Anda di halaman 1dari 31

Standar Desain Jalan

BAB III (Metode AASHTO 1993)


Disampaikan pada pelatihan Pelaksana Pekerjaan Jalan dan Jembatan
Oleh : YASRUDDIN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH III BANJARMASIN
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

• Metode AASHTO adalah perhitungan tebal perkerasan


secara umum sudah dipakai di seluruh dunia untuk
perencanaan serta di adopsi sebagai standar perencanaan di
berbagai negara. Metode AASHTO 1993 ini pada dasarnya
adalah metode perencanaan yang didasarkan pada metode
empiris.

• Parameter yang dibutuhkan pada perencanaan


menggunakan Metode AASHTO 1993 ini antara lain adalah :

a. Structural Number (SN)


b. Lalu lintas
c. Reliability
d. Faktor drainase
e. Serviceability
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Bagan Alur Desain Metode AASTHO 1993

Modulus resilient (MR)


Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Structural Number
Siegfried dan Rosyidi (2007), Stuctural Number merupakan fungsi
dari ketebalan lapisan, koefisien relatif lapisan, dan koefisien
drainase. Untuk Stuctural Number dalam AASHTO 1993 dinyatakan
dalam rumus :

SN  a1 D1  a2 D2 m2  a3 D3 m3
dimana :
ai = koefisien relatif lapis ke-i
Di = tebal masing-masing lapis perkerasan ke-i (cm)
mi = koefisien drainase lapis ke-i
SN = Structural Number
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Nilai Tebal Minimum (Inch)

Lalu Lintas (ESALs) Aspal beton Agregat Pondasi Atas

< 50.000 1,0 4


50.001 – 150.000 2,0 4
150.001 – 500.000 2,5 4
500.001 – 2.000.000 3,0 6
2.000.001 – 7.000.000 3,5 6
> 7.000.000 4,0 6
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Lalu lintas
Parameter lalu lintas yang digunakan dalam perencanaan lalu
lintas didasarkan pada jenis kendaraan, volume, tingkat
pertumbuhan, faktor kerusakan, umur rencana, faktor distribusi
lajur dan arah serta equivalent single axle load (ESAL).

Faktor distribusi arah (Do) = 0,3 - 0,7 dan umumnya diambil 0,5

Faktor distribusi lajur (DL) dapat dilihat pada tabel dibawah


ini :
Jumlah Lajur Setiap Arah Persen dari 18-kip ESAL Untuk Lajur Rencana (%)
1 100
2 80 – 100
3 60 – 80
4 50 - 75
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Lalu lintas
Untuk menentukan equivalent single axle load (ESAL) digunakan
rumus :
Nn
W18   LHR j x DFj x DA x DL x 365
Ni

Dimana :
W18 = Equivalent Single Axle Load (lalu lintas pada lajur)
LHRj = Jumlah lalu lintas harian rata-rata 2 arah
DF = Foktor kerusakan
DA = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur
Nn = Lalu lintas pada tahun pertama jalan dibuka
Ni = Lalu lintas pada tahun akhir umur rencana
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Lalu lintas
Nilai koefisien ESAL/kendaraan diperlihatkan pada tabel
 1 g  n 1
ESALs untuk n thn  ESALs / thn x  
 g 
di mana:
g = Faktor pertumbuhan lalu lintas
n = Umur rencana
Kelas Tipe Koefisien ESALs/Kendaraan
1 Motor -
2 Mobil penumpang -
3 Mobil 2 as -
4 Bus 0,57
5 Truk 2 as 0,26
6 Truk 3 as 0,42
7 Truk 4 as atau > 4 0,42
8 Truk trailer 4 as atau < 4 0,30
9 Truk trailer 5 as 1,20
10 Truk trailer 6 as atau > 6 0,93
11 Truk multi trailer 5 as atau < 5 0,82
12 Truk multi trailer 6 as 1,06
13 Truk multi trailer 7 as atau > 7 1,39
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Reliabilitas (Reliability)
Reliabilitas (R) adalah nilai probabilitas dari kemungkinan
tingkat pelayanan dapat dipertahankan selama masa layan dan
nilai jaminan bahwa perkiraan beban lalu lintas yang akan
memakai jalan tersebut dapat dipenuhi. Reliabilitas dapat
dinyatakan dalam tingkat reliabilitas (level of reliability),
AASHTO 1993 memberikan nilai R seperti diperlihatkan pada
tabel berikut ini :

Tingkat Keandalan (R), %


Fungsi Jalan
Urban Rural
Jalan Tol 85 – 99,9 80 – 99,9
Arteri 80 – 99 75 – 95
Kolektor 80 – 95 75 – 95
Lokal 50 – 80 50 – 80
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Pengaplikasian dari konsep reliabilitas ini diberikan juga dalam


parameter standar deviasi (ZR) yang mempresentasikan kondisi
lokal dari ruas jalan yang direncanakan serta tipe perkerasan
antara lain perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku. Secara
garis besar pengaplikasian dari konsep reliabilitas sebagai
berikut:
a. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
klasifikasi dari ruas jalan yang akan direncanakan. Klasifikasi
ini mencakup apakah jalan tersebut adalah jalan dalam kota
(urban) atau jalan antar kota (rural).
b. Tentukan tingkat reliabilitas berdasarkan nilai rencana
ESAL pada tabel berikut ini :
Nilai Rencana ESAL (106) Reabilitas
< 0,1 75
0,1 – 5,0 85
5,0 – 10,0 90
>10,0 95
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Satu nilai standar deviasi (So) Reliabilitas (%) Standar Normal Deviasi (ZR)
harus dipilih. Nilai ini mewakili 50 -0,000
dari kondisi-kondisi lokal yang 60 -0,253
ada. Berdasarkan data dari jalan 70 -0,524

percobaan AASHTO ditentukan 75 -0,674


80 -0,841
nilai So sebesar 0,30-0,40 untuk
85 -1,037
rigid dan 0,40-0,50 untuk flexible
90 -1,282
pavement. Hal ini berhubungan 91 -1,340
dengan total standar deviasi 92 -1,405
sebesar 0,40 dan 0,50 untuk lalu 93 -1,476
lintas untuk jenis perkerasan rigid 94 -1,555
dan flexible. 95 -1,645
Dari nilai reliabilitas ini, maka 96 -1,751
dapat ditentukan nilai Standar 97 -1,881

Normal Deviasi (ZR) diperlihatkan 98 -2,054


99 -2,327
pada tabel berikut ini :
99,9 -3,090
99,99 -3,750
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Faktor Drainase
Dalam Metode AASHTO 1993 sistem drainase sangat
mempengaruhi kinerja jalan. Tingkat kecepatan pengeringan
air yang jatuh atau terdapat pada konstruksi jalan raya
bersama-sama dengan beban lalu lintas dan kondisi
permukaan jalan sangat mempengaruhi umur pelayanan
jalan. AASHTO 1993 membagi Kualitas Drainase ini menjadi
lima tingkat seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut
ini :
Kualitas drainase Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan air
Baik sekali 2 jam
Baik 1 hari
Cukup 1 minggu
Buruk 1 bulan
Buruk sekali Air tak mungkin dikeringkan
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Berdasarkan kualitas dari drainase pada lokasi jalan tersebut


maka dapatlah ditentukan koefisien drainase. AASHTO 1993
memberikan daftar koefisien drainase seperti yang terlihat
pada tabel berikut ini :

Persen waktu perkerasan dalam keadaan lembab-jenuh


Kualitas
Drainase
<1 1-5 5 - 25 > 25

Baik sekali 1,40 – 1,35 1,35 – 1,30 1,30 – 1,20 1,20

Baik 1,35 – 1,25 1,25 – 1,15 1,15 – 1,00 1,00

Cukup 1,25 – 1,15 1,15 – 1,05 1,00 – 0,80 0,80

Buruk 1,15 – 1,05 1,05 – 0,80 0,80 – 0,60 0,60

Buruk Sekali 1,05 – 0,95 0,95 – 0,75 0,75 – 0,40 0,40


Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Penilaian koefisien drainase (m) dapat juga menggunakan pendekatan
berdasarkan kondisi lapangan, terutama untuk desain rekonstruksi
perkerasan lentur yang ada (Indonesia Infrastructure Initiative, 2011).
Nilai koefisien drainase berdasarkan kondisi lapangan pada tabel
berikut ini :

No Kondisi Lapangan Nilai m


Jalan di daerah galian, mempunyai drainase bawah permukaan dan
1
free draining. (drainase bawah permukaan selalu berada diatas 1,2
muka air banjir)
Jalan di atas tanah timbunan dengan day-lighting subbase
2 1,2
(dianggap tidak akan tergenangi air)
Jalan berada pada daerah relatif datar dan level tanah asli dan
3 1,0
mempunyai drainase bawah permukaan,
Jalan di atas tanah timbunan dengan tepi yang bersifat permeabel
4 0,9
rendah serta boxed subbase
Jalan yang tidak mempunyai drainase bawah permukaan berada
5
pada daerah galian, pada tanah asli ataupun daerah timbunan 0,7
dengan lebar impermeable tepi >500 mm
Jalan dimana tanah dasarnya selalu dalam keadaan jenuh pada
6 0,4
waktu musim hujan. Tidak mempunyai titik pembuangan untuk
drainase bawah permukaan.
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Indeks Permukaan (Serviceability)


• Serviceability merupakan tingkat pelayanan yang diberikan
oleh sistem perkerasan yang kemudian dirasakan oleh
pengguna jalan.

• Untuk serviceability ini parameter utama yang


dipertimbangkan adalah nilai Present Serviceability Index
(PSI). Nilai serviceability ini merupakan nilai yang menjadi
penentu tingkat pelayanan fungsional dari suatu sistem
perkerasan jalan.

• Secara numerik serviceability ini merupakan fungsi dari


beberapa parameter antara lain ketidakrataan, jumlah
lobang, luas tambalan, dll.
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Nilai serviceability ini diberikan dalam beberapa tingkatan


antara lain :
a. Untuk perkerasan yang baru dibuka (open traffic) nilai
serviceability ini diberikan sebesar 4.0 – 4.2. Nilai ini
dalam terminologi perkerasan diberikan sebagai nilai initial
serviceability (Po).
b. Untuk perkerasan yang harus dilakukan perbaikan
pelayanannya, nilai serviceability ini diberikan sebesar 2.0.
Nilai ini dalam terminologi perkerasan diberikan sebagai
nilai terminal serviceability (Pt).
c. Untuk perkerasan yang sudah rusak dan tidak bisa dilewati,
maka nilai serviceability ini akan diberikan sebesar 1.5.
Nilai ini diberikan dalam terminologi failure serviceability
(Pf).
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Layer Koefisien (a)


1. Layer Koefisien AC-WC dan Binder Coutse (BC)
• Marshall stability 1.110 kg = 2.432 lb
• Resilient modulus Eac ≥ 450.000 psi (AASHTO 93 hal II – 7)
• Structural layer coefisient a1 = 0,42 (AASHTO 93 hal II – 18)
2. Layer Koefisien Asphalt Treated Base (ATB)
• Marshall stability 900 kg = 1.982 lb
• Structural layer coefisient a2 = 0,42 (AASHTO 93 hal – 24)
3. Layer Koefisien Agregat Base Kelas A
• CBR = 80 %
• Structural layer coefisient a2 = 0,14 (AASHTO 93 hal – 21)
3. Layer Koefisien Agregat Base Kelas B
• CBR = 40 %
• Structural layer coefisient a3 = 0,12 (AASHTO 93 hal – 21)
3. Layer Koefisien Cement Treated Base
• Kuat tekan pada umur 7 hari = 70 kg/cm3 = 1.100 psi
• Structural layer coefisient a3 = 0,26 (AASHTO 93 hal – 23)
Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Layer Koefisien (a)

Grafik menentukan koefisien kekuatan relatif (a 1)


Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Layer Koefisien (a)

a2 = 0,249 (log EBS) – 0,977

Variasi koefisien kekuatan relatif lapis pondasi granular (a 2)


Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Layer Koefisien (a)

a3 = 0,227 (log ESB) – 0,839

Variasi koefisien kekuatan relatif lapis pondasi granular (a 3)


Tabel 2.24 Koefisien kekuatan relatif bahan jalan
(a)

Parameter Desain Metode AASHTO 1993


Layer Koefisien (a)
Koefisien kekuatan relatif
Kekuatan bahan minimum
minimum

Jenis Bahan Moduus elastisitas


Kuat tekan
Stabilitas ITS CBR
bebas a1 a2 a3
(Mpa) (x1000 psi) Marshall (kg) (kPa) (%)
(kg/cm )
2

1. Lapis Permukaan

Laston Modifikasi

- Lapis aus modifikasi 3.200(5) 460 1000 0,414

- Lapis antara Modifikasi 3.500(5) 508 1000 0,360

Laston

- Lapis Aus 3.000(5) 435 800 0,400

- Lapis Antara 3.200(6) 464 800 0,344

Lataston

- Lapis Aus 2.300(5) 340 800 0,350

1. Lapis Fondasi

Lapis Fondasi Laston Modifikasi 3.700(5) 536 2250(2) 0,305

Lapis Fondasi Laston 3.300(5) 480 1800(2) 0,290


Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Layer Koefisien (a)
Koefisien kekuatan relatif
Kekuatan bahan minimum
minimum

Jenis Bahan Moduus elastisitas

Stabilitas Kuat tekan ITS CBR


a1 a2 a3
Marshall (kg) bebas (kg/cm )2
(kPa) (%)
(Mpa) (x1000 psi)

Lapis Fondasi Lataston 2.400(5) 350 800

Lapis Fondasi LAPEN


0,190

CMRFB (Cold Mix Recycling Foam Bitumen)


300 0,270

Beton Padat Giling (BPG/RCC)


5.900 850 70(3) 0,230

CTB
5.350 776 45 0,210

CTRB (Cement Treated Recycling Base)


4.450 645 35 0,170

CTSB (Cement Treated SubBase)


4.450 645 35 0,170

CTRSB (Cement Treated Recycling SubBase)


4.270 619 30 0,160
Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Layer Koefisien (a)
Koefisien kekuatan relatif
Kekuatan bahan minimum
minimum

Jenis Bahan Moduus elastisitas


Stabilitas Kuat tekan ITS CBR
a1 a2 a3
Marshall (kg) bebas (kg/cm2) (kPa) (%)
(Mpa) (x1000 psi)

Tanah Semen 4.000 580 24(4) 0,145

Tanah Kapur
3.900 566 20(4) 0,140

Agregat Kelas A
200 29 90 0,135

3. Lapis Fondasi Bawah

Agregat Kelas B
125 18 60 0,125

Agregat Kelas C
103 15 35 0,112

Konstruksi Telford

- Pemadatan Mekanis
52 0,104

- Pemadatan Manual
32 0,074
Material Pilihan (Selected Material)
84 12 10 0,080
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

Menentukan Structural Number (SN)


Structural Number (SN) ditentukan dengan rumus berikut ini :

 Po Pt 
log10 
 Po Pf 
log10 W18  ZR So  9,36log10 (SN 1)  0,20  2,32log10 Mr8,07
1094
0,40
di mana:
 SN 1 5,19
W18 = Kumulatif beban gandar standar selama umur perencanaan (ESAL).
ZR = Standard Normal Deviate.
So = Combined standard error dari prediksi lalu lintas dan kinerja.
SN = Structural Number.
Po = Initial serviceability.
Pt = Terminal serviceability.
Pf = Failure serviceability.
Mr = Modulus resilien (psi)
Structural Number (SN) dapat juga ditentukan dengan menggunakan
garik dari masing-masing hubungan parameter perencanaan, grafik
untuk menentukan nilai SN pada gambar berikut ini :
Parameter Desain Metode AASHTO 1993
Grafik Menentukan Nilai Structural Number (SN)
Menentukan Tebal Perkerasan
Tebal perkerasan ditentukan dengan rumus berikut ini :

SN ai  Di  a1 D1  a 2 D2 m2  a3 D3 m3
dimana :
SN = Structural Number
a1 = Layer Coefisient
D1 = Tebal masing-masing perkerasan Inchi)
M2, M3 = Koefisien Drainase Lapisan Base dab Sub Base

a. Structure Number 1
• Resilient modulus base (bahan sesuai dengan direncanakan)
• Serviceability loss (PSIo)
SN 1
D1 
a1
Menentukan Tebal Perkerasan

b. Structure Number 2
• Resilient modulus base (bahan sesuai dengan direncanakan)
*
SN 2  SN
D2  1
a 2 .m 2
• SN* = Structure number lapisan yang terpasang

c. Structure Number 3

SN 3  SN  SN 1*  SN *2
SN 3
D3 
a 3 .m 3
Menentukan Tebal Perkerasan
Metode AASHTO ’93 memberikan rekomendasi untuk memeriksa kemampuan
masing-masing lapisan untuk menahan beban yang lewat menggunakan
prosedur seperti yang diberikan pada langkah berikut ini :
SN 1
D *1 
a1
SN1
* *
SN 1  a1 D 1  SN 1 Surface Course
SN2 D1

*
* SN  SN 1 SN3 Base Course D2
D 2  2
a2 Sub Base Course D3

SN * 1  SN * 2  SN 2
KetentuanPerencanaan Menurut AASHTO ‘93
SN  (SN 1  SN * *
2 )
D *3  3
a3
Dimana :
a1 = Koefisien layer masing-masing lapisan
D1 = Tebal masing-masing lapisan
SN1 = Structural Number masing-masing lapisan
Keterangan :
D dan SN yang mempunyai asterisk (*) menunjukkan nilai aktual yang
digunakan dan nilainya besar atau sama dengan nilai yang dibutuhkan.
C ontoh Perhitungan Metode AASHTO 1993

Jalan Anjir Muara ke Batas Kalteng dengan kondisi lalu lintas sedang dengan nilai kumulatif
beban gandar standar ekivalen sebesar 300.000 ESA. Komposisi lapisan yang direncanakan
adalah sebagai berikut :
• Lapis permukaan ACWC.
• Lapis Pondasi Ac Base.
• Lapis Pondasi Agregat.
Sedangkan untuk metode perhitungan yang digunakan adalah metode AASHTO ’93 dengan
mengambil parameter-parameter sebagai berikut :
• Initial Present Serviceability Index (Po) = 4.0
• Terminal Serviceability Index (Pt) = 1.5
• Failure Serviceability Index (Pf) = 2.0
• Standard Deviate (So) = 0.45
• Raliability = 95 %, hal ini memberiakan Zr = - 1.645
• Untuk bahan pembentuk perkerasan digunakan sebagai berikut :
• Lapisan aus dari ACWC dengan Modulus Elastisitas 2,000 MPA dan layer coeffisient a = 0.45
• Lapisan pondasi beraspal terdiri dari AC Base dengan Modulus Elastisitas 1,500 MPA dan
layer coeffisient a = 0.30
• Lapis pondasi berbutir terdiri dari lapis pondasi atas dengan CBR 90 % dan Modulus
Elastisitas 200 Mpa (dari hubungan CBR dan Modulus di buku AASTHO ’95) dan layer
coeffisien 0.13.
• Tanah dasar dengan CBR sebesar 6 % (CBR yang disiapkan) dan Modulus Elastisitas 60 Mpa.
C ontoh Perhitungan Metode AASHTO 1993
Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan tebal perkerasan untuk lalu lintas 300.000 CESA diberikan
pada Gambar 2, sedangkan hasil perhitungan secara tabel diberikan pada Tabel 1, berikut ini :

ACWC 5 cm

AC Base 9 cm

Lapis Pondasi 19 cm

Gambar 2. Sistem Perkerasan Untuk 300.000 CESA

Tabel 1. Perhitungan SN dan Tabel Perkerasan

SN Design Life 300.000 CESA a D (inchi)


D(cm)
SN1 0.65 0.40 2.0 5.0
SN2 1.80 0.30 3.5 9.0
SN3 2.80 0.13 7.5 19.0

Tabel 2. Checking Out Tabel untuk Alternatif 3


D*1 (cm) ≥ 4.1 Ok, karena terpasang 5 cm
SN*1 = 0.8 Ok, karena besar sama dengan SN 1
D*2 (cm) ≥ 8.6 Ok, karena terpasang 9 cm
SN*1 + SN*2 = 1.9 Ok, karena besar sama dengan SN 2
D*3 (cm) ≥ 18.6 Ok, karena terpasang 19 cm
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai