Anda di halaman 1dari 7

LAPISAN PERKERASAN KAKU ( RIGID PAVEMENT )

Prosedur Perencanaan dengan cara :


NAASRA = National Association of Australian State Road Authorities,
“Interim Guide to Pavement Thickness Design” (1979),
Yang disesuaikan dgn kondisi Indonesia oleh BINA MARGA dalam SKBI :
2.3.28.1988 dan “Pavement Design” (A Guide to the Structural Design of Road
Pavements), NAASRA, 1987.
Metoda Perencanaan didasarkan pada :
1. Kekuatan lapisan tanah dasar = CBR atau Modulus Reaksi Tanah Dasar = “k”.
2. Kekuatan Beton yg digunakan utk lapisan perkerasan.
3. Prediksi volume & komposisi lalu-lintas selama usia rencana.
4. Ketebalan & kondisi lapisan pondasi bawah ( Sub Base ).
Jenis Perkerasan Kaku :
1. Perkerasan Beton Semen : - Bersambung tanpa tulangan
- Bersambung dengan tulangan
- Menerus dengan tulangan
- Dengan tulangan serat Baja/Fiber
- Pratekan.
2. Perkerasan Kaku dgn Permukaan Aspal.
Faktor untuk menentukan ketebalan :
1. Kekuatan Lapisan Tanah Dasar.
Utk perencanaan DDT diperoleh dari nilai CBR, meskipun pd umumnya
dilakukan dgn menggunakan nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar = “ k “, yg
didapat dgn pengujian “PLATE BEARING”.
Nilai “k” pd perencanaan belum dapat diukur, maka dpt digunakan nilai “k”
hasil korelasi (kPa/mm), seperti pada GRAFIK nya ???
Modulus Reaksi Tanah Dasar “ k “ Rencana :
k° = ќ – 2 S untuk jalan TOL
k° = ќ – 1,64 S untuk jalan ARTERI
k° = ќ – 1,28 S untuk jalan KOLEKTOR/LOKAL
Faktor Keseragaman : ( Fk ) = ( S / ќ ) x 100 % < 25 % ( dianjurkan ).
dimana : k° = Modulus Reaksi Tanah Dasar yg mewakili suatu seksi jalan.
ќ = (∑k/n) Modulus Reaksi rata-rata dlm suatu seksi jalan.
k = Modulus Reaksi Tanah Dasar tiap titik didlm seksi jalan.
n = Jumlah data k.
Standar Deviasi, S = √ { n ( ∑ k² ) – ( ∑ k )² } / { n ( n – 1 ) }
2. Kekuatan Beton.
Beton Pondasi Bawah : Beton yg digunakan utk dipakai keperluan Pondasi
Bawah mempunyai Kuat Tekan 28 hari minimum 5 MPa jika menggunakan
campuran abu batu & 7 MPa jika tanpa abu batu.
Beton Pondasi Atas : untuk perencanaan beton didasarkan pd Kuat Lentur 90
hari. Kuat lentur rencana beton 90 hari (jika diambil antara 3,5 – 4 MPa)
dianggap estimasi paling Baik digunakan untuk menentukan Tebal Perkerasan.
Untuk mengubah Kuat Tekan beton 28 hari ke Kuat Lentur 90 hari untuk beton
yg menggunakan agregat pecah, menurut NAASRA adalah :

F₂₈ = 0,75 √ C ₂₈
F₉₀ = 1,1 F₂₈ = 0,83 √ C ₂₈
dimana : F₉₀ = Kuat Lentur Beton 90 hari, ( MPa )
F₂₈ = Kuat Lentur Beton 28 hari, ( MPa )
C ₂₈ = Kuat Tekan Rencana Beton 28 hari, ( MPa ).

Kuat Tekan Karakteristik Beton pada usia 28 hari untuk Perkerasan Jalan
dengan Beton Bertulang harus Minimal 30 MPa.
3. Lalu Lintas Rencana
Metoda penentuan beban lalu lintas rencana utk perencanaan tebal
perkerasan kaku dilakukan dgn cara mengakumulasikan jumlah beban sumbu
(dlm rencana lajur selama usia rencana) utk masing-masing jenis kelompok
sumbu, termasuk distribusi beban ini, tahapan yg dilakukan sbb :
1. Karakteristik Kendaraan :
- Jenis kendaraan yg diperhitungkan hanya kendaraan niaga dgn berat total
minimum 5 ton.
- Konfigurasi sumbu yg diperhitungkan :
> Sumbu Tunggal Roda Tunggal ( STRT )
> Sumbu Tunggal Roda Ganda ( STRG )
> Sumbu Tandem / Ganda Roda Ganda ( SGRG )
2. Tatacara Perhitungan Lalu lintas Rencana :
- Hitung volume lalu lintas (LHR) yg diperkirakan pd akhir usia rencana,
sesuai dgn Kapasitas jalan.
- Utk masing-masing jenis kelompok sumbu kendaraan niaga, diestimasi
angka LHR awal dari kelompok sumbu dgn beban masing-masing
kelipatan 0,5 ton (5 – 5,5), (5,5 – 6), (6 – 6,5), dst.
- Mengubah beban trisumbu ke beban sumbu tandem didasarkan bahwa
trisumbu setara dgn dua sumbu tandem.

- Hitung jumlah sumbu kendaraan niaga ( JSKN ) selama usia rencana :

JSKN = 365 x JSKNH x R


dimana : JSKN = Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga maksimum
JSKNH = Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga masimum Harian pd
saat tahun ke 0
R = Faktor pertumbuhan lalu lintas yg besarnya
berdasarkan faktor pertumbuhan lalu lintas tahunan
( I ) dan Usia Rencana ( n ).

Untuk ( i ≠ 0 ) : R = { ( 1 + i ) ⁿ – 1 } / { е log ( 1 + i ) }

- Hitung prosentase masing-masing kombinasi konfigurasi beban sumbu


terhadap jumlah sumbu kendaraan niaga harian.
- Hitung jumlah Repitisi Kumulatif tiap kombinasi konfigurasi / beban
sumbu pd lajur rencana :
JSKN x % kombinasi terhadap JSKNH x Cd
dimana : Cd = Koefisien Distribusi, lihat TABEL ???

Koeff Distribusi Kendaraan Niaga Faktor Keamanan


pada Lajur Rencana Peranan Jalan Faktor
Jumlah Kendaraan Niaga Keamanan
Lajur 1 Arah 2 Arah Jalan Tol 1,2
1 lajur 1,00 1,00 Jalan Arteri 1,1
2 lajur 0,70 0,50 Jalan Kolektor/Lokal 1,0
3 lajur 0,50 0,475
4 lajur - 0,45
5 lajur - 0,425
6 lajur - 0,40
TATA CARA PERENCANAAN KETEBALAN
Kebutuhan Tebal Perkerasan ditentukan dari Jumlah Kendaraan Niaga ( JKN )
selama Umur Rencana.
Perencanaan Tebal Pelat didasarkan pada Total Fatique mendekati atau </= 100 %

TAHAPAN PERENCANAAN :
(1). Tebal Pelat, Prosedure Perencanaan :
a. Pilih suatu Tebal Pelat tertentu
b. Untuk setiap kombinasi Konfigurasi & Beban Sumbu serta harga “k” tertentu
c. % Fatique utk tiap kombinasi ditentukan dgn membagi Jumlah Pengulangan Beban
Rencana dgn Jumlah Pengulangan Beban Ijin
d. Cari Total fatique dgn menjumlahkan % Fatique dr seluruh Kombinasi Konfigurasi /
Beban Sumbu
e. Langkah2 ( a – d ), diulangi hingga didptkan Tebal Pelat terkecil dgn Total fatique
≤ 100 %.
(2). Tebal Perkerasan Minimum, Ketebalan Minimum semua Jenis Perkerasan Kaku yang
akan dilalui Kendaraan Niaga, tidak boleh kurang dari 150 mm, kecuali Perkerasan
bersambung tidak bertulang tanpa Ruji (Dowel), Tebal Minimal harus 200 mm.

Anda mungkin juga menyukai