Anda di halaman 1dari 30

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN

BERASPAL PANAS (6.3.6)


LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Sejarah Dokumen
Daftar Distribusi dan Notasi
1.

Ruang Lingkup

2.

Tujuan

3.

Acuan

4.

Definisi dan Pengertian

4.1

Lingkup Pekerjaan

4.2

Formula Campuran Kerja (FCK)

4.3

Campuran Beraspal Panas (Hot Mix)

4.4

Tebal Aktual Campuran Beraspal

4.5

Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density)

4.6

Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)

4.7

Pemadatan Antara (Intermediate Rolling)

4.8

Pemadatan Akhir (Finish Rolling)

5.

Ketentuan Umum

5.1

Ketentuan Pelaksanaan Pengawasan

5.2

Ketentuan Bahan

5.3

Ketentuan Peralatan

5.4

Ketentuan Pada Masing-masing Langkah Kerja

1.

Persiapan

2.

Pengangkutan

3.

Penghamparan

4.

Pemadatan Awal

5.

Pemadatan Antara

11

6.

Pemadatan Akhir

12

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

6.

Bagan Alir dan Tata Cara

14

7.

Bukti Kerja

16

8.

Lampiran

16

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

LEVEL 3

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

SEJARAH DOKUMEN

TANGGAL

10 Agustus 2011

CATATAN PERUBAHAN

Petunjuk Pelaksanaan ini diterbitkan perdana

KETERANGAN

LEVEL 3

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

DAFTAR DISTRIBUSI dan NOTASI


NO. UNIT
PENERIMA
10.0
10.1
10.2
10.3
10.4
10.5
10.6
10.7
10.7.1
10.7.2
10.7.3
10.7.4
10.7.5
10.7.6
10.7.7
10.7.8
10.7.9
10.8
10.9
10.10
10.11
10.12
10.13
10.14
10.15
10.16
10.17
10.18
10.19
10.20
10.21
10.22
10.23

UNIT PENERIMA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV
Kabag Tata Usaha
Kepala Bidang Perencanaan
Kepala Bidang Pelaksanaan I
Kepala Bidang Pelaksanaan II
Kepala Bidang Pengendalian Sistem Pelaksanaan, Pengujian dan Peralatan
SATKER BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL IV
PPK Bagian TU
PPK Bidang Perencanaan
PPK Bidang Pelaksanaan I
PPK Bidang Pelaksanaan II
PPK Bidang PSP3
PPK UPCA Sewo
PPK UPCA Arjawinangun
PPK UPCA Cisokan dan Banjaran
PPK UPCA Ciamis dan Tasikmalaya
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI BANTEN
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI BANTEN
SNVT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI BANTEN
SKPD DINAS PU BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JAWA BARAT
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI JAWA BARAT
SKPD DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA BARAT
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN BANDUNG
SNVT PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN CISUMDAWU
SNVT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI JAWA BARAT
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I METROPOLITAN JAKARTA
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II METROPOLITAN JAKARTA
SNVT PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH III METROPOLITAN JAKARTA
SNVT PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK
SNVT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN
JAKARTA
SNVT UNIT PENGUJIAN DAN PERALATAN CIKAMPEK

Catatan :
Masing masing unit penerima dokumen (10.1 s/d 10.23) dapat menetapkan nomor urut bagi unit-unit
yang berada di bawah koordinasinya, menggunakan nomor di atas diikuti dengan nomor urut penerima
dokumen.

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

1. Ruang Lingkup.
Instruksi kerja (IK) ini berlaku untuk pengawasan Penghamparan dan Pemadatan
Campuran Beraspal Panas sebagai lapis perata, lapis pondasi (base), lapis perekat
(binder) atau lapis permukaan (wearing), diatas pondasi atau permukaan jalan yang telah
disiapkan sesuai dengan persyaratan.
2. Tujuan.
Memberikan panduan tata cara pengawasan pelaksanaan Penghamparan dan Pemadatan
Campuran Beraspal Panas agar diperoleh hasil yang sesuai dengan ketentuan/
persyaratan yang berlaku.
3. Acuan.
1.

Dokumen Kontrak (Spesifikasi Umum, 2010).

2.

Formula Campuran Kerja (FCK).

3.

Gambar Kerja.

4.

Metode Pelaksanaan.

4. Definisi dan Pengertian.


4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Penghamparan Campuran Beraspal Panas akan terdiri dari
penghamparan, pemadatan awal, pemadatan antara dan pemadatan akhir
Campuran Beraspal Panas.
4.2 Formula Campuran Kerja (FCK).
Formula Campuran Kerja (FCK) adalah rancangan campuran dimana sumber
pengambilan agregatenya adalah dari Hot Bin, sehingga karateristik FCK
setidaknya mendekati atau sama dengan FCK.
4.3 Campuran Beraspal Panas (Hot Mix).
Campuran Beraspal Panas (Hotmix) adalah campuran agregate bergradasi dan
bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat instalasi percampuran, serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut pada suhu tertentu sesuai
persyaratan.

1
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

4.4 Tebal Aktual Campuran Beraspal.


Tebal aktual campuran aspal yang dihampar di setiap ruas dari pekerjaan,
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil dari ruas
tersebut. (Spesifikasi pasal 6.3.1.4.b)
4.5 Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density).
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) adalah kepadatan rata-rata (Gmb)
dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan (Trial
Compaction) yang memenuhi ketentuan. (Spesifikasi pasal 6.3.3.5)
4.6 Pemadatan Awal (Breakdown Rolling).
Pemadatan awal adalah pemadatan yang dilakukan setelah penghamparan pada
selang temperatur yang disyaratkan. Pemadatan ini lebih banyak berfungsi memberi
pemadatan awal agar campuran beraspal menjadi relatif stabil (diam) untuk dilewati
pemadat berikutnya. Pemadatan awal dapat dilakukan dengan mesin gilas roda baja
statis atau bergetar. (Manual No.001.A/PW/2004 buku 1 butir 9.4.3.a)
4.7 Pemadatan Antara (Intermediate Rolling).
Pemadatan antara merupakan pemadatan utama yang berfungsi untuk mencapai
kepadatan yang diinginkan, dengan jumlah lintasan dan selang temperatur
campuran beraspal yang tertentu. Pemadatan antara harus segera dilaksanakan
setelah pemadatan awal selesai. Pemadatan antara umumnya dilakukan dengan alat
pemadat ban karet pneumatik. (Manual No.001.A/PW/2004 buku 1 butir 9.4.3.b)
4.8 Pemadatan Akhir (Finish Rolling).
Pemadatan akhir atau pemadatan penyelesaian yang dilakukan untuk meningkatkan
penampakan permukaan dan dilakukan pada selang temperature tertentu.
Pemadatan akhir umumnya dilakukan dengan alat pemadat mesin gilas roda baja
statis. (Manual No.001.A/PW/2004 buku 1 butir 9.4.3.c)
5. Ketentuan Umum
5.1 Ketentuan Pelaksanaan Pengawasan

Pengawasan pelaksanaan Penghamparan Campuran Beraspal Panas hanya


dilakukan pada lokasi pekerjaan yang permohonannya telah mendapatkan
persetujuan dari semua pihak yang berkompeten.

2
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Pengawasan Penghamparan Campuran Beraspal Panas ini dilakukan sepanjang


waktu pelaksanaan pekerjaan dilapangan mulai dari penerimaan campuran
aspal, setiap langkah kegiatan sampai selesainya pemadatan.

Frekuensi pelaporan minimal 1 (satu) kali pencatatan pada setiap rangkaian


lintasan pemadatan.

Waktu pencatatan ditentukan oleh petugas lapangan (Inspektor), pada saat


mana dianggap bahwa uji petik pencatatan saat itu perlu dilakukan.

Catatan penyimpangan atau kondisi seketika yang dapat mempengaruhi mutu,


harus dicatat pada kolom catatan yang telah disediakan.

5.2 Ketentuan Bahan

Campuran Beraspal Panas


Lapis Tipis Aspal Beton (HRS)
Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri dari
dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS - Base) dan HRS Lapis Aus (HRS
Wearing Course, HRS-WC) dan ukuran maksimum agregat masing-masing
campuran adalah 19 mm. (Spesifikasi pasal 6.3.1.2.b)
Aspal Beton (AC)
Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis
campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis Antara (AC-Binder Course, ACBC) dan AC Lapis Pondasi (AC-Base) dan ukuran maksimum agregat masingmasing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis campuran
AC yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan
Aspal Alam atau Aspal Multigrade disebut masing-masing sebagai AC-WC
Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base Modified. (Spesifikasi pasal 6.3.1.2.c)

5.3 Ketentuan Peralatan

Compressor

Asphalt Distributor / Asphalt Sprayer

Dump Truck

Asphalt Finisher

Tandem Roller (pemadat awal)

Pneumatic Tired Roller (pemadat antara)

3
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Tandem Roller ( pemadat akhir)

Truck Tangki Air

5.4 Ketentuan Pada Masing-masing Langkah Kerja


1. Persiapan

Petugas pengawas harus melakukan pengecekan kesesuaian kesiapan


bahan, peralatan, tenaga kerja, metode kerja dan gambar kerja.

Harus dipastikan penanggung jawab kegiatan telah ditetapkan & berada di


lokasi kegiatan.

Referensi seperti patok-patok ketinggian telah dipasang dan sesuai.

Penyedia Pekerjaan Konstruksi menyediakan petugas pengendalian lalulintas.


Penyedia Jasa harus menyediakan rambu jalan atau perlengkapan
penanganan lalu lintas. Penyediaan dan penempatan rambu ini
sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman Perambuan
Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-T-12-2003. Penyedia Jasa
harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan
memasang serta memelihara peralatan tersebut selama Periode
Pelaksanaan. (Spesifikasi pasal 1.8.2.14)

Pengendalian K3
Penyedia Pekerjaan Konstruksi menyediakan petugas pengendalian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Agar dapat melindungi Pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan
kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan,
Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu lalu lintas,
penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat
dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum.

Penyedia Pekerjaan
lingkungan.

Kesiapan lapangan dapat dicek pada Daftar Simak Persiapan Lapangan


Pengamparan Campuran Beraspal Panas.

Konstruksi

menyediakan

petugas

penanganan

4
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Kondisi Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja.


Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan
keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan. (Spesifikasi
Pasal 6.3.1.7)

2. Pengangkutan

Tutup terpal
Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya
yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal dari oksidasi dan melindungi terhadap cuaca. Bilamana
dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus
diikat kencang agar campuran aspal tiba di lapangan pada temperatur
yang disyaratkan. (Spesifikasi pasal 6.3.4.10.b)

Kesesuaian jumlah truk dan alat penghampar


Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan
dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat
beroperasi secara menerus dengan kecepatan yang disetujui.
(Spesifikasi pasal 6.3.4.10.e)

Jumlah truk minimum


Penyedia Jasa tidak diijinkan memulai penghamparan sampai minimum
terdapat tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal
keperalatan penghampar.
Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Direksi
Pekerjaan akan mengijinkan dilanjutkannya penghamparan bilamana
minimum terdapat 3 (tiga) truk di lapangan yang siap memasok
campuran aspal ke peralatan penghampar. (Spesifikasi pasal 6.3.4.10.e)

Monitoring pengiriman
Cocokan dan catat data nomor kendaraan, waktu berangkat, waktu
penerimaan (amati selisih waktunya).

5
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Rentang Temperatur Campuran Aspal Panas


Tabel 6.3.5.1 Ketentuan Viskositas dan Temperatur Aspal
untuk Pencampuran dan Pemadatan

No.

Prosedur Pelaksanaan

1
2
3

Pencampuran benda uji Marshall


Pemadatan benda uji Marshall
Pencampuran, rentang
temperatur sasaran
Menuangkan campuran aspal dari
alat pencampur ke dalam truk
Pemasokan ke Alat Penghampar
Pemadatan Awal (roda baja)
Pemadatan Antara (roda karet)
Pemadatan Akhir (roda baja)

4
5
6
7
8

Viskositas Aspal
(PA.S)

Rentang
Temperatur Aspal
Tipe I (C)

0,2
0,4
0,2 - 0,5

155 1
145 1
145 155

0,5

135 150

0,5 - 1,0
12
2 20
< 20

130 150
125 145
100 125
> 95

Temperatur Campuran Aspal


Temperatur pencampuran dan pemadatan untuk setiap jenis aspal
yang digunakan adalah berbeda.
Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan masing-masing
jenis aspal harus dilakukan pengujian laboratorium.
Berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium jenis aspal tersebut akan
diperoleh hubungan antara viskositas dengan temperatur.

(Spesifikasi pasal 6.3.5.5)

Identifikasi secara visual


Campuran aspal dapat ditolak apabila secara visual teridentifikasi :
Temperatur terlalu tinggi, asap biru yang keluar dari campuran aspal
diatas dump truck atau terlihat pada saat penurunan (dumping) ke alat
penghampar (Finisher).
Campuran aspal kaku (terjadi gumpalan), chek termperatur untuk
memastikan tidak boleh dihampar.
Terdapat pelelehan aspal (bleeding), kemungkinan terjadi kesalahan

6
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

atau kerusakan pada katup penimbangan aspal.


Campuran aspal tidak homogen, permukaan agregat ada yang tidak
terselimuti aspal.
Campuran aspal yang dikirim tidak sesuai dengan peruntukannya,
(misal: rencana penghamparan AC-WC tetapi yang dikirim AC Base).
Campuran terlalu halus atau terlalu kasar sebagai indikasi adanya
kerusakan pada AMP atau penimbangan agregat tidak konsisten.
3. Penghamparan

Pengawasan kinerja alat penghampar


Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar
harus dipanaskan. Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan
sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang
yang disyaratkan. (Spesifikasi pasal 6.3.6.3.a)
Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan. (Spesifikasi pasal 6.3.6.3.c)
Penampung alat penghampar (hopper) tidak boleh dikosongkan, sisa
campuran aspal harus dijaga tidak kurang dari temperatur yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.5(1). (Spesifikasi pasal 6.3.6.3.d)
Jika terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka
alat penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi
sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki. (Spesifikasi pasal
6.3.6.3.f)

Metode penghamparan
Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur
yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu
lajur. (Spesifikasi pasal 6.3.6.3.b)
Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan
harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak
terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur
sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di
pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas. (Spesifikasi pasal 6.3.6.5.a)
Campuran beraspal tidak boleh dihampar di samping campuran beraspal
yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak

7
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

lurus atau telah dipotong tegak lurus atau dipanaskan dengan cara
pemanasan tidak langsung. Bila tidak ada pemanasan, maka pada
bidang vertikal sambungan harus lapis perekat. (Spesifikasi pasal
6.3.6.5.b)

Tebal gembur hamparan


Tebal gembur hamparan sama atau lebih tebal dari pada tebal gembur
hasil percobaan pemadatan (Trial Compaction) yang disetujui untuk
menjamin tercapainya tebal sesuai yang disyaratkan.
Selain dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tongkat besi
yang diberi tanda target tebal gembur hamparan, pengendalian tebal
gembur dilakukan juga dengan dengan cara mengukur panjang hasil
hamparan setiap dump truck.

Kecepatan alat penghampar


Kecepatan alat penghampar harus dijaga tetap konstan selama proses
penghamparan agar diperoleh tekstur dan ketebalan yang disyaratkan
(sesuai dengan Percobaan Pemadatan). (Manual Buku 1 butir 9.3.1)

V = P/A
V : Kecepatan Alat Penghampar (m/jam)
P : Produksi AMP (m/jam)
A : Luas penampang melintang hamparan (m)
Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan
lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan ditaati. (Spesifikasi pasal 6.3.6.3.e)

Pemantauan selama pekerjaan penghamparan


Selama pekerjaan penghamparan fungsi-fungsi berikut ini harus dipantau
dan dikendalikan secara elektronik atau secara manual sebagaimana yang
diperlukan untuk menjamin terpenuhinya elevasi rancangan dan toleransi
yang disyaratkan serta ketebalan dari lapisan beraspal :
i) Tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum
dibolehkannya pemadatan (diperlukan pemeriksaan secara manual)
ii) Kelandaian

sepatu

(screed)

alat

penghampar

untuk

menjamin

8
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

terpenuhinya lereng melintang dan super elevasi yang diperlukan.


iii) Elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar
sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan.
iv) Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan
besi profil siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana
dan dipakukan pada perkerasan dibawahnya.
v) Perbaikan penampang memanjang dari permukaan aspal lama dengan
menggunakan batang perata, kawat baja atau hasil penandaan survei.

(Spesifikasi pasal 6.3.6.3.i)


4. Pemadatan Awal

Pemeriksaan permukaan
Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi
harus diperbaiki. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.a)

Temperatur Campuran Aspal


Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur
harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas
aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.3.5.(1). (Spesifikasi pasal
6.3.6.4.a)

Kecepatan alat pemadat


Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk
roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga
rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas
tersebut.
Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tibatiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran
beraspal. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g)

Metode Pemadatan
Pemadatan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda
penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan
harus menerima minimum 2 (dua) lintasan penggilasan awal.

9
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

(Spesifikasi pasal 6.3.6.4.c)


Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang
dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan
sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan,
kecuali untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat
yang terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang
berurutan harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah
lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada
titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya. (Spesifikasi
pasal 6.3.6.4.e)
Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk
pemadatan awal harus terlebih dahulu memadatkan lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar
roda pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang belum
dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus
dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit
melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yang
dipadatkan dengan rapi. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.f)
Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat
sambungan memanjang sebagai media sepanjang (60 100) cm
dengan lebar gilasan 15 cm pada campuran yang belum dipadatkan.
Kemudian padatkan sambungan melintang dengan lebar 15 cm pada
campuran yang belum dipadatkan.
o Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yang telah dihampar
padat.
1. Pemadatan sambungan melintang
2. Pemadatan sambungan memanjang
3. Pemadatan tepi luar
4. Pemadatan pertama Break Down Rolling
terendah menuju ke yang lebih tinggi

dimulai dari

5. Pemadatan kedua sesuai dengan pemadatan tersebut diatas


6. Pemadatan akhir Break Down Rolling

10
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

sisi

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

o Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain


1. Pemadatan sambungan melintang
2. Pemadatan tepi luar
3. Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi
terendah menuju ke yang lebih tinggi
4. Pemadatan kedua sesuai dengan pemadatan tersebut diatas
5. Pemadatan akhir Break Down Rolling
5. Pemadatan Antara

Pemeriksaan Temperatur Hamparan


Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur
harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas
aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.3.5.(1). (Spesifikasi pasal
6.3.6.4.a)

Metode Penghamparan
Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat
roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal. (Spesifikasi
pasal 6.3.6.4.c)
Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja
dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah
sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.
Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tibatiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran
aspal. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g)
Jumlah lintasan minimal sama dengan jumlah lintasan pada Percobaan
Pemadatan.
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet
boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal
pada roda. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.i)

11
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

6. Pemadatan Akhir

Pemeriksaan temperatur hamparan


Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur
harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas
aspal yang ditunjukkan pada Tabel 6.3.5.(1). (Spesifikasi pasal
6.3.6.4.a)

Metode penghamparan
Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). (Spesifikasi pasal
6.3.6.4.c)
Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk
roda baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga
rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas
tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah
secara tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya
campuran aspal. (Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g)
Jumlah lintasan minimal sama dengan jumlah lintasan pada Percobaan
Pemadatan.
Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. (Spesifikasi
pasal 6.3.6.4.i)
Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa
harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir.
(Spesifikasi pasal 6.3.6.4.m)

Pemeriksaan tebal hamparan


Tebal setiap lapisan campuran beraspal harus diperiksa dengan benda
uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. (Spesifikasi pasal 6.3.1.4.a)
Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan

12
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil dari
segmen tersebut. (Spesifikasi pasal 6.3.1.4.b)
Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi
AMP. (Spesifikasi pasal 6.3.1.4.c)
Tebal aktual hamparan lapis beraspal individual yang dihampar, harus
sama dengan tebal rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana
dengan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.1.(4).f). (Spesifikasi
pasal 6.3.1.4.d)
Bilamana campuran beraspal yang dihampar lebih dari satu lapis, tebal
masing-masing tiap lapisan campuran beraspal tidak boleh kurang tebal
nominal minimum rancangan seperti yang ditunjukkan pada tabel
6.3.1.(1) dan toleransi masing-masing yang disyaratkan dan tebal
rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana. (Spesifikasi pasal
6.3.1.4.e)
Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal rancangan minimum
Campuran Beraspal
Jenis Campuran
Latasir Kelas A
Latasir Kelas B
Lapis Aus
Lataston
Lapis
Lapis Aus
Laston

Lapis Antara
Lapis

Simbol

Tebal Nominal
Minimum (cm)

SS-A
SS-B
HRS-WC
HRS-Base
AC-WC

1,5
2,0
3,0
3,5
4,0

AC-BC

6,0

AC-Base

7,5

Kepadatan hamparan
Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2006, tidak boleh kurang dari
97% Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera
dalam JMF untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran
aspal lainnya. (Spesifikasi pasal 6.3.7.2.a)

Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari
penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi

13
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus

dibandingkan dengan pemadatan campuran aspal terhampar dalam


pekerjaan. (Spesifikasi pasal 6.3.3.5)
6.

Bagan Alir dan Tata Cara


TATA CARA PADA MASING2 LANGKAH KERJA
Verifikasi 1 (Persiapan)
Cek ulang lokasi kegiatan dan data
pendukungnya, sesuai gambar kerja.
Cek ulang ketersediaan material, pastikan
tidak ada perubahan.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan
tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan
kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari
penyedia jasa untuk mengatasi kondisi
khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu
lintas.
Pastikan
ada
kesiapan
penanganan
lingkungan.
Cek kesiapan lapangan (Pada Daftar Simak
IK Persiapan Lapangan Penghamparan
Campuran Beraspal Panas).
Cek pengendalian lalu lintas.
Cuaca memenuhi persyaratan.
Ada data Percobaan Pemadatan yang valid.
Verifikasi 2 (Pengangkutan)
Setiap muatan truck harus di tutup terpal.
Periksa tiket pengiriman, untuk mengetahui
berat campuran, temperatur serta jam
berangkat dari AMP.
Pastikan pada saat memulai penghamparan
jumlah minimal truck 3 (tiga) unit.

14
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Cek dan pastikan suhu campuran aspal panas


diatas truck memenuhi persyaratan.
Cek dan periksa secara visual kondisi
campuran aspal panas.
Verifikasi 3 (Penghamparan)
Pastikan dumping paver tidak mendorong
dump truk.
Dumping dilakukan tahap demi tahap.
Pastikan
screed
dipanaskan
sebelum
menghampar.
Vibrasi pada tamper dipastikan berfungsi
baik.
Pemasangan balok kayu atau material lain
yang disetujui pada sisi hamparan.
Lakukan
penghamparan
dengan
mendahulukan sisi terendah.
Amati apakah tekstur merata, secara visual
memuaskan.
Cek dan periksa suhu campuran yang
dihampar (minimal 1x pada jarak 50 meter).
Hoper tidak boleh kosong.
Cek tebal gembur hamparan (sesuai Trial
Compaction).
Pastikan kecepatan alat penghampar sesuai
dan konstan (sesuai Trial Compaction).
Amati mekanisme kerja alat penghampar
(Finisher) berjalan sempurna, penebaran
merata.
Verifikasi 4 (Pemadatan Awal)
Alat pemadat Penggilas Roda Baja.
Pemeriksaan
kerataan
permukaan
hamparan.
Periksa dan catat temperatur hamparan
(125 C - 145 C).
Kecepatan alat pemadat maksimum 4
km/jam.
Jumlah lintasan pemadat minimal 2 (dua)
lintasan (passing).
Pastikan sistem pembasahan roda pemadat

15
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

berfungsi.
Metode pemadatan sesuai. (Lihat Ketentuan
Umum Metode Pemadatan)

Verifikasi 5 (Pemadatan Antara)


Alat pemadat Penggilas Roda Karet
Temperatur hamparan masih dalam rentang
persyaratan (100 C - 125 C).
Kecepatan alat pemadat maksimum 10
km/jam
Jumlah lintasan pemadat minimal sesuai
dengan
Percobaan
Pemadatan
(Trial
Compaction).
Pastikan sistem pembasahan roda pemadat
berfungsi.
Metode pemadatan sesuai.
Verifikasi 6 (Pemadatan Akhir)
Alat pemadat Penggilas Roda Baja.
Temperatur
hamparan
masih
dalam
persyaratan > 95C.
Kecepatan alat pemadat maksimum 4
km/jam.
Jumlah lintasan sesuai dengan percobaan
pemadatan.
Pastikan sistem pembasahan roda pemadat
berfungsi.
7.

Bukti Kerja
7.1 Tiket Pengiriman Campuran Aspal Panas
7.2 Daftar Penerimaan Campuran Aspal Panas
7.3 Laporan Pengawasan Pekerjaan Penghamparan Campuran Aspal Panas
7.4 Daftar Simak Seksi (6.3.3.3) Pengawasan Penghamparan Campuran Beraspal
Panas

8.

Lampiran

Lampiran 8.1 Formulir Daftar Penerimaan Campuran Aspal Panas

16
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

( F:01 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )

Lampiran 8.2 Formulir Laporan Pengawasan Pekerjaan Penghamparan Campuran


Aspal Panas ( F:02 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )

Lampiran 8.3 Daftar Simak Seksi (6.3.6) Pengawasan Penghamparan Campuran


Aspal Panas ( F:03 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )

Lampiran 8.4 Peyimpangan Produksi dan kemungkinan Penyebabnya


( F:04 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )

17
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Lampiran 8.1
Formulir Penerimaan Beraspal Panas
( F:01 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )
Paket

:...................

Hari/Tgl

:...................

Jenis Hot Mix : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


No

Dump Truck
No. Pol

No. Pintu

Berat Hot Miix

Berangkat
Jam

Temperatur

Tiba
Jam

Temperatur

Ket

Kontraktor

Konsultan

Bina Marga

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

18
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN BERASPAL PANAS (6.3.6)


LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Lampiran 8.2
Laporan Pengawasan Pekerjaan Penghamparan Campuran Aspal Panas
( F:02 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )
Paket
:...................
Hari/Tgl
:...................
Jenis Hot Mix : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No

Sta-Sta

Panjang

Lebar

(m)

(m)

Tebal
Gembur
Rata-rata
(cm)

Pemadatan awal
Temperatur
0
C

Jumlah
Lintasan

Pemadatan Kedua
Temperatur
0
C

Jumlah
Lintasan

Pemadatan Akhir
Temperatur
0
C

Jumlah
Lintasan

Kontraktor

Konsultan

Bina Marga

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

19
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

Keterangan

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Lampiran 8.3
Daftar Simak
Seksi (6.3.6) Pengawasan Penghamparan Campuran Aspal Panas
( F:03 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )
Tgl. Pemeriksaan : . . . . . . . . . . . . . .
Lokasi
: Sta . . . . . . . s/d Sta . . . . . . .
Pemenuhan Persyaratan
No
Uraian
Ya Tdk
Acuan
PERSIAPAN
1.

Lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja.

2.

Metode kerja telah dipersiapkan, sesuai.

3.

Material yang dipakai sesuai dengan


pengajuan.

4.

Jumlah dan kapasitas peralatan sesuai.

5.

Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja sesuai.

6.

Penanggung Jawab kegiatan ada di lapangan.

7.

Lahan kerja memenuhi syarat (sesuai Daftar


Simak Pengwasan Persiapan Penghamparan
campuran aspal panas).

8.

Ada penanganan K3.

9.

Ada pengendalian lalu lintas

10. Cuaca sesuai untuk penghamparan.

Daftar Simak
Pengawasan Persiapan
Penghamparan

Spesifikasi pasal 6.3.1.7

PENGANGKUTAN
11. Jumlah minimal Dump Truck saat mulai
penghamparan sesuai.
12. Dump Truck berpenutup terpal.

Spesifikasi pasal
6.3.4.10.e
Spesifikasi pasal 6.3.4.10.b

13. Data Tiket sesuai.


14. Suhu Campuran Aspal diatas Dump Truck

Tabel 6.3.5.(1)

sesuai.

20
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

No

Uraian

15. Pengawasan Visual terhadap campuran

Pemenuhan Persyaratan
Ya

Tdk

Acuan
Manual Pengawasan

sesuai.
16. Apabila tidak, ada tindak lanjut.
PENGHAMPARAN
17. Screed dipanaskan sebelum mulai

Spesifikasi pasal 6.3.6.3.a

penghamparan.
18. Urutan/arah penghamparan sesuai.

Spesifikasi pasal 6.3.6.3.b

19. Mesin vibrasi dijalankan selama

Spesifikasi pasal 6.3.6.3.c

penghamparan.
20. Tebal gembur sesuai.
21. Kecepatan alat penghampar sesuai.

Percobaan pemadatan
Spesifikasi pasal 6.3.6.3.e

PEMADATAN AWAL
22. Temperatur Mulai Pemadatan awal sesuai.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.a

23. Kecepatan alat pemadat sesuai.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g

24. Urutan penggilasan sesuai persyaratan.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.e

25. Jumlah lintasan sesuai.


26

Sistem pembasahan berfungsi.

Percobaan Pemadatan
Spesifikasi pasal 6.3.6.4.i

PEMADATAN ANTARA
27. Temperatur mulai pemadatan kedua sesuai.

Tabel 6.3.5.(1)

28. Kecepatan alat pemadat sesuai.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g

29. Urutan penggilasan sesuai persyaratan.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.e

30. Jumlah lintasan sesuai.


31. Sistem pembasahan berfungsi.

Percobaan Pemadatan
Spesifikasi pasal 6.3.6.4.i

PEMADATAN AKHIR
32. Temperatur mulai pemadatan akhir sesuai.

21
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

33. Kecepatan alat pemadat sesuai.


No

Uraian

34. Urutan penggilasan sesuai persyaratan.


35. Jumlah lintasan sesuai.
36. Sistem pembasahan berfungsi.

Spesifikasi pasal 6.3.6.4.g


Pemenuhan Persyaratan
Ya

Tdk

Acuan
Spesifikasi pasal 6.3.6.4.e
Percobaan Pemadatan
Spesifikasi pasal 6.3.6.4.i

37. Jarak pengambilan benda uji (core) sesuai.


CATATAN :

Petugas Pemeriksa

( . )
22
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

Lampiran 8.4
Penyimpangan Produksi dan Kemungkinan Penyebabnya
( F:04 BBPJN IV/SMM/IK/. . ./Rev:00 )

PENYEBAB

B
B

Gumpalan aspal pada campuran

A
A

Terdapat abu yang tidak terselimuti aspal

B
A

Campuran tidak seragam

Campuran kelebihan aspal pada satu sisi

Campuran diatas truk berbentuk rata


Campuran terbakar

A
B

Campuran beraspal gemuk (kelebihan aspal)

Campuran berasap biru

A
A

A
B

A
A
A
A

Campuran beraspal pucat atau coklat

Keterangan : A
B

B
A

Campuran beruap

Berat tidak sama pada truk dan takaran

Agregat tidak terselimuti aspal dengan merata

Kesalahan pengambilan contoh uji

Pintu bukaan mixer tidak benar

Pengoperasian AMP yang tidak beraturan

Lamanya waktu pencampuran tidak benar

Temperatur tidak seragam

Pengaduk pada mixer sudah aus/patah/rusak

Aspal tidak cukup

Timbangan aspal tidak layak pakai

Kelebihan butiran halus

Aspal terlalu banyak

Gradasi agregat tidak sesuai JMF

Pasokan fillter tidak seragam

Timbangan agregat tdk layak pakai

Tidak berfungsinya overflowpada bin panas

Saringan aus/bocor

Temperatur agregat terlalu panas

Posisi driyer terlalu miring

Pengontrol temperatur pd dryer tdk berfungsi

Pengering (dryer) over kapasitas

Kadar aspal tidak sesuai JMF

Pengaturan bukaan bin dingin tdk sesuai

Agregat terlalu panas

Pemisah di bin dingin tidak cukup

PENYIMPANGAN

A
A

: Berlaku untuk AMP jenis takaran dan Drum


: Berlaku untuk AMP jenis takaran

23
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

A
A

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PENGHAMPARAN CAMPURAN


BERASPAL PANAS (6.3.6)
LEVEL 3

No. Dokumen

: BBPJN IV/PSP3/UJI.ASPAL/IK/02

Tgl berlaku

: 10 Agustus 2011

No. Revisi

: 00

Tgl. Kaji Ulang

: 10 Agustus 2013

24
Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen

Anda mungkin juga menyukai