Anda di halaman 1dari 6

BAB VIII

PENGENALAN GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI CITRA


PENGINDRAAN JAUH

VIII.1. Geomorfologi
Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Adapun
bentangalam (landscape) didefinisikan sebagai panorama alam yang disusun oleh
elemen elemen geomorfologi dalam dimensi yang lebih luas dari terrain,
sedangkan bentuk-lahan (landforms) adalah komplek fisik permukaan ataupun
dekat permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.
Pada dasarnya geomorfologi mempelajari bentuk bentuk bentangalam;
bagaimana bentangalam itu terbentuk secara kontruksional yang diakibatkan oleh
gaya endogen, dan bagaimana bentangalam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh
luar berupa gaya eksogen seperti pelapukan, erosi, denudasi,sedimentasi. Air,
angin, dan gletser, sebagai agen yang merubah batuan atau tanah membentuk
bentang alam yang bersifat destruksional, dan menghasilkan bentuk-bentuk alam
darat tertentu (landform).
Pengaruh struktur (perlipatan, pensesaran, pengangkatan, intrusi,
ketidakselarasan, termasuk didalamnya jenis-jenis batuan) yang bersifat
kontruksional, dan proses yang bersifat destruksional (pelapukan, longsoran kerja
air, angin, gelombang, pelarutan, dan lainnya), sudah diakui oleh para ahli geologi
dan geomorfologi sebagai dua buah paramenter penting dalam pembentukan rupa
bumi. Selain itu batuan sebagai bagian dari struktur dan tahapan proses geologi
merupakan faktor cukup penting.
Selama pertengahan awal abad ini, hampir semua kegiatan riset
geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi geologi saja, dengan
menganalisa bentangalam dan bentuk-bentuk alam yang mengarah pada
kecurigaan pada unsur-unsur struktur geologi tertentu atau jenis-jenis batuan,
seperti pembelokan atau kelurusan sungai, bukit-bukit, dan bentuk-bentuk alam

70
71

lainnya. Tetapi dalam empat dekade terakhir, riset geomorfologi sudah mulai
diarahkan pada studi tentang proses-proses geomorfologi, walaupun kegiatan
interpretasi masih tetap tidak ditinggalkan dan tetap diperlukan. Selain itu
pembangunan fisik memerlukan informasi mengenai geomorfologi yang
menyangkut antara lain:
1. Geometri bentuk muka bumi
2. Proses-proses geomorfologi yang sedang berjalan beserta besaran-
besarannya, dan antisipasi terhadap perubahan bentuk muka bumi dalam
skala detail dapat mempengaruhi pembangunan.
Dengan berkembang pesatnya teknologi penginderaan jauh, seperti foto
udara, citra landsat, SPOT, radar, Ikonos, Quickbirds dan lainnya, maka
geomorfologi semakin menarik untuk diteliti, baik karena lebih mudahnya
interpretasi geologi maupun lebih jelas dan aktualnya data mengenai proses-
proses yang sedang terjadi di permukaan bumi yang diamati. Dengan demikian,
pengamatan terhadap gejala struktur (dan batuan) serta proses, adalah sangat
penting dalam menganalisa bentang alam, baik dengan cara menganalisa peta
topografi, foto udara dan citra, maupun di lapangan. Pengamatan yang baik di
lapangan maupun dilaboratorium terhadap alat bantu yang berupa peta topografi,
foto udara, citra satelit, citra radar akan membuat pembuatan peta geomorfologi
menjadi cepat dan menarik. Pembuatan peta geomorfologi tidak dapat lepas dari
skala peta yang digunakan. Pembuatan satuan geomorfologi selain berdasar
bentuk, proses maupun tahapan sangat tergantung pada skala peta yang
digunakan. Makin besar skala peta, makin banyak satuan yang dapat dibuat.
a. Proses-Proses geologi
Proses geomorfologi dibedakan menjadi dua, yaitu proses eksogen dan
proses endogen. Proses eksogen dipengaruhi oleh tenaga asal luar (dari luar
bumi) sedangkan proses endogen dipengaruhi oleh tenaga asal dalam (dari
dalam bumi). Proses geomorfologi, baik eksogen maupun endogen akan
berpengaruh terhadap bentuk muka bumi. 
Setiap proses geomorfologi di atas, masih terbagi lagi dalam beberapa
kelompok. Hasil proses eksogen dapat di bedakan menjadi 3 (tiga) yaitu
72

bentuk lahan erosional, betuk lahan deposisional, dan bentuk lahan


residual. Sedangkan hasil dari proses endogen dapat menghasilkan bentuk
bentuk lipatan, patahan, dome, dan volkan. Hasil proses eksogen dan
endogen inilah yang selanjutnya membentuk premukaan lahan yang dapat
kita lihat sekarang ini. Berikut ini penjelasan tentang proses geomorfologi
yang mempengaruhi premukaan bumi.[Thornburry : 34-37]
1. Proses eksogen
a. Degradasi, adalah proses yang menyebabkan turunnya permukaan
bumi. Degradasi ini meliputi pelapukan (deintegrasi,
dekomposisi), gerak masa batuan atau mass-wasting,dan erosi.
b.  Agradasi, adalah proses yang menyebabkan naiknya permukaan
bumi. Penyebab terjadinya agradasi adalah proses sedimentasi,
deposisi oleh air, maupun proses angina
c. Aktivitas organisme, adalah semua aktivitas dari makhluk hidup
(manusia, hewan, dan tumbuhan) yang mempengaruhi bentuk
permukaan bumi.
2. Proses endogen
a. Diastrofisme adalah proses pengangkatan permukaan bumi, meliputi:
b. Epirogenesa, yaitu semua gerakan yang mempengaruhi sebagian
atau seluruh benua atau pada wilayah yang luas dengan proses yang
lambat. Epirogenesa positif apa bila permukaan bumi seakan turun
dan epirogenesa negatif apabila permukaan bumi seakan naik.
c. Orogenesa, yaitu proses pengangkatan permukaan bumi pada daerah
sempit atau dapat dikatakan sebagai proses pembentuk pegunungan,
dengan proses yang cepat.
3. Vulkanisme Merupakan gejala atau fenomena yang berhubungan dengan
kegiatan penerobosan magma kepermukaan bumi beserta gejala-gejala
yang menyertainyasehingga membentuk gunung api (volcano).
73

b. Bentang alam
1. Bentang alam Struktural.
Bentang alam yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen yaitu tenaga
yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya tekanan pada
lempeng/ kerak bumi. Akibat tekanan tersebut, timbulnya lipatan dan
atau patahan. Lipatan terjadi apabila tenaga endogen tersebut tidak
melebihi daya tahan material terhadap adanya tekanan sedangkan
patahan terjadi apabila tenaga endogen tersebut melebihi besarnya daya
tahan material tersebut. Dalam struktur geologi antara lain dipelajari:
bentuk lipatan dan patahan dengan perkembangannya. Bentuk-bentuk
lipatan dibedakan menjadi sinklinal dan antiklinal.
2. Bentang alam Vulkanis.
Volkanisme adalah proses masuknya magma ke permukaan bumi. semua
fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan magma dari dalam
bumi menuju ke permukaan bumi yang menghasilkan bentukan yang
cenderung positif di permukaan bumi yang disebut sebagai bentukan
volkanik. Gerakan magma ini dari pusat bumi naik mendesak kerak
bagian atas, membentuk igir baik yang terjadi di daratan maupun di
lautan. Karakteristik morfologi dari bentuklahan asal volkanik ini
dicerminkan dari pola kontur dan pola aliran yang umumnya, berpola
aliran radial sentrifugal, yaitu pola aliran menyebar yang berasal dari
satu pusat.
3. Bentang alam Fluvial.
Bentuklahan asal proses fluvial adalah semua bentuklahan yang terjadi
akibat adanya proses aliran baik yang terkonsentrasi yang berupa aliran
sungai maupun yang tidak terkonsentrasi yang berupa limpasan
permukaan. Akibat adanya aliran air tersebut maka akan terjadi
mekanisme proses erosi, transportasi, dan sedimentasi.
4. Bentang alam Marin.
Bentang alam yang dihasilkan oleh aktivitas laut yaitu oleh adanya
gelombang dan arus laut. Akibat keberadaan gelombang (wave) dan arus
74

(current) akan menghasilkan bentuklahan asal marin baik bentukan


erosional (seperti, dinding terjal) maupun bentukan deposisional (seperti:
delta, betinggisik, sediment marin, tombolo, dan spit).
5. Bentang alam Solusional.
Bentang alam proses solusional terbentuk akibat proses pelarutan batuan
yang terjadi pada daerah berbatuan karbonat tertentu. Tidak semua
batuan karbonat terbentuk topografi karst. Faktor lain adalah: terletak
pada daerah tropis basah, dengan topografi tinggi, dan vegetasi penutup
cukup rapat. Bentukan hasil proses solusional ini pada dasarnya ada 3
(tiga) macam, yaitu bentuk solusional (seperti: dolin, uvala, polye),
bentuk sisa/ residual (seperti kubah karst, menara karst), dan bentukan
deposisional (seperti: stalaktit, stalakmit, dataran aluvial).
6. Bentang alam Eolin.
Bentang alam yang dihasilkan oleh gerakan udara (angin). Angin
merupakan salah satu agen yang menyebabkan proses erosi setelah air,
gelombang, dan es. Bentuklahan ini umumnya berkembang di daerah
beriklim kering (arid). Angin hanya mengangkut material yang ringan
dengan besar butir paling kecil, sehingga bentuklahan asal eolin ini
tersusun atas materi lepas-lepas dengan tekstur halus.
Contoh: gumuk pasirdan Loess.
7. Bentang alam Denudasional
Merupakan semua proses yang mengakibatkan terjadinya pengikisan
permukaan bumi sehingga akan terjadi bentukan yang lebih rendah dan
proses tersebut akan terhenti apabila permukaan bumi telah mencapai
level dasar yang sama dengan permukaan di sekitarnya (base level).
Proses denudasional sangat terkait pada proses pelapukan, erosi dan
gerak massa batuan. Bentuklahan yang dihasilkan berupa pegunungan
denudasional terkikis, perbukitan denudasional terkikis, perbukitan
terisolasi, peneplain, lereng kaki rombakan, dinding terjal, kipas
koluvial, kerucut koluvial, dan lahan kritis.
75

VIII.2. Geologi Citra Pengindraan Jauh


VIII.2.1. Pengertian
GeologiCitra penginderaan jauh (Remote sensing geology) adalah ilmu
pengetahuna yang mempelajari geologi menggunakan citra (image) hasil dari
penginderaan jarak jauh. sebagai suatu metoda untuk mengenal dan menentukan
obyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut.
Banyak pakar memberi batasan, penginderaan jauh hanya mencakup pemanfaatan
gelombang elektromaknetik saja, sedangkan penginderaan yang memanfaatkan
sifat fisik bumi seperti kemaknitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam
klasifikasi ini. Namun sebagian pakar memasukkan pengukuran sifat fisik bumi
ke dalam lingkup penginderaan jauh. Di bawah ini akan disinggung secara singkat
mengenai gelombang elektromaknit, pembagian dalam selang panjang gelombang
(spectral range), mengapa dipakai dalam sistim perekaman citra dan bagaimana
responnya terhadap benda di permukaan bumi.
Foto udara merupakan foto permukan bumi yang di perolaeh dari pesawat
udara, pesawat terbang, balon udara, dan satelit.
VIII.2.2. Macam-macam Citra Pengindraan jauh
a. Citra foto
Citra foto adalah citra yang di peroleh dengan menggunakan alat
pengindraan berup kamera. Citra foto di bagi menjadi beberapa macam
yaitu berdasarkan:
1. Spektrum elektromagnetik
2. Kedudukan sumbu kamera
3. Sudut medan pandang kamera
4. Jumlah lensa atau jumlah kameranya
b. Citra Nonfoto
Citra Nonfoto adalah citra yang di peroleh dengan menggunakan alat
pengindraan bukan kamera dan umumnya menggunakan spectrum radar,
bagian bagian spectrum tampak mata dan merah infra termal.

Anda mungkin juga menyukai