DISUSUN OLEH:
FAISAL AKBAR
NIM 072.12.070
PENDAHULUAN
Samudera pasifik dan Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik
tanah diakibatkan oleh terganggunya gaya yang bekerja pada lereng yang
disebabkan karena adanya suatu proses yang menaikkan gaya pendorong atau
mengurangi gaya penahan pada lereng (Indrawati, 2009 dalam Herlin, 2012).
curah hujan dan getaran gempabumi, pemicu lainnya bisa akibat ulah manusia.
Pada saat terjadi hujan, air hujan akan meresap dan menembus tanah hingga
ke lapisan kedap air. Lapisan inilah yang akan berperan sebagai bidang
penyelidikan gerakan tanah keberadaan bidang gelincir ini menjadi salah satu
1
Untuk mengetahui keadaan bawah permukaan khususnya bidang
gelincir, dapat digunakan survei geofisika. Salah satu metode geofisika yang
Maksud dari penelitian dalam tugas akhir ini adalah untuk memenuhi
2
kondisi geologi pada daerah tambang, potensi pergerakan tanah atau longsor
kestabilitasan lerengnya.
3
menghasilkan produk akhir berupa peta bidang gelincir tentang zonasi
1. Peta topografi
4
BAB II
TEORI DASAR
dahulu diuraikan mengenai karakteristik geologi secara regional dalam hal ini
penelitian.
2.1.1 Fisiografi
2. Zona Bogor
3. Zona Bandung
Gambar 2.1 Pembagian Fisiografi Jawa dan Madura (van Bemmelen, 1970).
Berdasarkan letaknya, maka secara fisiografi daerah penelitian termasuk
kedalam Zona Bogor bagian Timur.
5
Zona Bogor terdapat di bagian selatan Zona Dataran Rendah
Pantai Jakarta, dan membentang dari barat ke timur, yaitu mulai dari
dengan panjang kurang lebih 40 km. Zona Bogor ini merupakan daerah
berumur Miosen dan sayapnya ditempati batuan yang lebih muda yaitu
6
Formasi Kaliwangu (Tpk) : Batulempung dengan sisipan batupasir
yang bersifat andesit dan basal. Disamping itu ditemukan juga tuf
perlapisan tebal dengan sisipan serpih dan lempung tipis yang padat
7
Gambar 2.2 Peta geologi regional daerah penelitan Bendungan Jatigede, Jawa
Barat. (Djuri, 1995)
gerakan tanah berdasarkan jenis material, ada dua macam lereng, yaitu
maka tanah atau batuan itu akan berusaha untuk mencapai keadaan
8
Pada tanah atau batuan dalam keadaan tidak terganggu
tekanan air pori. Ketiga hal di atas mempunyai peranan penting dalam
atau tanah penyusun lereng yang terjal, dengan sedikit atau tanpa
yang tidak menerus) yang sangat tegak pada lereng. Seperti halnya
gelincir pada lereng, atau pada bidang regangan geser yang relatif
tipis.
4. Bidang gelincir atau bidang regangan geser ini dapat berupa bidang
(rotasi).
9
5. Pencaran lateral (lateral spread) adalah material tanah atau batuan
atasnya.
6. Aliran (flows) yaitu aliran massa yang bersifat plastik atau berupa
batuan atau tanah penyusun lereng yang terjal, dengan sedikit atau
massa yang tidak runtuh. Hal ini berarti runtuhnya massa batuan atau
runtuhan pada lereng dapat berlangsung sangat cepat, yaitu lebih dari 3
laut.
10
biasanya bergerak tidak jauh dari kedudukan aslinya dan berakumulasi
di dasar tempat jatuh. Adanya getaran pada lereng juga dapat memicu
atau retakan pada batuan. Robohan ini biasanya terjadi pada batuan
11
Gambar 2.2 Runtuhan batuan.Varnes (1978)
massa tanah dan atau batuan penyusun lereng, melalui bidang gelincir
pada lereng, atau pada bidang regangan geser yang relatif tipis. Bidang
12
tergantung pada kondisi geologi dan hidrologi pada lereng, serta
a. Longsoran Rotasi
b. Longsoran Translasi
13
Gambar 2.4 Model gerakan tanah tipe luncuran di bagian lereng atas yang
kemudian berkembang menjadi aliran material hasil luncuran (batu bercampur
tanah).
14
Longsoran yang bergerak secara rotasi melalui bidang gelincir
umumnya terjadi pada lereng yang tersusun oleh material yang relatif
15
dengan kemiringan landai sampai datar. Pergerakan terjadi pada lereng
atau lahan yang tersusun oleh lapisan tanah/batuan yang lunak, yang
16
terutama bagian puncak bukit. Jenis kedua gerakan dengan bentuk blok
atau pecahan massa koheren, baik berupa batuan maupun tanah yang
berupa aliran fluida kental (Gambar 2.8 dan 2.9). Aliran ini dapat juga
terjadi pada batuan tetapi lebih sering terjadi pada bahan rombakan
17
Material tanah yang berbutir halus ini umumnya berukuran
lempung) dan aliran lumpur (mud flow) apabila massa yang bergerak
jenuh air. Jenis lain dari aliran ini adalah aliran kering yang biasa
Lingkungan (1996) jenis aliran yang paling sering terjadi adalah aliran
bahan rombakan (debris flow), yang bergerak dalam massa yang kental
komplek.
melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring ataupun
18
lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran
tanah.
atau longsor, meskipun pada saat ini lereng tersebut masih stabil
(belum longsor). Lereng yang berpotensi untuk bergerak ini baru akan
sebagai berikut:
3. Kondisi iklim
5. Erosi sungai
6. Getaran
7. Aktivitas manusia
19
2.3.3.1 Kondisi Geomorfologi (kemiringan lereng)
miring. Lereng atau lahan yang miring ini berpotensi atau berbakat
lapangan, lereng batuan yang kompak dan masif akan tetap berciri
curam.
leren lebih curam dari 20. Sebaliknya, gerakan tipe rayapan akan
20
cukup curam, namun gerakan tanah belum tentu terjadi apabila
batuan tersebut.
21
2.3.3.4 Kondisi Hidrologi Lereng
dapat terjadi.
yang masuk melewati jalur tersebut, tekanan air juga akan semakin
2.3.3.6 Getaran
22
tanah/batuan pada lereng. Jadi getaran berperan dalam menambah
pada lapisan pasir atau lempung jenuh air terjadi getaran yang
23
menambah daya resap tanah terhadap air, akan tetapi air yang
butir tanah.
24
BAB III
METODOLOGI
(1789 1877).
elektroda dengan beda jarak satu sama lain yang sama. Elektroda yang
tidak terlalu besar atau bernilai sebesar 1/3.Metode ini juga salah satu metode
dengan sinyal yang bagus. Kelemahan metode ini adalah tidak bias mendeteksi
perhitungan.
2. Peta Topografi : Sebagai sumber data beda tinggi suatu daerah yang berguna
25
3. Peta Struktur : Sebagai sumber data yang dapat memberikan informasi
4. Peta Bentang alam : Sebagai sumber data yang dapat memberikan informasi
daerah penelitian.
pengolahan data.
26
c. Alat yang dipakai
geolistrik:
27
Gambar 3.1 Konfigurasi geolistrik
28
C. Alat yang digunakan adalah geolistrik
data-data yang telah dikumpulkan dan yang telah dianalisa.Laporan ini harus
benar.
29
3.3 Diagram Alir
MULAI
MASALAH
SELESAI
30
BAB IV
Barat.
31
BAB V
JADWAL KERJA
Tugas Akhir ini yang berjudul Analisis Bidang Gelincir Pada Daerah
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data:
Data Primer
Data Sekunder
3 Analisis Bidang Gelincir
4 Penyusunan Laporan
32
DAFTAR PUSTAKA
Exploration for rock engineering, proc. of the symp., (ed. Z.T. Bieniawski) 1,
- Djuri. 1995. Peta Geologi Lembar Arjawinangun, Jawa. Pusat Penelitian dan
Bandung.
33