PERKERASAN
JALAN
POKOK BAHASAN:
ANALISIS PERANCANGAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR
(Menggunakan Metode Bina Marga)
SUB POKOK BAHASAN
PERKULIAHAN
Perkembangan Metode Bina Marga
Kurva Desain dan Persamaan Dasar Metode Bina
Marga
Input Parameter Perancangan
Prosedur Perancangan Tebal Perkerasan
Contoh Perhitungan
POKOK BAHASAN
PERKULIAHAN
Perkembangan Metode Bina Marga
Kurva Desain dan Persamaan Dasar Metode Bina
Marga
Input Parameter Perancangan
Prosedur Perancangan Tebal Perkerasan
Contoh Perhitungan
PERKEMBANGAN METODE
BINA MARGA
Metode Bina Marga dikembangkan dengan mengacu pada
metode AASHTO (American Association of State Highway
and Transportation Officials)
AASHO (American Association of State Highway Officials)
Road Test full-scale road test
Enam loop yang terdiri dari jalan dua lajur dibangun dengan
konstruksi dan tebal yang berbeda. Setiap lajur dibebani secara
berulang oleh kendaraan dengan jenis dan berat tertentu.
Hasil pengujian didokumentasikan dalam AASHO Interim Guide
for the Design of Rigid and Flexible Pavements (1961)
PERKEMBANGAN METODE
BINA MARGA
Pengembangan metode desain AASHO 1961 -- AASHTO
Interim Guide for Design of Pavement Structures 1972.
Metode ini direvisi pada tahun 1981 dengan penambahan
pada Bab III terkait dengan metode desain perkerasan
kaku (portland cement concrete)
Tahun perkembangan AASHTO design guide: 1961
1972 1981 1986 1993 2002 new version?
PERKEMBANGAN METODE
BINA MARGA
Metode Bina Marga 1987 (Analisis Komponen) dikembangkan
dari metode AASHTO 1972, sedangkan metode Bina Marga
2002 dikembangkan dari metode AASHTO 1993
Parameter Bina Marga 1987 Bina Marga 2002
So MR
R W18
PSI
SN
KURVA DESAIN DAN
PERSAMAAN DASAR METODE BINA
MARGA 2002
Ciri khas metode empiris:
Adanya batas atas dan batas bawah pada input persamaannya
Interpolasi masih dimungkinkan (walaupun hasilnya tidak terlalu
akurat) namun ekstrapolasi sangat tidak dianjurkan
POKOK BAHASAN
PERKULIAHAN
Perkembangan Metode Bina Marga
Kurva Desain dan Persamaan Dasar Metode Bina
Marga
Input Parameter Perancangan
Prosedur Perancangan Tebal Perkerasan
Contoh Perhitungan
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Parameter perancangan yang perlu ditentukan sebelum
pengguna dapat menggunakan kurva atau persamaan
desain metode Bina Marga 2002 adalah sebagai berikut:
Batasan waktu: umur rencana, umur kinerja jalan
Beban lalu lintas dan tingkat pertumbuhan lalu lintas
Reliabilitas (R) dan deviasi standar keseluruhan (So)
Kondisi lingkungan
Kriteria kinerja jalan
Daya dukung tanah dasar
Faktor drainase
Material konstruksi
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Dari persamaan dasar dan kurva metode Bina Marga
2002:
Batasan waktu, beban lalin dan tingkat pertumbuhan lalin W18
Reliabilitas dan deviasi standar keseluruhan Zr dan So
Kondisi lingkungan, kriteria kinerja jalan, faktor drainase PSI
Daya dukung tanah dasar MR
Material konstruksi SN
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Batasan waktu: umur rencana dan umur kinerja jalan
Dimana umur rencana umur kinerja jalan
Di akhir umur kinerja jalan, jalan akan membutuhkan penanganan
jalan berupa rehabilitasi, pelapisan ulang (overlay), penunjangan
atau peningkatan jalan
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Dari persamaan Dasar Metode Bina Marga 2002
PSI
1 log
4.2 1.5 2.32 log M 8.07
logW18 Zr (S o ) 9.36 log(SN 1) 0.20 R
1094
0.40
(SN 1)5.19
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Beban dan tingkat pertumbuhan lalu lintas
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan komposisi kendaraan
digunakan untuk menentukan beban lalin dalam ESAL (equivalent
standar axle load). Sebagai beban standard 8,16 ton (18 kips)
GR = { (1 + g)n 1} / g
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Dari persamaan Dasar Metode Bina Marga 2002
PSI 2
1 log
4.2 1.5 2.32 log M 8.07
logW18 Zr (S o ) 9.36 log(SN 1) 0.20 R
1094
0.40
(SN 1)5.19
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Kinerja perkerasan jalan
Kinerja perkerasan jalan = kemampuan struktur perkerasan dalam
menahan beban lalin dan pengaruh lingkungan. Dalam AASHTO
1993 dinyatakan dalam parameter PSI (present serviceability
index) atau indeks permukaan (IP) dalam metode Bina Marga
2002.
Yang digunakan dalam perancangan adalah selisih dari indeks
permukaan (IP), dimana IP = IP0 - IPt
Indeks permukaan pada awal umur rencana (IP0) tergantung pada
jenis lapis perkerasan dan nilai ketidakrataan (dinyatakan dalam
international roughness index atau IRI). Contoh: aspal beton/laston
dengan IRI < 1 mm mempunyai IP0 > 4 (Tabel 7, hal. 8)
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Kinerja perkerasan jalan
Indeks permukaan pada akhir umur rencana (IPt) tergantung pada
klasifikasi jalan (lokal, kolektor, arteri dan tol) serta beban lalu lintas
dan mempunyai rentang 1 s/d 2.5 (Tabel 6, hal. 8)
Nilai IPt = 2.5 menyatakan permukaan jalan masih cukup baik,
sedangkan IPt = 1 menyatakan jalan dalam kondisi rusak berat.
Contoh: jalan lalu lintas dengan beban lalu lintas tinggi diharapkan
pada akhir umur rencana masih mempunyai nilai IPt = 2.5
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Dari persamaan Dasar Metode Bina Marga 2002
PSI 2
1 4 log
4.2 1.5 2.32 log M 8.07
logW18 Zr (S o ) 9.36 log(SN 1) 0.20 R
1094
3 0.40
(SN 1)5.19
INPUT PARAMETER
PERANCANGAN
Reliabilitas (R) dan deviasi standar keseluruhan (So)
Reliabilitas adalah nilai probabilitas dari kemungkinan tingkat
pelayanan yang memadai dapat dipertahankan selama masa
pelayanan, dipandang dari sisi pemakai jalan.
W18
EB
PSI
PROSEDUR PERANCANGAN
TEBAL PERKERASAN
Koefisien kekuatan relatif dan koefisien drainase
Tentukan nilai properti dari masing-masing material untuk setiap
lapisan perkerasan jalan
Gunakan Gambar 2 untuk menentukan a1; Gambar 3 5 untuk
menentukan a2; Gambar 6 untuk menentukan a3
Koefisien drainase ditentukan berdasarkan kualitas drainase dan %
waktu dalam setahun perkerasan dalam kondisi lembab jenuh
PROSEDUR PERANCANGAN
TEBAL PERKERASAN
Hitung tebal masing-masing lapisan perkerasan jalan
Tentukan nilai nilai struktural dari lapisan pondasi bawah (ITP2 atau
SN2) dan tanah dasar (ITP3 atau SN2) menggunakan Gambar 7
berdasarkan data-data yang telah diperoleh sebelumnya
Hitung tebal lapisan perkerasan.
Tebal masing-masing lapisan perkerasan jalan (D1, D2, D3)
dibulatkan inchi ke atas
0,14; a3 = 0,08
Nilai m
Kualitas drainase: waktu keluarnya air dari lapisan pondasi dan