morfologi: landai
Morfogenesis:
morfostruktur aktif-
retakan & patahan,
morfostruktur pasif-
pelarutan
Morfoaransemen:
bentang alam karst,
sungai bawah tanah
Morfokronologi: karbon
bawah
(Kenampakan pada citra)

(Sketsa mulut gua)

Anda mungkin juga menyukai