Anda di halaman 1dari 10

87

V. TUGAS KHUSUS

A. Perkerasan Lentur Jalan Raya

Perkerasan lentur (flexible pavement) menurut Departemen Pekerjaan Umum

(1987) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran

beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di

bawahnya. Perkerasan lentur jalan terdiri dari beberapa lapis yaitu lapis

permukaan (surface course), lapis pondasi (base course), lapis pondasi bawah

(subbase course) dan lapis tanah dasar (subgrade).

1. Lapis Permukaan (Surface course)


Fungsi utama lapis permukaan perkerasan jalan adalah sebagai berikut:
a Struktural yaitu bagian yang secara langsung mendukung beban

lalu lintas di atasnya.


b Non structural, yaitu bagian yang memberikan bentuk permukaan

yang halus, rata, dan nyaman bagi para pemakai jalan.


Bahan lapis perkerasan berpengaruh terhadap umur perkerasan jalan, rapat

air untuk melindungi lapisan dibawahnya dan merupakan lapisan aus.

Bahan material yang digunakan relatif lebih tinggi dibandingkan lapis

bawahnya.
2. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis pondasi atas (base course) pada perkerasan lentur difungsikan

sebagai lapisan penambah kapasitas daya dukung beban-beban yang terjadi


88

dengan tingkat kekakuannya, kekuatan serta ketahanan bahan yang cukup

baik.
Fungsi utama dari lapis pondasi atas adalah:
a Mendukung kerja lapis permukaan sebagai penahan gaya geser dari

beban roda, dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya.


b Memperkuat konstruksi perkerasan, sebagai bantalan terhadap

lapisan permukaan.
c Sebagai lapis peresapan untuk lapis pondasi bawah.

Berdasarkan Manual Konstruksi dan Bangunan no. 002-03/BM/2006

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga penggunaan

material untuk lapis pondasi agregat kelas A minimal memiliki nilai CBR

90% dan kelas B dengan nilai CBR minimal 65%.

3. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah merupakan bagian dari perkerasan yang terletak

antara tanah dasar dan lapis pondasi atas. Fungsi utama dari lapis pondasi

bawah adalah:
a Untuk menyebarkan beban roda ke lapisan yang ada di bawahnya.
b Sebagai lapisan awal (lantai kerja) untuk melaksanakan pekerjaan

perkerasan jalan misalnya pada penghamparan bahan lapis

pondasi.
c Sebagai lapis peresapan air, nilai kepadatannya mencegah

masuknya air dari tanah dasar ke lapisan pondasi.

d Untuk mencegah masuknya tanah dasar yang berkualitas rendah ke

lapis pondasi atas.

4. Tanah Dasar (Subgrade)


89

Tanah dasar (Subgrade) adalah lapisan tanah dasar di bawah perkerasan

jalan, funsinya untuk mendukung perkerasan jalan. Subgrade dapat berupa

tanah asli setempat yang dipadatkan, tanah urugan badan jalan yang

dipadatkan, tanah timbunan atau galian setempat. Fungsi tanah dasar

sebagai bahan perkerasan adalah sebagai bahan yang mampu menahan

beban lalu lintas dan untuk menghindari meresapnya air ke dalam lapisan

perkerasan yang diatasnya.

B. Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan dengan Metode MDP 2013

Perencanaan tebal perkerasan metode MDP (Manual Desain Perkerasan) 2013

meliputi desain perkerasan lentur dan perkerasan kaku untuk jalan baru,

pelebaran jalan, dan rekonstruksi. Manual ini juga menjelaskan faktor-faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan struktur perkerasan dan ulasan

mengenai pendetailan desain, drainase dan persyaratan konstruksi. Dengan

penajaman pada aspek:

a) Umur rencana optimum yang ditentukan dari analisis life cycle cost.
b) Koreksi terhadap faktor iklim yang mempengaruhi masa pelayanan

perkerasan.
c) Analisis beban sumbu secara menyeluruh.
d) Pengaruh temperature.
e) Pengenalan struktur perkerasan cement treated base.
f) Pengenalan prosedur rinci untuk desain pondasi jalan.
g) Pertimbangan desain drainase.
h) Ketentuan analisis lapisan untuk Pd T-01-2002-B.
i) Penerapan pendekaran mekanistis.
j) Katalog desain.
Berikut perhitungan tebal perkerasan di jalan Raya Branti:
90

Pada perhitungan ini diasumsikan tanah dasar memiliki daya dukung yang

baik dengan nilai CBR (California Bearing Ratio) sebesar 6%, sehingga tidak

perlu dilakukan perbaikan tanah.


1) Data Lintas Harian Rata-Rata (LHR) berdasarkan data PU bina

marga tahun 2012


Tabel 1.Data LHR.

Jenis Kendaraan Jumlah


Sedan,Jeep 2 ton 3015 kend/hari
opelet, mikrolet, minibus 2 ton 399 kend/hari
pick up/ mobil kanvas 5 ton 1645 kend/hari
bus kecil 8 ton 526 kend/hari
bus besar 13 ton 289 kend/hari
truk 2 sumbu ringan 13 ton 869 kend/hari
truk 2 sumbu sedang 14 ton 859 kend/hari
truk 3 sumbu 24 ton 456 kend/hari

2) Klasifikasi Jalan = Arteri

3) Umur Rencana (R)


Tabel 2. Umur Rencana.

4) Pertumbuhan lalu lintas (i)


Tabel 3. Faktor Pertumbuhan Lalu lintas.
91

Diambil 5%

5) Koefisien distribusi kendaraan berdasarkan data dari Jurnal

Sipil Static vol. 4 no. 12 Desember 2016


Kendaraan ringan = 60%

Kendaraan berat = 90%


92

6) Perhitungan beban sumbu standar


Tabel 4.Perhitungan Beban Sumbu Standar.

Jenis Kendaraan Konfigurasi


Sumbu LHR C VDF4 ESA4 ESA 5
Sedan,Jeep 2 ton 1.1 3015 0.6 0 0 0
opelet, mikrolet, minibus 2
ton 1.1 399 0.6 0 0 0
pick up/ mobil kanvas 5 ton 1.1 1645 0.6 0 0 0
bus kecil 8 ton 1.2 526 0.9 0.3 142.02 255.636
bus besar 13 ton 1.2 289 0.9 1 260.1 468.18
truk 2 sumbu ringan 13 ton 1.2 869 0.9 0.8 625.68 1126.224
truk 2 sumbu sedang 14 ton 1.2 859 0.9 1.6 1236.96 2226.528
truk 3 sumbu 24 ton 1.22 456 0.9 28.1 11532.24 20758.03

Keterangan tabel:

VDF4 = Faktor ekivalen beban


93

Tabel 5.Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDF Standar.


94

ESA4 ( Beban Sumbu Standar) = LHR x c x VDF4

CESA4 (Beban Sumbu Standar Kumulatif) = ESA4 x 365 x R

R ( faktor pengali pertumbuhan lalulintas)

UR = Umur rencana

i = faktor pertumbuhan lalulintas

CESA5 = CESA4 x TM

TM = Traffic multiplier (1,8-2) dipilih 1,8

7) Sehingga didapat:
ESA4 =142,02 + 260,1+625,68+123,96+11532,24
= 13797
ESA5 = 255,636+468,18+1126,224+226,528+20758,03
= 24834,6

R= = 20,0953

8) Yang digunakan untuk perkerasan lentur adalah CESA5


CESA5 = ESA5 x 365 x R
= 24834,6 x 365 x 200,0953
= 182,1563. ESAL
Di dapat tebal perkerasan:

Tabel 6. Tebal Perkerasan Lentur.


95

AC WC = 4 cm
AC binder = 6 cm
AC base = 24,5 cm
LPA = 30 cm

Perbandingan hasil perhitungan dengan metode MDP 2013 dan

spesifikasi 2010 revisi 3 :

Spesifikasi (cm) MDP 2013 (cm)


AC WC Min 4 4
AC Binder Min 6 6
AC Base Min 7,5 24,5

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan

dengan metode desain perkerasan (MDP) 2013 sudah sesuai

dengan spesifikasi 2010 revisi 3 Bina Marga.

9) Bahu jalan
Digunakan bahu jalan tanpa pengikat dengan lapis permukaan

merupakan lapis pondasi kelas s. Tebal minimum lapis pondasi

adalah tebal perkerasaan jalan dengan lebar 1m. hal ini diatur

dalam Manual Desain Perkerasaan 2013 lampiran D.


96

Anda mungkin juga menyukai