PENDAHULUAN
I.1.
Pengertian
Pada hakekatnya, Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
mahasiswi maupun mahasiswa yang mengikuti praktikum ini mengerti dalam hal
mengklasifikasi macam-macam bentang alam berdasarkan proses terjadinya.
I.3.
Metode Penulisan
1. Studi Pustaka
Data-data penulisan laporan ini diambil dari internet dan referensireferensi lainnya.
2. Observasi lapangan
Data-data penulisan laporan ini juga turut diambil dari data-data
langsung dari lapangan.
I.4.
1.
2.
3.
4.
5.
I.5.
BAB II
BENTANG ALAM DENUDASIONAL
II.1.
Pengertian
Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup
tanah, dan pengikisan (erosi). Hal ini diartikan bahwa denudasional merupakan
kesatuan dan proses pelapukan, gerakan massa, erosi dan kemudian diakhiri
dengan proses pengendapan.
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu
batuan pada atau dekat dengan permukaan bumi (tidak termasuk erosi dan
pengangkutan hasil perubahan itu). Ketika batuan tersingkap, mereka akan
menjadi subjek dari semua hasil proses pemisahan atau dekomposisi batuan insitu.
Pemisahan batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika,
organisme, ataupun kombinasi dari ketiganya.
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya
dipengaruhi oleh : sort atau pemilahan, iklim, topografi atau morfologi, proses
geomorfologi, vegetasi dan tata guna lahan.
Pada iklim lembab dan hangat, yang dominan adalah pelapukan kimia.
Pada kondisi iklim kering pada musim baik kemarau maupun penghujan, akan
didominasi pelapukan fisika yang merata. Sedangkan pada zona iklim dimana
temperatur dan kelembaban dapat mendukung kehidupan organisme, pelapukan
biologislah yang mendominasi.
2. Erosi (Pengikisan)
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan
bumi hasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga
termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan
dan terbawa sepanjang aliran sebagaimana suatu arus melalui darat. Ketika arus
menjadi seragam secara relatif dan tipis, partikel dipindahkan dari permukaan
tanpa adanya konsentrasi erosi.
tanahnya
sangat
lambat
sehingga
memungkinkan
berikut:
1. Pegunungan Denudasional
Karakteristik umum unit mempunyai topografi bergunung dengan
lereng sangat curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan
tertinggi (relief) > 500 m.Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal
berbentuk V karena proses yng dominan adalah proses pendalaman lembah
(valley deepening).
2. Perbukitan Denudasional
Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng
berkisar antara 15 > 55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.
Terkikis sedang hingga kecil tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi
penutup daik alami maupun tata guna lahan. Salah satu contoh adalah pulau
Berhala, hamper 72,54 persen pulau tersebut merupakan perbukitan dengan luas
38,19 ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut adalah perbukitan
denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air laut serta erosi
sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.
batuan
(outcrop).
pegunungan/perbukitan
Kenampakan
terpisah
maupun
ini
dapat
pada
terjadi
pada
sekelompok
10
11
Kode
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
Nama BentukLahan
Perbukitan Terkikis
Pegunungan Terkikis
Bukit Sisa
Bukit Terisolasi
Dataran Nyaris
Dataran Nyaris Terangkat
Lereng Kaki
Pedimen
Piedmon
Gawir (Lereng Terjal)
Kipas Rombakan Lereng
Daerah dengan Gerak Massa Batuan Kuat
Lahan Rusak
BAB III
BENTANG ALAM STRUKTURAL
III.1. Pengertian
13
14
tenaga endogen tersebut terjadi deformasi sikap (attitude) perlapisan batuan yang
semula horizontal menjadi miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan.
Penentuan nama suatu bentuk lahan structural pada dasarnya di dasarkan pada
sikap perlapisan batuan (dip dan strike).
Dalam berbagai hal, bentuk lahan struktural berhubungan dengan
perlapisan batuan sedimen yang berbeda ketahanannya terhadap erosi.
Bentuklahan lahan struktural pada dasarnya dibedakan menjadi 2 kelompok besar,
yaitu struktur patahan dan lipatan. Kadang-kadang pola aliran mempunyai nilai
untuk struktur geologis yang dapat dilihat dari citra. Plateau struktural terbentuk
pada suatu daerah yang berbatuan berlapis horisontal, sedang cuesta dan
pegunungan monoklinal terdapat dip geologis yang nyata. Batuan berlapis yang
terlipat selalu tercermin secara baik pada bentuklahannya. Skistositas akan
berpengaruh pada bentuklahan pada daerah dengan batuan metamorfik, lebih
lanjut patahan dan retakan mempunyai pengaruh juga pada perkembangan
landform.
Dalam beberapa kasus, bentuk-bentuk struktural dipengaruhi oleh
proses-proses eksogenitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan
struktural-denudasional. Struktur-struktur geologi seperti lipatan, patahan,
perlapisan, kekar maupun kelurusan (lineaman) yang dapat diinterpretasi dari foto
udara dan peta geologi merupakan bukti kunci satuan struktural. Pola aliran
sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan anak-anak sungai
akan relatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk.
III.3. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Struktural
15
16
17
Thornbury, sudut kelerengan kurang dari 450 sedangkan menurut Stokes dan
Varnes sudut kelerengannya kurang dari 200. Cuesta memiliki kelerengan fore
slope yang lebih curam sedangkan back slope relatif landai pada arah
sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.
b. Hogback.
Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut
lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 450 (Thornbury, 1969, p.133).
sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 200.
Hogback memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama
sehingga terlihat simetri.
3. Bentang alam dengan Stuktur Lipatan
Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami
gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian
punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut sinklin.
Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan
menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal
ini arah kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah
dengan bagian garis kontur.
4. Struktur antiklin dan sinklin
Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas
kenampakan fore slope atau antidip slope dan back slope atau dipslope yang
terdapat secara berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing
scarp), maka terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling
berhadapan adalah back slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola pengaliran
yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis.
18
ini
merupakan
kelanjutan
atau
perkembangan
dari
pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan
antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah
antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka
disebut sebagai lembah sinklin menunjam.
6. Struktur lipatan tertutup
a. Kubah
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
1) Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah
dalam).
2) Mempunyai pola kontur tertutup.
3) Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia
muda.
4) Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola
penyaluran annular.
b.
Cekungan
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
1) Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah
dalam).
2) Mempunyai pola kontur tertutup.
3) Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
7. Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit
bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan
batuan. Berdasarakan arah gerak relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
19
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit
untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini
hanya akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam
struktural patahan, yaitu :
a. Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
b. Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada
posisi atau elevasi yang hampir sama.
c. Adanya kenampakan dataran atau
depresi
yang
sempit
memanjang.
d. Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang lurus dan
rapat).
e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan
dataran yang rendah.
f. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok
tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
g. Sering dijumpai kelurusan mata air pada bagian yang naik atau
terangkat.
h. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis,
concorted serta modifikasi ketiganya.
i. Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
Tabel 2. Satuan Bentuklahan Bentang Alam Struktural
Berdasarkan Klasifikasi Van Zuidam
Kode
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
Nama Bentuklahan
Blok Sesar
Gawir Sesar
Gawir Garis Sesar
Pegunungan Antiklin
Perbukitan Antiklin
Pegunungan Sinklin
Perbukitan Sinklin
Pegunungan Monoklinal
Perbukitan Monoklinal
Pegunungan Dome
20
S11
S12
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
Perbukitan Dome
Dataran Tinggi(Plato)
Kuesta
Hogback
Flat Iron
Lembah Antiklin
Lembah Sinklin
Lembah Subsekuen
Horst (Tanah Sembul)
Graben (Tanah Terban)
BAB IV
BENTANG ALAM FLUVIAL
IV.1. Pengertian
Bentang alam fluvial merupakan satuan geomorfologi yang erat
hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang
terjadi di alam, baik fisika maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan
bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan. Di sini yang
dominan adalah air yang mengalir secara terpadu atau terkonsentrasi (sungai) dan
air yang tidak terkonsentrasi (sheet water).
Tetapi alur-alur ada di lereng bukit atau gunung dan terisi air bila
terjadi hujan bukan termasuk bagian dari bentang alam fluviatil, karena alur-alur
tersebut berisi air sesaat setelah terjadinya hujan (ephemeral stream).
21
dengan
proses
fluviatil.
Proses
fluviatil
dapat
pindahnya
atau
erosi
merupakan
peristiwa
yang
dilewatinya.
3) Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya
ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope.
22
kemampuan
air
mengangkat
dan
terjadi
pada
daerah
tengah
sungai
yang
dengan
cara
23
24
25
yang banyak dan berjajar atau berderet, maka alirannya memberikan kesan
teranyam.
2. Bar Deposit
Adalah endapan sungai yang terdapat pada bagian tepi atau tengah
alur sungai. Endapan pada tengah alur disebut sebagai gosong tengah (channel
bar) sedang endapan pada tepi disebut sebagai gosong tepi (point bar)
3. Tanggul Alam (Natural Llevee)
Adalah tanggul yang terbentuk secara alamiah, hasil pengendapan
luapan banjir dan terdapat pada tepi sungai sebelah menyebelah. Material
pembentuk tenggul alam berasal dari material hasil transportasi sungai saat banjir
dan diendapkan di luar saluran sehingga membentuk tanggul-tanggul sepanjang
aliran.
4. Kipas Alluvial (Alluvial Fan)
Adalah bentang alam alluvial yang terbentuk oleh onggokan material
lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan
26
27
Kode
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
F9
F10
F11
F12
F13
F14
F15
F16
F17
F18
F19
F20
F21
V.1.
Nama Bentuklahan
Dataran Alluvial
Dasar Sungai
Danau
Rawa
Rawa Belakang
Saluran Sungai Mati
Dataran Banjir
Tanggul Alam
Ledok Fluvial
Bekas Dasar Danau
Hamparan Celah
Gosong Lengkung Dalam
Gosong Sungai
Teras Fluvial
Kipas Alluvial Aktif
Kipas Alluvial Tidak Aktif
Delta
Igir Delta
Ledok Delta
Pantai Delta
Rataan Delta
BAB V
BENTANG ALAM VULKANIK
Pengertian
Bentang
alam
vulkanik
adalah
bentang
alam
yang
proses
29
30
V.2.
31
Kilauea).
Dataran Vulkanik
Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak
topografi yang datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak
32
33
c. Kaldera
Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh
letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkan,
dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering muncul
gunung api baru.
34
Kode
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
V9
V10
V11
V12
V13
V14
V15
V16
V17
V18
V19
V20
V21
V22
V23
Nama Bentuklahan
Kepundan
Kerucut Vulkanik
Lereng Vulkanik Atas
Lereng Vulkanik Tengah
Lereng Vulkanik Bawah
Kaki Vulkanik
Dataran Kaki Vulkanik
Dataran Fluvial Vulkanik
Padang Lava
Padang Lahar
Lelehan Lava
Aliran Lahar
Dataran Antar Vulkanik
Dataran Tinggi Lava
Planezea
Padang Abu, Tuff, Lapili
Solfatar
Fumarol
Bukit Vulkanik Terdenudasi
Leher Vulkanik
Sumbat Vulkanik
Kerucut Parasiter
Baranko
BAB VI
BENTANG ALAM MARINE
VI.1. Pengertian
Geomorfologi asal marine merupakan bentuk lahan yang terdapat di
sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin
mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut
maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai
tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah.
35
vulkanisme,
diastrofisme,
perlipatan,
patahan,
dan
sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta
kegiatan organisme yang ada di laut.
VI.3. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Marine
1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab
pengikisan gelombang secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang
tersebut menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang.
Bentuk-bentuk hasil erosi :
36
37
38
pasir
di
pantai
oleh
39
Kode
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
M9
M10
Nama Betuklahan
Pelataran Pengikisan Gelombang
Tebing Terjal Dan Takik Pantai
Gisik
Beting Gisik (Bura)
Tombolo
Depresi Antar Tebing
Gumuk Pantai Aktif
Gumuk Pantai Tidak Aktif
Rataan Pasang Surut Bervegetasi
Rataan Pasang Surut Tidak Bervegetasi
BAB VII
BENTANG ALAM KARST
VI.1. Pengertian
Bentang alam karst merupakan suatu bentang alam yang terbentuk
pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief
yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam
41
tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain
sebagai mata air yang besar.
Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
42
pada
bidang
perlapisan,
sehingga
43
karena
kekar
mempertinggi
tersebut
porositas
dan
berpasangan
sehingga
permeabilitas.
Namun
atau
hancur
sehingga
proses
karstifikasi
terhambat.
2. Faktor Kimiawi
Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars
diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling
baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, dalam
proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air
ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit
larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang
mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari
tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat
(H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan
batugamping.
3. Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan
humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi
anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic,
tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan
4.
44
45
larutan
asam
sehingga
melarutkan
batugamping.
b. Bentuk-bentuk mayor, yang dapat diamati dari peta topografi atau
foto udara, yaitu :
1) Surupan (doline), yaitu depresi tertutup hasil pelarutan
dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai
beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter
dan mempunyai bentuk bundar atau lonjong.
2) Uvala, adalah gabungan dari beberapa doline.
46
memanjang
searah
jurus
perlapisan,
47
Kode
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
Nama Bentuklahan
Dataran Tinggi Karst
Lereng Dan Perbukitan Karstik
Terkikis
Kubah Karst
Bukit Sisa Karst
Dataran Alluvial Karst
Uvala, Dolina
Polje
Lembah Kering
Ngarai Karst
BAB VIII
BENTANG ALAM AEOLIAN
VIII.1. Pengertian
Bentang alam aeolian merupakan bentang alam yang terbentuk karena
aktivitas angin. Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat
penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap
tidak dapat diabaikan. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.
Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir
49
diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26
cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS,
yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat
panas dan kering. Gurun pasir lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua
yang terletak jauh dari laut atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin
laut yang lembab sehingga udar yang melewati gunung dan sampai pada daerah
tersebut adalah udara yang kering.
VIII.2. Faktor-faktor Pembentuk Bentang Alam Aeolian
Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi : erosi,
transportasi dan deposisi.
1. Erosi oleh angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi
dan abrasi atau korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan
partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh
angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan
permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
2. Transportasi oleh angin
Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan
transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan
menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus atau
debu dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara
menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini
meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
3. Pengendapan oleh angin
50
51
3) Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna hitam atau
coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal desert
varnish.
b. Bentang Alam Hasil Proses Abrasi
Bentang alam hasil proses abrasi atau korasi antara lain:
1) Ventifact
Beberapa sisa batuan berukuran bongkah berangkal yang
dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan
membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge).
Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang
mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap atau
konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang
posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah
dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah
angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai
kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang
banyak.
2) Polish
Polish ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir
halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast)
atau yang mengandung silt (silt blast) yang mempunyai kekuatan
lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada
kwarsit akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.
3) Grooves
Angin yang mengadung pasir dapat juga menggosok dan menyapu
permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai
grooves. Pada daerah kering, alur yang demikian itu sangat jelas.
52
53
atau
merupakan
berbentuk
dune
yang
parabola.
berbentuk
Bentuk
ini
Gambar 14. Sketsa tranversal dune, parabollic dune, dan longitudinal dune
(Selby. M.J. 1985)
4) Barchan Dune
Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tak dibatasi
oleh topografi/tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu
tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas
batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma
dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta
mempunyai puncak dan sayap.
b. Loess
Daerah yang luas tertutup material-material halus dan lepas
disebut Loess. Beberapa endapan loess yang dijumpai di Cina barat
mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Sedangkan di
54
Kode
A1
A2
Nama Bentuklahan
Punggungan/Bukit Gumuk Pasir
(Sand Dunes, Barchan Dunes)
Dataran Gurun
55
BAB IX
BENTANG ALAM GLASIAL
IX.1. Pengertian
Bentang alam glasial merupakan bentang alam yang terbentuk karena
pengaruh gletser. Gletser merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan
mampu bergerak karena pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang
mengalami kompaksi dan rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat
setelah melewati beberapa periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak
melebur atau hilang. Ada 2 (dua) tipe bentang alam glasial :
1. Alpine Glaciation terbentuk pada daerah pegunungan.
2. Continental Glaciation bila suatu wilayah yang luas tertutup
gletser.
Benua Antartika menyimpan lebih dari 85 % cadangan es dunia, 10 %
berada di Greenland dan 5 % sisanya tersebar di tempat lain di seluruh dunia. Dari
fakta ini dapat disimpulkan bahwa Antartika menyimpan cadangan air dunia
dalam jumlah besar, sehingga bila es di Antartika meleleh maka muka air laut
akan meningkat 60 meter (200 feet) yang dapat mngakibatkan banjir dan daratan
tenggelam.
IX.2. Faktor-faktor Pembentuk Bentang Alam Glasial
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada
musim panas sangat kecil. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktorfaktor pendukung sebagai berikut :
1. Tingginya tingkat presipitasi
57
58
erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi maka
mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit.
b. Hanging valley
Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan
hanging valley yang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses
glasial membentuk lembah menjadi lurus dan memperhalus dinding
lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong
menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi
glasial.
c. Rock basin lake
Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan
sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya, digantikan es dan
ketika melelh kembali terbentuk rock basin lake.
d. Cirques
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi
gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena
proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah.
e. Bergschrund
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke
valley glacier lalu jatuh ke crevasse.
f. Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong atau ada
bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.
g. Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan
pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena proses
frost wedging.
h. Crevasses
Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit)
disebut closed crevasses.
2. Bentang Alam Glasial Karena Proses Pengendapan Gletser
a. Till
59
60
Kode
G1
G2
G3
G4
G5
Nama Bentuklahan
Perbukitan/Dataran Morena
Dataran Teras Glasial
Lembah Cirques
Lembah Aliran Glasial (Termasuk Lembah
Gantung)
Panggungan Arete
BAB X
PRAKTIKUM LAPANGAN GEOMORFOLOGI
X.1.
Lokasi Pengamatan 1
1.A.
2013, pukul 10.08 WIB. Lokasi pengamatan 1 berada di lereng bukit yang secara
administratif berada pada Dusun Kasihan, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lokasi pengamatan 1 dapat
ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebih 2 jam dari Kampus 2 Institut
Sains dan Teknologi AKPRIND ke arah tenggara.
1.B.
Sesar
62
Hari/Tanggal
Cuaca
: Cerah
Vegetasi
Morfologi
: Kaki bukit
Litologi
: Batuan gamping
Slope
: 380
Strike / Dip
: N 520 E / 140
Jenis Batuan
Warna Segar
: Putih kecoklatan
Warna Lapuk
: Coklat muda
Struktur
: Masif
Tekstur
: Kristalin
Komposisi Mineral
: Karbonat
63
Petrogenesa
64
X.2.
Lokasi Pengamatan 2
2.A.
2013, pukul 13.20 WIB. Lokasi pengamatan 2 berada di pinggiran sungai Opak
yang secara administratif berada pada Dusun Gadingkedaton, Kecamatan Kretek,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lokasi
pengamatan 2 dapat ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebih 15 menit
dari lokasi pengamatan 1 ke arah barat.
2.B.
Point Bar
Hari/Tanggal
Cuaca
: Cerah
65
Vegetasi
: Jarang
Morfologi
berupa
material lepas. Ukuran butir : pasir bongkah. Stadia sungai : dewasa menjelang
tua. Penampang sungai berbentuk huruf U.
2.C.
66
X.3.
Lokasi Pengamatan 3
3.A.
2013, pukul 14.19 WIB. Lokasi pengamatan 3 berada di kaki bukit yang secara
administratif berada pada Dusun Canaklag, Kecamatan Gunung Kidul, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lokasi pengamatan 3 dapat
ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebih 30 menit dari lokasi
pengamatan 2 ke arah tenggara.
3.B.
67
Hari/Tanggal
Cuaca
: Cerah
Vegetasi
: Jarang
Morfologi
: Batuan gamping
Slope
: 350
3.C.
68
X.4.
Lokasi Pengamatan 4
4.A.
2013, pukul 15.50 WIB. Lokasi pengamatan 4 berada di kaki bukit yang secara
administratif berada pada Dusun Baran, Kecamatan Gunung Kidul, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lokasi pengamatan 3 dapat
ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebih 30 menit dari lokasi
pengamatan 3 ke arah timur laut.
4.B.
Cekungan
Depresi
Hari/Tanggal
Cuaca
: Berawan
69
Vegetasi
Morfologi
: Perbukitan, Doline
Litologi
4.C.
70
X.5.
Lokasi Pengamatan 5
5.A.
2013, pukul 17.03 WIB. Lokasi pengamatan 5 berada di gumuk pasir yang secara
administratif berada pada Daerah Parangtritis, Kecamatan Gunung Kidul,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun lokasi
pengamatan 5 dapat ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebih 30 menit
dari lokasi pengamatan 4 ke arah barat daya.
5.B.
Bukit Pasir
Gumuk Pasir
Gambar 22. Bukit Pasir & gumuk Pasir pada Bentang Alam di Lokasi Pengamatan 1
(Penulis, 2013)
Hari/Tanggal
Cuaca
: Berawan
71
Vegetasi
Morfologi
gunung berapi, terhanyut, lalu dilepas atau dibuang di muara sungai Opak yaitu
pantai Depok. Kemudian dibawa oleh agen atau media angin pantai lalu terhalang
vegatasi sehingga terbentuk gumuk-gumuk pasir.
5.C.
BAB XI
KESIMPULAN
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan, mendefinisikan,
serta menjabarkan bentuk lahan dan proses-proses yang mengakibatkan
terbentuknya lahan tersebut, serta mencari hubungan antara proses-proses dalam
susunan keruangan.
Proses geomorfologi terbagi atas 2 (dua) yaitu : proes eksogen dan
proses endogen. Sifat-sifat dari proses geomorfologi bersifat membangun
(konstruktif) dan bersifat merusak (destruktif). Berdasarkan proses terjadinya,
terdapat 8 bentang alam, yaitu :
1. Bentang alam Denudasional, yaitu bentang alam yang terjadi akibat degradasi,
pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang
disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah.
69
70
DAFTAR PUSTAKA
file:///d:/tugas%20kuliah/bentuk%20lahan%20asal%20struktural.html
(diakses pada tanggal 16 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
file:///d:/tugas%20kuliah/jenis%20bentuklahan%20%28landform%29%20_%20
agnazgeograph.html (diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://11pluk.blogspot.com (diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://anakgeograf.blogspot.com/2011/12/perairan-darat.html
(diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://aryadhani.blogspot.com
(diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://belajargeografiyuk.blogspot.com/2010/03/bentang-alam-struktural-iv.html
(diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://geohazard009.wordpress.com
(diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 14.25 WIB)
http://fadi11fdf.blogspot.com
(diakses pada tanggal 18 Juni 2013, pukul 19.15 WIB)