PERKERASAN
KAKU
Prosedur perancanaan perkerasan kaku
Authorities).
Susunan lapisan pada perkerasan kaku
umumnya seperti pada gambar 1 :
PLAT BETON
(CONCRETE SLAB)
a. Konfigurasi sumbu.
b. Lajur rencana.
c. Usia rencana.
d. Angka pertumbuhan.
e. Metode perhitungan lalu-lintas.
4) Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base). Alasan
dan keuntungan menggunakan lapisan pondasi
bawah (sub base) dibawah perkerasan kaku,
adalah sebagai berikut :
• Menambah daya dukung tanah dasar.
• Menyediakan lantai kerja yang stabil untuk
peralatan konstruksi.
• Untuk Mendapatkan permukaan daya dukung
yang seragam.
• Untuk mengurangi lendutan pada sambungan.
• Untuk membantu menjaga perubahan volume
lapisan tanah
• Untuk mencegah keluarnya air pada
sambungan.
Ketebalan minimum lapisan pondasi bawah
dapat dilihat paga grafik berikut ini :
Lapisan pondasi bawah (sub base) terdapat
beberapa bagian, yaitu :
A. Lapisan Pondasi Bawah Agregat Lepas. Untuk
lapisan tanah dasar dengan daya dukung lunak
atau lalu-lintas tinggi maka lapisan ini tidak bisa
mencegah “pumping”
Untuk (i≠ 0), jika setelah m tahun pertumbuhan lalu-lintas tidak terjadi lagi.
+ (n – m) (1+i)
Untuk (i` ≠ 0), jika setelah n tahun pertumbuhan lalu-lintas berbeda dengan
sebelumnya (i` / tahun)
+
e. Hitung persentase masing-masing kombinasi konfigurasi
beban sumbu terhadap jumlah sumbu kendaraan niaga
harian.
f. Hitung jumlah repetisi kumulatif tiap kombinasi konfigurasi
/ beban sumbu pada lajur rencana :
JSKN x % kombinasi terhadap JSKNH x Cd
dimana : Cd = Koefisien Distribusi (liat pada tabel).
5 Lajur - 0,425
6 Lajur - 0,4
Tabel Koefisien Distribusi Kendraan Niaga Pada Lajur
Rencana
TataCara Perencanaan Ketebalan.
Dalam hal ini digunakan tatacara (prosedure)
dimana kebutuhan tebal perkerasan ditentukan dari
jumlah kendaraan niaga selama usia rencana.
Perencanaan tebal pelat didasarkan pada total
fatigue mendekati atau sama dengan 100 %.
Tahapan Perencanaan adalah sebagai berikut :
1) Tebal Pelat. Prosedure penencanaan :
a) Pilih suatu tebal pelat tertentu.
b) Untuk setiap kombinasi konfigurasi dan beban sumbu serta harga
k tertentu maka :
1. Tegangan lentur yang terjadi pada pelat beton ditentukan dari grafik
pada bagian Lampiran Perkerasan.
2. Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegangan lentur
yang terjadi pada pelat dengan modulus keruntuhan lentur beton ( ).
3. Jumlah pengulangan beban yang diijinkan ditentukan berdasarkan
harga perbandingan tegangan.
c) Persentase fatigue untuk tiap kombinasi ditentukan dengan
membagi jumlah pengulangan beban rencana dengan jumlah
pengulangan beban ijin.
d) Cari total fatigue dengan menjumlahkan persentase fatigue dari
seluruh kombinasi konfigurasi / beban sumbu.
e) Langkah-langkah diatas (a – d ) diulangi hingga didapatkan
tebal pelat terkecil dengan total fatigue lebih kecil atau sama
dengan 100 %. Perhatikan lah gambar tabel berikut ini :
Keterangan pada tabel : Tegangan akibat beban dibagi dengan kuat lentur tarik (modulus of
Rupture).
Jumlah 3.820
Keterangan Tabel Perhitungan :
Kolom – 3 : perkalian kolom 2 dengan FK
Kolom – 5 : Dari grafik NAASRA (pada lampiran perkerasan) dengan nilai k = 22 kPa / mm
Kolom – 6 : kolom 5 dibagi dengan nilai Fr
Kolom – 7 : dari tabel perbandingan tegangan dan jumlah pengulangan beban yang diijinkan dari slide dua puluh lima (25)
dengan nilai dari kolom 6
Kolom – 8 : kolom 4 dibagi dengan kolom 7 dikalikan 100
Dengan tabel pelat = 18 cm, ternyata jumlah Fatigue 3.820 > 100 %,
maka perhitungan harus diulang dengan tebal pelat = 20 cm (dicoba).
5) KEKUATAN PELAT BETON (Tebal = 20 cm)
Jumlah 83
Dengan tabel pelat = 20 cm, ternyata jumlah Fatigue 83 > 100 %, maka
perhitungan tebal pelat minimal yang harus digunakan = 20 cm.