Anda di halaman 1dari 9

PERKERASAN KAKU

Fungsi Perkerasan

• Fungsi utama perkerasan:


• Memikul beban lalu lintas secara cukup aman dan nyaman
selama umur rencana tanpa terjadi kerusakan yang berarti.
• Perkerasan kaku harus:
• Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar,
tanpa menimbulkan perbedaan lendutan yang dapat
merusak perkerasan.
• Direncanakan dan dibangun agar mampu mengatasi
pengaruh kembang-susut dan penurunan kekuatan
tanah dasar, serta pengaruh cuaca dan kondisi
lingkungan.

1
Struktur dan jenis perkerasan

Perkerasan kaku terdiri dari:


• Plat beton semen bersambung tanpa tulangan
• Plat beton semen bersambung dengan tulangan
• Pelat beton menerus dengan tulangan
• Plat beton semen menerus tanpa tulangan

• Terletak di atas lapis pondasi bawah


• Tanpa atau dengan lapis perkerasan beraspal
(Perkerasan Komposit) sebagai lapis permukaan

Gambar lapis perkerasan kaku

2
Dasar Perencanaan
Perkerasan kaku yang direncanakan harus mampu
memikul beban yang ditimbulkan oleh:
• Beban roda
• Perubahan suhu dan kadar air
• Perubahan volume pada lapisan di bawahnya

Untuk mengatasi repetisi beban lalu lintas,


perhitungan tebal plat didasarkan pada prinsip
kelelahan (fatique).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan

a. Peranan dan Tingkat pelayanan.


b. Peranan jalan dan intensitas lalu lintas yang lewat akan berkaitan
dengan besar-besaran yang digunakan dalam perencanaan.
c. Lalu lintas, berkaitan dengan:
- Volume lalu lintas
- Konvigurasi sumbu dan roda
- Ukuran dan tekanan ban
- Pertumbuhan lalu lintas terkait dengan potensi ekonomi
- Jumlah jalur dan arah lalu lintas
d. Umur Rencana
e. Terkait dengan peranan jalan, pola lalu lintas, nilai ekonomi.
f. Kapasitas maksimum jalan

3
Continue….

g. Tanah Dasar (Subgrade)


Walaupun sebagian besar beban perkerasan kaku
dipikul plat beton, namun keawetan dan
kekuatan plat sangat dipengaruhi oleh sifat, daya
dukung dan keseragaman tanah dasar.
Parameter Daya dukung tanah dasar dinilai dari
Modulus Reaksi Tanah Dasar (k).
Nilai k dapat ditentukan dari korelasi nilai CBR.

Grafik Korelasi Nilai k dan CBR

4
Permasalahan pada tanah dasar

Sifat kembang dan susut akibat perubahan kadar air.


Cara pengendalian:
- menaikkan elevasi subgrade
- Sistem drainase yang baik
Daya dukung tanah yang tidak merata, diakibatkan sifat
dan jenis tanah tidak seragam dan pelaksanaan yang salah
Material yang digunakan sensitif terhadap perubahan kadar
air tanah. Dapat diatasi dengan memberi lapisan pondasi
dari bahan tidak tembus air (urugan pilihan)
Tambahan pemadatan akibat beban lalu lintas yang bekerja
lebih besar dari beban rencana
Pemadatan material subgrade kurang baik, terutama pada
jenis bahan urugan tanah berbutir kasar

Perhitungan modulus reaksi tanah dasar

K = Krata-rata – 2 S Jalan Tol


K = Krata-rata – 1,64 S Jalan Arteri
K = Krata-rata – 1,28 S Jalan Kolektor/ Lokal
Dengan:
K = Modulus reaksi tanah dasar yang mewakili suatu segmen
S = Standar Deviasi
n = Jumlah data nilai k pada suatu segmen.

5
LAPIS PONDASI BAWAH (SUB BASE)

Sub base terdiri dari satu lapis atau lebih yang berada
diantara subgrade dan pelat beton
Fungsinya:
a. Menambah daya dukung tanah dasar
b. Sebagai lantai kerja yang stabil
c. Meningkatkan seregaman daya dukung
d. Membantu menjaga perubahan volume tanah dasar
e. Mengurangi lendutan pada sambungan
f. Mencegah pemompaan lumpur.
Tanah dasar yang jelek (k < 2 kg/cm2) perlu diberi sub
base guna meningkatkan nilai k.
tebal sub base minimal 10 cm.

Tabel nilai Modulus Elastisitas (E)

Perkiraan Nilai Modulus Elastisitas Lapis Pondasi

Modulus Elatisitas (E)


Jenis Bahan Gpa Psi kg/cm2

Granular 0,055 - 0,138 8000 - 20000 565 - 1410


Lapis Pondasi distabilisasi semen 3,5 - 6,9 500.000 - 1.000.000 35.210 - 70.420
Tanah distabilisasi semen 2,8 - 6,2 400.000 - 900.000 28.170 - 63.380
Lapis pondasi diperbaiki aspal 2,4 - 6,9 350.000 - 1.000.000 24.650 - 70.420
Lapis pondasi diperbaiki aspal emulsi 0,28 - 2,1 40.000 - 300.000 2.815 - 21.125

6
Grafik k gabungan

Kekuatan Beton

Karena tegangan kritis pada beton terjadi akibat


melendutnya perkerasan, maka kekuatan beton dinyatakan
dalam kekuatan tarik beton (Modulus of Rufture/ MR)
pada umur 28 hari.
Menurut NAASRA:
Kuat tarik lentur beton umur 28 hari dengan agregat batu
pecah:
F28 = 0,75 C 28

F = Kuat tarik pada 28 hari (Mpa)


C = Kuat tekan pada 28 hari (Mpa)

7
Grafik Hubungan MR dan Kuat tekan beton

Lalu lintas Rencana

Umur rencana 20 – 40 tahun


Konfigurasi sumbu didasarkan data lalu lintas terakhir (< 2
tahun terakhir)
Jenis kendaraan yang diperhitungkan
Kendaraan niaga dengan berat total min 5 ton
Konfigurasi sumbu:
- Sumbu tunggal roda tunggal (STRT)
- Sumbu Tunggal roda ganda (STRG)
- Sumbu ganda/ Tandem roda ganda (SGRG)
Jumlah kendaraan niaga dihitung dengan:
JKN = 365 x JKNH x R
R = % pertumbuhan lalu lintas
JKNH = JKN pada saat jalan dibuka

8
FAKTOR KEAMANAN

Faktor Keamanan
FUNGSI JALAN
(FK)
Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/ Lokal 1

Anda mungkin juga menyukai