Anda di halaman 1dari 18

PERHITUNGAN TEBAL

PERKERASAN JALAN
MENGGUNAKAN METODE
AASHTO 1993 DAN MDP 2017

PENYUSUN :
NIM : 4122320110010
FILLAH KUSUMA NUGRAHA
DZEHAN FADEL MUHAMAD NIM : 4122320110008

MUHAMAD FANI PADILLAH NIM : 4122320110021 Dosen : Dr. Ir. An An Anisarida, ST., MT.,IPM

MATA KULIAH BAHAN & PERANCANGAN PERKERASAN


JALAN
OUTLINE PEMABAHASAN

1 METODOLOGI

PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN METODE 2
MDP 2017
PERHITUNGAN TEBAL
3 PERKERASAN METODE
AASHTO 1993
1
METODOLOGI

Menu
METODOLOGI PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
METODE MDP 2017 DAN AAHSTO 1993

Metodologi MDP 2017 Metodologi AAHSTO 1993

Mulai Lalu Lintas :


• Umum Rencana
• Faktor Distribus Arah Desain ESAL
Menentukan Umur Rencana • Faktor Distribusi Lajur
• Pertumbuhan lalu-lintas tahunan

Relability (Keandalan)
Menentukan Volume Kelompok • Standar normal Defiasi
Tidak
Sumbu Kendaraan Niaga • Standar Defiasi
Ya
Servicibelity
• Terminal Servicibelity Coba Check Tebal Pelat
Servicibelity loss
• Initial Servicibelity Tebal Pelat Equation Rencana
Menentukan Struktur Fondasi
CBR (Evaluasi Kekuatan Tanah Dasar)
• Modulus Reaksi Tanah Dasar
Tentukan Struktur Lapisan
Perkerasan KUAT TEKAN BETON
• Modulus Reaksi Tanah Dasar

FLEXUAL STRENGTH

DRAINAGE COEFICIENT

LOAD TRANSFER COEFICIENT


2 PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
METODE MDP 2017

Menu
MENENTUKAN UMUR RENCANA
Biasanya pada pekerjaan jalan untuk mengetahui umur rencana jalan dapat di tinjau :
• Tentukan Jalur dan lajur
• Tentukan Jenis Jalan dan fungsi jalan
• Nilai faktor pertumbuhan lalu lintas (i)
Jenis dan Fungsi Jalan Jawa Sumatera Kalimantan Rata-Rata
Indonesia
Arteri dan perkotaan 4,80 4,83 5,14 4,75
Kolektor rural 3,50 3,50 3,50 3,50
Jalan desa 1,00 1,00 1,00 1,00

• Tentukan Faktor Distribusi


Kendaraan niaga pada lajur Desain
Jumlah Lajur Setiap Arah
(%Terhadap Populasi Kendaraan Niaga)
1 100
2 80
3 60
4 50
MENENTUKAN VOLUME KELOMPOK
SUMBU KENDARAAN NIAGA
Untuk mengetahui jumlah kumulatif beban sumbu lalu lintas desain pada lajur desain selama
umur rencana, adalah sebagai berikut :

Dengan ESATH-1 = Kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard axle) pada
tahun pertama
LHRJK = lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga (satuan kendaraan per hari).
VDFJK = Faktor Ekivalen beban tiap jenis kendaraan niaga
DD = Faktor Distribusi arah
DL = Faktor Distribusi Lajur
CESAL = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana.
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulaif
MENENTUKAN STRUKTUR FONDASI
Untuk Menentukan Struktur fondasi dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
𝐶 𝐵𝑅 𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛=(𝐶𝐵𝑅 h𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝐷𝐶𝑃 )𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛
Dengan Faktor Penyesuaian yang dapat dilihat pada table di bawah :
Faktor penyesuaian minimum nilai
Musim
CBR berdasarkan pengujian DCP
Musim Hujan tanah jenuhs 0,90
Masa Transisi 0,80
Musim Kemarau 0,70

Dalam perencanaan jika dipilih stabilisasi kapur atau semen maka nilai daya dukung
material (CBR) dipilih nilai terkecil dari nilai berikut:
¿¿
𝐶 𝐵𝑅 𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖= 𝐶𝐵𝑅𝑇𝑎𝑛𝑎h 𝐴𝑠𝑎𝑙 × 2
TENTUKAN STRUKTUR LAPISAN
PERKERASAN
Kita dapat mengetahui struktur lapisan perkerasan dengan mengetahui :
• Umur Rencana layanan
• Jumlah Kelompok sumbu kendaraan
• Daya dukung fondasi yang telah di ketahui
Setelah Semua itu terpenuhi maka kita dapat memeproleh Tebal pada setiap lapis perkerasan jalan tersebut
Struktur Perkerasan Lentur

Struktur Perkerasan Kaku


3 PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
METODE AASHTO 1993

Menu
Metode AASHTO 1993

Metode AASHTO 1993

Metode AASHTO 1993 yaitu metode perencana yang digunakan perkerasan jalan yang sering
digunakan. Metode ini digunakan diberbagai negara sebagai perencanaan dan diadopsi untuk
standart perencanaan. Pada dasarnya Metode AASHTO 1993 yaitu metode perencanaan
yang didasakan pada metode empiris [9]. Berikut Parameter- parameter untuk perhitungan
ketebalan perkerasan lentur diantaranya:

1. Tanah dasar
2. Repetisi beban selama umur rencana
3. Umur rencana
4. Structur Number (SN)
5. Reliability
6. Serviceability
7. Drainase
8. Modulus Elastisitas Lapisan
1. Tanah dasar

Modulus Resilient (MR) yaitu parameter perhitungan ketebalan perkerasan


lentur untuk data tanah dan pengganti CBR yang digunakan sebagai penunjuk daya
dukung lapis tanah dasar. Untuk tanah dasar MR diperoleh melalui korelasi nilai CBR
seperti persamaan 1:

MR = 1500 x CBR (psi)


2 Repetisi beban selama umur rencana

Pengulangan sumbu standar selama umur rencana (W18) yaitu sebagai berikut:

W18 = ∑ LHRTi x Ei x DA x DL x 365 x N

Dimana:
W18 adalah pengulangan beban lalulintas sampai umur rencana(UR)
LHRTi adalah lalulintas harian rata-rata tahunan.
Ei adalah angka ekivalen jenis kedaraan i.
DA adalah faktor distribusi arah rencana.
DL adalah faktor distribusi rencana.
365 adalah hari dalam 1 tahunan.
3. Umur rencana
Umur rencana memiliki fungsi sebagai angka yang digunakan untuk menghitung
repetisi lalu lintas.
4. Structur Number (SN)

Structur Number (SN) yaitu fungsi ketebalan lapis yang sudah disetarakan
kemampuannya dari wujud
kinerja perkerasan jalan. Persamaan 3:

SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3

Dimana:
SN adalah nilai Structur Number.
a1,a2,a3 adalah koefisien relatif pada lapis.
D1,D2,D3 adalah ketebalan tiap lapis.
m2,m3 adalah koefisen drainase dari tiap lapis.
Nilai SN bisa menggunakan monogram seperti Pada Gambar 1 berikut
5. Reliability
Reliability diartikan untuk kemungkinan jika tingkat pelayanan
tercapai di tingkat tertentu dari sisi pandang para penguna jalan
sepanjang umur rencana(UR).

6. Serviceability
Serviceability yaitu nilai penentu pada tingkat pelayanan fungsional
pada salah satu sistem perkerasan jalan. Pada perkerasan baru dibuka
(open trafic) servicebility bernilai sebesar 4.0-4.2.
7. Drainase

Merencanakan tebal perkerasan jalan, pengaruh kualitas drainase


dinyatakan menggunakan koefisien drainase Tabel 1 berikut:
8. Modulus Elastisitas Lapisan

Untuk menentukan minimum tebal pada tiap lapis perkerasan yaitu dari
mutu daya dukung lapis yang berada dibawahnya. Ilustrasi penentuan tebal
lapis perkerasan minimum seperti Gambar 2 berikut:

SN1 Lapis Permukaan D1


SN2 Lapis Pondasi
D2
SN3 Lapis Pondasi Bawah
D3
Tanah Dasar
Gambar 2 Ilustrasi Penentuan Tebal lapis perkerasan minimum

Untuk menentukan modulus elastisitas setiap lapisan, dapat menggunakan


persamaaan 4 dan 5:

a2= 0,249(Log EBS)- 0,0977


a3= 0,227(Log ESB)- 0,839

Dimana: a2,a3 adalah koefisien relatif pondasi


EBS,ESB adalah modulus elastisitas lapis pondasi
TERIMAKASIH…….

Anda mungkin juga menyukai