Muhammad Afuza Divianto 1), Teti Syahrulyati 2), Muhammad Agus Karmadi 3)
ABSTRAK
Tujuan penelitian geologi daerah Sindangsari dan Sekitarnya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat untuk mengetahui tatanan geologi daerah tersebut yang mencakup
geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan sejarah geologi. Metodologi penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, penelitian lapangan, analisa laboratorium
dan studio yang keseluruhanya dituangkan dalam sebuah laporan tugas akhir. Hal yang dicapai
dalam penelitian geologi daerah Sindangsari dan Sekitarnya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian secara
morfogenesa dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu: Satuan Geomorfologi
Perbukitan Kars yang berstadia dewasa, Satuan Geomorfologi Gunung Api Sub Kaki Gunung
Api Yang berstadia Dewasa dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial yang berstadia muda.
Pola aliran sungai yang berkembang adalah Dentritik dan Rektangular dan tingkat jentera
geomorfik berada pada tahapan dewasa. Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian dari
tua ke muda adalah: Satuan Batuan Batugamping (Anggota Batugamping Formasi Pamutuan)
berumur Miosen Tengah diendapkan pada lingkungan laut dangkal, Satuan Batuan Breksi dan
Batuan Beku Basalt berumur Miosen Akhir diendapkan pada lingkungan darat, Satuan Endapan
Aluvial berumur Holosen. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian hanya di
jumpai hamparan perlapisan batuan saja dengan arah hamparan Barat-Timur yaitu N 950E.
3.2 Stratigrafi
Stratigrafi regional daerah
Karangnunggal, Jawa Barat telah banyak
ditulis oleh peneliti terdahulu. Menurut
Supriatna Dkk (1983) tatanan batuan daerah
Karangnunggal Jawa Barat disusun oleh Gambar 3.1 Foto Singkapan Batugamping
urutan batuan yang berumur miosen hingga Kalstik.
kuarter.
Berdasarkan hasil studi di lapangan dan B. Batugamping Kristalin
dengan bukti yang di jumpai di lapangan Dijumpai dengan berwarna abu abu
maka disimpulkan urut - urutan stratigrafi dengan konstituen utama berupa kristalin.
pada daerah penelitian terbagi atas 3 satuan Memiliki masa dasar berupa mikrit.
formasi. Satuan – satuan batuan tersebut Memiliki tekstur. Memiliki kemas tertutup
yaitu sebagai berikut (tua ke muda) : dan memiliki porositas yang buruk.
3.2.1 Satuan Batuan Batugamping. Batugamping tersebut tidak di jumpai
adanya kedudukan batuan pada daerah
Penamaan satuan ini di dasarkan pada
penelitian. Singkapan tersebut di jumpai
singkapan-singkapan batuan di lapangan
dengan kondisi sedang.
Gambar 3.5 Endapan Aluvial di Sungai Arah gaya utama yang bekerja di daerah
Cimedang. penelitian diperoleh data-data kedudukan
3.4 Struktur Geologi jurus dan kemiringan lapisan batuan.
Apabila dikaitkan dengan pola struktur yang
Menurut Pulonggono dan Martodjojo terjadi selama Tersier menurut Soejono
(1949), di Pulau Jawa dikenal ada tiga pola Martodjojo dan Pulunggono tahun 1994,
struktur dominan, ketiga pola tersebut maka pola struktur yang terjadi di daerah
terbentuk pada waktu yang berbeda dan penelitian dengan struktur Kedudukan dan
menghasilkan kondisi tektonik yang Kemiringan Perlapisan Batuan dengan arah
berbeda pula, antara lain : N 95º E – N 115º E dan dengan arah umum
1. Pola Meratus terbentuk pada Zaman antara N 5º E termasuk ke dalam Pola Jawa.
Kapur Akhir – Eosen Awal dan berarah III. SEJARAH GEOLOGI
NE – SW.
Sejarah geologi daerah penelitian
2. Pola Sunda terbentuk pada kala Eosen – dimulai pada Kala Miosen Tengah
Oligosen berupa struktur regangan yang (Tf.bawah) dengan diendapkannya Satuan
berarah N – S. Batuan Batugamping yang diendapkan
3. Pola Jawa terbentuk pada kala Oligosen pada lingkungan pengendapan Laut
akhir – sekarang dan berarah E – W. Dangkal dengan kedalaman 100m hingga
200m.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, Kemudian karena adanya aktivitas
pengukuran unsur-unsur struktur geologi tektonik pada Kala Miosen Tengah hingga
berupa kenampakan morfologi dan arah Miosen Akhir yakni aktivitas tektonik Pola
umum perlapisan batuan yang dijadikan Jawa yang akhirnya menyebabkan
sebagai acuan data penarikan struktur terangkatnya Satuan Batuan Batugamping
geologi daerah penelitian dijumpai bukti – ke permukaan dan menjadi daratan.
buktinya berupa kedudukan perlapisan Selanjutnya pada Kala Pliosen Akhir
batuan. Pada daerah penelitian tidak di hingga Plistosen Akhir terjadi aktivitas
jumpai struktur geologi berupa patahan pada gunung api di sekitar daerah
ayau lipatan. Diduga patahan atau lipatan penelitian yang mengakibatkan
berada di luar daerah penelitian namun terbentuknya Satuan Breksi Dan Batuan
berpengaruh terhadap batuan pada daerah Beku Basalt di atas Satuan Batuan
penelitian. Batugamping yang telah tererosi akibat
adanya rumpang waktu selama Kala
Mekanisme pembentukan stuktur
Miosen Tengah Hingga Plistosen Tengah
geologi di daerah penelitian di mulai pada
yang menyebabkan ketidakselarasan pada
kala Miosen Tengah – Miosen Akhir yaitu
batas kedua satuan batuan. Sataun Breksi
mulai terjadi aktivitas tektonik dengan arah
Dan Batuan Beku Basalt terbentuk pada
gaya utama adalah N 5º E yang
lingkungan pengendapan darat yakni
mengakibatkan Satuan Batuan Batugamping
lingkungan pengendapan gunung api
terangkat menjadi daratan dan perlapisan
bagian Median yang menghasilkan batuan
batuan yang tersingkap dengan kedudukan
Piroklstik dan Endapan Aliran Lava.
arah hamparan yang berkisar antara N 90º E
Pada Kala Plistosen - Holosen Proses-
hingga N 115º E dan dengan kemiringan
proses eksogenik berupa proses pelapukan
yang bberkisar antara 20º hingga 35º.
erosi/denudasi. Proses-proses tersebut
menghasilkan endapan aluvial sungai. yang
Satuan Batuan Batugamping yang
dibatasi oleh bidang erosi yang di endapkan
berumur Miosen Awal – Miosen Tengah
PENULIS
Lampiran 2.