Anda di halaman 1dari 36

PERKERASAN JALAN

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur


(SNI – 1732 – 1989 – F)
• Jalur rencana digunakan untuk • Koefisien distribusi kendaraan (C)
menampung lalu lintas terbesar. ringan dan berat.
Angka Ekivalen (E)

• Konstruksi perkerasan jalan menerima beban • Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu adalah
lalulintas yang dilimpahkan melalui roda-roda angka yang menyatakan perbandingan tingkat
kendaraan. kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan
• Besarnya beban yang dilimpahkan tersebut beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat
tergantung pada berat total kendaraan, kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan
konfigurasi sumbu, dan bidang kontak dengan standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000
perkerasan. pon).
• Beban standar merupakan beban sumbu tunggal • Misal : E truck= 1,2; berarti satu kali lintasan truk
beroda ganda seberat 18.000 pon (8,16 ton). mengakibatkan penurunan indeks permukaan
sama dengan 1,2 kali lintasan sumbu standar.
• Setiap jalan kendaraan mempunyai
• Contohnya : truk dengan berat 4,2 ton. Distribusi
konfigurasi yang berbeda-beda : beban sumbu depan dan sumbu belakang = 34% :
• Sumbu depan : sumbu tunggal
66%. Maka E truk = E sumbu depan + E sumbu
• Sumbu belakang : sumbu tunggal/sumbu
belakang
ganda

4 4
4200 4200
= 0,34. + 0,66.
8160 8160

= 0,0009 + 0,0133 = 0,0142


Konfigurasi Berat Kosong Berat Muatan Berat Total UE 18 UE 18
Sumbu (ton) Maksimal (ton) Maksimal (ton) Kosong Maksimum
1.1 1,50 0,50 2,00 0,0001 0,0005
MP
1.2 3,00 6,00 9,00 0,0037 0,3006
BUS
1.2 L 2,30 6,00 8,30 0,0013 0,2174
TRUK
1.2 H 4,20 14,00 18,20 0,0143 5,0264
TRUK
1.22 5,00 20,00 25,00 0,0044 2,7416
TRUK
1.2 + 2.2 6,40 25,00 31,40 0,0085 4,9283
TRUK
1.2 - 2 6,20 20,00 26,20 0,0192 6,1179
TRAILER
1.2 - 22 10,00 32,00 42,00 0,0327 10,1829
TRAILER
Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i)
• Peningkatan jumlah kendaraan pemakai jalan dari tahun ke tahun.
• Untuk memperkirakan peningkatan jumlah kendaraan pemakai jalan pada tahun tertentu
digunakan rumus
LHRn = LHRo (1 + i)n

• LHRn : perkiraan lalulintas harian rerata kendaraan jenis tertentu pada tahun ke n.
• LHRo : lalulintas harian rerata kendaraan jenis tertentu pada tahun awal (tahun survei).
• n : jumlah tahun dari tahun awal diperolehnya data.
Stabilitas Tanah Dasar

• Stabilitas tanah dasar dinyatakan dalam daya Pengolahannya


dukung tanah (DDT). • Data CBR direkap dan diurutkan dari yang terkecil
• Nilai DDT diperoleh dari nilai CBR lapangan sampai dengan yang terbesar.
rencana tanah dasar sesuai rumus. • Dihitung frekuensi data CBR lapangan yang
DDT = 4,3 log CBR + 1,7 diperoleh.
• Nilai CBR lapangan rencana diperoleh dari • Dihitung prosentasi kumulatif > nilai CBR kelas ke
pengolahan data CBR lapangan. i.
• Dibuat grafik ogive atau frekuensi kumulatif.
• Perkirakan nilai CBR pada persentil ke 90 dan
ditetapkan sebagai CBR rencana.
Contoh Penentuan CBR Lapangan
Suatu survei tanah menghasilkan data CBR
lapangan sebagai berikut 12,12, 4, 5, 6, 7, 7, 8,
8, 8, 4, 5, 9, 10, 11. Tentukan nilai nilai CBR
rencana dan DDT.

CBR lapangan Jumlah / frekuensi % frekuensi kumulatif


4 2 (14/14)*100% = 100 %
5 2 (12/14)*100 % = 92.86 %
6 1 78.57 %
7 2 71.43 %
8 3 57.14 %
dipilih nilai persentil ke 90 yaitu ± 5,2 %.
9 1 35.71 % Dengan demikian maka nilai CBR rencana = 5,2 %.
10 1 28.57 % DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7
11 1 21.43 % = 4,3 log (5,2) + 1,7
12 2 (2/14)*100% = 14.29% = 4,78
Jumlah 14
Umur Rencana dan Faktor Regional

• Umur Rencana (UR) adalah jumlah waktu dalam tahun • Faktor Regional adalah faktor setempat, menyangkut
dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai saat keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi
diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan
diberi lapis permukaan baru (overlay). perkerasan.
• Nilai UR untuk jalan beraspal lazimnya diambil antara 10 – • Keadaan lapangan mencakup permeabilitas tanah,
15 tahun. perlengkapan drainase, bentuk alinemen, prosentase
• Untuk alternatif, konstruksi bertahap dapat diambil nilai kendaraan berat > 13 ton dan kendaraan parkir.
UR 5 – 10 tahun. • Keadaan iklim meliputi curah hujan rata-rata per tahun.
• Bina Marga memberikan angka yang bervariasi antara
0,5 sampai 4.
Indeks Permukaan

• Suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan • IP = 1,0 permukaan jalan rusak berat sehingga sangat
kehalusan/kerataan serta kekokohan permukaan jalan mengganggu lalulintas
yang berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas • IP = 1,5 tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin
yang lewat. • IP = 2,0 tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih
• Tolak ukur kriteria keruntuhan. mantap
• IP diperoleh dari pengamatan kondisi jalan, meliputi • IP = 2,5 permukaan jalan masih cukup stabil dan baik
kerusakan-kerusakan seperti : retak, alur, lubang, • Dalam konteks perencanaan tebal lapis perkerasan
lendutan pada jalur roda, kekasaran dan lain-lain. dikenal :
Indeks permukaan pada awal umur rencana (IP0)
Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IPt)
• Nilai Indeks Permukaan Awal IP0 • Nilai Indeks Permukaan Akhir IPt

Jenis Lapis Roughness


IPo
Permukaan (mm/km)
LASTON ≥ 4 ≤ 1000
3,9 - 3,5 > 1000 LER = Lintas Klasifikasi Jalan
Ekivalen Rencana Lokal Kolektor Arteri Tol
LASBUTAG 3,9 - 3,5 ≤ 2000
3,4 - 3,0 > 2000 < 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0
10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0
HRA 3,9 - 3,5 ≤ 2000
100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5
3,4 - 3,0 > 2000
> 1000 2,0 - 2,5 2,5 2,5
BURDA 3,9 - 3,5 < 2000
BURTU 3,4 - 3,0 < 2000
LAPEN 3,4 - 3,0 ≤ 3000
2,9 - 2,5 > 3000
LATASBUN 2,9 - 2,5
BURAS 2,9 - 2,5
LATASIR 2,9 - 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4
Langkah-langkah Perhitungan
• Lalulintas harian rata-rata, adalah jumlah rata-rata • Lintas ekivalen permulaan (LEP) adalah jumlah lintas
lalulintas kendaraan bermotor roda empat atau ekivalen harian rerata dari sumbu tunggal seberat
lebih selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan. 8,16 ton pada jalur rencana yang diduga terjadi
pada permulaan umur rencana.

• LEP = σnj=1 LHR j × Cj × Ej


dengan :
• j : jenis kendaraan
• C : koefisien distribusi kendaraan
• E : angka ekivalen beban sumbu
kendaraan
• Lintas ekivalen akhir (LEA) adalah jumlah lintas • Lintas ekivalen tengah (LET) adalah jumlah
ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu
seberat 8,16 ton pada jalur rencana yang tunggal seberat 8,16 ton pada jalur rencana
diperkirakan akan terjadi pada akhir umur pada pertengahan umur rencana.
rencana. 𝐿𝐸𝑃+𝐿𝐸𝐴
• LET = 2
• LEA = σnj= LHR j 1 + 𝑖 𝑈𝑅 × Cj × Ej
1
dengan :
• i : perkembangan lalulintas
• UR : Umur Rencana
• Lintas ekivalen rencana (LER) adalah • FP = faktor penyesuaian
𝑈𝑅
suatu nilai yang dipakai dalam • FP = 10

nomogram penetapan tebal


perkerasan untuk menyatakan
jumlah lintas ekivalen sumbu
tunggal seberat 8,16 ton pada jalur
rencana.
• LER = LET + FP
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(< 6%) (6% - 10 %) (> 10 %)
• Faktor Regional % kendaraan Berat
≤ 30% > 30%
% kendaraan Berat
≤ 30% > 30%
% kendaraan Berat
≤ 30% > 30%
Iklim I 0,50 1,0 - 1,5 1,00 1,5 - 2,0 1,50 2,0 - 2,5
Pada persimpangan, pemberhentian, < 900 mm/th
Iklim II 1,50 2,0 - 2,5 2,00 2,5 - 3,0 2,50 3,0 - 3,5
> 900 mm/th
atau tikungan tajam (jari-jari 30 m)
FR ditambah dengan 0,5. Koefisien Kekuatan Relatif
a1 a2 a3 MS (kg)
Kekuatan Bahan
Kt (kg/cm) CBR %
Jenis Bahan

0,40 744 Laston

Pada daerah rawa-rawa FR ditambah 0,35


0,32
590
454
0,30 340
0,35 744 Lasbutag
dengan 1,0. 0,31
0,28
599
454
0,26 340
0,30 340 HRA
0,26 340 Aspal Macadam
0,25 Lapen (mekanis)
0,20 Lapen (manual)
0,28 590 Laston Atas
0,26 454
0,24 340
0,23 Lapen (mekanisme)
0,19 Lapen (manual)

• Koefisien Kekuatan Relatif


0,15 22 Stab. Tanah dengan semen
0,13 18
0,15 22 Stab. Tanah dengan kapur
0,13 18
0,14 100 Batu Pecah (kelas A)
0,13 80 Batu Pecah (kelas B)
0,12 60 Batu Pecah (kelas C)
0,13 70 Batu Pecah (kelas A)
0,12 50 Batu Pecah (kelas B)
0,11 30 Batu Pecah (kelas C)
0,10 20 Tanah/Lempung Kepasiran
Tebal Lapis Minimum
Tebal
ITP Minimum Bahan
Lapis Permukaan
< 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)
3,00 - 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
6,71 - 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
7,50 - 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
Lapis Pondasi
< 3,00 15 Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur
3,00 - 7,49 20*) Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur
10 Laston Atas
Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi
7,50 - 9,99 20 macadam
15 Laston Atas
Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi
10 - 12,14 20 macadam, Lapen, Laston Atas
Batu pecah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas tanah dengan kapur, pondasi
≥ 12,25 25 macadam, Lapen, Laston Atas
Lapis Pondasi Bawah
Untuk semua nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
Perhitungan Struktur Perkerasan Baru dan Bertahap

• Untuk struktur perkerasan baru, mula-mula ditentukan • Metode perencanaan konstruksi bertahap didasarkan atas
parameter FR, IP0, IPt, DDT. konsep “sisa umur”. Perkerasan berikutnya direncanakan
• Pemilihan jenis bahan lapis perkerasan yang akan dipilih sebelum perkerasan pertama mencapai keseluruhan masa
(mulai dari lapis pondasi bawah, pondasi dan lapis “fatique”. Untuk itu, tahap kedua diterapkan bila jumlah
permukaan), sehingga diperoleh nilai a1, a2, dan a3. kerusakan (cummulative damage) pada tahap pertama
• Perhitungan lalulintas telah menghasilkan LER. mencapai ± 60 %. Dengan demikian sisa umur tahap
• Perhitungan ketebalan lapis-lapis perkerasan dengan cara pertama tinggal ± 40 % .
coba-coba. • Untuk menetapkan ketentuan di atas maka perlu dipilih
• Ada 3 variasi percobaan perhitungan ketebalan yaitu waktu tahap pertama antara 25 % - 50 % dari waktu
memaksimalkan lapis permukaan atau memaksimalkan keseluruhan. Misalnya UR = 20 tahun, maka tahap I antara
lapis pondasi atau memaksimalkan lapis pondasi bawah. 5 – 10 tahun dan tahap II antara 10 – 15 tahun.
Contoh Soal 1-1
• Rencanakan tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, • Kendaraan ringan 2 ton= 90
• Bus 8 ton =3
data lalu lintas rendah kendaraan ringan 2 ton
• Truk 2 as 10 ton =2
sebanyak 90 kendaraan, bus 8 ton sebanyak 3 • Total LHR 2020 = 95 kend/hari/2 jalur
kendaraan, dan truk 2 as 10 ton sebanyak 2 • Perkembangan lalu lintas (i) =
kendaraan. Umur rencana 5 tahun dan 10 tahun.
– 5 tahun = 8%
Jalan dibuka tahun 2020 (i selama pelaksanaan 5%
– 10 tahun = 6%
per tahun). FR = 1,0 dan CBR tanah dasar 3,4%.
– Bahan perkerasan :

• Pelaburan

• Batu pecah CBR 50

• Tanah berpasir CBR 20


Contoh Soal 1-2
• LHR tahun 2025 (awal umur rencana) (1+i)n
• Menghitung angka ekivalen (E) masing-masing
Kendaraan 2 ton = 90 x(1+5%)5 = 109,4
kendaraan
Bus 8 ton = 3 x (1+5%)5 = 3,6
Kendaraan ringan 2 ton = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Truk 2 as 10 ton = 2 x (1+5%)5 = 2,4
• LHR pada tahun 2030
Bus 8 ton = 0,0183 +0,1410 = 0,1593

• LHR tahun 2030 (akhir umur rencana) (1+i)n Truk 2 as 10 ton = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500

Kendaraan 2 ton = 90 x(1+6%)10 = 195,9 • Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


Bus 8 ton = 3 x (1+6%)10 = 6,4 LEP = σnj=1 LHR j × Cj × Ej
Truk 2 as 10 ton = 2 x (1+6%)10 = 4,3
Jenis LHR C E LEP Total LEP
Kendaraan
Jenis Kendaraan 2025 2030 Kendaraan 109,4 0,5 0,0004 0,022 0,729
(i = 8%) (i = 6%) ringan 2
ton
Kendaraan ringan 2 160,7 195,9
ton Bus 8 ton 3,6 0,5 0,1593 0,287
Bus 8 ton 5,3 6,4
Truk 2 as 2,4 0,5 0,3500 0,420
Truk 2 as 10 ton 3,5 4,3 10 ton
Contoh Soal 1-3 Jenis C E LHR LEA
Kendaraan
2025 2030 2025 2030
(UR = 5) (UR = 10)
• Menghitung lintas ekivalen akhir (LEA) Kendaraan 0,50 0,0004 160,7 195,9 0,032 0,039
n ringan 2
𝑈𝑅 ton
LEA = ෍ LHR j 1 + 𝑖 × Cj × Ej
Bus 8 ton 0,50 0,1593 5,3 6,4 0,422 0,510
j=
1 Truk 2 as 0,50 0,3500 3,5 4,3 0,612 0,752
10 ton
Total 1,066 1,301

• Menghitung lintas ekivalen tengah (LET)


𝐿𝐸𝑃+𝐿𝐸𝐴 Tahun UR LEP LEA LET LER
LET =
2 2025 5 0,729 1,066 0,9 0,45
• Menghitung lintas ekivalen rencana (LER) 2030 10 0,729 1,301 1,01 1,01
LET + (UR/10)
Contoh Soal 1-4
• Menetapkan tebal perkerasan

• Koefisien kekuatan relatif


• Menentukan ITP • Pelaburan = 0,00 ; a1 = 0,25 (Peleburan / Lapen mekanis)
CBR tanah dasar = 3,4% • Batu pecah CBR 50 ; a2 = 0,12

DDT = 4 • Tanah berpasir CBR 20 ; a3 = 0,10

IP = 1,5 • ITP =a1D1 + a2D2 + a3D3


• UR = 5 tahun
FR = 1,0
• Batas ITP = 2,8
Dari nomogram diperoleh IP0
• 2,8 = 0,12 D2 + 0,10 D3

Tahun LER IP0 syarat ITP • Batu pecah CBR 50 = 15 cm

2025 0,45 2,9 – 2,5 2,8 • Tanah berpasir CBR 20 = 10 cm


2030 1,01 3,4 – 3,0 3,2 • 2,8 = 0,12 D2 + 0,10 D3 = 0,12 D2 + 1
• D2 = 15 cm (minimum)
Contoh Soal 1-5
– UR = 10 tahun

– UR = 5 tahun • Batas ITP = 3,2


• Batas ITP = 2,8 • 3,2 = 0,25 D1 + 0,12 D2 + 0,1 D3
• 2,8 = 0,12 D2 + 0,10 D3 • Peleburan / Lapen Mekanis = 5 cm
• Batu pecah CBR 50 = 15 cm
• Batu pecah CBR 50 = 15 cm
• Tanah berpasir CBR 20 = 10 cm
• Tanah berpasir CBR 20 = 10 cm
– 2,8 = 0,12 D2 + 0,10 D3 = 0,12 D2 + 1
3,2 = (0,25 x 5) + (0,12 x 15) + 0,1 = 3,05 + 0,10 D3
– D2 = 15 cm (minimum) D3 = 1,5 cm (diambil minimum 10 cm)

• Susunan perkerasan • Susunan perkerasan


peleburan Peleburan 5 cm

Batu Pecah CBR 50 15 cm Batu Pecah CBR 50 15 cm

Tanah berpasir CBR 20 10 cm Tanah berpasir CBR 20 10 cm


Contoh Soal 2-1
Rencanakan tebal lapis tambahan Perkembangan lalu lintas untuk 5
jalan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun (2025) = 8%.
tahun 2020 dan umur rencana 5 • Bahan lapis tambahan Asbuton
tahun. • LHR 2025 = LHR 2020 (1+i)n
Kendaraan Ringan 2000 kendaraan Kendaraan Ringan 2938,6 kendaraan
Bus 8 ton 600 kendaraan Bus 8 ton 881,6 kendaraan
Truk 2 as 13 ton 100 kendaraan Truk 2 as 13 ton 146,9 kendaraan
Truk 3 as 20 ton 60 kendaraan Truk 3 as 20 ton 88,2 kendaraan
Truk 5 as 30 ton 20 kendaraan Truk 5 as 30 ton 29,4 kendaraan
Total LHR 2020 2690 kend/hari/2 jalur
• Menghitung angka ekivalen (E) Contoh Soal 2-2
Kendaraan ringan 2 ton = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Bus 8 ton = 0,0183 + 0,140 = 0,1593
Truk 2 as 13 ton = 0,140 + 0,9238 = 1,0648
Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
Truk 5 as 30 ton = 1,0372 + 2(0,1410) = 1,3195 • Menghitung lintas ekivalen akhir (LEA)

Jenis C LHR 2025 E LEA 2025


• Menghitung lintas ekivalen permulaan (LEP) kendaraan
Kendaraan 0,50 2938,6 0,0004 0,588
ringan 2 ton
Jenis C LHR 2020 E LEP 2025 Bus 8 ton 0,50 881,6 0,1593 70,219
kendaraan
Truk 2 as 13 0,50 136,9 1,0648 78,210
Kendaraan 0,50 2000 0,0004 0,400 ton
ringan 2 ton
Truk 3 as 20 0,50 88,2 1,0375 45,754
Bus 8 ton 0,50 600 0,1593 47,790
ton
Truk 2 as 13 ton 0,50 100 1,0648 53,240
Truk 5 as 30 0,50 29,4 1,3195 19,395
Truk 3 as 20 ton 0,50 60 1,0375 31,125 ton
Total 214,166
Truk 5 as 30 ton 0,50 20 1,3195 13,194

Total 145,749
Contoh Soal 2-3
• Menghitung LET dan LER • Menetapkan tebal lapis perkerasan

Tahun LEP LEA LET UR LER


Kekuatan jalan lama :
2025 145,795 214,166 180 5 90 Asbuton 10,5 cm = 60% x 10,5 x 0,35= 2,2
Batu pecah CBR 100 20 cm = 100% x 20 x 0,14 = 2,8
• Mencari ITP Sirtu CBR 50 10 cm = 100% x 10 x 0,12 = 1,2
– CBR tanah dasar 3,4%
– DDT 4 Total ITP 6,2
– IP 2 • UR 5 tahun
– FR 1 ∆𝐼𝑇𝑃 = 𝐼𝑇𝑃 2025 − 𝐼𝑇𝑃 = 7,1 − 6,2 = 0,9
– LER 90 0,9 = 0,35 D1
– ITP = 7,1 (dari nomogram, IP0 = 3,9 – 3,5) D1 = 2,6 (3 cm untuk asbuton)

Anda mungkin juga menyukai