ABSTRAK
Daerah Dago masuk kedalam Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas
daerah penelitian 64 km². Secara geomorfologi terdiri dari Satuan Dataran Lipat Patahan, Satuan
Dataran Kaki Gunungapi, dan Satuan Bukit Intrusi serta jentera geomorfik berada pada tingkat tua dan
muda. Pola aliran sungai yang berkembang adalah trellis dengan genetika sungai subsekuen,
konsekuen dan obsekuen. Stadia sungai di daerah penelitian berada pada tahapan dewasa. Tatanan
batuan yang tersingkap di daerah penelitian dari tua ke muda adalah Satuan Batupasir Selang-Seling
Batulempung Sisipan Batugamping Formasi Bojongmanik yang berumur Miosen Tengah (N9 – N13)
diendapkan di lingkungan neritik tengah. Satuan Basalt terbentuk secara menerobos Satuan Batupasir
Selang-Seling Batulempung Sisipan Batugamping yang diperkirakan berumur Miosen Akhir,
selanjutnya Batupasir Tufaan Sisipan Breksi Formasi Genteng yang berumur Pliosen Awal
diendapkan di lingkungan litoral sampai darat. Satuan Tuf Selang-Seling Batupasir terendapkan
terakhir yang berumur Plistosen Awal dan menutupi secara tidak selaras satuan yang ada dibawahnya.
Struktur geologi yang berkembang adalah lipatan dan sesar, adapun lipatan yang berkembang adalah
Antiklin Dago yang terbentuk pada kala Miosen Akhir dan Sinklin Dago yang terbentuk pada kala
Pliosen Tengah. Pada Kala Pliosen Tengah juga terbentuk Sesar Mendatar Cimaunceri. Keseluruhan
struktur yang ada di daerah penelitian terjadi dalam dua perioda tektonik Intramiosen dan
Pliopleistosen, dengan arah gaya utama N 25ºE atau relatif timur laut – barat daya. Daerah Dago
adalah salah satu kawasan penambangan yang memiliki daya tarik ekonomis bagi masyarakat
sekitarnya. Salah satunya adalah potensi basalt yang masih melimpah pada Gunung Cabe dan Gunung
Dago. Berdasarkan perhitungan dengan metode konturing pada daerah tersebut, maka sumberdaya
basalt memiliki volume bersih sekitar 75.763.558 m³. Apabila dikalikan dengan massa jenis basalt
yaitu 2,7 g/cm³ maka volume basalt dalam tonase adalah 204.561.606 ton.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Selain itu, kawasan Dago dan sekitarnya adalah
Daerah Parungpanjang dan sekitarnya salah satu kawasan penambangan yang memiliki
merupakan daerah yang terdiri atas dataran daya tarik ekonomis bagi masyarakat, berupa
hingga bukit intrusi yang terletak di desa Dago. penambangan basalt dan pembuatan batubata
Secara geologi daerah ini disusun oleh batuan yang menjadi salah satu mata pencarian umum
sedimen berumur Miosen dengan struktur bagi masyarakat di daerah Dago dan sekitarnya.
geologi berupa lipatan dan patahan. Batuan Sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut
Miosen yang terdapat di daerah penelitian potensi sumberdayanya.
disusun oleh Formasi Rengganis dan Formasi
Bojongmanik. 1.2. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian di daerah
Topografi yang bervariasi menjadikan kawasan tersebut yaitu untuk mengetahui dan mampu
ini memiliki potensi sebagai daerah wisata. memberikan informasi atau gambaran mengenai
Destinasi wisata yang belum berkembang di keadaan geologi di daerah tersebut serta
daerah Dago ini menjadi salah satu hal utama, menganalisa potensi batuan beku basalt di
sehingga tidak diketahui oleh banyak Daerah Dago, Kecamatan Parungpanjang,
masyarakat khususnya masyarakat Daerah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Bogor dan sekitarnya.
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 1
1.3. Metodelogi Penelitian Zona Bogor sekarang terlihat sebagai daerah
Metode penelitian yang dilakukan menggunakan yang berbukit – bukit rendah di sebagian tempat
metoda analisis deskriptip yang meliputi tahap secara sporadis terdapat bukit – bukit dengan
persiapan dan studi literatur, pengambilan data batuan keras yang di namakan vulkanik neck
lapangan , analisa laboratorium dan studio, serta atau sebagian batuan intrusi seperti Gunung
dilanjutkan dengan penulisan laporan. Parang dan Gunung Sanggabuwana di Plered
Purwakarta, Gunung Kromong dan Gunung
1.4. Letak Dan Kesampaian Daerah Buligir sekitar Majalengka. Batas antara zona
Secara geografis, daerah penelitian terletak pada Bogor dengan zona Bandung adalah Gunung
06°36’13” LS - 06°41’52” LS, dan 106°54’12” Ciremai (3.078 meter) di Kuningan dan Gunung
BT - 106°61’32” BT dengan luas wilayah : 8 Tampomas (1.684 meter) di Sumedang.
km x 8 km = 64 km², termasuk ke dalam Peta
Geologi Regional Lembar Jakarta 1209-4,
dengan skala 1 : 100.000 ( Turkandi dkk, 1992),
dan Peta Rupabumi Indonesia terbitan
Bakosurtanal Lembar Lebakwangi No. 1209-
411 dan Lembar Curug No. 1209-413 dengan
skala 1 : 25.000. Secara administratif masuk ke
dalam 2 kecamatan yaitu wilayah Kecamatan
Parungpanjang dan wilayah Kecamatan Rumpin,
yang terdiri dari 10 desa/kelurahan yaitu
Sukamulya, Cikuda, Dago, Gorowong,
Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen 1949
Kabasiran, Kertajaya, Lumpang, Parungpanjang,
Mekarsari, dan Pingku. Daerah penelitian dapat 2.2. Geomorfologi Daerah Penelitian
dicapai dengan menggunakan keretaapi,
Pembagian satuan geomorfologi berdasarkan
kendaraan roda empat dan kendaran roda dua
hasil pengamatan di lapangan mengacu pada
dari Kota Bogor tujuan Parungpanjang.
konsep dasar Davis (1969) yaitu proses, struktur
Topografi terletak pada kisaran ketinggian 25 –
dan tahapan. Dimana struktur menyangkut
175 mdpl, dengan bagian tertinggi berada di
posisi dan tata letak batuan, proses menyangkut
daerah Desa Dago.
media yang berperan dalam pembentukan
morfologi sedangkan tahapan menyangkut
II. GEOLOGI UMUM tingkat atau derajat erosi yang sudah
2.1. Fisiografi berlangsung. Daerah penelitian terbagi menjadi
Van Bemmelen (1949), membagi Jawa Barat ke
3 satuan geomorfologi yaitu Satuan
dalam 4 zona fisiografi (Gambar 2.1), yaitu : Geomorfologi Dataran Lipat Patahan, Satuan
Geomorfologi Bukit Intrusi dan Satuan
1. Zona Dataran Pantai Jakarta Geomorfologi Dataran Kaki Gunungapi.
2. Zona Bogor
3. Zona Bandung
4. Zona Pegunungan Selatan
5. Zona Gunungapi kuarter
Penentuan umur satuan basalt menggunakan 2.3.3. Satuan Batupasir Tufan Sisipan Breksi
hukum potong-memotong, dimana batuan yang Penamaan satuan ini didasarkan atas kehadiran
dipotong atau diintrusi umurnya lebih tua dari batupasir tufan sebagai penyusun utama
yang memotong atau yang mengintrusi. sedangkan breksi sebagai sisipan di daerah
Berdasarkan data lapangan, satuan batuan yang penelitian. Satuan ini tersebar di bagian barat
diterobos satuan batuan ini adalah Satuan daya, barat, barat laut hingga ke timur daerah
Batupasir Selang Seling Batulempung Sisipan penelitian.. Pada umumnya kedudukan jurus
Batugamping yang berumur Miosen Tengah, pada satuan ini berkisar antara N89°E - N168°E
sehingga umur satuan basalt ini lebih muda dari dan N276°E -N330°E, menunjukan adanya
satuan batuan yang berumur Miosen Tengah. perubahan kemiringan membentuk struktur
lipatan, dengan kemiringan berkisar 10°-17°.
Craft, B.C., and Hawkins, M.F. 1959. Applied Williams, H., F. J. dan C. M. Gilbert, 1954, Op
Petroleum Reservoir Engineering. Loisiana Cit Mudjur Muif, 1985, Petrografi Batuan
State University. America. Beku dan Batuan Piroklastik, Jurusan Tekink
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan
Mudjur M., 1985, Petrografi Batuan Bogor.
Metamorf dan Batuan Sedimen, Jurusan
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas PENULIS
Pakuan Bogor.
Hartomo Amin Saputra, ST., Alumni (2016)
Harahap, B.H, dkk, 2003, Stratigraphic Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lexicon of Indonesia, Geological Research and Universitas Pakuan. E-mail :
hartomo.amin@gmail.com
Development Centre.
Ir. Teti Syahrulyati, M.Si. Staf Pengajar
Kadarisman, D.S, 1997, Pedoman Praktikum Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Mineral Optik, Laboratorium Mineral Optik, Universitas Pakuan.
Program Studi Teknik Geologi, Universitas
Pakuan, Bogor. Ir. M.Syaiful, M.Si. Staf Pengajar Program
Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Kadarisman, D.S, 1997, Pedoman Praktikum Universitas Pakuan
Petrografi, Laboratorium Petrografi,
Program Studi Geologi, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan, Bogor.