Anda di halaman 1dari 19

EARTH-FILL AND

ROCK-FILL DAM
Subtitle
REFERENSI
▪ Fell R. MacGregor P. Stapledon D. Bell G. 2005. Geotechnical Engineering of
Dams. Balkema
▪ Sherard, J.L., Woodward, R.J., Gizienski, S.F. & Clevenger, W.A. 1963. Earth
and Earth-Rock Dams. John Wiley & Sons.
▪ USBR. 1987. Design of Small Dam.
▪ Look, B.G. 2007. Handbook of Geotechnical Investigation and Design Tables.
Taylor and Francis
▪ Budhu, Muni. 2011. SOIL MECHANICS AND FOUNDATIONS. John Wiley &
Sons
▪ Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda, DR, 1989, Bendungan Type Urugan,
Pradnya Paramita, Jakarta
ACCORDING TO THE STATICAL
DESIGN OF DAM BODY
▪ Bendungan berdasarkan bahan
materialnya dapat
dikelompokkan ke dalam 2
kelompok besar.
▪ Bendungan urugan tanah atau
batu dan bendungan yang dibuat
dari beton.
▪ Bendungan urugan merupakan
yang paling umum diterapkan
karena proses konstruksinya
relative lebih mudah.
BENDUNGAN URUGAN DI DUNIA
Tabel 1. Persentase bendungan besar di dunia berdasarkan jenisnya (ICOLD 1988
dalam Novak et al., 2004)
▪ Menurut data ICOLD tahun 1988,
embankment dam menduduki peringkat
pertama dari jumlah semua bendungan
besar yang telah dibangun di seluruh
dunia, yakni 85-90% (lihat Tabel 1.1), hal
ini karena bendungan ini telah lebih
dahulu dikuasai pembuatannya,
Tabel 2 Dam tertinggi di dunia (Mermel, 1996 dalam Novak et al., 2004) menggunakan material lokal yang tersedia
dan sedikit/tanpa menggunakan material
yang telah diolah terlebih dahulu
(beton/concrete).
BAGIAN BENDUNGAN
URUGAN
BAGIAN BENDUNGAN
URUGAN
BAHAN TIMBUNAN
Pada hakekatnya bahan tubuh bendungan dapat dibedakan dalam 2(dua)
klasifkasi, yaitu :
1. bahan yang fungsi utamanya adalah penyangga tubuh bendungan,
berupa bahan yang lulus air, seperti pasir, kerikil dan batu.
2. bahan yang fungsi utamanya adalah pencegah rembesan air yang
berlebihan dari waduk, berupa bahan yang kedap air yang umumnya
adalah bahan tanah (lempungan).
Bahan timbunan harus merupakan material yang cukup stabil terhadap
fluktuasi garis freatik dan tegangan air pori.
Bahan timbunan bukan merupakan material yang mudah terdegradasi.
BAHAN TIMBUNAN
KRITERIA MATERIAL TANAH
UNTUK ZONA INTI KEDAP AIR
1. Bergradasi baik (well graded) dan masuk di dalam zona
gradasi USBR
2. Indek plastisitas : 20 < PI < 40
3. Batas cair, LL < 70 %
4. Bersifat kedap air, k < 1 x 10 -5 cm/detik
5. Bersifat non dispersive
6. Bebas dari bahan organic
7. Setidaknya memiliki 15% kandungan butiran >0.075mm
KRITERIA MATERIAL UNTUK ZONA
FILTER
1. Bergradasi seragam (uniform graded) dan masuk di dalam
standar zona gradasi USBR
2. Kurva gradasi + sejajar dengan kurva gradasi material
zona inti kedap air atau zona yang dilindungi.
3. Kadar lumpur < 5 %
4. Koefisien permeabilitas, k > 1 x 10 -3 cm/detik
5. Material filter harus memenuhi kriteria “protective filter”
USBR 1987 :
▪ D15F < 9 x D85B
▪ D15F ≥ 5 x D15B
KRITERIA MATERIAL UNTUK
ZONA URUGAN BATU
1. Bergradasi baik dan masuk di dalam standar zona gradasi
USBR
2. Hasil Uji Abrasi Los Angeles < 40 %
3. Hasil Uji Soundnes < 12 %
4. Fragmen batuan harus mampu memikul beban
maksimum pada zona urugan batu ( fragmen batuan tidak
pecah)
5. Koefisien permeabilitas k > 1 x 10 -2 cm/detik (free drain)
MATERIAL RANDOM
▪ Selain material utama yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya,
beberapa bendungan memiliki urugan sembarang (random earth-fill atau rock-
fill).
▪ Material seperti tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai material timbunan
zona sembarang (random zone). Zona sembarang ini bersama-sama dengan
zona-zona lain dari tubuh bendungan berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan tubuh bendungan.
▪ Material ini tidak digunakan sebagai bahan urugan untuk Zona yang memiliki
spesifikasi khusus. Core dan filter tidak boleh diambilkan dari sumber material
sembarang.
▪ Karena fungsinya untuk membantu menyangga tubuh bendungan, maka
material random sebaiknya memilki kuat geser yang cukup baik, meskipun
kualitasnya lebih rendah.
MATERIAL RANDOM
Material random dapat berupa:
▪ Material batu yang berasal dari batuan lunak yang mudah lapuk.
▪ Material dari dua jenis material tanah, pasir atau kerikil yang tidak
mungkin terpisahkan, karena pelapisannya pada tempat penggalian
terlalu tipis.
▪ Material hasil galian dari pondasi zone kedap air atau pondasi bangunan
pelengkap bendungan.
▪ Material hasil galian jalan jalan masuk atau jalan exploitasi.
▪ Material yang penyebarannya cukup luas, tetapi tidak mempunyai
karakteristik yang seragam.
PEMADATAN URUGAN
KONTROL KUALITAS TIMBUNAN TANAH
Material urugan perlu diuji:
1. Proctor Standart untuk mengetahui
kadar air optimum dan kepadatan
kering maksimumnya. Uji ini diperlukan
untuk mendapatkan parameter
pembanding ketika pelaksanaan
timbunan.
2. Uji Erodibilitas, untuk mengetahui
apakah tanah timbunan mempunyai
sifat terdispersi atau tidak terhadap air
mengalir dengan head tertentu.
KONTROL KUALITAS TIMBUNAN TANAH
Material urugan tanah dari hasil uji proctor
didapatkan parameter OPTIMUM MOISTURE
CONTENT atau kadar air maksimum dan
MAXIMUM DRY DENSITY atau kepadatan kering
maksimum.

Pelaksanaan penimbunan dikontrol dengan uji


sand cone. Dari uji tersebut didapatkan nilai
kepadatan MDD di lapangan hasil pemadatan.

Perbandingan antara MDD-proctor/MDD-


lapangan harus > 95%.

Pelaksanaan penimbunan harus dilakukan


secara baik, mengingat nilai kepadatan 95 %
dari standart proctor masih berpotensi
mengalami penurnan sekitar 1 % tinggi
timbunan
KONTROL
KUALITAS
TIMBUNAN
TANAH
KONTROL KUALITAS TIMBUNAN BATU
Urugan batu diperiksa kepadatannya
dengan menggunakan “Water
Replacement Method”.

Prinsip pengujian sama seperti sand-cone,


namun menggunakan diameter yang lebih
besar. D-uji adalah 1.20 meter dengan
kedalaman 30 – 40cm.

Dengan menggunakan kriteria kepadatan yang


dicapai di lapangan harus min 75% relatif density (Dr
= 75%), didapat nilai kepadatan min γd seperti
persamaan berikut (Fell, 2005):

γd − γd min γd max
Dr =
γd max − γd min γd
Sample
No.
Volume of
water (m³)
Weigh of soil & oversized
material (kg)
Wet density
(kN/m³)
Water content
(%)
Dry Density
(kN/m³)
KONTROL
1 0.16 244.54 14.55 4.87 13.88
KUALITAS
2 0.18 270.66 14.73 4.37 14.11 TIMBUNAN
3
4
0.17
0.17
304.75
293.54
17.91
17.10
3.85
4.52
17.25
16.36
BATU
5 0.17 307.03 17.63 3.86 16.98
6 0.16 321.21 19.30 5.17 18.35
7 0.18 290.38 16.12 5.10 15.34 (CONTOH)
8 0.17 293.68 16.62 5.03 15.82
9 0.17 296.76 16.90 4.02 16.25
10 0.20 285.44 14.27 3.57 13.77
11 0.18 266.61 14.64 5.20 13.92
12 0.18 308.12 16.85 3.48 16.28
13 0.16 297.23 17.81 3.69 17.18
14 0.17 248.07 14.62 3.62 14.11
15 0.18 296.63 15.84 5.10 15.07

▪ Untuk memberi kesimpulan tentang kepadatan dari Max density Max density Min density
emergency spillway maka dilakukan pengujian lain No Type Test (wet density) (dry density) (dry density)
Water
content (%)
di laboratorium. Pengujian ini adalah max dan min kN/m3 kN/m3 kN/m3

density untuk gravel. 1 Max density 19.39 18.52 -


4.71%

Dry condition
2 Min density - - 13.65

Anda mungkin juga menyukai