tingkat resistensi yang tinggi. Pegunungan ini juga didasari oleh blok-blok sesar
yang berada pada formasi-formasi berumur Tersier yang lebih tua.Di bagian Barat
Laut dari daerah pemetaan terdapat zona fisiografi Teluk Meulaboh (Meulaboh
Embayment), yang merupakan daerah dengan relief rendah dan juga terdapatnya
laut daerah pemetaan terdapat zonafisiografi kaki bukit pantai timur (East Coast
Foothills), yang mengapit daerah pegunungan yang jaraknya berkisar 100 meter,
yang terdiri dari lipatan, resistensi batuan yang rendah, dan sedimen-sedimen
U
Lokasi penelitian
SKALA 1 : 50.000
Gambar 3.1. Peta pembagian fisiografi Sumatera, bersumber dari lembar Meulaboh (Cameron,
1982), daerah penelitian berada di kotak merah.
III- 1
3.1.2. Stratigrafi Regional
Gambar 3.2. Peta Geologi Regional lembar takengon (N.R. Cameron dkk, 1982).
Daerah Penelitian berada di kotak merah.
Daerah peneletian mengacu pada peta geologi lembar takengon, daerah penelitian
merupakan salah satu wilayah dari peta geologi lembar takengon. Menurut N.R.
tersier, tersier, dan kwarter, di mana tersier di bagi lagi menjadi 3 bagian yaitu
tersier I tersier II tersier III, secara regional batuan berumur kwarter terdiri dari
vulkanik kwarter dan instrusian kwarter, namun pada daerah penelitian hanya di
jumpai batuan vulkanik kwarter yaitu satuan Nama Salah (Qvns) yang berumur
plaistosen.
III - 2
3.1.3. Geologi Struktur Regional
Struktur geologi yang terjadi pada pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh
pegunungan vulkanik aktif di sepanjang pulau Sumatera atau yang biasa disebut
sebagai jalur cincin gunung api "Ring of Fire".Secara regional, struktur geologi
yang berkembang pada daerah pemetaan terbagi atas 3 segmen, yaitu Geumpang
Line (GL), Takengon Line (TL), dan Kla Line (KL). Ketiga segmen tersebut
dan berdasarkan data peta regional, survey yang di lakukan hanya berfokus pada
Zuidam (1985) yang didasarkan pada kelas lereng dan sudut kemiringan lereng.
Daerah penelitian berada pada titik ketinggian 1250m dari permukaan laut.
III - 3
menurut Klasifikasi Van Zuidam (1985) termasuk dalam satuan morfologi landai
kemiringan 5,78 o – 7,7 o yang termasuk dalam satuam morfologi miring ditandai
curam dengan warna merah muda posisi penelitian berada di satuan morfologi
Pada daerah penelitian litologi di bagi menjadi 2 yaitu, permukaan dan bawah
litologi Tufa yang berumur plaitosen, Batulumpur yang berumur Miosen Awal,
dan aluvial, kondisi geologi permukaan didasarkan atas geologi regional. (N.R.
Tufa
Satuan tufa ini termasuk kedalam satuan formasi Nama Salah (Qvns) yang
megaskopis terlihat meiliki warna putih keabu abuan, bertektus klastik dengan
ukuran butir ash ( <2mm ) dan bersipat rapuh batuan ini terdapat di sekitaran
Batulumpur
Satuan batu lumpur ini termasuk kedalam satuan formasi Bampo (Tlb) yang
daerah penelitian, batu lumpur ini berbutir halus dan kandungan utamanya adalah
Alluvial
III - 4
Pada daerah peneletian terdapat bentang alam alluvial (lampiran peta geologi) di
akibat dari proses fluviatil yaitu proses yang tejadi akibat ada perubahan bentuk
yang terjadi secara kimiawi maupun fisika. Proses tersebut mengakibatkan batuan
suatu dataran.
Struktur geologi yang dijumpai didaerah penelitian pada peta geologi regional,
lembar takengon ( N.R. Cameron dkk, 1982) Berdasarkan letak fisiografi daerah
tersebut adalah adanya sesar normal di perkirakan, dan juga dipengaruhi oleh
patahan-patahan Sumatera.
Hal itu akan berpengaruh terhadap perencanaan terowongan, oleh karena itu harus
III - 5