LANDASAN TEORI
3
4
2. Jalan Kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, jumlah jalan masuk dibatasi serta melayani daerah-daerah di sekitarnya.
Adapun cirinya sebagai berikutnya:
a. Kendaraan yang melaluinya yaitu kendaraan ringan < 10 ton.
b. Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan sedang (40-80 km/jam).
3. Jalan Lokal
Jalan lokal merupakan jalan keperluan aktivitas daerah yang sempit juga
dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau
yang lain. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
a. Melayani semua jenis pemakai jalan, kendaraan ringan serta kendaraan berat
namun dibatasi dari pusat pemukiman ke pusat industri.
b. Kecepatan kendaraan rendah (maksimum 60 km/jam)
rencana, jenis dan kekuatan lapis tanah dasar, pemilihan material dan ketebalan
tiap lapisan permukaan. (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina
Marga, 1985. “Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku dengan Pedoman
Perencanaan Beton Semen”)
Perhitungan tebal perkerasan jalan menggunakan metode Analisa
Komponen Bina Marga berdasarkan AASHTO 1972 dan dimodifikasi sesuai
dengan kondisi jalan di Indonesia.
Fungsi utama perkerasan adalah untuk memikul beban lalu lintas dan selama
umur rencana, tebal perkerasan tidak boleh rusak.
Syarat konstruksi perkerasan:
1. Memiliki tebal dan tegangan ijin yang cukup
2. Tahan terhadap perubahan bentuk yang dikarenakan kadar air yang berubah
3. Dapat mencegah deformasi yang tetap akibat beban roda
4. Bentuk permukaan yang rata, tahan terhadap gesekan dan pengaruh beban
dan pengaruh dari cuaca sekitar. (AASHTO 1972)
Konstruksi perkerasan jalan ada dua sesuai penyebaran tegangan dan material
yang digunakan:
a. Perkerasan Lentur (flexible pavement)
Lapis perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan bahan
campuran beraspal sebagai pengikat dan lapis permukaan serta bahan berbutir
sebagai lapis dibawahnya. Setiap lapisan pada perkerasan bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Perkerasan Kaku ( rigid pavement)a
Perkerasan Kaku (Rigid pavement) adalah salah satu perkerasan yang
menggunakan beton semen sebagai bahan utama. Perkerasan ini dipakai pada
kondisi lalu lintas yang padat dan memiliki distribusi beban yang besar. Jenis-
jenis perkerasan kaku adalah sebagai berikut:
a. Beton Menerus Dengan Tulangan (BMDT)
b. Beton Bersambung Dengan Tulangan (BBDT)
c. Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT)
(Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003)
6
Pondasi bawah
Tanah dasar
Gambar 2.3 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah
DCP terdiri dari konus didasar dari batang vertikal. Sebuah palu diangkat
dan dijatuhkan secara berulang – ulang kedalam perangkai pada setengah tinggi
batang untuk menghasilkan pukulan yang standar, “blow” kepada konus yang
menekan perkerasan. Skala vertikal sepanjang batang digunakan untuk mengukur
kedalaman penetrasi dari konus. Penetrasi dan jumlah pukulan dicatat pada lembar
data uji. Penetrasi per pukulan atau ‘nilai penetrasi’ dicatat selama konus menekan
perkerasan dan digunakan untuk menghitung kekuatan dari material. Perubahan
dalam nilai penetrasi mengindikasikan perubahan kekuatan material, sehingga
memungkinkan lapisan diidentifikasi dan dapat menentukan ketebalan serta
kekuatan dari lapisan tersebut. Lapisan – lapisan ini kemudian dikelompokan
bersama ke dalam lapisan perkerasan dari lapisan dasar, sub-base, dan subgrade
yang dikorelasikan dengan hasil tes pit jika dimungkinkan.
9
Prinsip kerja DCP adalah bahwa kecepatan penetrasi dari konus ketika
ditekan oleh kekuatan standar, sebanding dengan kekuatan bahan yang diukur.
Bila lapis perkerasan jalan atau lapangan terbang memiliki kekuatan yang
berbeda, lingkungan lapisan – lapisan disekitarnya dapat diidentifikasi dan
ketebalan lapisan dapat ditentukan.
yang digunakan untuk lapis pondasi batu pecah, pondasi bawah sirtu, stabilisasi
tanah dengan semen atau kapur dan tanah dasar.
Keterangan :
1) Jumlah kendaraan dengan Beban MST (Muatan Sumbu
Terberat) yang melewati ruas jalan ditentukan maksimal
10% LHRN
2) Beton kurus berfungsi sebagai lantai kerja dan tidak diperhitungkan dalam
perhitungan kekuatan struktur.
3) Akses ke kawasan Industri.
13
pekerjaan.
m2 = Panjang x Lebar.................................................................................(2.2)
1. Penyampaian Informasi
Gambar berfunsi untuk maksud dari perancangan dengan tepat kepada
orang – orang yang bersangkutan untuk perancanaan proses, pembuatan,
pemeriksaan dan sebagainya. Orang-orangyang yang dimaksud bukan hanya
orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi jug a orang- orang
dalam pabrikatau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa lain2.
2. Pengawet, penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari
suatu perushaan di padatkan dimengumpulkan Oleh karena itu gambar bukan saja
diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untukdiperbaiki ( reparasi ) atau
untuk di perbaiki, tetapigambar diperlukan juga sebagai bahsebuah informasi
untukrencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga diperlukan penyimpanan,
kondifikasi nomor urut gambar dansebagainya.3.
3. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran yang ingin
diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses masalahnya pertama-tama di
analisa dan disintesa dengan gambarnya di teliti dan mendekati. Proses inidi
ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang sempurna
2. Mempopulerkan gambar
Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan,
karena dalam teknologi tinggidibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan
tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling.
3. Gambar Perumusan
Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian,
mesin, listrik harus memilikiketerangan yang sama agar dapat dipahami oleh
semua orang.
4. Gambar sistematik
Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam bentuk
dan ukuran, tetapi tanda-tandatolenrasi, lambang-lambang dst, maka harus ada
sistematika dalam lingkungan perusahaan itu sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
semoga dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan pengerjaan,
mempermudah pengerjaandan mempercepat perencanaan.