Fisiografi Lampung terbagi menjadi tiga satuan fisiografi yang meliputi Lajur
Jambi-Palembang, Lajur Bukit Barisan dan Lajur Bengkulu. Untuk Lajur Jambi-
Palembang menempati sekitar 50% luas daerah Lampung yang memiliki
morfologi berupa dataran rendah. Lajur Bengkulu menempati sekitar 20% luas
daerah Lampung yang memiliki morfologi daerah berupa perbukitan
bergelombang, pegunungan yang terdiri dari batuan sedimen dan produk
gunungapi umur Tersier sampai Kuarter. Lajur Bukit Barisan menempati 30%
luas daerah Lampung yang memiliki morfologi berupa perbukitan bergelombang,
pegunungan, kerucut gunungapi, dan dataran rendah yang terdiri dari batuan
gunungapi muda berumur Kuarter (Qhv), batuan beku, dan batuan malihan
(Mangga dkk., 1993). Daerah penelitian ini masuk kedalam satuan fisiografi Lajur
Bukit Barisan yang ditandai dengan area kotak berwarna merah (Gambar II.1).
7
II.2 Tatanan Tektonik
Pulau Sumatra berada pada baratdaya Paparan Sunda. Sumatra merupakan hasil
dari subduksi antara lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia yang
terjadi secara miring dan mengakibatkan terbentuknya sesar di Pulau Sumatra,
yang dimulai pada saat Miosen Tengah. Subduksi miring ini terbagi atas Sistem
Sesar Sumatra yang memotong semua satuan batuan di sepanjang garis Sumatra
dan diperkirakan memiliki pergeseran 50-150 km (Hall, 2012).
8
II.3 Stratigrafi Regional
Gambar II.3 Stratigrafi Daerah Penelitian Lembar Batu Raja (Gafoer dkk., 1994).
II.4 Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang berisikan tentang bentuk lahan yang ada di
permukaan bumi, yang meruju pada asal mula terbentuknya atau sering disebut
genesa yang berhubungan dengan lingkungan. Untuk analisis geomorfologi pada
daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan data citra yang meliputi data
DEM menggunakan skala 1:25.000, data ini digunakan sebagai acuan saat
pengamatan di lapangan. Kemudian dilakukan analisis dan pengolahan data yang
mempertimbangkan data tatanan gunungapi sekitar, pusat erupsi, sebaran produk
gunungapi, pola kelurusan, pola aliran sungai, morfologi, dan pengontrol
geomorfologi baik secara eksogen maupun endogen serta satuan geomorfologi.
9
II.4.1 Sebaran Produk Gunungapi
Daerah penelitian masuk kedalam tipe gunungapi strato yang memiliki jenis
produk utama yaitu berupa aliran lava dan aliran piroklastik. Produk aliran ini
terbentuk mengikuti penyebaran lembah dan dikontrol oleh jarak dan sumber
erupsinya. Produk gunungapi aliran lava dan aliran piroklastik mempunyai ciri-
ciri berupa kemiringan lereng yang curam. Aliran lava terdiri dari kontur yang
sangat teratur dan menyebar disepanjang lembah, sedangkan aliran lava tua
umumnya berada di punggungan karena sifat resistennya dan mempunyai pola
kontur dengan rona lebih halus. Aliran piroklastik memiliki pola kontur dan rona
yang kasar (Yuwono, 2004).
Pola aliran adalah rangkaian bentuk aliran-aliran sungai pada daerah lemah tempat
erosi yang mengambil bagian secara aktif serta daerah rendah tempat air
permukaan mengalir dan berkumpul (Howard, 1967). Pola sungai yang terbentuk
ditentukan oleh lereng permukaan dan litologi. Oleh karena itu, pola aliran sungai
dapat mencerminkan keadaan lereng dan struktur ataupun tahapan berturut-turut
yang telah termodifikasi termasuk pengangkatan, lipatan, patahan, dan kekar,
serta pengendapan oleh laut, glasial, vulkanik, angin, dan sungai. Satu pola aliran
sungai mungkin disebabkan oleh satu maupun beberapa faktor (Zernitz, 1932).
Pola aliran sungai dibedakan menjadi pola pengaliran dasar dan pola pengaliran
modifikasi. Pola pengaliran dasar merupakan pola pengaliran yag mudah
dibedakan satu dengan yang lain serta dikontrol oleh struktur regional yang
berkembang, sedangkan pola pengaliran modifikasi telah mengalami perubahan
dari pola dasar namun tetap memperlihatkan ciri. Pola pengaliran dasar terdiri dari
dendritik, parallel, trellis, rectangular, radial, anular, multibasinal, dan concorted
(Howard,1967).
10
II.5 Mekanisme Pengendapan Lahar
Lahar atau yang dapat dikenal dengan Mudflow atau Fragmental flow, merupakan
istilah yang menjelaskan tentang campuran produk bahan erupsi gunungapi
dengan air meteorik (Sumintadireja, 2012). Lahar terbagi menjadi dua jenis yaitu
lahar panas dan dingin. Lahar panas dapat terjadi akibat adanya air hujan yang
terkumpul pada dasar kepundan yang dapat mengalir bersamaan dengan letusan
gunungapi dan bahan-bahan magma. Sedangkan lahar dingin dapat terjadi jika
ada material gunugapi yang belum terkonsolidasi setelah erupsi dan kemudian
terjadi hujan, maka material piroklastik akan bergerak kebawah yang
dikendalikan oleh gaya berat dan topografi. Endapan lahar dingin dapat dicirikan
dengan pemilahan yang buruk, dengan fragmen yang cukup besar (Noor, 2014).
II.6 Vulkanostratigrafi
11
Gambar II.4. Tatanama satuan stratigrafi berdasarkan vulkanostratigrafi
(Martodjojo dan Djuhaeni, 1996).
12