Anda di halaman 1dari 6

1.

Perbedaan Perinsip-perinsip Antara Metode Analisis Komponen dan Metode


Perencanaan Perkerasan MDP 2013 :

NO Metode Analisis Komponen Metode Perencanaan Perkerasan


(SNI 1732-1989-F) MDP Nomor : 02/M/BM/ 2013
1 Indeks Permukaan akhir terdiri dari Umur Rencana lapis Aspal dan lapis
1 ; 1,5 ; 2,0 ; dan 2,5 Berbutir 20 tahun (Tabel. 2.1)
2 Indeks Permukaan awal terdiri dari Menentukan Nilai-nilai CESA4 yang
2,4 ; 2,5 2,9 ; 3,0 3,4 ; 3,5 sesuai umur rencana
3,9 ; dan 4,0
3 Angka ekivalen ditentukan Menentukan Nilai Traffic Multiplier
berdasarkan variable dalam beban (TM)
dan konfigurasi sumbu
4 ITP dinyatakan dalam cm Menghitung CESA5 =TM X CESA4

5 Nomogram ada sembilan dan umur Menentukan tipe Perkerasan dari Tabel.
rencana 10 thn serta Faktor 3.1 (dari pertimbangan biaya)
Penyesuaian (FP)
Menentukan seksi-seksi subgrade yang
seragam dan daya dukung subgrade
Menentukan struktur Pondasi Jalan
Menentukan Struktur Perkerasan bagan
desain 3A atau yang lainnya
Control Perhitungan secara struktur apa
sudah cukup kuat ( Pd T -01 2002-B )
Menetukan standard Drainase bawah
permukaan yang dibutukan
Menetatapkan kebutuhan daya dukung
tepi perkerasan
Menetapakan kebutuhan pelapisan
(sealing) bahu jalan
2. Parameter-parameter yang diperlukan dalam perencanaan Perkerasan dengan
Metode MDP 2013 :
1) Peraturan Menteri PU no 19/PRT/M/2011 dipakai sebagai aturan terbaru;
Kriteria Teknis Mencakup:

Fungsi Jalan, Kelas jalan, Bagian-Bagian Jalan, Dimensi Jalan, Muatan


Sumbu Terberat,Volume Lalu Lintas, Kapasitas Jalan, Persyaratan
Geometrik Jalan, Konstruksi Jalan, Konstruksi Bangunan Pelengkap
Jalan, Perlengkapan Jalan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Ruang
Bebas

2) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 38/TBM/1997


3) Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013
4) Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-3424-1994 atau Standar Nasional
Indonesia
5) Standar Nasional Indonesia (SNI) No : 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987
6) (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
7) Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd. T.02.2006-B, Manual Hidrolika untuk
Jalan dan Jembatan No. 01/BM/05
8) Pedoman Pengukuran Topografi NO.010/PW/2004
9) Pemantauan Lingkungan Hidup No.008/BM/2009, No.009/BM/2009,
No010/BM/2009 dan 0 11/BM/2009
10) Peraturan Pemerintah no 34 tahun 2006 tentang Jalan
11) Spesifikasi Umum Tahun 2010 (Revisi 3) Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan
3.Bagan alir dengan system perencanaan MDP 2013 :

Mulai

- Mobilisasi
- Studi Pendahuluan
- Laporan
Pendahuluan

Diskusi Laporan Tidak Revisi


Pendahuluan

Ya

Survei Lapangan :
- Topografi
- Tanah
- Hidrologi
- Perkerasan

Analisa dan Evaluasi data :


- Toleransi ketelitian
- Laporan survey lapangan

- Data dan Perencanaan Teknik


- Penetapan kriteria Desain

A
A

- Geometrik Jalan
- Perkerasan
- Hidrologi dan Drainase
- Bangunan Pelengkap

Penetapan kriteria Desain


Diskusi Konsep Desain

Revisi

Gambar Perencanaan akhir


Tidak
(Final Desain)

Ya

- Perkiraan Biaya
- Pembuatan Dokumen
Tender

Revisi

Tidak
Diskusi kelengkapan
Rancangan

Ya

- Laporan Akhir
- Dokumen Tender
- Gambar Rencana
- Laporan Perhitungan kuantitas
- Dan Biaya

Selesai
4. Data yang diperlukan untuk menghitung tebal lapis overlay adalah :

1. Data lendutan balik yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat Bengkelman
Beam(BB)
2. Data angka ekivalen untuk setiap jenis kendaraan (sumbu) yaitu :
Esumbu tunggal roda tunggal = (beban sumbu tunggal, kg / 5400)4
Esumbu tunggal roda ganda = (beban sumbu ganda, kg / 8160)4
Esumbu tandem roda ganda = (beban sumbu tunggal, kg / 13760)4
Esumbu tripel roda ganda = (beban sumbu ganda, kg / 18450)4
Beban sumbu masing-masing jenis kendaraan dapat dilihat dalam table
3. Menentukan akumulasi ekivalen beban sumbu standar (CESA) dengan rumus :
=

CESA = LHRi X 365 Ei X Ci X N


=1

Jika ;
CESA = akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana,
lss/ur/lajur
LHRi = LHR jenis kendaraan i diawal umur rencana, ditentukan dengan rumus ;
LHRawal umur rencana = (1 + a )n.LHRs
LHRs = LHR hasil pengumpulan data
a = factor pertumbuhan lalu lintas dari saat pengumpulan data sampai awal
umur rencana, persen/tahun (%/tahun)
n = lama waktu pada saat pengumpulan data sampai awal umur rencana, tahun
Ei = angka ekivalen untuk jenis kendaraan i
Ci = koefisien distribusi jenis kendaraan i
365 = lama hari dalam 1 tahun
N = factor umur rencana, dapat dilihat dalam table
4. Menghitung lendutan balik rencana atau lendutan izin dengan rumus ;
Drencana = 22,208 x CESA(-0,2307)
Drencana = lendutan balik rencana dimana diukur dengan menggunakan
bengkelman beam
5. Menghitung tebal lapis tambah (H0) dengan rumus atau gambar grafik
( sumber Pd T-05-2005-B)
H0 = (Ln(1,0364) + Ln(Dsblov) Ln(Dsblov))
0, 0597
H0 = tebal lapis tambah sebelum dikoreksi dengan terperatur rata-rata tahunan
dilokasi jalan dalam Satuan cm.
Dsblov = lendutan balik sebelum ditambah, = Dwakil
Dsblov = lendutan balik setelah lapis tambah = lendutan balik rencana = lendutan
balaik izin dalam Satuan mm
6. Menghitung factor koreksi dengan rumus atau gambar grafik
F0 = 0,5032 x Exp(0,0194 x TPRT)
dengan :
F0 = factor koreksi tebal lapis tambah
TPRT = temperature perkerasan rata-rata tahunan untuk daerah atau kota
tertentu
7. Menghitung tebel lapis tambah terkoreksi (Ht) :
Ht = H0 x F0

5. Pengertian Aglomerasi dalam system jaringan Jalan adalah Pengumpulan atau


pemusatan lokasi dalam kawasan tertentu

Anda mungkin juga menyukai