Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN KONSTRUKSI

PERKERASAN JALAN 2

1. PENDAHULUAN
a. Umum
Prosedur perencanaan perkerasan kaku didasarkan atas
pedoman perencanaan yang dikembangkan oleh NAASRA
(National Association of Australian State Road Authorities).
Evaluasi dan kesimpulan harus memperhitungkan
penerapannya secara ekonomis sesuai dengan kondisi
setempat, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya
agar konstruksi perkerasan yang direncanakan adalah
optimal.

b. Fungsi Perkerasan
Fungsi utama perkerasan adalah untuk memikul beban lalu
lintas secara aman dan nyaman selama umur rencana dan
tidak terjadi kerusakan yang berarti. Untuk dapat memenuhi
fungsi tersebut, perkerasan kaku harus:
 Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar (sebagai
akibat beban lalu lintas) sampai batas-batas yang masih
mampu dipikul tanah dasar tersebut.
 Direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu mengatasi pengaruh kembang-susut dan
penurunan kekuatan tanah dasar, serta pengaruh cuaca.
c. Struktur dan Jenis Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri dari pelat beton
semen bersambung tanpa atau dengan tulangan atau
menerus dengan tulangan, terletak di atas lapisan pondasi
bawah.
Dilapisi cat atau isolasi

pelat beton T
semen
Lapis ponda-
si bawah
Tanah dasar
Gambar 1 Struktur Perkerasan Kaku

Perkerasan kaku dapat dikelompokkan kedalam:


i. Perkerasan beton semen, yaitu perkerasan kaku dengan
beton semen sebagai lapisan aus.
Terdapat 4 jenis perkerasan beton semen:
 Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan
 Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan
 Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan
 Perkerasan beton semen pratekan
ii. Perkerasan Komposit:
Yaitu perkerasan kaku dengan pelat beton semen sebagai
lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapisan permukaan.
d. Dasar- dasar Perencanaan
Dalam perencanaan perkerasan kaku, tebal pelat beton
dihitung agar mampu memikul tegangan yang ditimbulkan
oleh:
 Beban roda kendaraan
 Perubahan suhu dan kadar air
 Perubahan volume pada lapisan dibawahnya.
Untuk mengatasi repetisi pembebanan lalu lintas sesuai
dengan konfigurasi dan beban sumbunya, dalam
perencanaan tebal pelat beton diterapkan prinsip kelelahan
(fatigue). Prinsip tersebut didasarkan pada anggapan bahwa
apabila perbandingan tegangan, antara tegangan lentur beton
akibat beban roda dengan kuat lentur beton (MR) menurun,
maka
jumlah repetisi pembebanan sampai runtuh (failure).
Perencanaan tebal perkerasan kaku didasarkan pada:
 Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan Modulus Reaksi
Tanah Dasar (k)
 Tebal dan jenis lapis pondasi bawah yang diperlukan untuk
melayani lalu lintas, mengendalikan pemompaan (pumping)
dan perubahan volume tanah dasar serta untuk
mendapatkan keseragaman daya dukung dibawah pelat.
 Kekuatan beton yang dinyatakan kuat lentur (MR)
untuk mengatasi tegangan yang diakibatkan oleh beban
roda dari lalu lintas rencana.
e. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan
e1. Peranan dan Tingkat Pelayanan
Suatu ruas jalan tertentu harus ditentukan berdasarkan
peranan jalan dan intensitas lalu lintasnya. Meskipun
kenyamanan tidak terkait dalam perencanaan tebal
perkerasan kaku, tetapi hal tersebut terutama
dikendalikan melalui kualitas hasil pekerjaan, sistem
sambungan, daya dukung lapis pondasi bawah dan tanah
dasar.
e2. Lalu-lintas
Variabel- variabel lalu lintas yang dapat mempengaruhi
perkerasan kaku adalah:
 Volume lalu lintas
 Konfigurasi sumbu dan roda
 Beban sumbu
 Pertumbuhan lalu lintas
 Jumlah jalur dan arah lalu lintas
Pola lalu lintas yang diperkirakan terjadi, antara lain
dengan meninjau kondisi dan potensi sosial ekonomi
daerah yang bersangkutan serta daerah-daerah lainnya
yang berpengaruh terhadap jalan yang direncanakan.
e3. Umur Rencana
Umur rencana perkerasan jalan, ditentukan atas dasar
pertimbangan - pertimbangan peranan jalan, pola lalu
lintas dan nilai ekonomi dari jalan yang bersangkutan
(dapat ditentukan antara lain dengan metoda Benefit Cost
Ratio, Internal Rate of Return atau kombinasi dari metoda
tersebut).
e4. Kapasitas Jalan
Dalam menentukan lalu lintas rencana, kapasitas
maksimum jalan yang direncanakan harus dipandang
sebagai pembatasan.
e5. Tanah Dasar
Parameter yang paling umum digunakan untuk
menyatakan daya dukung tanah dasar pada perkerasan
Kaku adalah modulus reaksi tanah dasar (k).
modulus reaksi tanah dasar (k) ditetapkan dilapangan
dengan pengujian “plate bearing”.

Anda mungkin juga menyukai