Anda di halaman 1dari 12

Geologi Dan Potensi Sumberdaya Basalt Daerah Dago

Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor


Propinsi Jawa Barat

Hartomo Amin Saputra1), Teti Syahrulyati2), M.Syaiful3)

ABSTRAK

Daerah Dago masuk kedalam Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas
daerah penelitian 64 km². Secara geomorfologi terdiri dari Satuan Dataran Lipat Patahan, Satuan
Dataran Kaki Gunungapi, dan Satuan Bukit Intrusi serta jentera geomorfik berada pada tingkat tua dan
muda. Pola aliran sungai yang berkembang adalah trellis dengan genetika sungai subsekuen,
konsekuen dan obsekuen. Stadia sungai di daerah penelitian berada pada tahapan dewasa. Tatanan
batuan yang tersingkap di daerah penelitian dari tua ke muda adalah Satuan Batupasir Selang-Seling
Batulempung Sisipan Batugamping Formasi Bojongmanik yang berumur Miosen Tengah (N9 – N13)
diendapkan di lingkungan neritik tengah. Satuan Basalt terbentuk secara menerobos Satuan Batupasir
Selang-Seling Batulempung Sisipan Batugamping yang diperkirakan berumur Miosen Akhir,
selanjutnya Batupasir Tufaan Sisipan Breksi Formasi Genteng yang berumur Pliosen Awal
diendapkan di lingkungan litoral sampai darat. Satuan Tuf Selang-Seling Batupasir terendapkan
terakhir yang berumur Plistosen Awal dan menutupi secara tidak selaras satuan yang ada dibawahnya.
Struktur geologi yang berkembang adalah lipatan dan sesar, adapun lipatan yang berkembang adalah
Antiklin Dago yang terbentuk pada kala Miosen Akhir dan Sinklin Dago yang terbentuk pada kala
Pliosen Tengah. Pada Kala Pliosen Tengah juga terbentuk Sesar Mendatar Cimaunceri. Keseluruhan
struktur yang ada di daerah penelitian terjadi dalam dua perioda tektonik Intramiosen dan
Pliopleistosen, dengan arah gaya utama N 25ºE atau relatif timur laut – barat daya. Daerah Dago
adalah salah satu kawasan penambangan yang memiliki daya tarik ekonomis bagi masyarakat
sekitarnya. Salah satunya adalah potensi basalt yang masih melimpah pada Gunung Cabe dan Gunung
Dago. Berdasarkan perhitungan dengan metode konturing pada daerah tersebut, maka sumberdaya
basalt memiliki volume bersih sekitar 75.763.558 m³. Apabila dikalikan dengan massa jenis basalt
yaitu 2,7 g/cm³ maka volume basalt dalam tonase adalah 204.561.606 ton.

Kata kunci : Basalt, Dago, Geologi, Potensi dan Sumberdaya

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Selain itu, kawasan Dago dan sekitarnya adalah
Daerah Parungpanjang dan sekitarnya salah satu kawasan penambangan yang memiliki
merupakan daerah yang terdiri atas dataran daya tarik ekonomis bagi masyarakat, berupa
hingga bukit intrusi yang terletak di desa Dago. penambangan basalt dan pembuatan batubata
Secara geologi daerah ini disusun oleh batuan yang menjadi salah satu mata pencarian umum
sedimen berumur Miosen dengan struktur bagi masyarakat di daerah Dago dan sekitarnya.
geologi berupa lipatan dan patahan. Batuan Sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut
Miosen yang terdapat di daerah penelitian potensi sumberdayanya.
disusun oleh Formasi Rengganis dan Formasi
Bojongmanik. 1.2. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian di daerah
Topografi yang bervariasi menjadikan kawasan tersebut yaitu untuk mengetahui dan mampu
ini memiliki potensi sebagai daerah wisata. memberikan informasi atau gambaran mengenai
Destinasi wisata yang belum berkembang di keadaan geologi di daerah tersebut serta
daerah Dago ini menjadi salah satu hal utama, menganalisa potensi batuan beku basalt di
sehingga tidak diketahui oleh banyak Daerah Dago, Kecamatan Parungpanjang,
masyarakat khususnya masyarakat Daerah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Bogor dan sekitarnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 1
1.3. Metodelogi Penelitian Zona Bogor sekarang terlihat sebagai daerah
Metode penelitian yang dilakukan menggunakan yang berbukit – bukit rendah di sebagian tempat
metoda analisis deskriptip yang meliputi tahap secara sporadis terdapat bukit – bukit dengan
persiapan dan studi literatur, pengambilan data batuan keras yang di namakan vulkanik neck
lapangan , analisa laboratorium dan studio, serta atau sebagian batuan intrusi seperti Gunung
dilanjutkan dengan penulisan laporan. Parang dan Gunung Sanggabuwana di Plered
Purwakarta, Gunung Kromong dan Gunung
1.4. Letak Dan Kesampaian Daerah Buligir sekitar Majalengka. Batas antara zona
Secara geografis, daerah penelitian terletak pada Bogor dengan zona Bandung adalah Gunung
06°36’13” LS - 06°41’52” LS, dan 106°54’12” Ciremai (3.078 meter) di Kuningan dan Gunung
BT - 106°61’32” BT dengan luas wilayah : 8 Tampomas (1.684 meter) di Sumedang.
km x 8 km = 64 km², termasuk ke dalam Peta
Geologi Regional Lembar Jakarta 1209-4,
dengan skala 1 : 100.000 ( Turkandi dkk, 1992),
dan Peta Rupabumi Indonesia terbitan
Bakosurtanal Lembar Lebakwangi No. 1209-
411 dan Lembar Curug No. 1209-413 dengan
skala 1 : 25.000. Secara administratif masuk ke
dalam 2 kecamatan yaitu wilayah Kecamatan
Parungpanjang dan wilayah Kecamatan Rumpin,
yang terdiri dari 10 desa/kelurahan yaitu
Sukamulya, Cikuda, Dago, Gorowong,
Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen 1949
Kabasiran, Kertajaya, Lumpang, Parungpanjang,
Mekarsari, dan Pingku. Daerah penelitian dapat 2.2. Geomorfologi Daerah Penelitian
dicapai dengan menggunakan keretaapi,
Pembagian satuan geomorfologi berdasarkan
kendaraan roda empat dan kendaran roda dua
hasil pengamatan di lapangan mengacu pada
dari Kota Bogor tujuan Parungpanjang.
konsep dasar Davis (1969) yaitu proses, struktur
Topografi terletak pada kisaran ketinggian 25 –
dan tahapan. Dimana struktur menyangkut
175 mdpl, dengan bagian tertinggi berada di
posisi dan tata letak batuan, proses menyangkut
daerah Desa Dago.
media yang berperan dalam pembentukan
morfologi sedangkan tahapan menyangkut
II. GEOLOGI UMUM tingkat atau derajat erosi yang sudah
2.1. Fisiografi berlangsung. Daerah penelitian terbagi menjadi
Van Bemmelen (1949), membagi Jawa Barat ke
3 satuan geomorfologi yaitu Satuan
dalam 4 zona fisiografi (Gambar 2.1), yaitu : Geomorfologi Dataran Lipat Patahan, Satuan
Geomorfologi Bukit Intrusi dan Satuan
1. Zona Dataran Pantai Jakarta Geomorfologi Dataran Kaki Gunungapi.
2. Zona Bogor
3. Zona Bandung
4. Zona Pegunungan Selatan
5. Zona Gunungapi kuarter

Daerah penelitian berada Zona Antiklonorium


Bogor. Zona ini membentang mulai dari
Rangkasbitung melalui Bogor, Purwakarta,
Subang, Sumedang, Kuningan dan Majalengka.
Daerah ini merupakan perbukitan lipatan yang
terbentuk dari batuan sedimen Tersier lautdalam
membentuk suatu antiklonorium, di beberapa
Foto 1. Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan. Foto diambil
tempat mengalami patahan yang diperkirakan dari arah Barat – Timur dari G.Dago.
pada zaman Pliosen – Plistosen sezaman dengan
terbentuknya patahan Lembang dan Satuan Geomorfologi Dataran Lipat Patahan
pengangkatan Pegunungan Selatan. terbentuk oleh struktur berupa lipatan dan
patahan. Satuan dataran lipat patahan tersusun
oleh batuan sedimen berupa batupasir selang

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 2


seling batulempung sisipan batugamping dan
batupasir tufan sisipan breksi. Penyebarannya
berada pada bagian barat laut, barat, selatan,dan
timur dari daerah penelitian yang meliputi
daerah Desa Gorowong, Desa Dago, Desa
Cikuda, Desa Pingku, Desa Mekarsari dan Desa
Lumpang.

Secara umum Satuan Dataran Lipat Patahan ini


mempunyai bentuk berupa dataran dan pada
bagian selatan dapat memperlihatkan bentuk
kontur yang sedikit rapat tapi masih menunjukan
dataran. Karakteristik permukaan morfologi
teramat datar dikarenakan proses erosi dan
proses pelapukan berjalan dengan cepat Foto 3. Satuan Geomorfologi Dataran Kaki Gunungapi. Foto
diambil dari arah barat daya ke timur laut dari G.Dago.
sehingga lokasi satuan geomorfologi ini telah
mengalami erosi yang kuat sehingga menjadi
datar. Berdasarkan data tesebut di atas maka Genetika pembentukan Satuan Geomorfologi
jentera geomorfik satuan ini dapat digolongkan Dataran Kaki Gunungapi dikontrol oleh proses
ke dalam jenjang geomorfik tua. pengendapan material piroklastik hasil erupsi
gunungapi. Endapan material piroklastik yang
terdapat di daerah penelitian berasal dari
aktivitas erupsi Gunung Salak, Gunung Gede
dan Gunung Pangrango yang terletak di bagian
selatan dari daerah penelitian. Satuan ini
tersebar di Desa Sukamulya, Desa Kabasiran
dan sebagian Desa Mekarsari.
Satuan batuan yang menyusun satuan
geomorfologi ini adalah Satuan Tuf Selang
Seling Batupasir. Satuan batuan ini termasuk
dalam Endapan Gunungapi Muda (Turkandi ,
Foto 2. Satuan Geomorfologi Bukit Intrusi . Foto diambil dari 1992). Secara morfometri, satuan geomorfologi
arah timur laut – barat daya. Diambil pada daerah Gugunung.
ini dicirikan oleh bentuk morfologi landai
Satuan Geomorfologi Bukit Intrusi berbentuk dengan kelerengan berkisar 0% - 7% dan
bukit terisolir yang tersusun oleh batuan beku berada pada ketinggian 25 - 50 mdpl.
dan genesanya dikontrol oleh aktivitas magma Proses geomorfologi yang teramati berupa
yang tersusun oleh litologi batuan basalt. pelapukan batuan yang menghasilkan tanah
Penyebaran satuan geomorfologi ini berada pada dengan ketebalan 0,4 – 2 m. Jentera geomorfik
bagian tengah daerah penelitian yang berada Satuan Geomorfologi Dataran Kaki Gunungapi
pada ketinggian 75-150 mdpl dan memiliki didasarkan atas bentuk bentangalam kaki
kemiringan 35º-75º. Proses – proses gunungapi yang berupa dataran maka jentera
geomorfologi yang teramati yaitu pelapukan dan geomorfiknya adalah muda.
erosi yang membuka bagian tanah yang
Sungai – sungai yang mengalir di suatu daerah
menutupi tubuh batuan intrusi, sedangkan tubuh
biasanya memiliki pola aliran tertentu. Pola
batuan yang lebih resisten hanya mengalami
aliran ini biasanya dikendalikan oleh struktur
erosi yang tidak signifikan. Maka dari itu tubuh
batuan dasarnya dan kekerasan batuan.
batuan beku basalt yang membentuk morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pola
ini lebih menonjol dari sekitarnya.
aliran sungai yang berkembang di daerah
penelitian adalah pola trellis. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, proses erosi sungai di
daerah penelitian secara umum berada pada
tahapan dewasa

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 3


Tipe genetik sungai merupakan hubungan antara 2.3.1. Satuan Batupasir Selang Seling
arah aliran sungai dengan kedudukan lapisan Batulempung Sisipan Batugamping.
batuan di dasar sungai. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, tipe genetik sungai Penamaan satuan ini didasarkan atas hadirnya
yang berkembang di daerah penelitian adalah perselingan batupasir dan batulempung dengan
tipe genetika sungai konsekuen, subsekuen dan batugamping sebagai sisipan. Satuan Batupasir
obsekuen. Selang Seling Batulempung Sisipan
Batugamping tersingkap dalam keadaan kurang
2.3. Stratigrafi segar. Pada bagian bawah satuan ini dapat
dicirikan oleh singkapan batugamping dengan
Mandala sedimentasi Jawa Barat menurut ketebalan batugamping berkisar 50cm - 100cm.
Martodjodjo (1984) terbagi atas 3 mandala, Bagian tengah dicirikan oleh batupasir selang
yaitu Mandala Paparan Kontinen, Cekungan seling batulempung dengan tebal batupasir
Bogor, dan Cekungan Banten. Daerah penelitian berkisar 0,5m-1,5m dan batulempung berkisar
disusun oleh litologi endapan laut dangkal 30cm – 90cm . Sedangkan di bagian atas
hingga darat serta batuan terobosan dan terjadi dicirikan oleh batupasir denganketebalan
orogenesa pada intra miosen dan Plio - berkisar 1 meter sampai 4 meter. Penentuan
Plistosen,berdasarkan ciri tersebut, maka penulis umur satuan batuan ini atas dasar hasil analisa
menyimpulkan bahwa daerah penelitian sample batuan di 2 (dua) lokasi yang mewakili
termasuk ke dalam Mandala Cekungan Bogor. bagian atas dan bagian bawah satuan.
Berdasarkan hasil analisa foraminifera
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan planktonik, maka dapat disimpulkan bahwa rata-
di lapangan, ciri – ciri litologi yang tersingkap di rata umur satuan batuan ini adalah N9 – N13,
lapangan dapat disebandingkan dengan atau berumur Miosen Tengah.
stratigrafi regional daerah Jakarta dan
sekitarnya, maka stratigrafi daerah penelitian
dapat dibagi ke dalam 4 (empat) satuan batuan,
yang dimulai dari satuan batuan yang tua ke
muda:
1.Satuan Batupasir Selang Seling Batulempung
Sisipan Batugamping
2.Satuan Basalt.
3.Satuan Batupasir Tufan Sisipan Breksi.
4.Satuan Tuf Selang Seling Batupasir
Tabel 1. Kolom stratigrafi daerah penelitian

Foto 4. Singkapan batupasir selang seling batulempung. Foto


diambil di S.Cimaunceri.

Foto 5. Singkapan batugamping. Foto diambil di S.Cibunar.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 4


Penentuan lingkungan pengendapan Satuan maka dengan demikian umur satuan batuan
Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan intrusi ini adalah berumur Miosen Akhir.
Batugamping dengan menggunakan fosil
foraminifera benthonik yang berasal dari 2
(sampel) batuan yang mewakili bagian bawah
dan atas satuan ini. maka hasil dari analisa fosil
ini menunjukkan bahwa satuan batupasir selang
seling batulempung sisipan batugamping
diendapkan pada Zona Neritik Tengah dengan
kedalaman 20 - 100 meter.

Satuan Batupasir Selang-Seling Batulempung


Sisipan Batugamping merupakan satuan batuan
tertua di daerah penelitian. Kontak satuan
batuan ini dengan satuan batuan di bawah nya
tidak diketahui, dan hubungan satuan batuan ini
dengan satuan batuan di atasnya adalah tidak
selaras, hal ini didasarkan oleh perbedaan besar
kemiringan pada kedudukan lapisan batuan.
Foto 6. Singkapan basalt. Foto diambil di puncak G.Dago
Berdasarkan ciri litologi yang diamati di
lapangan, memiliki ciri yang sama dengan Tekstur batuan basalt yang ditemukan di daerah
Formasi Bojongmanik yang anggotanya terdiri penelitian yaitu tekstur porfiritik. Hal diatas
dari perselingan batupasir dan batulempung mencirikan batuan membeku pada lingkungan
dengan sisipan batugamping maka penulis yang tidak jauh dari permukaan, atau lingkungan
menyatakan bahwa satuan ini identik dengan dangkal. Dari data pengukuran penampang, serta
Formasi Bojongmanik. pengukuran jurus dan kemiringan lapisan batuan
di sekitar intrusi, arah intrusi diketahui
2.3.2. Satuan Basalt
memotong terhadap bidang pelapisan.
Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa
hadirnya batuan beku hasil produk aktivitas lingkungan pembentukan batuan basalt di
magma yang menerobos Satuan Batupasir wilayah penelitian adalah intrusi dangkal
Selang Seling Batulempung Sisipan diskordan.
Batugamping. Batuan ini memiliki sifat afanitik Kedudukan stratigrafi satuan batuan adalah
dengan kehadiran mineral mafik sehingga sebagai intrusi diskordan terhadap batuan
berwarna hitam gelap.Satuan batuan ini sedimen yang diterobosnya yaitu Satuan
memiliki kondisi singkapan yang segar. Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan
Disusun oleh litologi batuan beku yang Batugamping dan memiliki hubungan
merupakan produk dari aktivitas magma. ketidakselarasan nonconformity. Berdasarkan
Ukuran butir mineral sangat halus sehingga ciri litologi dan umur, serta lingkungan
sangat sulit untuk dideskripsi secara pengendapan yang sama ,maka satuan batuan ini
megaskopis, hanya warna dan tekstur halus atau dapat disebandingkan dengan Basalt Dago
afanitik yang dapat terdeskripsi (Turkandi dkk, 1992).

Penentuan umur satuan basalt menggunakan 2.3.3. Satuan Batupasir Tufan Sisipan Breksi
hukum potong-memotong, dimana batuan yang Penamaan satuan ini didasarkan atas kehadiran
dipotong atau diintrusi umurnya lebih tua dari batupasir tufan sebagai penyusun utama
yang memotong atau yang mengintrusi. sedangkan breksi sebagai sisipan di daerah
Berdasarkan data lapangan, satuan batuan yang penelitian. Satuan ini tersebar di bagian barat
diterobos satuan batuan ini adalah Satuan daya, barat, barat laut hingga ke timur daerah
Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan penelitian.. Pada umumnya kedudukan jurus
Batugamping yang berumur Miosen Tengah, pada satuan ini berkisar antara N89°E - N168°E
sehingga umur satuan basalt ini lebih muda dari dan N276°E -N330°E, menunjukan adanya
satuan batuan yang berumur Miosen Tengah. perubahan kemiringan membentuk struktur
lipatan, dengan kemiringan berkisar 10°-17°.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 5


Satuan ini memiliki ketebalan ±300 meter pada permineralisasi oleh mineral silika pada jaringan
penampang geologi. batang tumbuhan sebagai tanda bahwa satuan ini
diendapkan pada lingkungan sekitar litoral
hingga darat.

Foto 7. Singkapan batupasir tufaan. Foto diambil di S.Cibunar

Foto 9. Bongkah kayu terkersikan . Foto diambil di S.Cibunar.

Hubungan Satuan Batupasir Tufan Sisipan


Breksi dengan satuan batuan di bawahnya yaitu
Satuan Batupasir Selang Seling Batulempung
Sisipan Batugamping di daerah penelitian adalah
tidak selaras . Hal ini didasarkan oleh berbeda
besar kedudukan lapisan kemiringan.
Berdasarkan ciri litologi dan umur, serta
lingkungan pengendapan satuan batupasir tufan
sisipan breksi di daerah penelitian yang
memiliki ciri-ciri yang identik dengan Formasi
Genteng (Turkandi dkk, 1992), maka dengan
Foto 8. Singkapan Breksi. Foto diambil di S.Cimaunceri. demikian penulis menyatakan satuan ini sebagai
Formasi Genteng.
Satuan ini didominasi oleh batupasir tufan
dengan kondisi singkapan umumnya kurang 2.3.4. Satuan Tuf Selang Seling Batupasir
segar. Maka dari itu struktur sedimen sangat Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas
sulit untuk ditemukan. Kedudukan satuan ini hadirnya perselingan batuan produk gunungapi
diperoleh dari singkapan batupasir tufan yang terdiri dari batuan jenis piroklastik berupa
sedangkan kedudukan breksi tidak dapat diukur. tuf dengan batupasir.
Penentuan umur satuan ini dilakukan
berdasarkan hubungan superposisi dan hukum
potong memotong, dimana satuan batuan yang
dibawah dari satuan ini diketahui berumur N9-
N13, dan lebih muda dari intrusi basalt, maka
dapat disimpulkan bahwa umur Satuan
Batupasir Tufan Sisipan Breksi adalah lebih
muda dari Satuan Basalt. Berdasarkan litologi
yang sama dengan Formasi Genteng
(Turkandi,1992) yang menyatakan bahwa umur
Formasi Genteng adalah Pliosen Awal.
Penentuan lingkungan pengendapan tidak
dilakukan berdasarkan analisa fosil bentonik,
melainkan berdasarkan bongkah kayu Foto 10. Singkapan Tuf. Foto diambil pada S.Cimaunceri
terkersikan yang merupakan hasil proses

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 6


Satuan ini tersebar di bagian paling utara sampai Apabila dibandingkan dengan ciri-ciri batuan
timur laut daerah penelitian. Satuan ini dapat yang terdapat pada setiap jenis facies
diamati di daerah Kabasiran, Parungpanjang dan pengendapan gunungapi yang dikemukakan
S.Cikuda. Satuan ini dicirikan oleh bentuk Vessel dan Davies (1981), maka Satuan Tuf
morfologi yang sangat landai atau berupa Selang Seling Batupasir yang terdapat di daerah
dataran. Sedangkan ketebalan diperkirakan penelitian dapat ditafsirkan sebagai Facies
berkisar antara 25-50 meter berdasarkan interval Endapan Distal Volcanic-clastic.
kontur yang berada di luasan satuan batuan ini.
Satuan ini di daerah penelitian memiliki ciri
litologi yang sama dengan Endapan Gunungapi
Muda dari Gunung Sudamanik (Turkandi,
1992), dengan demikian penulis menyatakan
satuan ini sebagai Endapan Gunungapi Muda
2.4. Struktur Geologi
Perkembangan tektonik Pulau Jawa dapat
dipelajari dari pola-pola struktur geologi dari
waktu ke waktu. Struktur geologi yang ada di
Pulau Jawa memiliki pola-pola yang teratur.
Secara geologi, Pulau Jawa merupakan suatu
komplek sejarah penurunan cekungan,
pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah
Foto 11. Singkapan Batupasir. Foto diambil pada S.Cimaunceri pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari
Satuan batuan ini tersusun dari campuran antara waktu ke waktu.
batuan piroklastik dan batuan sedimen. Jenis Terdapat tiga arah pola umum struktur geologi
batuan piroklastik yang dapat diamati adalah tuf menurut “Pulunggono dan Martodjojo (1949)”,
gelas dan jenis batuan sedimen berupa batupasir. yaitu arah timur laut - barat daya yang disebut
Keadaan singkapan umumnya kurang segar dan pola Meratus, arah utara – selatan disebut pola
massif. Sehingga kedudukan jurus dan Sunda dan arah timur – barat yaitu pola Jawa.
kemiringan tidak dapat terukur. Diduga bahwa Perubahan jalur penunjaman berumur kapur
satuan ini memiliki kedudukan yang hampir yang berarah timur laut – barat daya menjadi
horizontal. relatif timur – barat sejak kala Oligosen sampai
Berdasarkan hukum superposisi, terlihat bahwa sekarang telah menghasilkan tatanan geologi
Satuan Tuf Selang Seling Batupasir yang ada di Tersier di Pulau Jawa yang sangat rumit dan
daerah penelitian umumnya menutupi satuan mengundang pertanyaan bagaimanakah
batuan yang lebih tua, yaitu Satuan Batupasir mekanisme perubahan tersebut.
Selang Seling Batulempung Sisipan Pola Meratus di bagian barat terekspresikan
Batugamping dan Satuan Batupasir Tufan pada Sesar Cimandiri, di bagian tengah
Sisipan Breksi. terekspresikan dari pola penyebaran singkapan
Hubungan stratigrafi antara satuan ini dengan batuan pra-Tersier di daerah Karang Sambung,
satuan di bawahnya berupa kontak sedangkan di bagian timur ditunjukkan oleh
ketidakselarasan dengan jenis ketidak selarasan sesar pembatas Cekungan Pati, “Florence”
bersudut. Di lapangan penelitian satuan ini tidak timur, “Central Deep”, Cekungan Tuban dan
mengalami perlipatan dan pensesaran. juga tercermin dari pola konfigurasi Tinggian
Berdasarkan data-data tersebut maka satuan ini Karimun Jawa, Tinggian Bawean dan Tinggian
berumur Plistosen Awal. Masalembo. Pola Meratus tampak lebih
dominan terekspresikan di bagian timur.
Lingkungan pengendapan satuan ini ditentukan
berdasarkan ciri litologinya yang berupa batuan Pola Sunda berarah utara-selatan, di bagian barat
hasil erupsi gunungapi yang berselingan dengan tampak lebih dominan, sementara
batuan sedimen berupa batupasir. Dengan perkembangan ke arah timur tidak
demikian dapat disimpulkan bahwa satuan ini di terekspresikan. Ekspresi yang mencerminkan
daerah penelitian terbentuk dan diendapkan di pola ini adalah pola sesar-sesar pembatas
darat yang berasosiasi dengan aktivitas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan
gunungapi.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 7


Arjuna. Pola Sunda pada umumnya berupa 2.4.1. Struktur Lipatan
struktur regangan.
Struktur lipatan yang terdapat di daerah
Pola Jawa di bagian barat diwakili oleh sesar- penelitian adalah berupa antiklin dan sinklin.
sesar naik seperti sesar Beribis dan sesar-sesar Adapun struktur perlipatannya yaitu: Antiklin
dalam Cekungan Bogor. Di bagian tengah Dago dan Sinklin Dago.
tampak pola dari sesar-sesar yang terdapat pada
Penamaan Antiklin Dago dikarenakan antiklin
zona Serayu Utara dan Serayu Selatan. Di
ini melewati Desa Dago, arah umum sumbu
bagian Timur ditunjukkan oleh arah Sesar
Antiklin Dago adalah berarah hampir barat laut -
Pegunungan Kendeng yang berupa sesar naik.
tenggara dengan kemiringan sayap bagian utara
antara 32°-47° dengan jurus berkisar N276°E –
N340°E dan kemiringan sayap bagian selatan
33°-36° dengan jurus berkisar N83ºE – N168ºE.
Sesuai dengan arah kemiringan pada penampang
geologi maka antiklin ini merupakan antiklin
simetris dan satuan batuan yang dilalui Antiklin
Dago adalah Satuan Batupasir Selang Seling
Batulempung Sisipan Batugamping dan Satuan
Batupasir Tufaan Sisipan Breksi. Panjang
sumbu antiklin ini mempunyai panjang sekitar
7,5 km.
Penamaan sinklin ini dikarenakan melewati
Gambar 2. Peta Pola Struktur Pulau Jawa (Pulunggono dan Desa Dago dan arah umum sumbu Sinklin Dago
Martodjojo, 1994)
adalah berarah barat laut – tenggara dengan
Dari data stratigrafi dan tektonik diketahui kemiringan sayap bagian utara antara 13°-15°
bahwa pola Meratus merupakan pola yang dengan jurus berkisar N89ºE – N116ºE dan
paling tua. Sesar-sesar yang termasuk dalam kemiringan sayap bagian selatan 11°-17° dengan
pola ini berumur Kapur sampai Paleosen dan jurus berkisar N276ºE – N330ºE. Sesuai
tersebar dalam jalur Tinggian Karimun Jawa kemiringan di penampang geologi maka, sinklin
menerus melalui Karang Sambung hingga di ini digolongkan kedalam sinklin simetri
daerah Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini sedangkan satuan batuan yang dilalui oleh
teraktifkan kembali oleh aktivitas tektonik yang Sinklin Dago sama dengan yang dilalui oleh
lebih muda yaitu pola Sunda. Data seismik Antiklin Dago. Panjang sumbu sinklin sekitar
menunjukkan pola Sunda telah mengaktifkan 8,25 km.
kembali sesar-sesar yang berpola Meratus pada
2.4.2. Struktur Sesar
Eosen Akhir hingga Oligosen Akhir.
Struktur sesar yang dijumpai di daerah
Pola Jawa menunjukkan pola termuda dan
penelitian adalah sesar mendatar menganan.
mengaktifkan kembali seluruh pola yang telah
Penentuan sesar-sesar tersebut didasarkan hasil
ada sebelumnya. Data seismik menunjukkan
analisa peta topografi yang berupa kelurusan.
bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur
Bukti – bukti di lapangan hanya berupa
masih aktif hingga sekarang.
perubahan kedudukan yang tidak sama dengan
Berdasarkan hasil analisa peta topografi skala 1: kedudukan jurus dan kemiringan pada
25.000 dan pengamatan lapangan yang meliputi umumnya, sedangkan ciri-ciri yang lainnya
pengukuran jurus dan kemiringaan lapisan seperti milonitisasi, breksiasi, dan cermin sesar
batuan serta pengukuran unsur-unsur struktur tidak diperoleh karena kondisi singkapan yang
geologi yang ada di daerah penelitian maka kurang segar atau dominan tidak tersingkap
dapat disimpulkan bahwa struktur geologi yang dengan baik.
berkembang di daerah penelitian terdiri dari
Sesar ini dinamakan Sesar Cimaunceri.
perlipatan dan patahan. Untuk mempermudah
Penamaan sesar ini dikarenakan sesar ini
dalam pengenalan setiap struktur geologi yang
terletak di Sungai Cimaunceri yang ada di
terdapat di daerah penelitian, maka
sebelah timur daerah penelitian. Arah sesar ini
penamaannya diambil dari nama-nama geografis
memanjang dari utara – selatan hampir tegak
yang ada di daerah penelitian.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 8


lurus dengan pola lipatan yang ada di daerah munculnya intrusi yang menerobos satuan
penelitian. batuan yang telah terbentuk yaitu Satuan
Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan
2.4.3. Analisa Gaya Utama
Batugamping. Intrusi ini berupa intrusi
Dalam melakukan analisis struktur geologi, diskordan yang berupa jenis batuan mafik yaitu
penulis menggunakan model menurut Moody basalt.
dan Hill (1956) untuk mengetahui hubungan
Memasuki Kala Pliosen Awal, terjadi regresi
antara tegasan utama dengan jenis struktur
(susut laut) di daerah utara penelitian dan
geologi yang dihasilkan. Konfigurasi dari pola
diendapkan Satuan Batupasir Tufan Sisipan
umum struktur geologi yang berkembang di
Breksi (Formasi Genteng).
daerah penelitian untuk pola struktur lipatannya
berarah barat laut - tenggara sedangkan pola Pada Kala Pliosen Tengah, daerah penelitian
sesar berarah utara - selatan. Berdasarkan hasil mengalami proses pengangkatan kembali
analisa dari pola struktur geologinya, maka arah sehingga menjadi daratan serta mengalami
gaya utama yang bekerja di daerah penelitian perlipatan dan pensesaran. Lipatan ini
diduga mempunyai arah umum timur laut – membentuk lipatan sinklin yang melipat Satuan
barat daya. Batupasir Tufan Sisipan Breksi yang dinamakan
Sinklin Dago. Sedangkan sesar terbentuk setelah
Adapun urut-urutan kejadian struktur geologi di
terbentuknya Sinklin Dago dan mensesarkan
daerah penelitian dimulai dari terbentuknya
Satuan Batupasir Selang Seling Batulempung
perlipatan berupa Antiklin Dago pada Kala
Sisipan Batugamping dan Satuan Batupasir
Miosen Akhir dan Sinklin Dago pada Kala
Tufan Sisipan Breksi. Sesar ini dinamakan Sesar
Pliosen Tengah. Fase selanjutnya terbentuk
Mendatar Cimaunceri. Diduga arah gaya utama
Sesar Mendatar Cimaunceri yang terbentuk pada
yang bekerja berasal dari arah timur laut- barat
Kala Pliosen Tengah. Diperkirakan arah gaya
daya yang menghasilkan Antiklin Dago, Sinklin
utama muncul dari arah timur laut – barat
Dago dan Sesar Mendatar Cimaunceri. Setelah
daya.Hubungan pola struktur yang terdapat di
Sinklin Dago dan Sesar Cimaunceri terbentuk.
daerah penelitian dengan pola struktur yang
terdapat pada Cekungan Bogor mempunyai pola Selanjutnya pada Kala Plistosen Awal, terjadi
yang sama, yaitu pola struktur yang berarah kegiatan gunungapi yang menghasilkan Satuan
utara – selatan dan barat – timur. Tuf Selang Seling Batupasir yang
disebandingkan dengan Endapan Gunungapi
2.5. Sejarah Geologi Muda (Turkandi, 1992)
Sejarah geologi daerah penelitian dimulai pada III. POTENSI SUMBERDAYA BASALT
Kala Miosen Tengah, pada rentang waktu N9 – GUNUNG DAGO
N13 diendapkan Satuan Batupasir Selang Seling
Batulempung Sisipan Batugamping (Formasi 3.1. Kondisi Geografis Daerah Potensi
Bojongmanik). Satuan batuan tersebut Sumberdaya Basalt
diendapkan pada laut dangkal yaitu pada zona Intrusi Basalt dapat ditemukan di bagian tengah
neritik tengah yang ditentukan dengan daerah penelitian dimana lokasi ini masuk ke
kemunculan dan kepunahan fosil foraminifera dalam wilayah Desa Cikuda, Desa Dago dan
Globorotalia mayeri yang ditemukan pada Desa Pingku. Berada pada ketinggian 75 meter
batulempung. Satuan batuan ini memiliki sampai titik puncaknya pada ketinggian 175
ketebalan ±1.000 meter, yang dapat diukur dari meter, dengan bentuk yang kokoh, berupa bukit
penampang geologi daerah penelitian. yang berbentuk kerucut Menurut pengamatan di
Pada Kala Miosen Akhir, daerah penelitian lapangan, sebagian besar wilayah di sekitar
mengalami orogenesa (tektonik) yang lokasi merupakan wilayah perkebunan,
mengakibatkan Satuan Batupasir Selang Seling persawahan, penambangan warga dan
Batulempung Sisipan Batugamping mulai pemukiman. Pada aspek penambangan,
terangkat dari laut kepermukaan sehingga penduduk di sekitar sudah ada yang
menjadi daratan dan mengalami perlipatan. memanfaatkan batuan basalt ini dan menjadi
Lipatan pada kala ini membentuk lipatan salah satu mata pencaharian utama bagi
antiklin yang dinamakan Antiklin Dago. Pada masyarakat sekitar dan dimanfaatkan sebagai
kala yang sama, terjadi aktivitas magma dengan bahan bangunan, agregat aspal dan ballast kereta
api.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 9


3.3. Perhitungan Sumberdaya Batuan Basalt
Kajian mengenai ketedapatan sumber daya
basalt di Gunung Dago hanya dilakukan berupa
perhitungan jumlah sumber dayanya saja tanpa
menguji kualitas keteknikan dari batuan
tersebut. Sehingga berdasarkan klasifikasi
sumber daya menurut SNI, daerah penelitian
termasuk ke dalam sumber daya mineral
spekulatif. Perhitungan kuantitas sumber daya
bahan galian ini menggunakan metode
Konturing untuk perhitungan luas dan
Foto 12. Foto yang memperlihatkan bukit intrusi basalt. Diambil perhitungan volume menurut B.C.Craft and M.F
pada daerah Dago dari arah timur laut ke barat daya Hawkins (1959).
3.2. Metode Perhitungan Sumberdaya Dengan menggunakan metode konturing untuk
Dalam perhitungan sumber daya bahan galian di menghitung luas area, maka didapat luas sebesar
daerah peneltian dibagi menjadi dua tahapan, 10,346,864 m² . Perhitungan dilakukan dari
yaitu: ketinggian 75 meter hingga 175 meter. Hal ini
a. Tahapan perhitungan luas dikarenakan adanya jalan dan pemukiman di
Dalam perhitungan luas digunakan metode sekitar area yang berada pada ketinggian di
gridding, yaitu perhitungan luas yang membagi bawahnya tersebut, dan jika pada saat dilakukan
area pada peta yang berbentuk bujur sangkar. penambangan tidak membuat cekungan yang
b. Tahapan perhitungan volume nantinya akan menjadi tempat untuk genangan
Dalam perhitungan volume digunakan metode air atau menjadi danau. Volume kotor dihitung
kontur menurut Craft dan Hawkins (1959). dengan rumus yang berada pada Tabel 6.1.
sesuai tipe geometrinya. Sedangkan perhitungan
rumus volume tanah penutup yaitu luas kontur A
dikurang luas kontur B kemudian dikalikan satu
meter, dimana tebal tanah penutup dianggap satu
meter.
Nilai Luas Interval Perbandingan Tipe Volume Volume Tanah Volume
Kontur (m) (m2) Kontur Luas Area Geomoetri Kotor (m3) Penutup (m3) Bersih (m3)
175 2,498 12.5 0 Puncak 0 0 0
162.5 12,711 12.5 0.20 Pyramid 55,461 11,878 43,582
150 40,076 12.5 0.32 Pyramid 179,694 9,122 170,573
137.5 110,354 12.5 0.36 Pyramid 729,789 23,426 706,363
125 256,326 12.5 0.43 Pyramid 1,712,392 48,657 1,663,734
112.5 917,998 12.5 0.28 Pyramid 5,993,814 220,557 5,773,256
100 2,212,252 12.5 0.41 Pyramid 14,744,573 431,418 14,313,155
87.5 2,995,403 12.5 0.74 Trapesium 23,507,736 261,050 23,246,686
75 3,799,246 12.5 0.79 Trapesium 30,114,157 267,948 29,846,209
JUMLAH 77,037,614 1,274,057 75,763,558

Tabel 3. Metode perhitungan volume sumber daya bahan galian


dengan metode kontur berdasarkan Craft dan Hawkins, 1959.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka


didapatkan total volume bersih dari sumber daya
bahan galian basalt sebesar 75.763.558 m³ atau
bila dikalikan dengan massa jenis basalt yaitu
2,7 g/cm³ maka volume basalt dalam tonase
adalah 204.561.606 ton.
Gambar 3. Gambar yang memperlihatkan perhitungan volume
berdasarkan Craft dan Hawkins, 1959 Tabel 2. Metode
perhitungan volume sumber daya bahan galian dengan metode
kontur berdasarkan Craft dan Hawkins, 1959.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 10


3.4. Pemanfaatan Sumberdaya Basalt geomorfologi memiliki perkembangan tahapan
Gunung Dago muda dan tua. Sedangkan genetika sungai
berupa subsekuen, obsekuen dan konsekuen dan
Batuan basalt memiliki peranan yang cukup pola aliran sungainya berupa trellis dengan
penting dalam sektor konstruksi, khususnya stadia sungai dewasa.
untuk pembangunan infrastruktur, seperti
pondasi untuk jalan raya, untuk bahan campuran 2. Berdasarkan pada ciri dan penyebaran litologi
beton, agregat, makadam, dan sebagainya. , maka satuan batuan daerah penelitian terdiri 4
satuan batuan dari yang tertua yaitu : Satuan
Menurut Sukandarumidi (2009), dikatakan Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan
bahwa secara umum batuan ini memiliki ciri-ciri Batugamping yang berumur Miosen Tengah
fisik yaitu umumnya berwarna gelap (abu-abu (N9-N13) karena keterdapatan jejak fosil
sampai hitam), tahan terhadap air hujan, dengan Globigerinoides immaturus, Globoquadrina
berat jenis rata-rata 2,7 g/cm³ dan nilai kuat dehiscens, dan Orbulina suturalis dan jejak fosil
tekan berkisar antara 23 kg/cm² (konversi satuan bentos berupa Robulus sp, Rotalia sp, dan
uji tekan kuat 2,3 MPa = 2,3 N/mm² = 23 Anomalina sp yang terendapakan di lingkungan
Kg/cm²). laut dangkal; Satuan Basalt yang terbentuk pada
umur Miosen Akhir, dan struktur batuan beku
Untuk kebutuhan bahan baku bangunan intrusifnya yaitu diskordan; Satuan Batupasir
umumnya dibutuhkan batuan basalt dengan sifat Tufan Sisipan Breksi yang terendapkan di
keteknikan tertentu yang diuji di laboratorium, lingkungan litoral - darat berdasarkan atas
serta ditunjang hasil analisa petrografi untuk penemuan kayu terkersikan dan terendapkan
mengetahui komposisi mineral penyusun batuan, pada umur Pliosen Awal; Satuan Tuf Selang
maupun untuk mengetahui komposisi mineral Seling Batupasir yang terendapkan pada umur
gelas, dimana yang diharapkan persentase Plistosen Awal dan menurut Vessel dan Davies
kehadirannya tidak lebih dari 50% dikarenakan (1981) lingkungan pengendapannya berada di
sifat gelas yang mempengaruhi kekompakan Distal Facies (kaki gunungapi).
batuan.
3. Struktur geologi yang berkembang berupa
Batuan basalt yang diamati di lokasi penelitian lipatan dan sesar. Struktur – struktur geologi ini
memiliki ketebalan terukur yang tersingkap di mulai terbentuk pada kala Pliosen Tengah.
permukaan adalah 100 meter (berdasarkan Struktur lipatan berupa Antiklin Dago dan
kontur tertinggi dan terendah dari batas Sinklin Dago yang memiliki sumbu dengan arah
penambangan). Menurut masyarakat sekitar baratlaut-tenggara . Struktur sesar berupa Sesar
Gunung Dago bahwa sumber daya basalt daerah Mendatar Cimaunceri. Untuk mengetahui
penelitian biasanya dimanfaatkan sebagai bahan hubungan antara tegasan utama dengan jenis
baku sebagai berikut : struktur geologi yang dihasilkan maka gaya
a. Bahan baku industri poles, tegel, ornamen, tegasan utama berada pada arah timurlaut –
ubin lantai, tugu/monument baratdaya yang diperkirakan menghasilkan sesar
b. Bahan baku sipil , bahan campuran beton, mendatar menganan dengan arah utara– selatan.
pondasi jalan (landasan), agregat aspal/trotoar
dan ballast kereta api. 4. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metoda
gridding (Craft and Hawkins, 1959) maka
IV. KESIMPULAN DAN SARAN didapatkan total volume bersih dari sumber daya
bahan galian basalt sebesar 75.763.558 m³ atau
Setelah dilakukan penelitian berupa pemetaan bila dikalikan dengan massa jenis basalt yaitu
geologi permukaan daerah Dago dan sekitarnya 2,7 g/cm³ maka volume basalt dalam tonase
Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor adalah 204.561.606ton.
Propinsi Jawa Barat dan studi potensi basalt
maka didapat kesimpulan :
Daftar Pustaka
1. Geomorfologi daerah penelitian dapat di bagi
menjadi 3 satuan geomorfologi yaitu satuan Asikin, S., 1986, Geologi Struktur Indonesia,
dataran lipat patahan, satuan bukit intrusi dan Departemen Teknik Geologi, Institut Teknologi
satuan dataran kaki gunungapi. satuan Bandung.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 11


Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Martodjojo, S.,1984, Evolusi Cegungan Bogor
Nasional, 1999, Peta Rupabumi Digital Jawa Barat, Fakultas Pasca Sarjana, Institut
Indonesia Lembar Lebak Wangi No. 1209- Teknologi Bandung.
411, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional, Cibinong, Bogor Noor, Dj., 2010, Geomorfologi, Program Studi
Teknik Geologi, Fakulta Teknik, Universitas
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Pakuan, Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Nasional, 1999, Peta Rupabumi Digital
Indonesia Lembar Curug No. 1408-413, Turkandi dkk., 1992, Geologi Lembar Jakarta
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan – Jawa (Geology of The Jakarta Quadrangle
Nasional, Cibinong, Bogor. – Jawa), Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan
Bemmelen, R. W. Van, 1949, The Geology of Sumber Daya Mineral, Departemen
Indonesia, Vol. IA : General Geology of Pertambangan dan Energi, Bandung.
Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
Government Printing Office, The Hague, 732 p. Vessel dan Davies. (1981).”Model Lingkungan
Pengendapan Batuan Produk
Blow, W. H. and Postuma J. A. 1969. “Range GunungApi”.[Online].Tersedia:http//:www.sed
Chart, Late Miosen to Recent Planktonic imentologiduaribusembilan.blogspot.com/2010/
Foraminifera Biostratigraphy”, Proceeding of 12/fasies-gunung-api-dan-aplikasinya.html [10
The First. Oktober 2016].

Craft, B.C., and Hawkins, M.F. 1959. Applied Williams, H., F. J. dan C. M. Gilbert, 1954, Op
Petroleum Reservoir Engineering. Loisiana Cit Mudjur Muif, 1985, Petrografi Batuan
State University. America. Beku dan Batuan Piroklastik, Jurusan Tekink
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan
Mudjur M., 1985, Petrografi Batuan Bogor.
Metamorf dan Batuan Sedimen, Jurusan
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas PENULIS
Pakuan Bogor.
Hartomo Amin Saputra, ST., Alumni (2016)
Harahap, B.H, dkk, 2003, Stratigraphic Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lexicon of Indonesia, Geological Research and Universitas Pakuan. E-mail :
hartomo.amin@gmail.com
Development Centre.
Ir. Teti Syahrulyati, M.Si. Staf Pengajar
Kadarisman, D.S, 1997, Pedoman Praktikum Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Mineral Optik, Laboratorium Mineral Optik, Universitas Pakuan.
Program Studi Teknik Geologi, Universitas
Pakuan, Bogor. Ir. M.Syaiful, M.Si. Staf Pengajar Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Kadarisman, D.S, 1997, Pedoman Praktikum Universitas Pakuan
Petrografi, Laboratorium Petrografi,
Program Studi Geologi, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan, Bogor.

Marks, P., 1957, Stratigraphic Lexicon of


Indonesia, Publikasi Keilmuan no.3, Seri
Geologi, Pusat Jawatan Geologi, Bandung.

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 12

Anda mungkin juga menyukai