Anda di halaman 1dari 7

New Austrian Tunneling Method

Terowongan adalah suatu konstruksi yang hampir selalu ditemui dalam pembangunan jalan
bebas hambatan, pusat listrik tenaga air ataupun pada pengembangan perkotaan. Terowongan
atau bukaan bawah tanah (underground opening) diperlukan dalam segala hal terkait dengan
upaya optimalisasi. Sebagai contoh terowongan dibangun sebagai upaya untuk
memperpendek jarak tempuh pada jalan bebas hambatan, untuk pengembangan perkotaan
termasuk pengembangan kota bawah tanah maupun jalur subway, sebagai bagian dari pusat
listrik tenaga air baik sebagai underground powerhouse maupun sebagai terowongan
pembawa air mulai dari bangunan pengambilan air (intake), tangki pendata air (surge tank)
hingga ke pusat listrik tenaga air dan pembuangan (tailrace outlet).

Dalam menciptakan suatu ruang bawah tanah, merupakan salah satu ukuran paling utama
untuk mengembangkan kapasitas yang memuat perlindungan maksimum menyangkut
dinding untuk menyediakan stabilitas menyangkut ruang yang digali itu. prinsip atau Filosofi
ini adalah inti dari New Metoda Pembangunan Terowong Dari Austria ( NATM).

New Austrian Tunneling Method adalah suatu sistem pembuatan tunnel dengan
menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum lining
concrete. Pada masa lalu digunakan kayu atau baja sebagai konstruksi penyangga sementara.

Menurut Prof.L.V.Rabcewlkcz dalam bukunya(N.A.T.M), akibat merenggangnya batuan


sering kali terjadi penurunan bagian atas terowongan, kayu khususnya dalam keadaan lembab
akan sangat mudah mengalami keruntuhan.

Meskipun baja memiliki sifat fisik yang lebih baik, effisiensi kerja busur baja sangat
tergantung dari kualitas pengganjalan (kontak baja dan batuan).
Pengaruh Tekanan Akibat Stress Re-arrangement

Menurut Prof. L.V. Rabcewikc apabila sebuah rongga digali, maka pola distribusi tegangan
akan berubah. Pada suatu saat, suatu tatanan tegangan yang baru akan terjadi disekitar rongga
dan keseimbangan akan tercapai dengan atau tanpa bantuan lapisan (tergantung dari kekuatan
geser batuan, terlampaui atau tidak). Stress Re-arrangement ini umumnya terjadi dalam 3
(tiga) tahap :

1. Wedge Shape Bodies

Wedge shape bodies pada kedua sisi bergeser pada permukaan lingkaran MOHR ke arah
rongga. Arah pergerakan tegak lurus terhadap main pressure.

1. Konvergensi
Pada pertambahan bentang (span), selanjutnya menyebabkan atap dan lantai mulai
mengalami konvergensi.

Pada tahap berikutnya gerakan bertambah batuan menekuk dibawah pengaruh tekanan lateral
dan tersembul (heave) ke arah rongga.

Metode tunneling konvensional, efek tekanan akibat stress re-arrangement tidak diketahui
dengan baik, sehingga seringkali terjadi terowongan runtuh sebelum lining concrete.

3. Shotcrete Sebagai Penyangga Sementara

Suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan


(loosening) haruslah dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang relatif
singkat, cukup kaku dan tidak runtuh.
Selama beberapa dekade, telah diperkenalkan rock bolting dan shotcreting dalam
pembuatan terowongan, Melihat hasilhasil yang terjadi, pengenalan metode penyangga dan
perlindungan permukaan (support dan surface protection) tersebut diatas dianggap
sebagai peristiwa penting, khususnya pada batuan lunak dan tanah. Kelebihan metode ini
dapat ditunjukkan dengan membandingkan mekanika batuan yang dilapisi dengan shocrete.

Penyangga sementara yang lain (kayu dan baja), cenderung mengakibatkan loosening dan
voids yang timbul karena kerusakan bagian-bagian tertentu. Akan tetapi suatu lapisan tipis
shotcrete yang bekerja sama dengan sitem rockbolt yang dipasang segera setelah
penggalian, sepenuhnya menceegah loosening dan mengubah batuan sekeliling/sekitar
menjadi serupa dengan self support arch.

Menurut pengamatan suatu lapisan shocrete setebal 15 cm yang dipakai pada terowongan
10 m dapat dengan aman menahan beban sampai 45 ton/m2, sedang apabila dipakai baja
tipe WF-200 yang dipasang pada jarak 1 m hanya mamppu menahan 65% dari kekuatan
shotcrete tersebut.

Kelebihan lain dari shotcrete adalah interaksinya denan batuan sekeliling. Suatu lapisan
shotcrete yang diberikan pada permukaan batuan yang baru saja digali akan membentuk
permukaan keras dan dengan demikian batuan yang keras ditransformasikan menjadi suatu
permukaan yang stabil dan keras.

Shotcrete menyerap tegangan-tegangan tangensial yang terjadi dan mempunyai nilai


maksimum dipermukaan terowongan setelah proses penggalian. Dalam hal ini tegangan tarik
akibat kelenturan mengecil dan tegangan tekan diserap oleh batuan sekelililing.

Kemampuan shocrete memperoleh kekuatannya dalam tempo yang singkat sangat


menguntungkan, terutama karena kekuatan tarik lenturnya/regangan akan mencapau kira-kira
30-50% dari compressive strength setelah 1-2 hari.
Tahapan pembuatan terowongan secara umum adalah sebagai berikut :

Pekerjaan Persiapan

Penentuan dan perhitungan temporary facility yang akan dipakai, meliputi :

Water Supply

Air yang diperlukan oleh peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemboran terowongan.

Air Supply

Udara yang diperlukan untuk kompressor yang dipergunakan untuk untuk pemboran dan
shotcreting.

Electric Supply

Instalasi dan besarnya daya yang diperlukan untuk peralatan yang memerlukan listrik.

Ventilating

Suplai udara bersih yang diperlukan bagi pernapasan, dan mendilusi gas maupun debu akibat
pekerjaaan terowongan, sehingga menjaga kesehatan kerja.

Drainage System

Penirisan terowongan agar tidak mengganggu pekerjaan tunneling terciptanya kesehatan


kerja.

2. Surveying

Adalah pekerjaan penentuan titik pusat terowongan dan arah relatif terhadap titik ikat di
permukaan, sekaligus menjaga besarnya diameter terowongan.
3. Konstruksi Portal

Adalah pekerjaan awal dari penggalian terowongan yang letaknya di awal penggalian dan
harus dipastikan kokoh untuk menjaga keselamatan pekerjaan penggalian terowongan.

4. Pemboran

Adalah pekerjaan pemboran dengan menggunakan alat mekanis jumbo drill dan atau jack leg,
sesuai dengan kondisi batuan.

5. Charging

Adalah pekerjaan pengisian bahan peledak, baik dengan priming dan isian utama dengan
pola dan teknik peledakan yang telah ditentukan.

6. Blasting

Adalah peledakan yang dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan dengan
menggunakan pola delay dan metode peledakan yang telah disesuaikan dengan kondisi
batuan dan geometri terowongan.

7. Mucking

Adalah pengambilan batuan hasil penggalian dengan menggunakan loader dan dilanjutkan
dengan alat angkut belt conveyor, lori, atau truk.

8. Scalling

Adalah pembersihan batuan menggantung (hanging rock) sebelum dilakukan pekerjaan


selanjutnya.

9. Shotcreting Sebagai Penyangga Sementara

Adalah suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan
(loosening) dengan penyemprotan campuran semen dan air (slurry) ke permukaan dinding
terowongan dengan atau tanpa ditambahkan dengan wiremesh.

10. Rockbolting
Adalah pemasangan penyanggaan atau perkuatan aktif, dimana batuan diusahakan untuk
menyangga dirinya sendiri.

11. Lining Concrete

Adalah pengecoran permukaan tunnel dengan beton, sehingga permukaan licin dan kuat.

12. Grouting

Adalah pengisian rongga batuan dengan menggunakan fluida cemented yang sifatnya
sebagai penyangga aktif sama dengan rocbolting.

Anda mungkin juga menyukai