Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang akan dibahas, maka diberikan batasan-batasan
pembahasan antara lain:
Perhitungan perkerasan menggunakan metoda analisa komponen 1987.
Pembahasan difokuskan pada perhitungan untuk menentukan tebal pelapisan jalan baru untuk
umur rencana 20 tahun.
Semua data yang diperlukan untuk perencanaan merupakan data sekunder, yaitu dengan
mengambil dari instansi-instansi terkait.
Tidak membahas analisa material perkerasan, perhitungan struktur drainase dan analisa ekonomi.
Tidak membahas analisa tegangan dan regangan pada sistem lapis perkerasan karena metode yang
digunakan adalah Metode Empiris. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu desain tebal lapisan
perkerasan yang memenuhi syarat keamanan dan mengaplikasikan peraturan-peraturan yang telah
distandarkan pada perencanaan yang sebenarnya. Manfaatnya adalah sebagai bahan kajian dalam
pengembangan modifikasi dan penyempurnaan metode yang sesuai untuk diaplikasikan, sehingga
dengan pemilihan metode yang tepat untuk perencanaan diharapkan adanya optimalisasi guna
mengurangi kerusakan dan mempertahankan kondisi jalan sampai umur rencana.
TEORI PENUNJANG. Perkerasaan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu-lintas. Agregat yang dipakai batu pecah, batu kali, batu belah,
hasil samping peleburan baja.
Sedangkan bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen, dan tanah liat.
Berdasarkan bahan ikat lapisan perkerasan jalan ada dua kategori, yaitu:
Perkerasan lentur (flexsible pavement) dan
Peerkerasan kaku (rigid pavement)
Selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan(composite pavement),
yaitu perpaduan antara lentur dan kaku.
Perencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan antara perencanaan untuk jalan baru dan
untuk peningkatan (jalan lama yang sudah pernah diperkeras)
Sistem Perencanaan Jalan Baru. Tahapan atau sistem perencanaan tebal pekerasan untuk jalan
baru, secara ideal seperti pada gambar 2.1. Untuk pemilihan tebal perkerasan dilakukan secara
ekonomis akan tetapi harus dapat mengantisipasi perkembangan lalu lintas dan dampak lingkungan
disamping prediksi mengenai komposisi penampilannya.