Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN TEBAL

PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA


Rujukan yang dipakai untuk perhitungan
tebal perkerasan jalan
A. Perkerasan Lentur (flexible pavement) adalah:
a). AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
b). Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen No. SNI 1732-1989-F.
c). dan atau acuan baku lain yang disetujui oleh Pengguna
Jasa.

B. Perkerasan Kaku (rigid pavement) adalah :


a). AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
b). Pd.T-14-2003, Perencanaan perkerasan jalan beton semen.
c). dan atau acuan baku lain yang disetujui oleh Pengguna
Jasa. 2
TYPICAL STRUKTUR PERKERASAN LENTUR
PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
METODE ANALISA KOMPONEN
(No. SNI 1732-1989-F).

• Tebal Perkerasan Jalan Baru


– Konstruksi langsung
– Konstruksi bertahap

• Tebal Pelapisan Tambahan (overlay).

4
Bagan alir metode analisa komponen

5
1. Daya dukung tanah dasar
Dari CBR (California Bearing Ratio) titik
dengan menggunakan metode analitis
ataupun grafis, tentukan CBR segmen
atau CBR disain.

Contoh dari kuliah sebelumnya:


nilai CBR 4%, 2%, 3%, 4%, 4%, 6%, 8%, dan
4%.

CBR segmen: 4,375 - (8 – 2)/2,96 = 2,347

6
2. Daya Dukung Tanah (DDT) dan CBR

7
3. Faktor Regional

Pada bagian jalan tertentu yaitu :

• Persimpangan, pemberhentian atau tikungan tajam (R = 30 m)


nilai FR ditambah 0,5
• Daerah rawa nilai FR ditambah 1,0

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya dengan


metode Analisa Komponen, 1987. 8
4. Lebar jalan dan jumlah lajur lalu-lintas

9
5. Koefisien distribusi kendaraan (C)

10
6. Lalu lintas rencana
• Tebal perkerasan jalan juga ditentukan dari
besar beban yang akan dipikul.
• Besar beban lalu lintas dapat diperoleh dari :
- Analisa lalu lintas saat ini
- Perkiraan pertumbuhan jumlah
kendaraan selama umur rencana
Data lalu lintas yang dibutuhkan untuk perencanaan:
• lalu-lintas harian rata-rata,
• pertumbuhan lalu-lintas tahunan,
• vehicle damage factor

12
Parameter dan data yang diperlukan untuk kemudahan dalam
analisis traffic design dalam perencanaan tebal perkerasan,
disajikan dalam bentuk tabel berikut.

13
Beban sumbu standar (Standar axle load)

• Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam variasi


ukuran, beban, konvigurasi sumbu.
• Perlu ada beban standar
• Beban standar adalah beban sumbu tunggal roda ganda
seberat 18.000 pound (8.16 Ton)

33 cm

Tekanan Angin =
5.5 kg/cm2

8.16 ton

11 cm
ESAL (Equivalent Standard Axle Load)

4
 L 
ESAL  k  
 8.16 

Dengan ;
ESAL = Ekivalensi standard axle load
L = Beban satu sumbu kendaraan
k =1 ; untuk sumbu tunggal
= 0.086 ; untuk sumbu tandem
= 0.021 ; untuk sumbu triple
Lintas Ekivalen

• Lintas ekivalen adalah repetisi beban yang dinyatakan dalam


lintas sumbu standar diterima oleh konstruksi jalan.
• Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) adalah besarnya lintas ekivalen
pada saat jalan tersebut dibuka
LEP = Σ LHRi x Ei x Ci x (1 x i)n
• Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah besarnya lintas ekivalen pada
saat jalan tersebut membutuhkan perbaikan (akhir umur
rencana)
LEA = LEP (1 + r)n
• Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (AE18KSAL/N) adalah
jumlah lintasan ekivalen yang akan melintasi jalan selama masa
layandari saat dibuka sampai akhir umur rencana.
Lintas ekivalen
lintas ekivalen adalah suatu nilai ekivalen tingkat kerusakan jalan
akibat repetisi dari lintasan kendaraan selama satu satuan waktu.

17
18
7. Indeks Permukaan
• Indeks Permukaan (IP) ini menyatakan nilai dari pada
kerataan / kehalusan serta kekokohan permukaan yang
bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang
lewat.
• Indeks permukaan ini diukur dari kemampuan pelayanan
(service ability) suatu jalan berdasarkan pengamatan kondisi
jalan, meliputi kerusakan-kerusakan seperti retak-retak, alur,
lubang, kekasaran permukaan dan lain sebagainya yang
terjadi selama umur pelayanan jalan.
• Nilai Indeks Permukaan bervariasi dari angka 0 s/d 5.

19
Nilai IP
• IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak
berat sehingga sangat mengganggu lalu lintas kendaraan.
• IP = 1,5 : Tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin
(jalan tidak terputus).
• IP = 2,0 : Tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih
mantap.
• IP = 2,5 : Menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan
baik.
• IP > 2,5 : Menyatakan permukaan jalan cukup stabil dan baik.

20
indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo)

indeks permukaan pada awal umur rencana (IPt)

21
Masa kemampuan pelayanan

22
8.Koefisien kekuatan relatif (a)

23
8. Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )

Indeks tebal perkerasan ( ITP ) adalah suatu


indeks yang menentukan tebal perkerasan

24
9. Batas minimum tebal perkerasan
a. Lapis permukaan

25
b. Lapis pondasi

c. Lapis pondasi bawah


Untuk setiap nilai ITP, bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
26
10. Nomogram Penentuan nilai ITP (contoh)

terdapat 9 nomogram
27
28

Anda mungkin juga menyukai