BAB 2
GEOMORFOLOGI
Yunani yang terdiri dari tiga kata yaitu : Geos (Earth atau Bumi), Morphos
(Shape dan Bentuk), Logos (Knowledge atau Ilmu Pengetahuan). Berdasarkan dari
geomorfologi sebagai deskripsi dan tafsiran dari bentuk roman muka bumi.
Definisi Worcester ini lebih luas dari sekedar ilmu pengetahuan tentang bentang
bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan (ocean basin) dan
kecil dari yang disebut diatas seperti ; Plain, Plateau, Mountain dan sebagainya.
alam (landform atau landscapes) ada tiga faktor yang deperhatikan dalam
2 - 13
Geomorfologi
2.1. Fisiografi
Menurut Bennet, dkk, 1981 pada peta geologi lembar Langsa dibagi menjadi tiga
mempunyai relief yang terjal. Mempunyai ketinggian berkisar 1000 meter sampai
1500 meter diatas permukaan air laut dan mencapai ketinggian 2000 meter.
Morfologi ini terdapat kelompok batuan Tapanuli yang terdiri dari formasi
Bahorok dan formasi Kluet yang berumur Paleozoikum. Pada Morfologi ini
yang berarah Timur – Utara tegak lurus dengan jajaran Bukit Barisan berarah
Barat Laut – Tenggara. Bukit Barisan ini diapit pada arah Utara – Timur oleh
Fisiografi Kaki Bukit Pantai Timur terletak sebelah Barat yang berbatasan dengan
Pegunungan Bukit Barisan dan sebelah Timur Dataran Pantai. Morfologi ini
formasi Baong, dan formasi Keutapang yang merupakan sedimen berumur Tersier
2 - 13
Geomorfologi
daerah Langsa sampai Tamiang, menempati bagian sebelah Timur fisiografi peta
lembar Langsa yang di tempatin oleh sedimen endapan Kwarter yang terdiri dari
formasi Julu Rayeu dan formasi Idi. Daerah pemetaan termasuk kedalam suatu
Lokasi
Pemetaan
Gambar 2.1. Fisiografi regional daerah pemetaan ditandai dengan kotak merah
dikontrol oleh jenis batuan sedimen, perbedaan tingkat resistensi batuan sedimen,
struktur geologi, dan erosi yang bekerja pada daerah pemetaan. Proses morfologi
adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun secara kimia yang dialami
“Geomorfic Agent” dimana faktor pengubah ini dibedakan menjadi dua yaitu :
transportasi air.
2 - 13
Geomorfologi
a. Topografi Struktur Domal, tipe struktur domal dengan inti batuan kristalin
dapat dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu batuan kristalin sebagai intinya
yang berumur tua dan tipe kedua dinamakan sebagai Domal Locolitik, tipe
b. Kubah garam yang dihasilkan dari intrusian garam dilapisan batuan dan
3. Topografi Struktur Sesar, topografi ini dicirikan dengan adanya struktur sesar
dan ditemukan adanya bidang sesar, horst, graben, sesar naik dan sesar turun.
yang berupa adanya Dolena, Sinking Creek, Karst Valey dan Blind Valley.
Shelf, Continental Slope, Deep Sea Chanels, Dep Sea Fan, Plateau, Ridge,
sehingga membentuk suatu morfologi. Hal ini dicirikan dengan adanya Dike
(1969) dan didukung dengan bukti-bukti yang ada dilapangan maka terdapat
2 - 13
Geomorfologi
morfoganesa yang dikontrol oleh struktur dan litologi, sehingga didapat satuan
geomorfik perbukitan lipatan, karena nilai elevasi atau ketinggian <500m maka
keelastisan batuan yang tinggi, sehingga terbentuk struktur lipatan jika batuan
terkena oleh suatu gaya sehingga dapat disimpulkan satuan perbukitan lipatan.
yang tidak begitu mencolok atau hamper memiliki ketinggian yang sama pada
(antiklin) dan kedudukan batuan yang berarah searah (sinklin). Pada daerah
Sayap Lipatan
Foto 2.1. Satuan geomorfik perbukitan lipatan pada stasiun pengamatan P26 dicirikan dengan
adanya nilai kedudukan batuan yang berbeda, terlihat pada daerah Gerenggam.
2 - 13
Geomorfologi
Suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara
klasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola yang
runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem
sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-
perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lain sangat
polanya dalam beberapa kategori yaitu pola dasar (Basis Patern) pola ubahan
(Modifield Basic Patter) dan gabungan pola dasar dengan pola ubahan (Other
identifikasi yang baik terhadap pola aliran sungai akan dapat memberikan
informasi mengenai struktur dan proses yang terjadi. Beberapa faktor yang
2 - 13
Geomorfologi
sifat fisik batuan dan struktur geologi yang berpengaruh selanjutnya mengacu
pada klasifikasi Arthur D Howard, 1967 (Gambar 2.2), maka pola pengaliran
topografi dan struktur kekar secara perlahan, pola ini berkembang menjadi pola
trellis, pada pola ini topografi sudah miring, struktur sudah berperan tetapi masih
sangat kecil,
Stadia sungai merupakan tahap perkembangan dari suatu sungai. Dalam sejarah
terbentuknya sungai melalui suatu tingkatan ataupun tahapan, yaitu sungai stadia
muda, stadia dewasa dan stadia tua. Keanekaragaman tahapan tahapan ini
bentang alam yang meliputi bentuk lembah dan gradien kelerengan yang terjadi
selama siklus fluvial (Garde dan Garga Raju, 1977 ; vide Thornburry, 1964).
2 - 13
Geomorfologi
Gambar 2.3. Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear dan kemudian
bentuk lembah yang dihasilkan oleh erosi dan dikaitkan dengan tingkat resistensi
Sungai stadia muda ini dicirikan dengan penampang lembah berbentuk huruf “V”,
Dinding lembah terdiri dari batuan-batuan yang segar akibat kegiatan erosi yang
terjadi sangat kuat khususnya erosi ke bawah (vertikal) dan tidak mempunyai
Sungai stadia muda pada daerah pemetaan ini terdapat dibagian seluruh daerah
pemetaan. Sungai stadia muda yang diamati pada salah satu sungai yang berada di
sekitar daerah Gerenggam, sungai ini ditandai dengan masih adanya kelurusan
sungai, seperti yang terlihat pada foto 2.2. Air yang mengalir pada sungai ini
umumnya masih relatif tenang dan berwarna keruh karna tingkat kemiringan
lereng yang landai, batuan pada sungai ini adalah batuan sedimen yang memiliki
2 - 13
Geomorfologi
resistensi yang lemah, lebar sungai ini kurang lebih 3,5m. Sungai stadia muda
arah kedudukan dari lapisan batuan atau berlawanan dengan arah lapisan batuan.
struktur agar supaya sungai dapat mengalir kebagian yang lebih rendah.
2. Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan
2 - 13
Geomorfologi
dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah
lateral.
kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama
lapisan batuannya.
atau zona yang resisten. Sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang
jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir.
sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama
berkembang belakangan.
sungai yang mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan
7. Sungai Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana
lereng tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.
2 - 13
Geomorfologi
S R
O
Gambar 2.4. Blok diagram di daerah yang berstruktur komplek yang telah mengalami erosi yang
cukup intensif. Percabangan sungai yang berkembangan didaerah ini secara genetik
Insekuen
Genetik sungai dapat diamati pada peta aliran (Lampiran), disekitar A.Gerenggam
ini berada pada bagian tengah dan Timur Laut daerah pemetaan. Arah aliran
Batulanau Lempungan mengarah ke Timur Laut dan arah aliran sungai mengarah
ke Timur Laut dan pada konglomerat arah kemiringan lapisan berarah Tenggara
dan arah aliran sungainya berarah Tenggara, maka genetik sungai pada daerah
2 - 13
Geomorfologi
Genetik sungai dijumpai pada bagian Selatan daerah pemetaan. Genetik sungainya
Genetik sungai selanjutnya dijumpai pada bagian Barat daerah pemetaan. Genetik
Timur Laut..
Genetik sungai yang terakhir dijumpai pada bagian tengah dan Utara daerah
pemetaan. Genetik sungainya adalah insekuen, yang ditunjukan arah aliran sungai
yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tidak dikontrol oleh kemiringan asli,
2 - 13