Anda di halaman 1dari 38

Desain Perkerasan Lentur

[Flexible Pavement]
Metode AASHTO 1993/BM 2002
Desain Perkerasan Jalan Lentur Metode AASHTO 1993/BM 2002

▪ Metode perencanaan perkerasan lentur AASHTO 1993 di desain berdasarkan Guide


Design of Pavement Structures, 1993 yang untuk selanjutnya disesuaikan dengan kondisi
Indonesia (Pt T-01-2002-B).
▪ Bahan utama dari perkerasan terdiri dari lapisan permukaan campuran aspal, lapisan
pondasi atas batu pecah bergradasi baik, dan lapisan pondasi bawah kerikil-pasir
bergradasi segaram.
▪ Di Indonesia sudah ada peraturan yang mengadopsi peraturan AASHTO 1993 ini, yang
dituangkan dalam buku Pedoman Pt T-01-2002-B yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-PR).
▪ Namun, kebanyakan perencanaan jalan di Indonesia sampai saat ini masih menggunakan
metode Analisa Komponen SKBI 1987.
Parameter Desain Metode AASHTO 1993
▪ Parameter yang dibutuhkan pada perencanaan metoda AASHTO1993 ini antara
lain adalah :
a. Structural Number (SN)
b. Lalu lintas
c. Reliability
d. Faktor lingkungan
e. Serviceability.
a. Structural Number
Structural Number (SN) merupakan fungsi dari ketebalan lapisan, koefisien
relatif lapisan (layer coefficients), dan koefisien drainase (drainage coefficients).
Persamaan untuk Structural Number adalah sebagai berikut :
SN = a1.D1 + a2.D2.m2 + a3.D3.m3 ………………………..(Pers. 1)
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

b. Lalulintas
Parameter lalulintas didasarkan pada kumulatif beban gandar standar ekivalen (Cumulative
Equivalent Standard Axle, CESA). Perhitungan untukCESA ini didasarkan pada konversi
lalulintas yang lewat terhadap beban gandar standar 8,16 kN (8160 kg)
dan mempertimbangkan umur rencana, volume lalulintas, faktor distribusi lajur, serta faktor
pertumbuhan lalu lintas (growth factor).

c. Reliability
Reliability didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa tingkat pelayanan dapat tercapai
pada tingkatan tertentu dari sisi pandangan para pengguna jalan sepanjang umur yang diren-
canakan.
Hal ini memberikan implikasi bahwa repetisi beban yang direncanakan dapat tercapai
hingga mencapai tingkatan pelayanan tertentu.
Parameter Desain Metode AASHTO 1993

d. Faktor Lingkungan
Merupakan pengaruh kondisi lingkungan yang dapat dinyatakan dalam koefisien drainase,
kehilangan tingkat pelayanan, dan simpangan baku keseluruhan.

e. Serviceability
Serviceability merupakan tingkat pelayanan yang diberikan oleh sistem perkerasan yang
kemudian dirasakan oleh pengguna jalan. Untuk serviceability ini parameter utama yang
dipertimbangkan adalah nilai Present Serviceability Index (PSI).
Nilai serviceability ini merupakan nilai yang menjadi penentu tingkat pelayanan fungsional
dari suatu sistem perkerasan jalan. Secara numerik serviceability ini merupakan fungsi dari
beberapa parameter antara lain ketidakrataan, jumlah lobang, luas tambalan, dll.
Rumus Dasar Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 1 : Tentukan data perencanaan, berupa :


▪ Data LHR
▪ Jangka waktu perencanaan =....tahun
▪ Masa pelaksanaan = .......tahun
▪ Umur rencana (UR) (......tahun)
▪ Pertumbuhan lalulintas (i) = ......%
▪ Bahan/material yang digunakan
▪ Fungsi jalan, Tipe jalan dan jumlah lajur
Langkah 2 : Hitung Lalulintas Rencana (LHRn)
Hitung lalulintas pada akhir umur rencana dengan rumus :
LHRn = LHRo (1+i)UR
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 3 : Tentukan Faktor Distribusi Arah (DD) dan Lajur Kendaraan (DL).

Faktor Distribusi Arah (DD)

Jumlah Kendaraan Ringan *) Kendaraan Berat * *)


jalur
Faktor Distribusi Lajur (DL)
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 jalur 1 1 1 1
2 jalur 0,6 0,5 0,7 0,5
3 jalur 0,4 0,4 0,5 0,475
4 jalur - 0,3 - 0,45
5 jalur - 0,25 - 0,425
6 jalur - 0,2 - 0,4
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 4 : Tentukan Angka Ekivalen Beban Gandar Kendaraan (E)


Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban gandar sumbu (setiap kendaraan)
dihitung berdasarkan rumus :

Langkah 5 : Hitung Jumlah Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


Rumus : LEP = LHRo x DD x DL x E
Langkah 6 : Hitung Jumlah Lintas Ekivalen selama umur rencana (W18)
(1+𝑖)𝑈𝑅 −1
W18 = LEP x 365 x N dimana N =
𝑖
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 7 : Tentukan Indeks Kemampuan Pelayanan


Pada indeks kemampuan pelayanan ini terdapat 3 bagian yaitu : Indeks Kemampuan
Pelayanan Akhir (Pt), Indeks Kemampuan Pelayanan Awal (Po), dan Kehilangan
Kemampuan Pelayanan (ΔPSI).
Nilai Pt dan Po tergantung dari fungsi jalan (Arteri, Kolektor, Lokal), namun untuk nilai Pt
minimal 2 dan nilai Po =4,2 (rekomendasi AASHTO 1993).
Maka : Kehilangan Kemampuan Pelayanan (ΔPSI) = Po - Pt

Langkah 8 : Tentukan nilai Reliabilitas (R) dan Deviasi Standar Normal (ZR)
Berdasarkan tabel di bawah ini
Tabel : NILAI Reliabilitas (R)

Tabel : Nilai ZR
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)
Langkah 9 : Tentukan Nilai Deviasi Standar Keseluruhan (So)
Untuk Perkerasan Lentur Aspal AASHTO 1993 merekomendasikan nilai So berkisar
antara 0,40 – 0,50.
Langkah 10 : Tentukan Koefisien Drainase (m2 dan m3), berdasarkan tabel di bawah ini
Tabel : Kualitas Drainase Tabel : Nilai Koefisien Drainase (m2 dan m3)
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)
Langkah 11 : Tentukan Koefisien Relatif Lapisan (a1, a2, a3) dan Modulus Elastisitas Bahan
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 12 : Tentukan Modulus Elastisitas Bahan (EA, EB, ESB)


.

Grafik untuk menentukan


Modulus Elastisitas Lapisan
Permukaan Aspal (EA)
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

. Grafik untuk menentukan Modulus


Elastisitas Lapisan Pondasi Atas (EB)

Atau menggunakan rumus :


a2 = 0,249 ( Log10.EB) – 0,977
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

. Grafik untuk menentukan Modulus


Elastisitas Lapisan Pondasi Bawah
(ESB)

Atau menggunakan rumus :


a3 = 0,227 ( Log10.ESB) – 0,839
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 13 : Tentukan Nilai Modulus Resilient (Mr)


Mr = 1500 x CBR ........(Psi)

Langkah 14 : Tentukan Angka Struktural (SN)


Perhitungan Angka Struktural (SN) metode AASHTO 1993 dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
a. Menggunakan persamaan : SN = a1.D1 + a2.D2.m2 + a3.D3.m3
b. Menggunakan Nomogram. : Diperoleh nilai SN1, SN2, dan SN3
Angka struktural (SN) digunakan untuk menghitung ketebalan masing-masing lapisan
perkerasan (D1, D2, D3)
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Parameter untuk menentukan Angka struktural (SN) adalah :

✓ Reliabilitas (R) ........(%) ✓ Modulus Resilient (Mr)


✓ Simpangan Baku (So) - E subgrade (ESG) ............ (Psi)
✓ Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (w18) - E Sub Base (ESB) ............. (Psi)
✓ Indeks Pelayanan (Δ PSI) - E Base (EB) ...................... (Psi)
- E Aspal (EA) ................... (Psi)
NOMOGRAM UNTUK
MENENTUKAN NILAI SN
Tahapan Perencanaan Metode AASHTO 1993 (Pt T-01-2002-B)

Langkah 15 : Tentukan Tebal Lapisan Perkerasan


a. Lapis Permukaan (D1)
𝑆𝑁1
D1 =
𝑎1
b. Lapis Pondasi Atas (D2)
𝑆𝑁2 −𝑎1.𝐷1
D2 =
𝑎2.𝑚2
c. Lapis Pondasi Bawah (D3)
𝑆𝑁𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 −(𝑎1.𝐷1+𝑎2.𝑚2.𝐷2)
D3 =
𝑎3.𝑚3
CONTOH
PERHITUNGAN
DATA PERENCANAAN
• Jalan dibuka pada tahun 2020
• Pertumbuhan lalulintas (i) 3,50% 0,035
• Umur Rencana (UR) 20 tahun 20
• Bahan perkerasan terdiri dari :
- Lapisan permukaan Laston AC
- Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas A
• Tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tanpa median (2/2 UD)
• Klasifikasi jalan : Jalan Kolektor luar kota
• Data Lalulintas seperti tabel di bawah ini
a. Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) Tahun 2019
No Jenis Kendaraan LHRo (Kend)
1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 1.639
2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 54
3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 992
4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 25
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 49
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 788
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 16
8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 4
TOTAL LHR 3.567
b. Menghitung Lalulintas Awal Umur Rencana (LHRo)
Dan Lalulintas Akhir Umur Rencana = 20 tahun (LHRA)
Contoh perhitungan LHR
untuk Mobil Penumpang (Gol.2)
LHRo = LHR x (1+i)UR LHR 20 = LHRo x (1+i)UR
1 20
= 1639 x (1+0,035) = 1696 x (1+0,035)
= 1696 kendaraan = 3261 kendaraan
Selanjutnya ditabelkan LHRo (Tahun 2020) dan LHRA (Tahun 2040)
LHRo LHRA
No Jenis Kendaraan
(Kend) (Kend)
1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 1.696 3.375
2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 56 111
3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 1.027 2.043
4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 26 51
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 51 101
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 816 1.623
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 17 33
8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 4 8
TOTAL LHR 3.692 7.346
c. Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan (E) * Angka Ekivalen Minibus 3,5 ton (1.1)
Contoh : Mobil Penumpang 2 ton (1+1)

* Angka Ekivalen mobil hantaran 3,5 ton (1.2) * Angka Ekicvalen Bus Kecil 6 ton (1.2)
* Angka Ekivalen Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (1.2) * Angka Ekivalen Truk Kecil 8,3 ton (1.2L)

* Angka Ekivalen Truk Besar 2 Sumbu 25 ton (1.22) * Angka Ekivalen Truk Semi Trailer 42 ton (1.2-22)
Selanjutnya, hasil perhitungan di tabelkan
Angka
No Jenis Kendaraan
Ekivalen (E)
1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 0,00040
2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 0,00420
3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 0,00680
4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 0,05930
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 0,04380
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 0,21740
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 0,64370
8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 1,74910
d. Faktor Distribusi Arah (DD) dan Distribusi Lajur (DL)
Untuk jalan 2 Lajur 2 Arah (2/2 UD) --------- Lihat Tabel Distribusi arah (Langkah 3)
• Nilai Distribusi Arah (DD), menurut AASHTO 1993 berkisar antara 0,3 - 0,7 (diambil 0,5)
• Nilai Distribusi Lajur (DL), menurut AASHTO 1993 berkisar antara 80%-100%) (diambil 90%)

e. Hitung Nilai LEP


LEP = LHRo E x DD x DL
Contoh : Nilai LEP untuk Mobil Penumpang
LEP = 1696 x 0,5 x 0,9 x 0,0004 = 0,29502
Selanjutnya ditabelkan
No Jenis Kendaraan LHRo E DD DL LEP
1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 1.696 0,00040 0,5 0,9 0,30535
2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 56 0,00420 0,5 0,9 0,10563
3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 1.027 0,00680 0,5 0,9 3,14176
4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 26 0,05930 0,5 0,9 0,69047
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 51 0,04380 0,5 0,9 0,99959
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 816 0,21740 0,5 0,9 79,78819
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 17 0,64370 0,5 0,9 4,79685
8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 4 1,74910 0,5 0,9 3,25857
LEP = 93,08643
f. Hitung Nilai Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (W18)
W18 = LEP x 365 x N i= 0,035
UR = 20
N = 28,28

No Jenis Kendaraan LEP N Hari W18


1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 0,30535 28,28 365 3.151,80
2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 0,10563 28,28 365 1.090,34
3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 3,14176 28,28 365 32.429,54
4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 0,69047 28,28 365 7.127,13
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 0,99959 28,28 365 10.317,88
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 79,78819 28,28 365 823.580,40
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 4,79685 28,28 365 49.513,51
8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 3,25857 28,28 365 33.635,27
Jumlah W18 960.845,89
2. Indeks Kemampuan Pelayanan
• Indeks Kemampuan Pelayanan Awal (Po) 4,2 (Utk jalan raya dgn lalulintas rendah)
• Indeks Kemampuan Pelayanan Akhir (Pt) 2 (Perkerasan aspal)
• Kehilangan kemampuan pelayanan (ΔPSI) 2,2 (ΔPSI = Po - Pt)

3. Nilai Reliabilitas (R) dan Standar Deviasi Normal (ZR)


• Berdasarkan Tabel Realibilitas, untuk klasifikasi jalan Kolektor Luar Kota,
nilai R berkisar antara 75% - 95%. Untuk contoh ini diambil nilai R = 90%
• Dengan nilai R = 90%, diperoleh nilai ZR = - 1,282 (Lihat tabel ZR)

4. Nilai Standar Deviasi Normal So


• Untuk perkerasan lentur, AASHTO 1993 merekomendasikan nilai So antara 0,40-0,50
Untuk contoh ini diambil nilai So = 0,45
5. Koefisien Drainase (mi)
• Untuk contoh ini, diasumsikan keadaan drainase termasuk kategori SEDANG,
diperkirakan air hilang stelah satu minggu dengan tingkat jenuh air 7%
• Mengacu kepada tabel koefisien drainase, diperoleh nilai mi antara 1,00 - 0,80
Untuk contoh ini, diambil koefisien drainase pondasi atas (m2) dan
koefisien drainase pondasi bawah (m3) dianggap sama yaitu : 1,00

6. Kefisien Relatif Lapisan (a1, a2, a3)


• Nilai koefisien relatif lapisan permukaan (a1) = 0,40 (Lapisan Permukaan Laston AC - MS 744 kg)
• Nilai koefisien relatif lapisan pondasi atas (a2) = 0,14 (Batu pecah Kelas A, dengan CBR 100%)
• Nilai koefisien relatif lapisan pondasi bawah (a3) = 0,11 (Sirtu/Pitrun Kelas C, dengan CBR 30%)
7. Menghitung nilai Modulus Elastis Bahan (EAC, EBS, ESB)
• Nilai EAC = 365.000 Psi (Dari Grafik) 365.000

• Nilai EBS = 30.620 Psi (Dari Grafik)


atau Rumus :
• Nilai ESB = 15.170 Psi (Dari Grafik)
atau Rumus :
8. Hitung Nilai Modulus Resilient (MR)
MR = 1500 x CBR
Nilai CBR design diasumsikan = 7,3%
MR = 10.950,0 Psi
9. Tentukan Nilai Angka Struktural (SN)
R= 90%
So = 0,45
W18 = 960.845,89
ΔPSI = 2,2
EAC = 365.000,00
EBS = 30.619,63 Psi
ESB = 15.170,50 Psi
MR = 10.950,00 Psi
SN total = 3,1
SN2 = 2,8
SN1 = 2,3
10. Hitung Tebal Lapisan Perkerasan Jalan b. Lapisan Pondasi Atas (Base Coarse)
a. Lapisan Permukaan (Surface Coarse)
SN2 - a1.D1
SN1 D2 =
D1 = a2.m2
a1
D2 = 2,8 - (0,4 x 5,75)
D1 = 2,3 (0,14 x 1,00)
0,4 D2 = 3,57 Inchi (9 cm)
D1 = 5,75 Inchi (14,6 cm) D2 = Digunakan minimal 15 cm

c. Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Coarse)

SNtotal - (a1.D1 + a2.m2.D2


D3 =
a3.m3
D3 = 3,1 - ((0,4x5,75) + (0,14x1x3,57))
(0,11x1,00)
D3 = 2,73 Inch (6,9 cm)
D3 = Digunakan minimal 10 cm
TUGAS
DATA PERENCANAAN • Data Lalulintas seperti tabel di bawah ini
• Jalan dibuka pada tahun 2020 Lalulintas Harian Rata-Rata (LHR) Tahun 2018
• Pertumbuhan lalulintas (i) 4,y% No Jenis Kendaraan LHRo (Kend)
• Umur Rencana (UR) 20 tahun 1 Mobil Penumpang 2 ton (Gol.2) 23yx
• Nilai CBR tanah dasar 5,50% 2 Minibus 3,5 ton (Gol.3) 3yx
• Bahan perkerasan terdiri dari : 3 Mobil Hantaran 3,5 ton (Gol.4) 15y
- Lapisan permukaan Laston AC 4 Bus Kecil 6 ton (Gol.5a) 9y
5 Bus Besar 2 Sumbu 9 ton (Gol.5b) 5y
- Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A
6 Truk Kecil 8,3 ton (Gol.6a) 8yx
- Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas A
7 Truk Besar 2 sumbu 25 ton (Gol.7a) 4x
• Tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tanpa median (2/2 UD) 8 Truk Semi Trailer 42 ton (Gol.7c) 1y
• Klasifikasi jalan : Jalan Arteri luar kota
RENCANAKAN :
a. Tebal masing-masing lapis perkerasan
b. Gambarkan penampang melintangnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai