TUGAS
OLEH :
INSANUDDIN MUSA
202010062
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS TEKNIK
2022
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
Saudara diminta merencanakan Perkerasan jalan raya di wilayah Sultra/Konawe dan Konawe
Selatan
Dengan Type:
Data lalu lintas : dianalisa dari data yang diberi (tugas perorangan)
Di minta kepada saudara,Tentukkan LHR pada tahun 2022 (awal umur rencana) dari hasil
pengamatan selama 6 jam pada jam sibuk.
Gambar potongan, sketsa tebal perkerasan jalan fleksibel hasil rencana, tampakkan lapisan
permukaan, base, subbase dan subgradre, lengkap notasi dan ukuran masing-masing lapis.
Bus 8 ton
Truk 2 as 10 ton
Truk 3 as 20 ton
Truk 5 as 30 ton
Dari survey lapangan yang dilakukan pada tanggal 3 April 2022, dapat diketahui besarnya
volume lalu lintas untuk menganalisis kapasitas ruas jalan tersebut. Survey dilaksanakan pada
jam-jam tertentu., pencatatan dilakukan dalam interval waktu 15 menit. Hal ini untuk
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
mempermudah pelaksanaan survey dilapangan yang di perkirakan pada jam-jam sibuk dan
jam-jam tidak sibuk yaitu pada jam:
06.00 – 08.00
12.00 – 14.00
17.00 – 19.00
Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), perencanaan jalan perkotaan untuk
menilai setiap kendaraan ke dalam satuan mobil penumpang (smp) maka harus dikalikan
dengan faktor equivalensinya (emp), yaitu:
Dari hasil survey di dapat arus jam puncak di jalan Motaha-Lambuya terjadi pada pukul
07.00 – 08.00 sebesar 420,2smp/jam dengan persentase arah tujuan kendaraan 483.9 smp/jam
, sedangkan arus jam puncak di jalan Lambuya- Motaha sebesar 121,8 smp/jam dengan
persentase arah tujuan kendaraan 60%
= 487.83smp/jam
Berdasarkan MKJI 1997 untuk jalan dalam kota, faktor k di ambil 0,60.
VJP
Jadi LHRT487.83 = (Arus jam puncak/k)
K
= (487.83/60) = 813.06smp/hari
LHRT yang di peroleh dari perhitungan berdasarkan data primer adalah 487.83/60 hari. Masa
pembangunan selama 1 tahun, umur rencana 50 tahun.
ANALISIS LALULINTAS
Besarnya volume lalulintas yang ada sangat mempengaruhi lebar efektif jalan, perbandingan
banyknya lalulintas yang melewati jalur jalan tersebut akan menjadi dasar perancangan
geometrik jaan dan lebar rencana jalan.
Data sekunder lalulintas ruas jalan Motaha - Lambuya di peroleh dari tahu 2016-2021 adalah
seperti tabel di bawah ini: ( SEMUA DATA TAMBAHKAN 2 ANGKA NIM ).
Dari tabel di atas LHR di kelompokan menurut jenis kendaraan jalan poerkotaan berdasarkan
buku MKJI 1997 menjadi sebagai berikut :
1. Metode Eksponesial
Dimana :
i : Angka pertumbuhan
Dengan menggunakan data sekunder maka nilai pertumbuhan (i) dapat di hitung dari hasil
perhitungannya di tampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan dengan metode eksponensial di dapat angka pertumbuhan (i) sebesar
42%
Xr = ∑x
Yr = ∑y
∑y = na + b∑x
i=a
b x 100%
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier di dapat angka
pertumbuhan (i) % hasil kedua metode di atas angka pertumbuhan (i) pertahun yang
diambil adalah angka pertumbuhan sebesar yaitu %.
Truk : 2 as 13 ton
3 as 20 ton
5 as 30 ton
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
PENYELESAIAN TUGAS
• Yang dimaksud perkerasan lentur (flexible pavement) dalam perencanaan ini adalah
perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis
permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya.
• Jalur Rencana adalah salah satu jalur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya, yang
menampung lalu lintas terbesar. Umumnya jalur rencana adalah salah satu jalur dari
jalan raya dua jalur tepi luar dari jalan raya berjalur banyak.
Umur Rencana (UR) adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut
mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk
diberi lapis permukaan yang baru.
Indeks Permukaan (IP) adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan
kerataan / kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat
pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) adalah jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan
bermotor beroda 4 atau lebih yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.
Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang
menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan
beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb). Lintas
Ekivalen Permukan (LEP) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu
tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada
permulaan umur rencana.
Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari
sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi
pada akhir umur rencana.
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
Lintas Ekivalen Tengah (LET) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari
sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana pada pertengahan
umur rencana.
Lintas Ekivalen Rencana (LER) adalah suatu besaran yang dipakai dalam nomogram
penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal
seberat 8,16 ton (18.000 lb) jalur rencana.
Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan
bagian-bagian perkerasan lainnya
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
dan tanah dasar.
Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan
lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi
bawah).
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) adalah suatu skala yang dipakai dalam nomogram
penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar.
Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan
iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan
perkerasan
Indek Tebal Perkerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan
penentutan tebal perkerasan.
Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan
yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang dicampur,
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang
terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam
yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan
lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi
laburan aspal dengan batu penutup.
Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yang terdiri dari
agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila diperlukan)
yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran
antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Laburan Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir
maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.
Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal
maksimum 20 mm.
Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal
maksimum 35 mm.
Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan
yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur
dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri
dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras
yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok
dan / atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur dengan
aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
2.PERKERASAN JALAN
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah (sub base couse) ,lapis pondasi
(base course), dan lapis permukaan (surface course).
TANAH DASAR
• Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan
daya dukung tanah dasar.
• Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalu
lintas.
• Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada daerah
dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
• Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu lintas dari macam tanah
tertentu.
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
• Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan penurunan yang diakibatkannya,
yaitu pada tanah berbutir kasar (granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada saat
pelaksanaan
LAPIS PONDASI
LAPIS PERMUKAAN
VARIAVEL PERENCANAAN
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
• Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi (gambar 1).
• Yang dimaksud dengan harga CBR disini adalah harga CBR lapangan atau CBR
laboratorium.
• Jika digunakan CBR lapangan maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan
dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat
juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan/direndam).
• CBR lapangan biasanya digunakan untuk perencanaan lapis tambahan (overlay). Jika
dilakukan menurut Pengujian Kepadatan Ringan (SKBI 3.3. 30.1987/UDC
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
DDT CBR
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Gambar 2.3. : Korelasi antara Daya Dukung Tanah (DDT) dan CBR
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
INDEKS PERMUKAAN
• Indeks Permukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta
kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang
lewat.
• IP =1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat
sehingga sangat mengganggu lalu Iintas kendaraan.
• IP = 1,5: adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
• IP = 2,0: adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap
• IP = 2,5: adalah menyatakan permukaan jalan yang masih cukup stabil dan
baik.
• Dalam menentukan indeks permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana (LER), menurut daftar di bawah ini:
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal.
Catatan: Pada proyek-proyek penunjang jalan, JAPAT / jalan murah atau jalan darurat
maka IP dapat diambil 1,0.
PELAPISAN TAMBAHAN
KONTRUKSI BERTAHAP
KONTRUKSI BERTAHAP
5 + 15 TAHUN
7 + 31 TAHUN
20 TAHUN
VJP
FaktorK K= = VJP
Faktor LHRT
LHRT
N Ja
LEP 2022
ITP = a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3
\
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
15 = 35.5
Dimana nilai itp d1 yaitu 35.5 cm, sehingga dibulatkan menjadi 36 cm.
a. PERTUMBUHAN LL (i);
b. UNTUK 5 THN ADALAH, 8%
c. UNTUK 15 TAHUN ADALAH, 6%
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
DARI DATA TABEL PADA KOLOM KE 4 ,BARIS TEKHIR TERDAPAT NILAI ,0,1940
DARI NILAI INI SAYA AMBIL DARI ANGKA EKIVALEN (E) BEBAN SUMBU
KENDARAAN DI DAFTAR III.
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
n
LEP=∑ LHRj x Cj x Ej
J =1
LER 5 TAHUN
(2022 SD 2027) LER 5 = LET5 x UR/10
LER 5 = 230 x 5/10
= 115
LER 10 TAHUN
(2022 SD 2032) LER 10 = LET 15 x UR/10
LER 10 = 280.2 x 10/10
= 280
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
KEKUATAN JALAN LAMA ASBUTON (MS 744 KG) =9.5 CM = 60% X 9,5 X 0,35 = 2
UR 5 TAHUN:
DELTA ITP = ITP 5 – ITP
= 9.5 - 6,2
= 3.3
MAKA : 3.3 = 0,35 x D1
D1 =9.42 CM
UR 10 TAHUN
DELTA ITP = ITP10 – ITP
= 9,5 - 6,2
= 3,3
MAKA : 3,3 = 0,35 x D1
D1 = 9,42CM (ASBUTON ,MS 744 KG)
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
UR 5 TAHUN:
SIRTU CBR50% 10 CM
UR 10 TAHUN
SMP/HARI/2ARAH
PENYELESAIAN
A. PERHITUNGAN LALULINTAS
Catatan: nilai (Ej) di ambil dari angka ekivalen ( E) beban sumbu kendaraan berada
pada DAFTAR III
LET 5 TAHUN TAHAP 1 (2022 SD 2027) = LETS5 = 1/2 (LEP 2025 + LEA 2030
= 1012
LET 15 TAHUN TAHAP 2 ( 2022 SD 2037) = LET 15 = 1/2 (LEA 2030 + LEA 2045 )
= 5861
= 1012.3 X 5/10
= 506
= 1,67 X LER1
= 1,67 X 506
= 845
= 5861.444 X 15/10
= 8792
= 2,5 X LER2
= 2,5 X 8792
= 21980
PLOT DDT MELALUI LER 5, TAHAP 1 = 845 DAN LER 15 TAHAP 2 = 21980
ATAU
D1 = 18.6 DIBULATKAN 19 CM
CBR 50; D3 = 10 CM
a1 = 0,14
a2 = 0,12
a1 asbuton = 0,35
ATAU
DESAIN TEBAL PERKERASAN JALAN LENTUR
D’1 = 29 DIBULATKAN 29 CM
JADI
= 27- 24= 3 cm
CBR 50; D3 = 10 CM
a1 = 0,14
a2 = 0,12
a1 asbuton = 0,35