PERENCANAAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR
DENGAN ANALISA KOMPONEN
3. PARAMETER PERENCANAAN
Secara praktis, kebutuhan bahan jalan (baik agregat
maupun aspal) ditentukan oleh ketebalan lapisan
perkerasan jalan yang harus dihampar dan dikerjakan di
lapangan.
Di sisi lain, ketebalan perkerasan juga terkait dengan
kekuatan struktur perkerasan terhadap beban lalulintas.
Oleh karena itu, perhitungan struktur perkerasan
merupakan tahap penting dalam pekerjaan konstruksi
jalan. Hasil yang diperoleh secara langsung berkaitan
dengan aspek biaya konstruksi serta aspek kinerja jalan
untuk jangka waktu teknis dan ekonomis yang
ditentukan (life periods).
2
3
4
5
6
1,00
1,00
1,00
1,00
0,60
0,50
0,70
0,50
0,40
0,40
0,50
0,475
0,30
0,45
0,25
0,425
0,20
0,40
Berat kendaraan dilimpahkan ke perkerasan melalui rodaroda yang terletak di ujung sumbu. Setiap jalan kendaraan
mempunyai konfigurasi yang berbeda-beda :
Sumbu depan : sumbu tunggal
Sumbu belakang : sumbu tunggal/sumbu ganda
Dengan demikian setiap jenis kendaraan akan mempunyai
E yang merupakan jumlah angka ekivalen sumbu depan
dan sumbu belakang. Beban masing-masing sumbu
dipengaruhi letak titik berat kendaraan dan bervariasi
sesuai dengan muatan dari kendaraan.
Contohnya : truk dengan berat 4,2 ton. Distribusi beban
sumbu depan dan sumbu belakang = 34% : 66%. Maka
E truk = E sumbu depan + E sumbu belakang atau
c. Umur Rencana
Umur rencana (UR), adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak
jalan tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat
atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan baru(overlay).
Selama umur rencana tersebut, pemeliharaan perkerasan jalan tetap
dilakukan, seperti pelapisan non struktural sebagai lapis aus.
Nilai UR untuk jalan beraspal lazimnya diambil antara 10 15 tahun.
Untuk alternatif, konstruksi bertahap dapat diambil nilai UR 5 10
tahun.
Dimana :
i = pertumbuhan lalu-lintas
j = jenis kendaraan
(LEA) n = banyaknya kendaraan
LHR = Lintas Harian Rata-rata
UR = Umur rencana
FP = Faktor penyesuaian
> 30 %
30 %
> 30 %
30 %
> 30 %
IKLIM I
< 900
MM/TH
0.5
1.0 - 1.5
1.0
1.0 - 2.0
1.5
1.5 - 2.5
IKLIM II
900
MM/TH
1.5
2.0 - 2.5
2.0
2.5 3.0
2.5
3.0 - 3.5
Catatan : Pada bagian-bagian jalan tertentu, seperti persimpangan, pemberhentian atau tikungan tajam (jari-jari
kurang dari 30 m), maka FR ditambah dengan 0.5. Sedangkan pada daerah rawa-rawa FR ditambah dengan
1.0.
IPo
ROUGHNESS* (MM/KM)
LASTON
4
3.9 3.5
1000
> 1000
LASBUTAG
3.9 3.5
3.4 3.0
2000
> 2000
HRA
3.9 3.5
3.4 3.0
2000
> 2000
BURDA
3.9 3.5
< 2000
BURTU
3.4 3.0
< 2000
LAPEN
3.4 3.0
2.9 2.5
3000
> 3000
LATASBUM
2.9 -
--
Lokal
< 10
10 -100
100 - 1000
> 1000
1,0 - 1,5
1,5
1,5 - 2,0
-
Klasifikasi Jalan
Kolektor
Arteri
1,5
1,5 - 2,0
2,0
2,0 - 2,5
1,5 - 2,0
2,0
2,0 - 2,5
2,5
Tol
2,5
Kekuatan Bahan
a1
a2
a3
MS (kg)
0,40
0,35
0,32
0,30
744
590
454
340
KT
(kg/cm2)
-
0,35
0,31
0,28
0,26
744
590
454
340
0,30
0,26
0,25
0,20
0,28
0,26
0,24
Jenis Bahan
CBR (%)
-
LASTON
LASBUTAG
340
340
-
HRA
ASPAL MACADAM
LAPEN (MEKANIS)
LAPEN (MANUAL)
590
454
340
LASTON ATAS
0,23
0,19
LAPEN (MEKANIS)
LAPEN (MANUAL)
0,15
0,13
22
18
SOIL CEMENT
0,15
0,13
22
18
0,14
0,12
0,11
100
80
60
0,13
0,12
0,11
0,10
70
50
30
20
SIRTU/PITRUN (KELAS A)
SIRTU/PITRUN (KELAS B)
SIRTU/PITRUN (KELAS C)
TANAH/LEMPUNG
KEPASIRAN
Tebal
Minimum
(cm)
< 3,00
3,00 - 6,70
6,71 - 7,49
7,50 - 9,99
10,00
5,0
5,0
7,5
7,5
10
Bahan
Lapis pelindung (Buras, Burtu, Burda)
Lapen, Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
Lapen, Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
Lasbutag, Laston
Laston
< 3,00
Tebal
Minimum
(cm)
15
3,00 - 7,49
20*
7,50 - 9,99
10
20
10,0 - 12,14
15
20
ITP
Tabel 3.9
12,25
Bahan
Batu pecah, stabilisasi tanah/semen, stabilisasi
tanah/kapur.
Batu pecah, stabilisasi tanah/semen, stabilisasi
tanah/kapur.
LASTON Atas
Batu pecah, stab. tanah/semen, stab. tanah/kapur,
pondasi Macadam
LASTON Atas
Batu pecah, stab. tanah/semen, stab. tanah/kapur,
pondasi Macadam, LAPEN, LASTON Atas.
Batas
minimum
ketebalan lapis Pondasi Bawah
Batu pecah, stab. tanah/semen, stab. tanah/kapur,
25
pondasi
Macadam, pondasi
Lapen, Laston
Atas tebal
Untuk setiap nilai ITP bila
digunakan
bawah,
minimum adalah 10 cm
i.
Lampiran :
Nomogram 1
Nomogram 2
Nomogram 3
Nomogram 4
Nomogram 5
Nomogram 6
Nomogram 7
Nomogram 8
Nomogram 9
Contoh :
Rencanakan tebal perkerasan lentur untuk jalan baru dengan
ketentuan;
- Kelas jalan: Arteri 6/2 B
- Umur rencana: 20 tahun
- CBR rencana : 3.85 %
- Kondisi iklim :curah hujan rata-rata 750 mm/tahun
- Kelandaian rata-rata 6 %
- LHR pada awal umur rencana (LHRo);
BEBAN SUMBU (ton)
JENIS KENDARAAN
Mobil Penumpang
Bus
Truk 10 ton
Truk 20 ton
VOLUME
1400
450
90
45
DEPAN
BELAKANG
1
3
4
6
1
5
6
2.7
Tugas:
Rencanakan tebal perkerasan untuk ruas jalan baru dengan data sbb:
Kelas jalan
: Kolektor 4/2B
Rata-rata kelandaian : 8%
Curah hujan rata-rata : 950 mm/tahun
Usia Rencana : 15 tahun
Data CBR tanah dasar : 6, 6, 6, 7, 7, 5, 6, 7, 8, 5-1/2, 6, 7, 7
Bahan perkerasan : - lapis permukaan (Laston, MS744)
- Lapis pondasi atas (Agregat kelas A, CBR 100)
- Lapis pondasi bawah (Agregat kelas B, CBR 60)
Data lalu-lintas:
Data Survey tahun 2010;
- mobil penumpang (1+1)
= 7500
- Bus kecil (2+3)
= 1500
- Bus besar (3+5)
= 750
- Truk sedang (3+5)
= 650
- Truk berat (6+7.7)
= 400
- Truk semi trailer (6+7.7+7.7) = 200
Pertumbuhan lalu-lintas selama pelaksanaan= 1.75% /tahun
Pertumbuhan lalu-lintas setelah jalan dibuka = 2,85% /tahun
Jalan dibuka tahun 2015.