Anda di halaman 1dari 17

Evaluasi Nilai California Bearing Ratio (CBR) dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Test Pada Bahu Jalan

Pawiyatan Luhur Bendam Dhuwur Semarang


Daniel Hartanto

Abstrak Uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer ) merupakan alat uji yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi pavement maupun bahu jalan. Uji DCP dipilih karena cepat dan praktis dan umumnya dipakai sebagai quality control pekerjaan pembuatan jalan. Bahu jalan disekitar lokasi Jalan Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur kususnya dirute antara kampus Unika Soegijapranata dengan Kampus Untag Semarang dijumpai secara visual banyak rekahan rekahan. Dengan uji DCP, 16 titik uji dengan masing masing titik diuji depan dan belakang, didapat nilai CBR yang mempunyai kreteria antara sedang sampai baik yaitu : 6,1 % sampai dengan 23 % sehingga bahu jalan didaerah tersebut masih layak dan tidak perlu diperbaikan secara menyeluruh.

Kata kunci : Dynamic Cone Penetrometer, California Bearing Ratio

Pendahuluan Berawal dari kondisi jalan Pawiyatan Luhur yang sepanjang Kampus Unika ke Kampus Untag Semarang selalu rusak parah. Jalan Pawiyatan Luhur merupakan access penting yang dilewati baik dari arah Jl. Teuku Umar maupun dari Jl. Sampangan. Kondisi jalan yang rusak dan berlubang diperparah dengan adanya pergerakan tanah akibat sesar disekitar wilayah tersebut.

12

(a)

(b) Gambar 1 : kondisi bahu jalan di sepanjang jalan Pawiyatan Luhur Unika Untag Semarang

Gambar 2 : detail kerusakan bahu jalan

13

Tujuan Penelitian Mengevaluasi tingkat kepadatan bahu jalan di Jalan Pawiyatan Luhur dengan menggunakan uji CBR lapangan dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Test.

Dynamic Cone Penetrometer Test (DCP) Pada bidang geoteknik mengenal uji langsung di lapangan (in situ testing) yang menggunakan perinsip memasukan atau penekanan (penetration) batang konus yang berbentuk kerucut ke dalam tanah yaitu Cone Penetration Test (CPT) dan Standard Penetration Test (SPT). Untuk uji CPT penekanan konus dilakukan secara mekanis dengan bantuan piston hidrolis yang menekan (penetration) rod (batang) dengan kecepatan constant menembus tanah. Sedangkan SPT penekanan dilakukan dengan jalan memukul split spoon ke dalam tanah dengan alat hammer. Dynamic Cone Penetrometer Test (DCP) pertama kali dikembangkan di Australia oleh Scala (1956). DCP yang sekarang merupakan alat yang dikembangkan dari the Transvaal Roads Department in South Africa (Luo, 1998). DCP mekanis merupakan perpaduan dari uji insitu testing yaitu CPT dan SPT. Dalam melakukan penekanan konus DCP dibantu hammer yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu dengan jumlah tumbukan tertentu metode ini identik dengan SPT yaitu dalam mencari number of blow (N). Sedangkan bacaan DCP diukur berdasarkan kedalaman penekanan konus (depth penetration) identik dengan CPT dalam membaca tiap interval tertentu konus dan gesekan (friction) selimut konus

Konstruksi Jalan Struktur perkerasan terdiri dari Lapis Permukaan, Lapis Pondasi Atas, dan Lapis Pondasi Bawah, dihamparkan diatas Tanah Dasar yang telah disiapkan. Lapis Pondasi Atas merupakan lapis utama pembagi beban dari bahan yang diletakkan secara langsung dibawah lapis permukaan, terdiri dari batu-pecah bergradasi atau kerikil dengan kualitas bagus dan mempunyai nilai CBR yang tinggi.

14

Lapis Permukaan (Surface Course )

Lapis Pondasi Agregat ( Base Course )

Lapis Pondasi Agregat bawah (Subbase Course )

Tanah Dasar (Subgrade) Gambar3 : Lapisan jalan

Tebal dari lapis pondasi atas berkisar dari 10 sampai 20 cm, tergantung pada kelas rencana jalan. Lapis pondasi bawah merupakan lapis kedua pambagi beban yang langsung berada dibawah lapis pondasi atas, seringkali berfungsi sebagai lapis drainase pada jalan kerikil. Terdiri dari satu atau dua lapis-tersusun, yang tebalnya tergantung pada kelas rencana jalan. Bahu Jalan Bagian-bagian yang dipersiapkan pada masing-masing sisi jalan, yang terletak antara tepi permukaan perkerasan dan tepi atas drainase samping pada galian atau lereng timbunan pada badan jalan timbunan. C L
Drainase jalan

Bahu jalan

Perkerasan jalan

Perkerasan jalan

Gambar 4 : Sket melintang jalan raya

15

Bahu Jalan diperuntukkan bagi pejalan kaki, berhenti untuk sementara akibat kondisi tertentu apabila tidak terdapat rambu larangan berhenti dan untuk tempat menghindar bagi kendaraan saat berpapasan. Bahu Jalan tidak diperkenankan untuk parker kendaraan, berjualan, menanam pohon, penempatan utilitas atau kegiatan lain yang mengganggu peruntukkannya. Penempatan bangunan utilitas pada bahu jalan dalam sistem primer atau sekunder di dalam wilayah perkotaan harus seijin pembina jalan dan mengikuti petunjuk teknis pemasangan utilitas. Bila terdapat jalan masuk ke bangunan-bangunan atau fasilitas lainnya yang memotong bahu jalan harus diupayakan sedemikian rupa sehingga fungsi peruntukannya tidak terhambat.

California Bearing Ratio (CBR) Menentukan nilai CBR lapangan dengan menggunakan data DCP ( Dynamic Cone Penetrometer ) mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pemeriksaan dengan DCP menghasilkan data kekuatan tanah sampai 90 cm di bawah tanah dasar . Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat seperti tampak pada gambar 2

Gambar 5: Alat uji DCP Sumber : Wesley,1988

16

Penumbuk dengan berat = 20 lb (9,072 kg) dijatuhkan dari ketinggian 20 inci (50,8 cm) dengan bebas melalui sebuah pipa berdiameter 0,625 inchi (15,875 mm) yang ditahan oleh landasan (anvil). Ujung pipa baja berbentuk kerucut dengan luas = 0,50 Dengan sudut puncak = 30 0 atau 60 0 Di Indonesia umum digunakan sudut puncak 30o, Hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan a. Penetrabilitas Skala Penetrometer ( Scale of Penetrometer Penetrability = SPP ) yang mernyatakan mudah atau tidaknya melakukan penetrasi ke dalam tanah b. Tahanan Skala Penetrasi ( Scale of Penetration Resistance = SPR ) yang menyatakan sukar atau tidaknya melakukan penetrasi ke dalam tanah. Dinyatakan dalam tumbukan/cm

SPR =

1 SPP

............................................................ ( 2.1 )

Data lapangan umumnya dalam SPP, tetapi dalam analisis data digunakan SPR Metode rasio daya dukung california ( California Bearing Ratio = CBR Method ) mula diciptakan oleh O.J. Porter, kemudian dikembangkan oleh California State Highway Departement, tetapi kemudian dikembangkan dan dimodifikasi oleh Corps insiyur insiyur tentara Amerika Serikat ( U.S. Army Corps of Engineers ). Metode ini mengkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi laboratorium atai di lapangan dengan rencana empiris ( emperical design charts ) untuk menentukan tebal lapisan perkerasan . Hal ini digunakan sebagai metode perencanaan perkerasan lentur ( flexible pavement ) jalan raya dan lapangan terbang. Tebal bagian perkerasan ditentukan oleh nilai CBR CBR didefinisikan sebagai perbandingan antara beban percobaan ( test Load ) dengan beban standar ( Standard Load ) dan dinyatakan dalam persentase. Lebih jelas dapat dinyatakan dengan persamaan

C .B .R

p P

T S

* 100

%.
................................(2.2)

Dalam hal ini :

Pt = Beban percobaan ( Test Load ) Ps = Beban standar ( standard Load )

17

Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100 % dalam memikul beban lalu lintas CBR lapangan digunakan untuk : a. Memperoleh nilai CBR asli di lapangan, sesuai dengan kondisi tanah dasar saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaaan dilakukan dalam kondisi kadar air tanah tinggi ( musim penghujan ) atau dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi b. Memeriksa apakah kepadatan yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Pemeriksaan untuk tujuan ini tidak umum digunakan, lebih sering menggunakan pemeriksaan yang lain seperti kerucut pasir ( Sand Cone ) dan lain-lain CBR lapangan ialah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan/bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Nilai CBR lapangan pada umumnya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan (overlay). Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini antara lain : cetakan CBR, dongkrak mekanis yang dipasang dibawah truk atau portal besi yang diangkur, dengan alat tambahan antara lain alat penggali, waterpass. Uji DCP, alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR sub base atau base course suatu perkerasan secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan sebagai pekerjaan quality control pekerjaan pembuatan jalan. Spesifikasi alat adalah sebagai berikut : Konus Penumbuk Mistar Penetrasi Stang Penetrasi : Baja yang diperkeras, Sudut kemiringan 60o : Berat 8 kg dan tinggi jatuh 575 mm : 100 cm : 16 mm

Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 3

18

Gambar 6: Alat Uji CBR Lapangan (DCP) Sumber: buku petunjuk penggunaan alat DCP

Alasan pemilihan DCP sebagai alat uji CBR adalah sebagai berikut : 1. Pengoperasian yang praktis Peralatan ini cukup dioprasikan oleh dua orang operator saja. Tanpa memerlukan perhitungan khusus, pekerjaan quality control menjadi cepat dan efisien tanpa mengabaikan keterangan hasil pengukuran. 2. Portable Alat ini di desain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga. Rangkaian alat dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat. Menurut Wesley ( 1988 ) Untuk menentukan nilai CBR sub base atau base course suatu perkerasan secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan sebagai pekerjaan quality control pekerjaan pembuatan jalan dapat menggunakan dengan alat DCP

19

Tujuan dari pengujian DCP adalah : (i) agar dapat menyelidiki tebal dan jenis bahan untuk setiap lapis perkerasan dan (ii) untuk mengukur pengaruh pemadatan yang disebabkan oleh lalu-lintas normal

Tabel 1 : Klasifikasi Nilai CBR CBR (%) 0-3 3-7 7 - 20 20 - 50 > 50


(Sumber : Wesley)

Keterangan sangat buruk buruk sedang baik sangat baik

Prosedur Analisis Data Pelaksanaan CBR dengan menggunakan alat DCP Pengujian dilakukan dengan menekan kerucut logam dengan spesifikasi tertentu masuk ke tanah dengan memakai pemberat khusus yang jatuh pada ketinggian tertentu. Penetrasi (dalam mm) diukur dan dicatat untuk setiap pukulan, dan kemudian dibuatkan referensi terhadap grafik korelasi untuk mendapatkan CBR yang bersangkutan. Prosedur percobaan DCP : 1. Letakkan penetrometer yang telah ditarik di atas permukaan tanah / sirtu yang akan diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga berada dalam posisi vertical,

20

Gambar 7: Posisi Alat DCP dengan permukaan tanah Sumber : buku petunjuk penggunaan alat DCP

2. Baca posisi awal penunjukan mistar ukur (Xo) dalam satuan mm yang terdekat.

Gambar 8: Cara pembacaan penurunan DCP Sumber : buku petunjuk penggunaan alat DCP

3. Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang lalu lepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuk. Tumbukan ini menyebabkan konus menembus tanah / lapisan sirtu dibawahnya.

21

Gambar 9: Cara penumbukan alat DCP Sumber: buku petunjuk penggunaan alat DCP

4. Baca posisi penunjukan mistar ukur ( X1 ) setelah terjadi penetrasi.

Gambar 10: Cara pembacaan alat DCP Sumber : buku petunjuk penggunaan alat DCP

Untuk menganalisa dan menghitung nilai CBR, menggunakan metode grafis yaitu dengan memploting kedalaman penetrasi (Depth Penetration) versus Penetration Index. Setelah titik titik terploting dicari regresi liniernya dan hasil garis regresinya

22

Berikut ini contoh perhitungannya :

Tinggi alat DCP terhadap permukaan tanah = 100 cm


PENURUNAN (Cm) 1,2 2,9 5,2 7,3 9,1 10,5 12,1 13,6 14,1 14,5 14,8 LOKASI ST.1 PENURUNAN 100 Cm II (Cm) 98,8 1 1,1 2 2,3 3 3,7 89,5 4 5,3 5 6,8 6 8,2 7 9,5 8 11 85,2 9 12,6 10 13,8 11 14,6 12 15,1 13 15,7

I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

100 Cm

1,2 1,7 2,3 2,1 1,8 1,4 1,6 1,5 0,5 0,4 0,3

1,1 1,2 1,4 1,6 1,5 1,4 1,3 1,5 1,6 1,2 0,8 0,5 0,6

98,9

91,8

85,4

84,3

n 1 5 5

D 1,2 10,5 14,8

D 1,2 9,3 4,3

SPP 1 6 11

n 1 5 5 2

D 1,1 8,2 14,6 15,7

D 1,1 7,1 6,4 1,1

SPP 1 6 11 16

Gambar 11: Ploting hasil uji DCP di lapangan

ditarik diplot ke chart nilai CBR untuk mencari nilainya.

23

Berikut cara memploting pada titik uji St.1 sebagai berikut :

20% 17,5%

Gambar 12 : Ploting Nilai CBR

21

Hasil Pengujian CBR Lapangan dengan Alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Pengujian DCP ini dilakukan di ruas Jalan Pawiyatan Luhur Semarang pada sekitar rute Unika Sugijapranata Untag sepanjang 40 meter. Titik lokasi penelitian dapat dilihat pada sketsa gambar 13.

St.1
2 1 1

St.3
2

St.2

2 1

St.5
2 1 1

St.4

St.7
2 1

St.9
2 1

St.6

2 1

St.11
2

St.8

2 1

1 2 1

St.13
2 1

St.10

St.15
2

St.12

2 1 2 1

St. 14

St.16

Keterangan :

Lokasi titik penelitian

Gambar 13: Denah Lokasi Titik Uji Sumber: pemotretan udara oleh PT Atlasbumi Semesta

Jumlah titik uji 16 titik dan tiap titik depan dan belakang dilakukan uji DCP

22

Setiap titik uji DCP, dilakukan 2 (dua) kali pengukuran yaitu depan (1) dan belakang (2).

Gambar 14 : Pengujian dengan alat DCP pada Bahu Jalan

23

dari hasil Pengujian dengan alat DCP dapat diketahui nilai CBR nya, berikut :

Tabel 2 : Data CBR Lapangan dengan Alat DCP TITIK 1 CBR (%) 2 RATA RATA (%) KLASIFIKASI

St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 St.6 St.7 St.8 St.9 St.10 St.11 St.12 St.13 St.14 St.15 St.16
Kesimpulan

17,5 14 6,5 13,8 5 25 18,5 16 9 15 14 16 20 22 12 22

20 13,8 7,9 17,5 7,2 22 14 18 8 21 17 18 18 23 14 24

18,75 13,90 7,20 15,65 6,10 23,50 16,25 17,00 8,50 18,00 15,50 17,00 19,00 22,50 13,00 23,00

SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG BURUK BAIK SEDANG SEDANG SEDANG BAIK SEDANG SEDANG SEDANG BAIK SEDANG BAIK

1. Secara keseluruhan nilai CBR untuk titik titik uji dari St. 1 sampai dengan St.16 adalah yang terendah 6,10 % sampai tertinggi 23,00%. 2. Secara umum bahu jalan Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur berada pada kondisi sedang sampai baik sehingga tidak diperlukan perbaikan.

25

Saran perbaikan Perbaikan yang disarankan adalah cukup dilakukan pemadatan tambahan dan perlu dipikirkan talud disepanjang jalan tersebut.

Referensi : M.Das,Braja.(1997), Mekanika Tanah, jilid 1, Pernerbit Erlangga Peraturan SNI no : 1744-1989-F. Panduan CBR Laboratorium Prabowo,G, Albert O (2008), Kajian CBR Lapangan dan CBR Laboratorium Jl. Pawiyatan Luhur Semarang (Studi Kasus Bahu Jalan Ruas Unika Untag), skripsi, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil. Soedarmo, Djatmiko.,G, Ir.(1993). Mekanika Tanah 1.Penerbit Kanisius Sunggono. (1984). Mekanika Tanah. Penerbit Nova R.Salgado, S.Yoon (2003), Dynamic Cone Penetrometer Test (DCPT) for Subgade Assessment, Purdue Library Wesley. (1988). Mekanika Tanah. Jakarta Wignall, Arthur. (2003). Proyek Jalan Teori dan Praktek. Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai