Anda di halaman 1dari 10

1

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peta Geologi
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala, yang
menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,
stratigrafi, stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi.
Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau
gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah,
tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan
pinggir (Permana, 2022).
Pada dasarnya peta geologi merupakan kumpulan hasil yang diperoleh
dari berbagai survei lapangan. Ini juga mengapa peta geologi
diinterpretasikan dengan cara yang sama seperti geologi lapangan. Peta
geologi umumnya dibuat dengan memplot singkapan batuan dan unsur
struktur geologinya pada peta dasar (peta topografi). Pengukuran letak batuan
dan bangunan di lokasi dilakukan dengan menggunakan kompas geologi.
Dengan menerapkan hukum geologi, Anda dapat menggambar batas dan
sebaran batuan atau satuan batuan beserta elemen strukturnya untuk membuat
peta geologi yang lengkap (Bandono, 2006).
Peta geologi dibuat berdasarkan prinsip dan tujuan ilmiah dan digunakan
untuk menentukan penggunaan tanah, air, dan sumber daya yang ada. Peta
geologi menggambarkan sebaran batuan dan tanah pada atau dekat
permukaan bumi. Ini adalah representasi ilmiah terbaik yang memberikan
informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan untuk mengidentifikasi
sumber daya berharga dan melindungi mereka dari risiko bencana alam dan
menetapkan pedoman penggunaan lahan (Noor, 2012).
B. Jenis-jenis Peta Geologi
Menurut (Suroyo, 2019)pada umumnya ada beberapa macam bagian
peta geologi yang sering digunakan baik dalam study kelapangan atau dalam

3
misi untuk mengetahui kandungan mineral di dalamnya. Jenis-jenis peta
geologi tersebut diantaranya:
1. Peta Geologi Permukaan (surface geological map)
Peta ini didefinisikan sebagai peta yang memberikan berbagai
informasi geologi yang langsung terletak dipermukaan. Peta ini berfungsi
untuk menentukan lokasi bahan bangunan, pencarian air maupun
pembuatan jalan.
2. Peta singkapan (outcrop map)
Peta yang umumnya mempunyai skala yang besar, mencantumkan
lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah
keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya.
Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang
berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
3. Peta Geologi Tematik
Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi
dan atau potensi sumber daya mineral maupun energi untuk tujuan
tertentu.
4. Peta Fotogeologi
Peta fotogeologi adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi
foto udara. Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang
sesungguhnya di lapangan.
5. Peta Ikhtisar Geologi
Peta ikhtisar geologis adalah peta yang memberikan informasi
langsung berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun
ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh
lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala
sedang atau kecil, dengan skala 1: 100.000 atau lebih kecil.
6. Peta Hidrogeologi
Peta hidrogeologi adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah
pada daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi
yang permeabel dan impermeabel.

4
C. Metode Pemetaan Geologi Permukaan
1. Metode Orientasi Lapangan
Metode orientasi in-situ dilakukan dengan pengukuran langsung
pada singkapan atau objek pengamatan yang tersingkap di permukaan,
misalnya puncak bukit yang pernah terjadi erosi berat. Dinding lembah
yang tanahnya terkikis oleh limpasan air atau bukaan akibat aktivitas
manusia (Noor, 2014).
2. Metode Lintasan
Suatu metode observasi lapangan yang menggunakan batu api sebagai
alat observasinya untuk mencakup wilayah pemetaan yang luas dan
mendeteksi variasi litologi wilayah. Bertujuan untuk memberikan orientasi
(Noor, 2014).
D. Geomorfologi
Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan
bentuk lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai
skala. Berdasarkan definisi diatas maka suatu peta geomorfologi harus
mencakup hal hal sebagai berikut:
1. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain
disajikan dalam
2. bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal itu tergantung
pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.
3. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei
analitik dan sintetik.
4. Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas
bentuk asalnya.
5. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya
yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang roman permukaan
dan bentang alam muka bumi, termasuk di dalamnya mempelajari tentang

5
proses pembentukannya. Geomorfologi erat kaitannya dengan struktur
geologi, tipe batuan, dan iklim regional (Noor, 2014).
Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut (Hidayat, 2010),
diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi
menjadi:
1. Bentang Alam Alluvial
Bentang alam alluvial adalah bentang alam yang terbentuk dari proses
yang berkaitan dengan air permukaan/aliran sungai (Hidayat, 2010).
Proses fluvial adalah suatu proses baik kimia maupun fisika yang
menyebabkan perubahan bentang alam/bentuk permukaan bumi karena
pengaruh air permukaan. Proses fluvial dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Erosi : proses terkikisnya batuan.
b. Transportasi : proses terangkutnya material-material hasil erosi.
c. Sedimentasi : proses terendapnya material hasil erosi yang telah
mengalami proses transportasi. Proses transportasi dan sedimentasi
sangat dipengaruhi oleh faktor kekentalan, kepekatan dan kecepatan
aliran sungai.
2. Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk sebagai
pengaruh dari angin. Dalam hal ini, bentang alam eolian akan lebih terlihat
di daerah gurun (gurun pasir) karena sedikitnya faktor penghalang dan
ketiadaan faktor pengikat oleh material-material bebas (Hidayat, 2010).
3. Bentang Alam Vulkanik
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai
akibat dari proses atau kegiatan gunung berapi (Hidayat, 2010). Gunung
berapi dibagi dalam menjadi tiga macam:
a. Gunung api letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan
kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya
menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.

6
b. Gunung api lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer,
dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis
ini akan membentuk gunung api jenis perisai.
c. Gunung api campuran; vulkanisme pada magma intermediate,
umumnya membentuk gunung.
4. Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang
pembentukannya dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang
bersangkutan. struktur yangg dominan merupakan struktur sekunder, atau
struktur yg terbentuk setelah batuannya ada. Struktur-struktur ini dapat
berupa sesar, lipatan dan kekar (Hidayat, 2010).
5. Bentang Alam Karst
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah
Slovenian kuno yang berarti topografi hasil pelarutan (solution
topography).Topografi karst didefinisikan sebagai lahan dengan relief dan
pola penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut
(memiliki derajat kelarutan yang tinggi) pada air alam dan dijumpai pada
semua tempat pada lahan tersebut. Topography karst sebagai daerah yang
berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink) dan gua yang
berkombinasi membentukk topografi yang aneh (peculiar topography) dan
dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai
secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan
muncul sebagai mata air yang besar (Hidayat, 2010).
Dari sebaran batu gamping yang ada, Indonesia merupakan wilayah
yang potensial sebagai kawasan karst. Dari kondisi geologinya Indonesia
kaya akan batu gamping. Tetapi tidak semua batu gamping yang ada
diwilayah Indonesia dapat berkembang menjadi bentang alam karst
(Hidayat, 2010).
6. Bentang Alam Laut dan Pantai
Wilayah pantai, seperti juga wilayah-wilayah lain di bumi, terbentuk
oleh berbagai proses geologi yaitu proses endogen yang diprakarsai oleh

7
proses yang terjadi dari dalam bumi, dan proses eksogen yang dimotori
oleh kegiatan dari luar bumi.Proses endogen bermula dari gerak-gerak dari
dalam bumi seperti gempa bumi, letusan gunungapi; proses tersebut
membentuk benua, lautan, deretan pegunungan (Hidayat, 2010).
7. Bentang Alam Glasial
Keterbentukan lahan akibat adanya akumulasi es/salju (Hidayat, 2010).
E. Bagian-Bagian Peta Geologi
1. Judul Peta
Lembar atau daerah, karena setiap daerah memiliki kondisi geologi
yang berbeda (Muin, 2023).
2. Skala
Perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di bumi
(Muin, 2023).
3. Sistem Koordinat
Perpotongan dua garis sumbu koordinat, seperti garis bujur (Bujur
Barat/BB dan ujur Timur/BT) dan garis lintang (Lintang Utara/LU dan
Lintang Selatan/LS) (Muin, 2023).
4. Arah Utara
Orientasi arah utara yang ditunjukkan dengan panah ke arah Utara ata
huruf “U” (Muin, 2023).
5. Garis Kontur
Garis ketinggian muka air laut yang menggambarkan bentuk
permukaan bumi. Persebaran batuan pada peta geologi digambar merujuk
pada garis kontur di peta topografi (Muin, 2023).
6. Simbol Geologi
Menunjukkan informasi geologi seperti jenis batuan (biasanya dengan
simbol atau warna), deformasi batuan (sesar, lipatan, simbol, dan garis)
dan umur batuan (dengan singkapan informasi skala waktu geologi)
(Muin, 2023).

8
F. Simbol dan Warna Batuan

Gambar 1 : Simbol dan Warna Batuan (Bermana, 2006).

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai